BAB I PENDAHULUAN. Era perdagangan bebas kawasan Asia yang telah diberlakukan mulai Januari

dokumen-dokumen yang mirip
Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia pada umumnya dewasa ini sangat cepat berubah demikian

BAB I PENDAHULUAN. Studi tentang bisnis jasa pertama kali muncul sebagai bidang akademis pada tahun

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia pada umumnya dewasa ini sangat cepat berubah demikian

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian yang semakin modern, dimana kemajuan iptek dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. pasar domestik (nasional) maupun di pasar internasional / global. Untuk

BAB II LANDASAN TEORI. masa dan merupaka salah satu bidang paling dinamis dan manajemen, Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN UKDW. (tangible) kinerjanya pada dasarnya tidak nyata (intangible) dan biasanya

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat strategi baru bagi perusahaan untuk mempertahankan pelanggan dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sejak krisis melanda Indonesia tidak sedikit perusahaan yang mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi adalah dengan mengikuti organisasi. Dengan berorganisasi manusia dapat

Strategi Pemasaran Dalam Usaha Meningkatkan Jumlah Pelanggan Pada Derkei Futsal. Muhammad Hapriansyah

BAB I PENDAHULUAN. Penjualan komputer di Indonesia diperkirakan meningkat 25% tahun demi

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan untuk memuaskan pelanggan. Pemasaran yang tidak efektif (ineffective

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Sektor jasa merupakan komponen ekonomi yang tumbuh paling cepat,

1. Pengertian Pemasaran Menurut H. Nystrom Pemasaran merupakan suatu kegiatan penyaluran barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. 2.

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan masyarakat kelas menengah (middle class) Indonesia dewasa

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan pokok dari perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan

PENGANTAR BISNIS MINGGU KE-6. Pemasaran. Disusun oleh: Nur Azifah., SE., M.Si

BAB I PENDAHULUAN. unik dengan perusahaan lain untuk terus memajukan perusahaan. Belum lagi akan

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengembangkan kinerja perusahaan agar dapat bertahan di tengah

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Globalisasi menuntut kebutuhan akan arus informasi dan pengetahuan yang sangat

itu produsen dalam kegiatan pemasaran produk atau jasanya harus membutuhkan commit to user

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi ekonomi, keberadaan suatu perusahaan tidak terlepas dari suatu kondisi

BAB II URAIAN TEORITIS. Dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Nasabah pada PT. Bank Sumut Cabang

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan).

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II LANDASAN TEORI

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kondisi persaingan dunia bisnis yang semakin ketat

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen. nilai lebih tinggi dibanding pesaing kepada konsumen, seperti harga yang

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017 sebesar 5,1%. Kondisi ini

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai kegiatan manusia yang berlangsung dalam kaitannya dengan pasar.

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi pada era globalisasi seperti sekarang ini makin

BAB I PENDAHULUAN. informasi-informasi mengenai konsumen secara keseluruhan agar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar eceran atau pasar ritel di Indonesia merupkan pasar besar dengan

BAB I PENDAHULUAN. langkah selanjutnya adalah melakukan proses penawaran produk serta

BAB I PENDAHULUAN. ritel yang telah mengglobalisasi pada operasi-operasi ritel. Pengertian ritel secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis yang dihadapi perusahaanperusahaan

II. LANDASAN TEORI. Menurut Basu Swasstha DH dan Ibnu Sukotjo (2002:179) pemasaran adalah:

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Pengertian Pemasaran. Persaingan dalam dunia usaha yang semakin ketat menyebabkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Bidang dan Objek Kuliah Kerja Praktek. barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghadapi pesaing dan mampu menghasilkan keuntungan yang ditargetkan,

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. menggunakan produk atau jasa dari perusahaan. harus mampu menciptakan, memelihara, melindungi dan membangun image

1 PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN

Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Menurut data dari BPS.go.id, jumlah pertumbuhan penduduk DKI Jakarta dari

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan baik usaha dagang dalam penyediaan barang maupun UKDW

BAB I PENDAHULUAN. bidang usaha semakin ketat, tidak terkecuali usaha dibidang makanan. Usaha

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Menurut Hurriyati (2005, p.49) : untuk bauran pemasaran jasa mengacu

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang berpengaruh terhadap perekonomian global. Ini ditandai dengan

Customer Oriented sebagai Strategi Industri Kecil Garment Pada Era Pasar Bebas 1

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan membuat para pelaku usaha semakin

PENDAHULUAN. modal kerja dan usaha, perdagangan, dan distribusi banyak ditentukan oleh ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. banyak pekerjaan, selain itu industri pakaian menjadi sumber pendapatan utama.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian baik industri, perdagangan maupun jasa. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya di dunia termasuk di Indonesia. Ini disebabkan kebutuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FUNGSI PEMASARAN DALAM PERUSAHAAN.

ANALISIS ASPEK MARKETING. Business Plan Template

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli

BAB I PENDAHULUAN. Krisis Moneter yang akhir-akhir ini melanda kebanyakan negara. berkembang di kawasan Asia Pasifik, elah membawa pengaruh buruk bagi

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata sebagai suatu jenis usaha yang memiliki nilai ekonomi, maka

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KERAJINAN KESET DARI LIMBAH GARMEN PADA KOPERASI WANITA MELATI. A. Strategi Pemasaran Koperasi Wanita Melati

BAB V PENUTUP. konsumen sasaran, menentukan peranan periklanan dan bauran promosi, menunjukkan tujuan dan besarnya anggaran promosi, memilih strategi

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran atau lazim dikenal dengan istilah marketing telah lama

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini perekonomian makin maju dan berkembang dengan pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Bandung merupakan sebuah kota yang sedang berkembang. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PRODUK SI SANTRI. (Simpanan Masyarakat Kota Santri)

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan, tidak mungkin ada pemasaran tanpa ada komunikasi begitu pun

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian Indonesia telah membawa dampak di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Pada era sekarang ini kemajuan di segala bidang terlihat pesat sekali

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan dalam dunia industri manufaktur saat ini sangatlah ketat,

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga kini masih memperhatikan perkembangan cukup baik. Jumlah pabrik

Makalah Strategi Bisnis Ritel

BAB 2. Landasan Teori

I. PENDAHULUAN. tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tentunya ingin menguasai pasar yang sebesar-besarnya. Keadaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditujukkan oleh adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. sukses menjadi pemimpin pasar. Konsep pemasaran yang baik dan terstruktur dapat

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan pelanggan sendiri adalah perasaan senang atau kecewa

II. LANDASAN TEORI. pertukaran peroduksi yang bernilai satu sama lain. berhubungan dengan kehidupan sehari-hari, baik manusia secara individual,

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. karena itu produk yang telah dibuat oleh perusahaan harus dapat sampai

PENDAHULUAN. A. PENGERTlAN PEMASARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5), Pemasaran adalah

ANALISIS ASPEK MARKETING

Transkripsi:

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era perdagangan bebas kawasan Asia yang telah diberlakukan mulai Januari 2003 menyebabkan banyak pengusaha ritel bidang garmen dan produk tekstil dalam negeri belum seluruhnya siap bermain dan menanggung segala konsekwensinya (Nurudin Abdullah, 2003 ). Membanjirnya produk garmen buatan China yang dijual dengan harga murah makin meresahkan produsen garmen dan pakaian jadi di Indonesia. Menurut Ketua Asosiasi Pengusaha Garmen Indonesia (APGI) masuknya produk impor ini cukup beralasan, karena konsumsi pakaian jadi di Indonesia mencapai 3,5 kg/kapita. Sementara produksi dalam negeri hanya mampu memenuhi 1 kg/kapita sehingga masih ada 2,5 kg/kapita yang merupakan pasar yang diambil produk impor (Natsir Mansyur, 2005 ). Data pasti mengenai jumlah perusahaan garmen yang mengurangi kegiatan usaha atau \ gulung tikar \ memang belum ada. Namun, gejala kearah bangkrut atau mengurangi kegiatan bisnisnya telah menjadi perbincangan di lingkungan para pengusaha ritel dan juga pemsasok garmen. Terutama setelah merasakan semakin beratnya beban biaya produksi dan operasionalnya (Natsir Mansyur, 2005 ). Maka, pemerintah Indonesia bersama beberapa negara berkembang yang perekonomiannya bergantung pada industri TPT dan garmen seperti Mauritius, Bangladesh, Srilanka, dan Pakistan mendesak WTO untuk meninjau kembali peranjian kuota TPT ( Rini M.S Soewandi, 2004).

BAB I Pendahuluan 2 Pemerintah dan Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) diminta lebih agresif dalam mengatasi persoalan membanjirnya produk impor garmen terkait dengan diajukannya mekanisme pengamanan melalui safeguard. Jangan sampai cara yang ditempuh pemerintah saat ini, terutama dalam meletakkan kemungkinan diajukannya safeguard, akan membuat industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dan garmen miskin investasi. Pengalaman di banyak Negara menunjukkan agresivitas yang ditujukan pemerintah dan dunia usaha menjadi factor yang menentukan efektivitas pengamanan produk domestiknya. (Ahmad Malkan, 2006). Berdasarkan data BPS, ekspor industri TPT dan garmen nasional pada 2003 naik 7% menjadi US$ 7,4 miliar dibandingkan 2002 yang mencapai US$ 6,89 miliar. Sedangkan pada periode 2004 mencapai US$ 8 miliar dikarenakan seiring meningkatnya kuota pertumbuhan dar 6% menjadi 11%. ( www.bps.go.id,2006) PT. X, Banjaran merupakan salah satu perusahaan garmen dalam negeri yang memproduksi berbagai jenis pakaian olahraga seperti kaos / t-shirt, jaket, celana panjang dan celana pendek. Perusahaan ini memproduksi secara massal berbagai jenis pakaian olahraga tersebut dalam warna, corak, dan model yang berbeda berdasarkan order atau pesanan dari pelanggan. PT. X memiliki beberapa merk produk (Barcode) yang telah dipatenkan untuk setiap jenis pakaian olah raga yang diproduksi, antara lain Defiero, Studbucker, Filbert, Forza, Illution, dan Compete. Daerah distribusi yang telah dijangkau oleh PT. X antara lain Pulau Sumatera ( Medan, Padang, Pekanbaru, Palembang, Jambi), Pulau Kalimantan (Palu, Samarinda, Balikpapan), Pulau Sulawesi (Manado, Makasar), serta Pulau Jawa yang meliputi beberapa daerah di Jawa Barat (Bandung, Cianjur, Sukabumi, Bogor, Purawakarta, Subang),DKI Jakarta, Jawa Tengah (Semarang, Solo, Yogya, Kebumen, Tegal, Purwokerto, Pemalang), Jawa

BAB I Pendahuluan 3 Timur (Surabaya, Jombang, Malang, Jember, Probolinggo, Blitar, Tuban) dan beberapa daerah di Pulau Bali dan Lombok.( Manajemen PT. X) Sebagai salah satu perusahaan garmen pada saat ini tidak hanya untuk dapat bertahan dari persaiangan produk impor, tapi harus mampu untuk mengembangkan usahanya.meningkatkan volume penjualan adalah tujuan perusahaan, Volume penjualan adalah jumlah barang untuk suatu produk tertentu yang dapat dijual oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu pada tingkat pemsaran tertentu (Ferrel 1995 ; 166). Konsep penjualan seorang manajer berorientasi pada produk dan volume penjualan yang tinggi. Tugas manajemen adalah meningkatkan volume penjualan, karena manajemen beranggapan perusahaan perlu mengadakan kegiatan penjualan dan promosi penjualan. (Saladin 1997 ; 5). Realisasi dan target penjualan PT. X untuk produk pakaian olahraga merk Filbert dalam pada tahun 2001 sampai dengan tahun 2005, disajikan sebagai berikut pada tabel : Tabel 1.1 Target dan Realisasi Penjualan Produk Pakaian Olahraga Merk Filbert PT. X Periode tahun 2001-2005 (dalam unit) Tahun Realisasi Target Selisih Penjualan Penjualan 2001 121.204 121.968-2002 113.274 122.720 7.69 2003 107.448 114.144 5.86 2004 98.483 106.384 7.42 2005 95.550 102.576 6.84 ( Sumber : Manajemen PT. X 2006)

BAB I Pendahuluan 4 Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa setiap tahun PT.X tidak pernah mencapai target yang telah ditetapkan. Dapat dilihat pada volume penjualan produk pakaian olahraga merk Filbert secara keseluruhan mengalami penurunan, pada tahun 2002 terjadi penurunan sekitar (-) 7.69 %, atau sebanyak 9446 potong pakaian, tahun berikutnya yaitu tahun 2003 kembali terjadi penurunan, yaitu sebesar (-) 5.86 %. Pada tahun 2004 persentase penurunan kembali terjadi sebesar (-) 7.42% meskipun target penjualan telah mengalami penyesuaian, yang kemudian disusul dengan penurunan sebesar (-) 6.84% pada tahun 2005. Hal ini mungkin disebabkan oleh tidak tepatnya bauran pemasaran yang dilakukan PT. X selama ini, PT. X melakukan strategi pemasaran antara lain : Dari sisi Product / produk. Produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan oleh perusahaan pada pasar yang dapat memuaskan dan memenuhi kebutuhan dan keinganan konsumen (Kotler, 2003 ; 395), produk yang ditawarkan oleh PT. X adalah pakaian olahraga yang terdiri dari jaket, kaos / t shirt, celana panjang dan celana pendek dengan corak dan model yang berbeda, dan sasaran produk ini adalah toko-toko olahraga yang menjual pakaian serta peralatan olahraga. Dari sisi Price / harga. Harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya (Kotler, 2003 ; 345), harga yang diberikan pada produk produknya ditujukan untuk kelas menengah, dengan kisaran harga sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan 5 Tabel 1.2 Tabel Harga Pakaian Olahraga Merk Filbert di PT. X Jenis Harga / Pcs Kaos / T-shirt Rp 37.500,- s.d. Rp 50.000,- Celana panjang Rp 37.500,- s.d. Rp 50.000,- Celana pendek Rp 20.000,- s.d. Rp 30.000,- Jaket Rp 50.000,- s.d. Rp 62.500,- (Sumber :Manjemen PT. X, 2006) Dari sisi Place / tempat. Tempat adalah berbagai kegiatan yang dilkukan perusahaan untuk membuat produk yang dihasilkan dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran (Kotler, 2003 ; 397), tempat perusahaan ini berada di Raya Banjaran km 15,5 no. 482. Dari sisi Promotion / promosi. Adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengkomunikasikan produknya ke pasar sasaran( Kotler, 2003 ; 397). Promosi yang dilakukan oleh PT. X adalah dengan membuat logo untuk merk yang telah dipatenkan, tetapi tidak dengan memuat iklan di surat kabar dan media televisi. Promosi dilakukan melalui personal selling. Dari sisi People / orang. Dalam hubungannnya dengan pemasaran jasa, maka people berfungsi sebagai service provider yang sangat mempengaruhi kualitasa jasa yang diberikan. Keputusan dalam people ini berarti berhubungan dengan seleksi, training, motivasi, dan manajemen SDM. Pentingnya people dalam pemasaran jasa berkaitan erat dengan Internal Marketing. Internal Marketing adalah interaksi atau hubungan antara setiap karyawan dan departemen dalam suatu perusahaan, dalam hal ini dapatdiposisikan sebagai Internal Costumer dan Internal Supplier (Rambat Lupioadi, 2001 ; 63). PT. X terdapat :Bagian Personal selling yang terdiri dari : 6 orang tenaga sales yang bertugas memperkenalkan produk, menjual produk, menerima pesanan

BAB I Pendahuluan 6 konsumen, melakukan penagihan kepada konsumen, memastikan pesanan sampai kepada konsumen.yang terdiri dari 1 orang tenaga sales untuk wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat, 1 orang untuk wilayah Pulau Kalimantan, 1 orang untuk wilayah Pulau Sumatera,1 orang untuk wilayah Jawa Tengah,.1 oranguntuk wilayah Jawa Timur, Bali dan Lombok, dan 1 orang untuk wilayah Pulau Sulawesi. Bagian Gudang Kain, terdiri dari seorang kepala bagian yang membawahi 4 orang karyawan yang bertugas mengawasi, mencatat, membuat laporan keluar masuknya kain yang dari dan menuju gudang kain. Bagian Ampar Kain, terdiri dari 16 orang tenaga karyawan yang bertugas mempersiapkan kain yang diterima dari bagian gudang kain sebelum diserahkan ke bagian produksi. Bagian Seri, terdiri dari 1 orang kepala bagian yang membawahi 12 orang tenaga karyawan yang bertugas mengurutkan kain yang telah dipersiapkan, berdasarkan pada jenis kain dan warna kain sesuai dengan pesanan untuk kemudian diserahkan ke bagian produksi. Bagian Aksesoris, terdiri dari 1 orang kepala bagian yang membawahi 5 orang tenaga karyawan yang bertugas mempersiapkan aksesoris yang dibutuhkan bagian produksi sesuai dengan spesifikasi pesanan. Bagian Steaming, terdiri dari 8 orang tenaga karyawan yang bertugas untuk mensteam produk jadi yang telah diproduksi untuk kemudian dikemas. Bagian Packing,terdiri dari 1 orang kepala bagian packing dan 1 orang kepala bagian gudang packing yang membawahi 12 orang tenaga karyawan yang bertugas mengemas produk jadi untuk kemudian disimpan di gudang packing sebelum produk diseleksi.

BAB I Pendahuluan 7 Bagian Quality Control (QC), terdiri dari 8 orang tenaga karyawan yang bertugas mengawasi dan memeriksa produk jadi dari segi kualitas produk dan kesesuaian produk dengan spesifikasi pesanan dari konsumen untuk kemudian disimpan di gudang produk jadi sebelum dipasarkan. Bagian Gudang Produk Jadi, terdiri dari 1 orang kepala bagian yang membawahi 5 orang tenaga karyawan yang bertugas mengawasi, mencatat dan membuat laporan keluar masuknya produk jadi yang telah melalui tahap Quality Conrtol. Tabel 1.3 Biaya Personal Selling yang Dikeluarkan Oleh PT. X Periode Tahun 2001-2005 ( dalam Jutaan Rupiah ) Tahun Total Biaya Gaji Total Biaya Komisi Total Biaya Transport 2001 93.6 303.102 89.753 2002 102.96 283.178 99.367 2003 112.32 268.620 108.128 2004 121.68 246.208 116.521 2005 131.04 238.876 123.325 ( Sumber : Manajemen PT. X, 2006) Dari sisi Process / proses, merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri dari prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas, dan hal-hal rutin dimana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen (Rambat Lupioadi, 2001 ; 64). Yang dilakukan oleh PT. X ini adalah memproduksi produk-produk pakaian olahraga seperti kaos / t-shirt, celana panjang, celana pendek, dan jaket yang didistribusikan ke beberapa wilayah di Pulau Sumatera,Jawa, Bali Lombok,Kalimantan dan Sulawesi. Dari sisi Physical Evidence / bukti fisik, adalah lingkungan fisik perusahaan tempat penyedia jasa dan konsumen berinteraksi, ditambah dengan elemen tangible apa saja yang digunakan untuk mengkomunikasikan atau mendukung peranan jasa itu. Dalam

BAB I Pendahuluan 8 bisnis jasa, pemasaran perlu menyediakan petunjuk fisik untuk dimensi intangible jasa yang ditawarkan perusahaan agar mendukung positioning, image, serta meningkatkan lingkup produk (Rambat Lupioadi, 2001 ; 60). Bukti fisiknya adalah pakaian olahraga dari masing masing jenis produk yang ada (kaos / t-shirt, jaket, celana panjang, celana pendek) berbeda beda, seperti corak, warna, bordir dan model dari setiap kaos / t-shirt, jaket dan celana panjang dan celana pendek berbeda,disesuaikan dengan pesanan dari konsumen. Melihat ke tujuh bauran pemasarn tersebut, tidak tercapainya volume penjualan diduga karena disebabkan oleh tidak tepatnya bauran pemasaran dalam pelaksanaan bauran promosi khususnya di bidang personal selling. Berdasarkan Jurnal of Business Research yang ditulis oleh Guangping Wang, dan Richard G. Netemeyer tahun 2004 mengatakan bahwa : Untuk dapat sukses ditengah era persaingan yang semakin meningkat, maka dibutuhkan tenaga penjual untuk mengembangkan aktivitas yang kreatif dalam mengatasi masalah untuk menigkatkan volume penjualan. Mengingat pentingnya pelaksanaan program personal selling serta pengaruhnya terhadap volume penjualan, maka akan diteliti tentang Pengaruh Pelaksanaan Personal Selling Terhadap Volume Penjualan Pakaian Olahraga Merk Filbert di PT. X, Banjaran. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui personal selling merupakan salah satu aspek yang penting dalam meningkatkan volume penjualan.berdasarkan uraian tersebut, dapat diidentifikasikan masalh sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan personal selling yang dilakukan di PT. X?

BAB I Pendahuluan 9 2. Bagaimana volume penjualan produk pakaian olahraga merk Filbert yang dilakukan PT. X? 3. Seberapa besar pengaruh pelaksanaan personal selling terhasap volume penjualan di PT. X? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahn diatas, maka tujuan penelitian yang akan dicapai adalah untuk mengetahui : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan personal selling yang dilakukan oleh PT. X 2. Untuk mengetahui volume penjualan pakaian olahraga merk Filbert di PT. X 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pelaksanaan personal selling terhadap volume penjualan di PT. X 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan berguna bagi : 1. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan, terutama bagi ilmu manajemen pemasaran dalam hal personal selling dan kaitannya dengan volume penjualan. 2. Kegunaan Praktis Bagi perusahaan diharapkan agar penelitian ini dapat memberikan masukan yang bermanfaat dan dapat membantu dalam melaksanakan program personal selling agar dapat menigkatkan volume penjualan.