BAB I. Pendahuluan. khususnya di bidang ekonomi internasional. Kelancaran serta kesuksesan

dokumen-dokumen yang mirip
Kekhususan Jual Beli Perusahaan

Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014. INCOTERMS DALAM KAJIAN HUKUM DAGANG INTERNASIONAL Oleh : Lusy K.F.R. Gerungan

Pertemuan ke-4. Incoterm 2010

Peranan perusahaan jasa freight forwardingm dalam transaksi ekspor pada PT. Japaindo Prima Raya Jakarta BAB I PENDAHULUAN

Mengingat

KEPASTIAN RISIKO, BIAYA DAN TANGGUNG JAWAB DALAM INCOTERMS 2010

DASAR HUKUM BERLAKUNYA BEDING SYARAT-SYARAT (BEDING) DALAM JUAL BELI PERNIAGAAN ISI BEDING JUAL BELI LOKO 11/8/2014. Ps BW:

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negar

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41/PMK.04/2014 TENTANG

-2- teknologi, melindungi neraca pembayaran dan/atau neraca perdagangan, meningkatkan produksi, dan memperluas kesempatan kerja. Di lain sisi, pemilih

1. Biaya Sea Transportation (Freight) USD48,308, Biaya Insurance USD 465, USD48,774,332.00

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG CARA PEMBAYARAN BARANG DAN CARA PENYERAHAN BARANG DALAM KEGIATAN EKSPOR DAN IMPOR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang rendah dalam melakukan muat-bongkar barang dan upah. terciptanya peti kemas (container) (Amir MS, 2004:111).

3.2. Jenis dan Sumber Data

PEDOMAN PENGISIAN KUESIONER

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2016

BAB I PENDAHULUAN. penduduk, letak geografis, dan keahlian merupakan faktor terjadinya. perbedaan kekayaan alam pada suatu Negara (Setyorini, 2009)

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 160/PMK.04/2010 TENTANG NILAI PABEAN UNTUK PENGHITUNGAN BEA MASUK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di jaman seperti sekarang ini, pertukaran barang melewati batas suatu

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2016

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekspor impor bagi eksportir maupun importir dasarnya mencari

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER 2010

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2013

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2015

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha-pengusaha yang bertempat di negara-negara yang berbeda. dan cara yang berbeda-beda (Roselyne Hutabarat, 1996: 1).

BAB III SISTEM PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2015

MENTERI KEUANGAN, SALINANN TENTANG. telah diubah PERATURAN BAB I. Pasal 1

JUAL BELI (KE)PERUSAHAAN: INCOTERMS 2010

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER 2011

BAB II LANDASAN TEORI

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER 2009

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STANDAR PENETAPAN HARGA INDONESIA Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1977 tanggal 26 April 1977 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2013

BAB II LANDASAN TEORI. termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan indonesia letaknya yang strategis, menjadikan

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2013

STUDI PENENTUAN LOKASI PELABUHAN CPO EKSPOR DARI WILAYAH SUMATERA TENGAH

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL 2010

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek. marketing. Adapun fungsi bidang ekspor ini adalah melakukan pengurusan

Penetapan Nilai Transaksi Dengan Menggunakan Rumus Tertentu, Tepatkah?

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2010

BAB I PENDAHULUAN. tambah dari setiap komoditi yang dihasilkan. Untuk dapat mengoptimalkan

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER 2015

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Adanya perbedaan kekayaan alam serta sumber daya manusia

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT FEBRUARI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT NOVEMBER 2015

TATA CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI DALAM KONTRAK

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Nilai Pabean. Perhitungan Bea Masuk.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan Tugas Akhir ini. Adapun penelitian terdahulu yang penulis ulas

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2010

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2015

BAB II KAJIAN PUSTAKA

MAKALAH NEGOSIASI DAN SALES CONTRACT

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2017

persediaan maka akan konsumen. permintaan ~ 1 ~

BAB I PENDAHULUAN. Pengenalan transaksi ekspor impor

HUKUM JUAL BELI PERUSAHAAN - 2 PENGERTIAN JUAL BELI PERUSAHAAN

Kegiatan shipping company dalam rangka ekspor pada PT. Trada Maritime, Tbk Jakarta. Oleh: Lestari NIM : F BAB I PENDAHULUAN

BAB V PENUTUP. rahim kedaulatan internal sebuah negara pantai / kepulauan atas territorial laut dan

I. PENDAHULUAN. Peranan jasa angkutan dalam menunjang pembangunan. ekonomi memiliki fungsi yang vital. Pengembangan ekonomi suatu

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan

Strategi pemasaran ekspor pada PT. Indo Veneer Utama di Karanganyar

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

Berbagai Dokumen Penting Ekspor. Pertemuan ke-6

- 5 - LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1823 K/30/MEM/ K TANGGAL : 7 Mei Maret 2018

, DJBC PMK-160/PMK.04/2010. Subdit Nilai Pabean

PERTANGGUNGJAWABAN IMPORTIR ATAS KERUGIAN EKSPORTIR AKIBAT DARI FREE ON BOARD TRAP

BAB I PENDAHULUAN. nasional maupun internasional. Karena lalu lintas barang atau komoditas barang

DOKUMEN EKSPOR IMPOR. Hertiana Ikasari, SE, MSi

BAB I PENDAHULUAN. risiko yang ditanggung oleh pelaku ekspor-impor. Pelaku perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini pasar internasional merupakan tujuan dari tiap-tiap

Proses dan Prosedur Ekspor. Pertemuan ke-3

ISSN No Media Bina Ilmiah 31

BAB I PENDAHULUAN pulau. Dan Indonesia adalah Negara Maritim. Oleh sebab transportasi laut sangat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG ANGKUTAN MULTIMODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

pengangkut kepelabuhan, petugas DJBC tidak membongkar isi dari kontainer itu jika memang tidak ada perintah untuk pemeriksaan.) Setelah barang impor

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id 1 BAB I Pendahuluan A. Latar belakang masalah Perkembangan serta kemajuan teknologi dalam bidang komunikasi dan transportasi telah memberi pengaruh yang besar dalam hubungan antar negara khususnya di bidang ekonomi internasional. Kelancaran serta kesuksesan perdagangan Internasional terjadi karena adanya dukungan beberapa faktor kunci, yaitu komitmen pelaku perdagangan, instrumen perdagangan, dan insfrastruktur perdagangan. Komitmen pelaku perdagangan yaitu terkait dengan kesepakatan antara buyer dan seller dalam melakukan kontrak perdagangan. Instrumen perdagangan terkait dengan aturan main seperti incoterms. Infrastruktur perdagangan terkait dengan jasa transportasi dan jasa perbankan (Purnamawati, 2013) (PPEI, 2014). Dalam kaitannya dengan bidang perdagangan, pemerintah memberikan kebebasan kepada para pengusaha untuk dapat menunjang usaha, salah satunya dengan kegiatan ekspor. Ekspor merupakan proses dimana perusahaan mengembangkan produknya agar dapat bersaing di pasar internasional. Kegiatan ekspor mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting baik bagi swasta maupun bagi pemerintah. Manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya kegiatan ekspor bagi suatu negara akan mendorong negara tersebut untuk menambah jumlah transaksi keluar negeri sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan negara (Anwar, 2011).

digilib.uns.ac.id 2 Transaksi perdagangan internasional antara importir dan eksportir akan menunjuk pada suatu nilai tertentu. Nilai tersebut lazimnya menggunakan referensi ToD (Terms of Delivery) berdasarkan Incoterms 2010 yang disusun oleh International Chamber of Commerce (ICC). Incoterms 2010 adalah instrumen yang ditujukan untuk memudahkan transaksi perdagangan internasional. Incoterms disusun dengan maksud untuk menyeragamkan penafsiran mengenai persyaratan perdagangan yang menetapkan hak dan kewajiban dari penjual maupun pembeli khususnya dalam mekanisme penyerahan barang (Widyaiswara, 2014) (Purnamawati, 2013). Dalam Ketentuan Incoterms 2010 telah dijelaskan bahwa penjual dan pembeli harus memahami bahwa hukum setempat yang bersifat memaksa dapat mengesampingkan setiap aspek kontrak penjualan, termasuk Incoterms yang dipilih (Tandjung, 2011). Kebijakan sistem CIF (Cost, Insurance, and Freight) dalam kegiatan ekspor yang diterapkan oleh pemerintah adalah kebijakan yang memaksa, walaupun saat ini penerapannya hanya khusus untuk komoditas tertentu. Eksportir Indonesia tidak dapat memaksakan sistem CIF jika pembeli menginginkan transaksi menggunakan sistem FOB (Free On Board) atau lainnya (Kompas, 2014). Berdasarkan data statistik tahun 2013, sekitar 90% kegiatan perdagangan internasional di Indonesia masih menggunakan kapal berbendera asing, kemampuan jasa asuransi dalam menutup kerugian masih diragukan, dan penjual belum siap dalam pengurusan dan pengangkutan kapal serta kesiapan dalam menanggung resiko (Kompas,2014). Perubahan pencatatan dari FOB ke sistem CIF hanya berdampak positif commit pada to user statistik perdagangan, kenaikan itu

digilib.uns.ac.id 3 bukan kinerja ekspor riil. Diseluruh dunia, ekspor dicatat dengan menggunakan sistem FOB, lantaran biaya dari pengiriman dianggap memberi pemasukan lebih banyak dari pada menggunakan sistem CIF (Merdeka, 2014). Cost, Insurance, and Freight (CIF) berarti bahwa penjual melakukan penyerahan barang melewati pagar kapal di pelabuhan pengapalan. Penjual wajib membayar semua biaya dan ongkos angkut yang diperlukan untuk mengangkut barang sampai ke pelabuhan tujuan. Akan tetapi, risiko hilang atau kerusakan atas barang-barang termaksud setiap setiap biaya tambahan sehubungan dengan peristiwa yang terjadi setelah waktu penyerahan berpindah tangan dari penjual kepada pembeli. Dalam syarat CIF, penjual wajib menutup asuransi angkutan laut terhadap risiko atau kerusakan atas barang yang mungkin ditanggung pembeli selama barang dalam perjalanan ( Tandjung, 2011). Ketentuan pencantuman nilai transaksi ekspor menggunakan terms CIF dalam PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang) dianggap hanya untuk kepentingan pencatatan nilai freight dan insurance saja, ketentuan ini tidak mengubah proses bisnis normal dalam transaksi ekspor. Nilai transaksi ekspor yang riil adalah nilai transaksi yang disepakati antara eksportir dengan importir. Dengan demikian, ketentuan ini dianggap bukanlah bentuk intervensi pemerintah untuk mewajibakan eksportir mengikat kesepakatan dagang menggunakan terms CIF. Penerapan kebijakan penggunaan terms CIF untuk pencatatan ekspor pada dokumen PEB (Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK 41/PMK.04/2014) dimaksudkan untuk meningkatkan validitas dan akurasi data freight dan insurance dari kegiatan

digilib.uns.ac.id 4 ekspor yang dicatat pada Transaksi Berjalan di Neraca Pembayaran Indonesia. Serta dalam jangka panjang diharapkan akan mendorong pengembangan jasa transportasi dan insurance dalam negeri (Surono, 2014). Dengan diterapkannya ketentuan pencatatan CIF dapat memiliki sisi yang positif serta sisi negatif. Sisi positif dari sistem pencatatan ini akan mengurangi kesenjangan antara data statistik yang dicatat oleh Bank Indonesia dengan data yang dicatat oleh BPS. Dengan memasukkan nilai freight dan insurance, maka data ekspor versi pemerintah akan konsisten dengan data Bank Indonesia yang sudah lebih dulu menggunakan CIF dalam mencatat nilai ekspor. Sisi positif lainnya, pemerintah bisa mendapatkan tambahan informasi mengenai potensi ekonomi di sektor jasa angkutan dan insurance. Nilai transaksi jasa angkutan ekspor dan insurance yang selama ini tidak tercatat akan menjadi peluang yang sangat menarik bagi pelaku usaha industri pengangkutan dan insurance dalam negeri. Dalam jangka panjang, langkah kebijakan pemerintah ini akan mendorong aktivitas jasa pengapalan dan jasa insurance di dalam negeri (Bank Indonesia, 2013). Sisi negatif yang perlu diwaspadai oleh pemeritah adalah kemungkinan timbulnya swelling effect akibat data nilai transaksi ekspor yang tidak riil, yaitu kondisi dimana data statistik yang dicatat angkanya melebihi fakta riil (penggelembungan data). Fakta transaksi ekspor dewasa ini lebih dominan

digilib.uns.ac.id 5 menggunakan terms FOB. Apabila upaya pemerintah untuk mendorong penggunaan kesepakatan riil berdasarkan terms CIF tidak berhasil maka publikasi statistik transaksi ekspor pemerintah cenderung lebih besar dari nilai transaksi riilnya (Bank Indonesia, 2013). Penjual dan pembeli memiliki kebebasan dalam melakukan kontrak. Penjual dan pembeli bebas menentukan syarat-syarat penyerahan barang (term of delivery), apakah dengan sistem Ex.Work, FOB, CIF atau jenis syarat penyerahan barang lainnya dalam melakukan kontrak penjualan. Masing-masing pihak akan melakukan pertimbangan dan penilaian dalam menentukan kesepakatan jenis Incoterms yang dipilih. Pembeli akan menghitung dan menilai harga jual yang ditawarkan oleh pembeli berdasarkan syarat penyerahan barang yang dibeli (daya saing barang). Pembeli akan melakukan evaluasi kesiapan alat angkut (kapal) dan asuransi jika dia akan membeli dengan sistem CIF. Penjual juga akan memperhitungkan jika dia menjual dengan CIF, maka kesiapan dan ketersediaan kapal, jasa bongkar muat dan asuransi harus sudah dipersiapkan terlebih dahulu. Negosiasi antara penjual dan pembeli akan terjadi dalam menentukan harga sesuai dengan ketentuan Incoterms yang dipilih. Kemampuan negosiasi dan kesiapan masing-masing pihak akan turut serta dalam menentukan pemilihan Incoterms (Jalil, 2015). PT Indotrans Armada Buana merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa Freight Forwading dan keagenan yang melayani jasa pengiriman barang keluar negeri dan impor, PT Indotrans Armada Buana

digilib.uns.ac.id 6 didirikan oleh Bapak Harto Jamantoro pada tahun 1997. Freight Forwarder ini berada di Komplek Semarang Indah, Semarang. PT Indotrans Armada Buana juga bekerjasama dengan Vic Lines yang mempunyai cabang di seluruh Negara seperti: Amerika, China, Australia, Inggris dan negara besar lainnya. Perusahaan ini telah menangani berbagai macam ekspor dan impor komoditi dari dalam negeri serta luar negeri. Dalam proses penanganan barang ekspor impor terdapat hak dan kewajiban PT Indotrans Armada Buana untuk memastikan kebenaran dokumendokumen ekspor maupun impor dalam penggunaan jenis Terms of Delivery (Jalil, 2015). Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memberi uraian mengenai penerapan terms CIF dengan studi kasus pada PT Indotrans Armada Buana serta untuk memenuhi persyaratan dalam penyusunan tugas akhir. Penulisan laporan tugas akhir ini disusun dalam struktur terdiri dari, pendahuluan, landasan teori, deskripsi objek penelitian dan pembahasan dan penutup. Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin mengungkapkan permasalahanpermasalahan yang berhubungan dengan penggunaan Terms CIF studi kasus pada PT Indotrans Armada Buana di Semarang B. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk dijadikan pedoman bagi penulis untuk melakukan penelitian secara cermat dan sesuai dengan prinsip-prinsip suatu penelitian yang ilmiah. Dengan perumusan masalah

digilib.uns.ac.id 7 diharapkan dapat mengetahui obyek-obyek yang diteliti, serta bertujuan agar tulisan dan ruang lingkup penelitian urainnya terbatas dan terarah pada hal-hal yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti (Umar, 2001). Untuk memudahkan pembahasan masalah dan pemahamannya, maka penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut: 1. Bagaimana prosedur penanganan ekspor menggunakan terms CIF pada PT. Indotrans Armada Buana? 2. Bagaimanakah cara penghitungan biaya ekspor dalam menggunakan terms CIF? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan agar penelitian tersebut dapat memberikan manfaat yang sesuai dengan apa yang dikehendaki. Adapun tujuan penelitian ini adalah (Umar, 2001): 1. Untuk menganalisis prosedur penanganan ekspor menggunakan terms CIF pada PT Indotrans Armada Buana 2. Untuk menganalisis cara penghitungan biaya ekspor dalam menggunakan terms CIF. D. Kegunaan Penelitian Selain mempunyai tujuan penelitian, penelitian ini juga mempunyai manfaat penelitian. Dalam penelitian ini mempunyai manfaat penelitian yaitu :

digilib.uns.ac.id 8 1. Bagi Akademisi Dapat memberikan sedikit pengetahuan dan juga gambaran bagaimana prosedur dalam penanganan ekspor dengan penggunaan terms CIF pada PT Indotrans Armada Buana, dan juga sebagai referensi bacaan tambahan. 2. Bagi Perusahaan Memberi masukan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan aktivitas ekspor yang dapat digunakan sebagai salah satu bahan evaluasi dengan perusahaan dalam mengambil kebijaksanaan untuk meningkatkan aktivitas ekspor dan pengembangan usaha. 3. Bagi Pemerintah Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan berbagai kebijakan yang berkaitan dengan kegiatan ekspor khususnya ekspor dengan menggunakan terms CIF oleh freight forwarder pada PT Indotrans Armada Buana. 4. Bagi Dunia Usaha Sebagai salah satu pendorong untuk lebih memajukan dunia usaha dalam era globalisasi (Sanusi, 2002) E. Metode penelitian Suatu penelitian pada dasarnya adalah bagian mencari, mendapatkan data untuk selanjutnya dilakukan penyusunan dalam bentuk laporan hasil penelitian. Supaya proses tersebut dapat berjalan lancar serta hasilnya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, maka diperlukan commit metode user penelitian (Cooper, 1998).

digilib.uns.ac.id 9 Metode penelitian mengemukakan secara tertulis tata kerja dari suatu penelitian. Metode ini terdiri dari: 1. Ruang lingkup penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian Tugas Akhir ini adalah studi kasus, karena mengambil satu obyek tertentu untuk dianalisa secara mendalam dengan menfokuskan pada satu masalah (Cooper, 1998). 2. Jenis dan Tahap Penelitian a. Jenis data 1) Data primer Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Data ini diperoleh dengan cara wawancara langsung pada bagian ekspordan staf/karyawan PT Indotrans Armada Buana. 2) Data Sekunder Yaitu data pendukung yang diperoleh dari sumber lain yang berkaitan dengan penellitian. Data ini menulis peroleh dari buku maupun sumber bacaan lain (Suparmoko, 1999). b. Tahap Penelitian 1) Wawancara Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab secara langsung atau tidak langsung yang dilaksanakan dengan tatap muka dengan pihak Perusahaan PT Indotrans Armada Buana.

digilib.uns.ac.id 10 2) Studi Pustaka Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari buku/referensi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. 3) Observasi Dalam penelitian ini, penulis melihat atau melakukan pengamatan secara langsung mengenai kegiatan yang dilakukan PT Indotrans Armada Buana. Dari pengamatan tersebut dimaksudkan untuk mengumpulkan data secara selektif. 4) Deduksi Setelah dilakukan pengumpulan data-data dari berbagai sumber selanjutnya menjabarkan kesimpulan berdasarkan teori umum dalam bentuk ramalan,atau sebuah perkiraan yang dapat diuji.. 5) Penilaian Menentukan pendapat berdasarkan hasil hipotesa. Peneliti membahas seberapa jauh hasil analisis teori penelitian (de Groot, 1975). 3. Sumber Data a. Sumber data primer Yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Data ini diperoleh dengan cara wawancara langsung pada PT Indotrans Armada Buana yaitu pada bagian manajer, dan staff/karyawan PT Indotrans Armada Buana.

digilib.uns.ac.id 11 b. Sumber data sekunder Yaitu data pendukung yang diperoleh dari buku maupun sumber bacaan lain yaitu Makalah Prosedur Ekspor, Buku Petunjuk Ekspor Indonesia (Agung, 2014).