BAB I PENDAHULUAN. Istilah Economic Value Added (EVA) pertama kali dicetuskan oleh Stewart dan

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Istilah Economic Value Added (EVA) pertama kali dicetuskan oleh Stewart dan Stern dari Stern Stewart and Company of New York City. Economic Value Added (EVA) adalah pendekatan yang digunakan untuk mengukur nilai tambah (value creation) yang dihasilkan suatu perusahaan dengan cara mengurangi beban biaya modal (cost of capital) yang timbul sebagai akibat dari investasi yang dilakukan. Maka EVA dapat dikatakan sebagai indikator tentang adanya penciptaan nilai dari suatu investasi. Hal ini akan menyebabkan para manajer keuangan berpikir dan bertindak seperti layaknya para pemegang saham. Dengan demikian para manajer berusaha memaksimumkan nilai perusahaan dengan cara memaksimumkan tingkat pengembalian bagi para pemegang saham dan meminimumkan tingkat biaya modal yang harus dikeluarkan perusahaan. Pengukuran EVA mempertimbangkan tingkat pengembalian dari seluruh modal yang ditanamkan (Utama, 1997). EVA yang berhasil diciptakan perusahaan merupakan faktor yang paling penting dalam pembentukan nilai perusahaan. EVA yang diciptakan oleh perusahaan akan direspon oleh pasar dengan meningkatnya harga saham perusahaan tersebut di pasar modal. Konsep Market Value Added (MVA) dapat digunakan untuk mengukur total tambahan kekayaan yang dihasilkan perusahaan terhadap pemegang saham dibandingkan dengan total investasi yang telah dilaksanakan. MVA merupakan xiv

2 selisih antara harga pasar suatu perusahaan dengan jumlah modal yang diinvestasikan. Oleh karena itu MVA merupakan salah satu pengukur kinerja eksternal bagi perusahaan yang telah go public untuk menilai seluruh dampak dari kinerja manajer. Metoda EVA dan MVA telah banyak diterapkan di berbagai perusahaan seperti: Coca-cola, Quaker Oats, Polaroid, IBM. Metoda EVA dan MVA memperhitungkan nilai tambah atas modal yang telah ditanamkan. Metoda EVA dan MVA dapat digunakan untuk mengukur kemampuan kinerja manajer. Dengan demikian para manajer perusahaan berusaha semaksimal mungkin dalam mengelola perusahaan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan EVA sebagai bukti bahwa kinerja internal suatu perusahaan baik, sehingga akan meningkatkan nilai MVA. Meningkatnya MVA menandakan bahwa para investor yang berada di pasar modal mengakui kinerja internal suatu perusahaan tersebut baik, yang direspon dengan meningkatnya harga saham suatu perusahaan. Dengan meningkatnya harga saham suatu perusahaan di pasar modal, maka akan memberikan return saham bagi para pemegang sahamnya. Apabila para pemegang saham atau investor mendapatkan return saham yang melebihi yang diinginkannya maka disebut abnormal return saham. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan baik di dalam negeri maupun di luar negeri masih terdapat silang pendapat mengenai hubungan EVA dan MVA. Umumnya penelitian yang dilakukan oleh beberapa pakar di luar negeri mendapatkan bahwa ada korelasi yang positif antara EVA dan MVA, sehingga EVA yang positif akan menghasilkan MVA yang meningkat dan sebaliknya jika xv

3 terjadi EVA yang negatif maka menghasilkan MVA yang menurun. Sementara hasil penelitian di Indonesia yang dilakukan oleh Rousana (1997), menyimpulkan bahwa tidak ada korelasi antara EVA dan MVA. Tidak adanya korelasi antara EVA dan MVA mungkin disebabkan karena adanya faktor-faktor, misalnya inside information yang menyebabkan harga saham yang terbentuk di pasar modal tidak mencerminkan informasi yang ada. Menurut Utama (1997) disebutkan bahwa Stern dan Steward sebagai pencetus EVA telah meneliti hubungan antara MVA-EVA dengan menggunakan 1000 data dari MVA dan EVA pada perusahaan-perusahaan terbesar di Amerika. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa EVA secara statistis mampu menjelaskan sekitar 50% dari perubahan MVA suatu perusahaan. Sementara laba akuntansi menjelaskan 18% dari perubahan MVA dan Cash Flow hanya dapat menjelaskan 22%. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Nur Rohmah dan Trisnawati (2004) yang menguji pengaruh Economic Value Added (EVA) dan profitabilitas perusahaan terhadap return saham perusahaan rokok di Bursa Efek Jakarta. Berdasarkan penelitian tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lanjutan dengan judul ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DAN MARKET VALUE ADDED (MVA) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK JAKARTA. Penulis tertarik mengadakan penelitian ini karena berbeda dengan penelitian sebelumnya. Pada penelitian sebelumnya melihat pengaruh EVA dan xvi

4 profitabilitas perusahaan terhadap return pemegang saham perusahaan rokok di Bursa Efek Jakarta dengan perioda penelitian selama 6 tahun yaitu dari tahun 1994 sampai dengan tahun Sedangkan penelitian ini akan melihat pengaruh EVA dan MVA terhadap return saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Perioda pengamatan selama 11 tahun, yaitu dari tahun 1994 sampai dengan Selain melihat pengaruh EVA dan MVA terhadap return saham, pada penelitian ini juga melihat pengaruh EVA dan MVA terhadap abnormal return saham. 1.2 Perumusan Masalah a. Apakah EVA dan MVA berpengaruh terhadap return saham? b. Apakah EVA dan MVA berpengaruh terhadap abnormal return saham? 1.3 Batasan Masalah Penulis memberikan batasan masalah yang menyangkut penelitian. Data yang digunakan adalah data sekunder dengan mengambil sampel pada sektor industri manufaktur yang telah go public di BEJ dari tahun Tujuan Penelitian a. Untuk menguji pengaruh EVA dan MVA terhadap return saham. b. Untuk menguji pengaruh EVA dan MVA terhadap abnormal return saham. xvii

5 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : a. Bagi peneliti Dapat mengembangkan teori-teori yang diterima di bangku kuliah. Untuk mengetahui pengaruh EVA dan MVA terhadap return saham dan abnormal return saham pada perusahaan manufaktur di BEJ. b. Bagi Manajemen perusahaan EVA dan MVA dapat digunakan untuk mengukur kinerja manajer. Dalam hal ini memaksimumkan nilai perusahaan guna meningkatkan kemakmuran pemegang saham. c. Bagi Investor EVA dan MVA dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Karena EVA dan MVA merupakan pengukur kinerja internal perusahaan dalam menghasilkan return atas investasi yang dilakukan perusahaan tersebut. xviii