BUDGET SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN PRODUKSI PADA UD. BAROKAH PAMEKASAN Sri Handayani 1) Dosen STAIN Pamekasan Fitriyah 2) Universitas Islam Madura Abstract Production is the main activity of the company so that it is necessary to control. Production control carried out by planning where the company should consider that it is the planning stages. So, planning systematically determined according to the method applied by the company. In this case the company does not use the method in manufacturing tertenu budget. This study is a qualitative study using case study approach. This research was conducted in " UD. BAROKAH " Pamekasan to find out how the role of the budget in the production process. The results showed the general budget affects the production process of the company. This can be seen from the comparison between the budget made by the company and analyzes the realization that the author did note that the company's production process can not be controlled, such as the sale of surplus and waste production costs. Keywords : budge, planning, control. PENDAHULUAN Suatu perusahaan yang berkembang pastinya mempunyai tujuan agar kegiatan dalam perusahaan dapat terarah, namun didalam menghadapi kondisi yang tidak pasti maka perusahaan harus mempunyai strategi-strategi agar dapat tercapai secara efektif dan efisien guna mengoptimalkan pencapaian tujuan dan kelangsungan hidup perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya sebuah perencanaan yang disertai dengan pengendalian yang efektif. Perencanaan adalah cara berpikir mengenai persoalan-persoalan sosial dan ekonomi, terutama berorientasi pada masa mendatang yang, berkembang dengan hubungan antara tujuan dan keputusankeputusan kolektif dan mengusahakan kebijakan dan program. Menurut Stoner, at al (1996:248) Pengendalian Adalah proses untuk memastikan bahwa aktifitas sebenarnya sesuai dengan aktifitas yang direncanakan. Anggaran sebagai alat manajemen dibidang perencanaan dan pengawasan ternyata tidak 76
begitu saja dapat diperoleh manfaatnya secara penuh dan berimbang oleh perusahaan yang telah menggunakannya tanpa ada usaha khusus dengan persyaratan tertentu yang harus dipenuhi, antara lain tingkat penggunaan sistem akuntansi keuangan dan akuntansi biaya, demikian pula dengan persyaratan adanya kejelasan dan konsistansi dalam penyusunan struktur organisasi. Menurut Adisaputra at al (2003:6), Salah satu alat yang dapat memenuhi kebutuhan perencanaan dan pengendalian adalah anggaran, karena anggaran adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis dari pada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanan, koordinasi, dan pengawasan. Salah satu definisi anggaran yang banyak dipakai saat ini adalah business budget suatu pendekatan yang formal dan sistimatis dari pada pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam perencanaan, koordinasi dan pengawasan. Business budget sendiri sering diterjemahkan menjadi anggaran perusahaan. Anggaran perusahaan adalah rencana tentang kegiatan perusahaan. Rencana ini mencakup berbagai kegiatan oprasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Menurut Adisaputra at al (2003:7) Dalam menyusun suatu anggaran perusahaan perlu diperhatikan beberapa aspek yakni bahwa anggaran tersebut harus realistis, luwes, dan kontinyu. Realistis maksudnya tidak terlalu optimis dan tidak terlalu pesimis. Luwes tidak kaku, mempunyai peluang untuk disesuaikan dengan keadaan yang mungkin berubah. Sedang kontinyu artinya membutuhkan perhatian secara terus menerus, dan tidak merupakan suatu usaha yang insidentiil. Dilihat dari pentingnya anggaran dalam perusahaan, maka dalam mencapai tujuannya diperlukan suatu penyusunan anggaran. Dalam penyusunan anggaran terdapat dua alternatif penyusunan anggaran yaitu secara komprehensif dan secara parsial. Budget komprehensif adalah jenis peyusunan anggaran yang mencakup seluruh aktifitas perusahaan. Budget parsial adalah penyusunan anggaran perusahaan yang cakupannya terbatas. Mengingat pentingnya penyusunan anggaran penulis melakukan penelitian dari aspek penyusunan anggaran secara komprehensif, studi kasus peneliti di yang beralokasi di desa larangan badung kecamatan Palengaan kabupaten Pamekasan. 77
Dari Latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu Bagaimana peranan budget sebagai salah satu alat pengendalian produksi pada industri kecil UD. BAROKAH Pamekasan. Dengan batasan masalahnya yaitu peranan budget sebagai salah satu alat pengendalian produksi pada industri kecil UD. BAROKAH Pamekasan dengan menggunakan data tahun 2008-. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan anggaran sebagai salah satu alat pengendalian produksi pada industri kecil UD. BAROKAH Pamekasan. KAJIAN PUSTAKA Anggaran Anggaran adalah sumber daya keuangan yang disusun dalam suatu rencana terperinci dan sistemtis. Anggaran umumnya digunakan sebagai sistem perencanaan dan pengawasan dalam perusahaan sehingga perusahaan dapat meyusun anggaran dengan baik dan sesuai tujuan perusahaan. Peyusunan anggaran harus dilakukan dengan baik dan sesuai urutan anggaran yang akan disusun oleh manajemen karena fungsi anggaran sangat berkitan satu sama lain. Pengertian anggaran dan beberapa pendapat sebagai berikut: Menurut Halim, Abdul at al (1990:166), anggaran adalah suatu rencana yang dinyatakan secara kuantitatif, umumnya dalam bentuk uang (satuan moneter), untuk jangka waktu tertentu. Menurut Ambarwati (2003), anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegitan perusahaan yang dinyatakan dengan satu unit moneter, dan berlaku untuk jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang. Menurut Adisaputra at al (2007:21), anggaran yang komprehensif merupakan suatu proses yang ditujukan untuk membantu melaksanakan fungsi-fungsi perencanaan dan pengendalian secara efektif. Model anggaran ini mencakup: 1) Pengembangan dan aplikasi tujuan perusahaan dalam arti luas dan jangka panjang (visi dan misi perusahaan). 2) Merumuskan tujuan perusahaan secara khusus. 3) Mengembangkan strategi perencanaan laba jangka panjang dalam arti luas. 4) Mengembangkan strategi laba jangka pendek secara khusus dengan pertanggung jawaban secara rinci. 78
5) Membuat sistem pelaporan kinerja periodik dengan pertanggung jawaban secara rinci 6) Mengembangkan prosedur tindak lanjut (follow up) Dengan demikian penganggaran perusahaan dapat didefinisikan sebagai proses penyusunan anggaran yang dibuat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam rangka memperoleh laba. Pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa anggaran adalah suatu rencana kegitan perusahaan yang dinyatakan secara kuantitatif dan disusun secara sistematis untuk membantu melaksanakan fungsi-fungsi perencanaan dan pengendalian secara efektif dan untuk jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang. Pembuatan suatu perencanaan, manajemen perusahaan harus mempertimbangkan bahwa perencanaan itu merupakan tahapan-tahapan yang menuju kepada tujuan. Jadi, perencanaan ditetapkan secara sistematis, sehingga merupakan satu proses untuk mencapai tujuan utama. Namun, meski sudah dibuat sedemikian rupa, sesungguhnya tidak ada seseorang yang bisa memprediksi secara persis apa yang akan terjadi di masa depan. Anggaran Penjualan Anggaran penjualan (sales budget) ialah budget yang direncanakan secara lebih terperinci penjualan perusahaan selama periode yang akan datang. Menurut Stanley (2004:13) proses penjualan yang baik melipuuti; prospecting, kualifikasi, sales presentasi, dan jual. Perusahaan umumnya terlalu antusias dalam menentukan target yang harus dicapai, sehingga untuk melaksnakannya butuh konsep anggaran penjualan. Anggaran Produksi Menurut Haruman at al (2007:57), anggaran produksi adalah rencana penjualan menjadi rencana produksi atau dapat juga diartikan sebagai suatu perencanaan tingkat atau volume barang yang harus diprodukksi oleh perusahaan agar sesuai dengan volume penjualan yang telah direncanakan. Anggaran Bahan Baku Menurut Haruman at al (2007:7), anggaran bahan baku terdiri dari: 1. Anggaran kebutuhan bahan baku. 2. Anggaran pembelian bahan baku. 3. Anggaran persediaan bahan baku. 4. Anggaran bahan baku yang habis digunakan dalam produksi. 79
Anggaran Tenaga Kerja Menurut Mulyadi (2005:319), Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan untuk mengolah produk. Perusahaan tentu harus mengeluarkan biaya tenaga kerja. METODE PENELITIAN Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Lokasi penelitian di UD. BAROKAH Pamekasan yang beralamat di desa Larangan Badung kecamatan Palengaan kabupaten Pamekasan. Metode Analisis Data 1. Menyajikan data anggaran dan realisasi penjualan, produksi, bahan baku,tenaga kerja dan biaya overhead pabrik. 2. Mengolah data dengan meramalkan anggaran penjualan 3. Membandingkan anggaran produksi dengan realisasi pada tahun, anggaran bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. 4. Menganalisis hasil perbandingan anggaran produksi dengan realisasi pada tahun, anggaran bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian a. Data Penjualan Tabel 1 Rencana dan Realisasi penjualan 2008- Tahun Rencana penjualan Realisasi penjualan 2008 1850 1790 2009 1895 1915 2010 1910 1920 2011 2135 1980 2045 2070 9735 9675 Sumber data: Home industri UD. BAROKAH Pamekasan Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa rencana penjualan dengan realisasi mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai dengan tahun. Hal ini bisa dilihat di tahun 2011 realisasi 1980 box naik menjadi 2070 box di tahun dengan kenaikan sebesar 10,45%. b. Data produksi Tabel 2 Rencana dan Realisasi produksi Tahun Rencana Realisasi produksi produksi 2008 1700 1750 2009 1875 1765 2010 1880 1850 2011 2010 1955 2150 2000 9615 9350 Sumber data: Home industri UD. BAROKAH Pamekasan 80
Realisasi produksi di tahun 2008 sebesar 1770 unit, apabila dilihat dari rencana produksi mengalami kenaikan sebesar 50 unit. Namun ditahun 2011 realisasi produksi mengalami penurunan sebesar 55 unit. Ditahun juga mengalami penurunan realisasi anggaran produksi sebesar 150 unit. c. Data Bahan Baku Tabel 3 Rencana dan Realisasi Bahan Baku Tahun Rencana Bahan Baku (Rp) Realisasi Bahan Baku (Rp) 2008 2.000.000,- 2.150.000,- 2009 2.250.000,- 2.170.540,- 2010 2.583.600,- 2.506.350,- 2011 3.100.000,- 2.976.600,- 3.305.000,- 3.239.500,- 13.236.600,- 13.042.990,- Sumber data: Home industri Dari tabel 3 diatas dapat diketahui bahwa anggaran bahan baku dari tahun 2008 sampai dengan mengalami kenaikan. Hal ini dapat dilihat di tahun realisasi sebesar Rp. 3.239.500,- d. Data BiayaTenaga Kerja Tabel 4 Data Biaya tenaga kerja 2008- Tahun Rencana (Rp) Realisasi (Rp) 2008 2.895.000,- 2.880.000,- 2009 3.250.000,- 3.300.000,- 2010 3.780.000,- 3.320.000,- 2011 3.850.000,- 4.010.000,- 3.105.000,- 3.239.500,- 16.880.000 16.749.500,- Sumber data: Home industri UD. BAROKAH Pamekasan Dari data diatas dapat dilihat bahwa anggaran biaya tenaga kerja ditahun 2008-2009 mengalami kenaikan realisasi biaya tenaga kerja sebesar Rp.420.000,-. Sedangkan ditahun 2011- mengalami penurunan realisasi anggaran yaitu sebesar Rp. 770.000,-. e. Data biaya overhead pabrik Tabel 5 Data biaya overhead pabrik 2008-81
Biaya overhead pabrik pada tahun 2008-2009 mengalami realisasi penurunan dari Rp. 3.300.000,- menjadi Rp. 3.100.000,-. Sedangkan pada tahun 2011- mengalami kenaikan Rp.3.130.000,- Rp.3.300.000,- dari menjadi 2. Meramalkan dan membandingkan anggaran penjualan, produksi, biaya tenaga kerja, biaya bahan baku dan overhead pabrik. a. Anggaran Penjualan Tabel 6 Anggaran penjualan Tahun Y (penjualan) X XY X2 2008 1790-3 -5370 9 2009 1915-1 -1915 1 2010 1920 1 1920 9 2011 1980 3 5940 1 7605 0 575 20 Sumber: data diolah. Forecast, adalah: y= a + bx b = 28, 7... 2 2. a = 1901,2 penjualan untuk tahun Jadi, persamaan regresinya adalah, y = a+bx y = 1905,2 + 28, 7 (5) y = 2045 Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui besarnya realisasi penjualan untuk tahun sebesar 2045 box. Sedangkan anggaran penjualan tahun 2013 sebesar 2106 box. Membandingkan Budget Penjualan dengan Realisasi Tahun Tabel 7 PerbandinganAnggaran Penjualan dan RealisasiTahun Tahun Anggaran Penjualan Realisasi Penjualan Selisih Penjualan 2045 2025 20 Sumber: data diolah Dari hasil anggaran dapat dianalisis bahwa, tahun perusahaan seharusnya merencanakan volume penjualan sebanyak 2045 box, namun perusahaan hanya merencanakan volume penjualan sebanyak 2000 box, sehingga ada sedikit peluang perusahaan untuk mendapatkan laba yang tidak tercapai sebanyak 20 box. 82
b. Anggaran Produksi Tabel 8 Anggaran produksi Tahun Y(produksi) X XY X2 2008 1750-3 -5250 9 2009 1765-1 -1765 1 2010 1850 1 1850 9 2011 1955 3 5865 1 7320 0 700 20 Sumber: data diolah Forecast produksi untuk tahun, adalah: y= a + bx b = 35... 2 2. a = 1830 Jadi, persamaan regresinya adalah, y = a+bx y = 1830 + 35x y = 1830 + 35 (5) y = 2005 Anggaran volume produksi untuk tahun sebanyak 2005 box. Sedangkan anggaran penjualan tahun 2013 sebesar 2075 box Membandingkan Budget Produksi dengan Realisasi Tahun Tabel 9 Perbandingan Anggaran Produksi dengan Realisasi Tahun Tahun Anggaran produksi Realisasi produksi Selisih 2005 1995 10 Sumber: data diolah. Hasil anggaran dapat dianalisis bahwa, tahun perusahaan seharusnya merencanakan sebanyak 2005 box, namun perusahaan hanya memproduksi sebanyak 1995 box, sehingga ada sedikit peluang perusahaan mendapatkan laba yang tidak tercapai sebanyak 20 box. c. Anggaran Bahan Baku Tabel 10 Anggaran BahanBaku Forecast bahan baku untuk tahun, adalah: y = a + bx... 2 2. a = 24508725 Jadi, persamaan regresinya adalah, y = a+bx. y = 24508725+1407805 (5) y = 31547750 Anggaran bahan baku untuk tahun sebesar Rp. 31.547.750,-. Sedangkan 83
anggaran penjualan tahun 2013 sebesar Rp. 34.363.360 Membandingkan Budget Bahan Baku dengan Realisasi Tahun. Tabel 11 Perbandingan Anggaran Bahan Baku dengan Realisasi Tahun Dari hasil anggaran dapat dianalisis bahwa, tahun perusahaan seharusnya merencanakan kebutuhan bahan baku tahun sebesar Rp. 31.547.750,- dapat memproduksi sebanyak 2005 box (15.734,- per box) namun realisasitahun perusahaan hanya memproduksi sebanyak 1995 box menghabiskan biaya bahan baku sebesar Rp. 31.440.000,- (15.759,- per box), sehingga ada pemborosan biaya bahan baku sebesar Rp. 49.875,- d. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Tabel 12 Anggaran biayatenagakerja 2008-2011 Forecast biaya tenaga kerja untuk tahun, adalah: y= a + bx... 2 2 b = 170500. a = 8377500 Jadi, persamaan regresinya adalah, y = a+bx y = 8377500+ 170500 x y = 8377500+ 170500 (5) y = 9230000 Anggaran biaya tenaga kerja untuk tahun sebesar Rp. 9.230.000,-. Sedangkan anggaran biaya tenaga kerja tahun 2013 sebesar Rp. 9.571.000 84
Membandingkan Budget Tenaga Kerja dengan Realisasi Tahun. Tabel 13 Anggaran BiayaTenagaKerja. a = 8147500 Jadi, persamaan regresinya adalah, y = a+bx y = 8147500+ 39500 (5) y = 8.345.000 Dari hasil anggaran dapat dianalisis bahwa, tahun perusahaan seharusnya merencanakansebesar 9.230.000,- dapat memproduksi sebanyak 2005 box (4.603,-per box) namun realisasinya hanya memproduksi sebanyak 1995 box menghabiskan biaya tenaga kerja sebesar 9.225-.500,- (4.624,- per box), sehingga ada pemborosan biaya bahan baku sebesar 41.895,-. e. Anggaran Biaya Overhead Pabrik Tabel 14 Anggaran Biaya Overhead Pabrik Forecast BiayaOverhead Pabrik untuk tahun, adalah: y= a + bx.. b = 39500. 2 2 Anggaran biayaoverhead pabrik untuk tahun sebesar Rp.8.345.000. Sedangkan anggaran biaya overhead pabrik tahun 2013 sebesar Rp.8.424.000 Membandingkan Budget Biaya Overhead Pabrik dengan Realisasi Tahun. Tabel 15 PerbandinganAnggaran Biaya Overhead Pabrik dengan Realisasi Tahun Dari hasil anggaran dapat dianalisis bahwa, tahun perusahaan seharusnya sebesar 8.345.000,- dapat memproduksi sebanyak 2005 box (4.162,-per box) namun realisasinya perusahaan memproduksi sebanyak 1995 box menghabiskan biaya overhead pabrik sebesar 8.325.000,- (4.173,- 85
per box), hal tersebut disebabkan oleh naiknya harga biaya overhead pabrik. PENUTUP Kesimpulan Dari beberapa analisa dapat disimpulkan bahwa: 1. Peranan anggaran adalah sebagai salah satu alat pengendalian produksi terbukti dari hasil analisis dan perbandingan yang dilakukan penulis bahwa perusahaan obat herbal UD. BAROKAH Pamekasan pada tahun terjadi surplus penjualan sebanyak 25 box sehingggaperusahaan seharusnya sudah dapat meningkatkan volume penjualan sebanyak 2025 namun hanya tercapai 2000 box, demikian juga terjadi pada anggaran produksi. 2. Pada anggaran biaya bahan baku terdapat pemborosan penggunaan biaya sebesar Rp. 49.875,- sedangkan anggaran biaya tenaga kerja sebesar Rp. 41.895,- dan pemborosan terjadi sebesar Rp. 22.055,- pada anggaran biaya overhead pabrik. Saran Dari hasil pengamatan dan analisa penulis serta kesimpulan diatas maka saran yang dapat diajukan peneliti kepada pengusaha obat herbal UD. BAROKAH Pamekasan adalah: Sebaiknya pengusaha obat herbal UD. BAROKAH Pamekasan dalam melakukan kegiatan-kegiatan produksi menggunakan metode trend linier dalam penyusunan anggaran. 86
DAFTAR PUSTAKA Adisaputra, dkk. 2007. Anggaran Bisnis Analisis, Perencanaan, dan pengendalian Laba. Yogyakarta: UPPT STIM YKPN. Adisaputra, dkk. 2003. Anggaran Perusahaan. BPFE: Yogyakarta Ambarwati. Titiek. 2003. Anggaran perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Halim, dkk.. 1990 Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: BPFE. Handoko,T.Hani, 1999. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan operasi. Yogyakarta: BPFE. Haruman, dkk. 2007. Penyusunan Anggaran Perusahan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Mulyadi, 2005. Akuntansi Biaya.yogyakarta: UPP- STIM YKPN. Stanley, William. 2004. The art of selling. MBA:House of inspiration. Stoner, James.dkk. 1996. Manajemen. Asia: Aditiya Media. Yamit, Zulian. 2005.Manajemen persediaan. Yogyakarta: EKONISIA UII. 87