PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN Kode PTE PERTEMUAN KE 4: KARAKTERISTIK EKONOMI PERTANIAN INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
PERTEMUAN KE 4: KARAKTERISTIK EKONOMI PERTANIAN INDONESIA

Ekonomi Pertanian di Indonesia

PERTANIAN DAN PERDESAAN. Prof. Dr. GUNAWAN SUMODININGRAT DUDDY ROESMARA DONNA,SE, M.Si

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

Mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan peranan sumberdaya dalam pertanian dan permasalahannya

PEMBANGUNAN PERTANIAN DI INDONESIA

PEMBANGUNAN PERTANIAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan

I. PENDAHULUAN. Indonesia selama ini dikenal sebagai negara yang memiliki sumber daya alam

ppbab I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERANAN SUMBERDAYA ALAM DALAM PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan peningkatan ketahanan pangan nasional. Hasil Sensus Pertanian 1993

I. PENDAHULUAN. perkembangan perekonomian Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DATA SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR SAMPAI DENGAN SEMESTER I TAHUN I. Luas Wilayah ** Km2 773, ,7864

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pulau Jawa merupakan wilayah pusat pertumbuhan ekonomi dan industri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris yang artinya sektor pertanian

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

Unsur-unsur subsistem agribisnis (usaha tani)

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kemampuan sektor pertanian dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

TEKNOLOGI PRODUKSI BAWANG MERAH OFF-SEASON MENGANTISIPASI PENGATURAN IMPOR PRODUK B. MERAH. S u w a n d i

REFORMA AGRARIA SEBAGAI BAGIAN INTEGRAL DARI REVITALISASI PERTANIAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI PEDESAAN

PEMERINTAH KABUPATEN

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penduduk Indonesia usia 15 tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, (juta orang) No.

AGROFORESTRY : SISTEM PENGGUNAAN LAHAN YANG MAMPU MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT DAN MENJAGA KEBERLANJUTAN

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. setengah dari penduduk Indonesia bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya/Papua. Dari 168 juta hektar lahan

KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN PERTANIAN BUKAN SAWAH

Pada saat ini Indonesia telah memasuki tahap pembangunan

MEMBANGUN SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS DI NUSA TENGGARA BARAT

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

PENGERTIAN PERTANIAN 10/24/2007 ARTI PENTING SEKTOR PERTANIAN. PERTANIAN : Pertanian, Kehutanan, Peternakan, Perikanan, Perkebunan

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS

AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Letak Geografis dan Astronomis Indonesia Serta Pengaruhnya

I. PENDAHULUAN. Peran sektor pertanian sangat penting terhadap perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi produksi pertanian (Direktorat Pengelolaan Air, 2010).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

KETAHANAN PANGAN: KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Geografi. Kelas X ATMOSFER VII KTSP & K Iklim Junghuhn

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Propinsi Lampung merupakan salah satu propinsi yang terdapat di Pulau

I. PENDAHULUAN. kedudukannya di Indonesia. Potensi sumber daya alam di Indonesia yang

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

BAB I PENGANTAR. pola curah hujan, kenaikan muka air laut, dan suhu udara serta peningkatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

GAMBARAN UMUM. pada posisi 8-12 Lintang Selatan dan Bujur Timur.

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS: Tinjauan Aspek Kesesuaian Lahan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Faktor-faktor Pembentuk Iklim Indonesia. Perairan laut Indonesia Topografi Letak astronomis Letak geografis

Terwujudnya Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani

POLICY BRIEF DINAMIKA SOSIAL EKONOMI PERDESAAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA PADA BERBAGAI AGROEKOSISTEM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk industri atau pemukiman dan masalah pasar bagi produk pertanian. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. paling terasa perubahannya akibat anomali (penyimpangan) adalah curah

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

Curah hujan tinggi, tanah masam & rawa bergambut. Curah hujan mm/tahun, dataran bergunung aktif. Dataran tinggi beriklim basah

PERTANIAN BERBASIS SUMBERDAYA & KEARIFAN LOKAL. Benyamin Lakitan 2017

Tabel 4.1. Zona agroklimat di Indonesia menurut Oldeman

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

A. Usaha pertanian dipengaruhi oleh kondisi lingkungan:

BAB I PENDAHULUAN. Komoditi hortikultura dalam negara agraris seperti Indonesia sangat besar,

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

TINJAUAN PUSTAKA. seluruh uang atau hasil material lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan

EKOLOGI MANUSIA : PERTANIAN DAN PANGAN MANUSIA. Nini Rahmawati

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 07/Permentan/OT.140/2/2012

PENGERTIAN PERTANIAN & RUANG LINGKUPNYA MAHASISWA DIHARAPKAN MAMPU MENJELASKAN PENGERTIAN PERTANIAN SECARA LUAS DAN RUANG LINGKUPNYA

Analisis Kebijakan Pembiayaan Sektor Pertanian

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

Transkripsi:

PENGANTAR EKONOMI PERTANIAN Kode PTE - 101002 PERTEMUAN KE 4: KARAKTERISTIK EKONOMI PERTANIAN INDONESIA Oleh: Nur Baladina, SP. MP. Dr.Ir. Rini Dwiastuti, MS. (editor) CIRI-CIRI PERTANIAN DI INDONESIA 1. Pertanian Tropika Sebagian besar daerah di Indonesia berada di dekat khatulistiwa, sepanjang tahun mendapat sinar matahari. Tipe iklim yg berbeda (tropis) akan menentukan jenis tanaman, hewan, perikanan, dan hutan di Indonesia. Bentuk negara berkepulauan dan topografinya yang bergunung-gunung juga menentukan corak pertaniannya. Terletak di antara Benua Asia dan Australia serta antara Lautan Hindia dan Pasifik, memberikan pengaruh pada suhu udara, arah angin dan perbedaan iklim di Indonesia, sehingga menyebabkan ciri pertanian Indonesia merupakan kelengkapan ciri-ciri pertanian yang lain. 1

CIRI-CIRI PERTANIAN DI INDONESIA 2. Pertanian dataran tinggi dan rendah Indonesia merupakan daerah volkano (memiliki banyak gunung), sehingga memungkinkan mempunyai daerah yang mempunyai ketinggian dan dataran rendah. Dataran tinggi mempunyai iklim dingin, sehingga bisa ditanami tanaman beriklim subtropis. 3. Pertanian iklim basah (Indonesia barat) dan pertanian iklim kering (Indonesia timur). Indonesia bagian barat (Sumatra, Kalimantan, Jawa, sebagian Sulawesi) mempunyai iklim basah, banyak hujan lahan sawah sedangkan bagian Indonesia lain terutama Indonesia bagian timur (NTB, NTT, Maluku) iklimnya kering lahan kering berupa tegalan, tanah di pegunungan, atau padang alang-alang. CIRI-CIRI PERTANIAN DI INDONESIA 4. Adanya hutan tropika dan padang rumput. Karena iklimnya basah dan berada di daerah tropika maka banyak hutan yang berbentuk hutan tropika, sedangkan di daerah kering tumbuh padang rumput. 5. Pertanian di Jawa dan Luar Jawa. Daerah Jawa dan luar Jawa mempunyai spesifikasi yang berbeda Jawa umumnya : tanah subur, penduduk padat luar Jawa umumnya : tanah kurang subur, penduduk jarang Mempengaruhi corak pertanian: pertanian di Jawa umumnya merupakan tanaman bahan pangan, berskala kecil, sedangkan pertanian di luar jawa umumnya perupakan perkebunan, kehutanan, berskala lebih luas. 2

CIRI-CIRI PERTANIAN DI INDONESIA 6. Perikanan darat dan laut. Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau, sehingga daerahnya terdiri dari darat dan perairan. Keadaan ini memungkinkan terdapatnya perikanan darat dan laut. 7. Pertanian rawa, pertanian darat/kering, pertanian beririgasi/basah Daratan Indonesia terbagi menjadi : tanah rawa yaitu lahan yang tergenang sepanjang masa, lahan kering yaitu lahan yang tidak mendapat air irigasi, dan pertanian basah yaitu lahan yang beririgasi. CIRI-CIRI PERTANIAN DI INDONESIA 8. Berdasarkan sumber pengairannya, lahan yang ditanami padi dapat digolongkan menjadi : Pertanian / sawah beririgasi, bersumberkan air dari bendung sungai, dam/waduk, mata air. Lahan/sawah tadah hujan, sebenarnya juga mempunyai saluran irigasi tetapi sumber airnya berasal dari air hujan. Sawah lebak, mendapat air terus menerus sepanjang masa. Sawah pasang surut, mendapat air dari air sungai yang pasang karena air laut yang sedang pasang, sering juga terdapat saluran irigasi. Berdasarkan fasilitas teknisnya dibagi menjadi irigasi teknis, setengah teknis, dan sederhana. 3

KARAKTERISTIK USAHA DI BIDANG PERTANIAN 1. Adanya jarak waktu antara mulai investasi dengan penerimaan hasil, karena proses produksi pertanian memerlukan waktu lama. Misal tanaman padi perlu waktu 3-4 bulan baru bisa menghasilkan, tanaman perkebunan & buah-buahan perlu waktu 4-8 tahun. Keadaan ini akan mempengaruhi tingkat resiko usaha dan tingkat pengembalian modal. Resiko usaha bisa berupa resiko fisik dan pasar. Resiko fisik berarti kemungkin gagal panen atau pengurangan panen yang disebabkan bermacammacam faktor seperti banjir, kekeringan, hama dan penyakit, dan bencana lainnya. Resiko pasar bisa berupa terjualnya produk dengan harga murah atau tidak ada pembeli. Jika hasil lama baru diperoleh, akan menurunkan nilai kini hasil tersebut. Karena waktu mempunyai nilai, semakin lama nilainya makin kecil. Faktor penyetaraan nilai tahun tertentu dengan nilai kini disebut faktor diskonto. KARAKTERISTIK USAHA DI BIDANG PERTANIAN 2. Merupakan pertanian rakyat Sebagian besar pertanian Indonesia merupakan pertanian rakyat dengan ciri-ciri: [1] skala usaha kecil, rata-rata penguasaan lahan pertanian hanya sekitar 0,5 hektar, [2] tidak ada pembedaan antara usaha dan rumahtangga, misalnya rumah yang sekaligus merupan gudang, kandang ternak, keuangan usaha dan rumah tangga tercampur, [3] manajemennya tidak profesional. 3. Bersifat ekstensif Pertanian membutuhkan lahan yang luas, implikasinya lahan pertanian di perkotaan pasti kalah bersaing dengan kegunaan usaha lain. 4

KARAKTERISTIK USAHA DI BIDANG PERTANIAN 4. Spesialisasi dalam pertanian sukar diterima. Spesialisasi dapat dibedakan menjadi spesialisasi produksi dan tenaga kerja. Spesialisasi produksi berarti menghasilkan satu macam produk. Karena pertanian beresiko tinggi maka tidak banyak petani yang melakukannya. Spesialisasi tenaga kerja banyak dilakukan di pabrik atau industri, tetapi tidak berlaku di pertanian. Umumnya tenaga kerja dapat bekerja pada beberapa pekerjaan. Tetapi ada kebiasaan di masyarakat tertentu yang pekerjaannya berdasarkan jenis kelamin, misalnya wanita bekerja di penyiangan, panen, sedang laki-laki bekerja mencangkul, sopir traktor dan pekerjaan yang relatif berat. KARAKTERISTIK USAHA DI BIDANG PERTANIAN 5. Lebih banyak menggunakan TK manusia dan relatif sedikit menggunakan TK mesin. Penggunaan TK akan berbeda pada luasan lahan yang berbeda dan aktivitas pertanian yang berbeda. Usaha tani sempit penggunaan TK keluarga relatif besar. Pada usahatani yg relatif luas, biasanya menggunakan TK yg relatif sedikit untuk setiap hektarnya. Penggunaan TK pada saat pengolahan akan berbeda jumlahnya dengan saat panen. Perbedaan penggunaan TK juga berdasarkan seks. TK wanita untuk pekerjaan relatif ringan seperti menyiangi & panen. TK laki-lakiuntuk pekerjaan realtif berat, seperti pengolahan tanah & mengangkut hasil panen. 6. Hasil pertanian sulit diprediksi/dikontrol Proses produksi pertanian yang banyak ditentukan oleh alam/musim, menyebabkan jumlah dan kualitas hasilnya sering tidak bisa dikontrol/diprediksi. Keadaan ini mengakibatkan perlunya proses sortasi dalam penanganan pascapanen. 5

KARAKTERISTIK USAHA DI BIDANG PERTANIAN 7.Pasar komoditi pertanian sifatnya monopsoni/oligopsoni sehingga sering terjadi eksploitasi harga pada petani. Selain itu, harga hasil pertanian selalu berfluktuasi: fluktuasi jangka panjang= trend fluktuasi siklus: siklus ekonomi dan produksi siklus stabil, konvergen dan divergen fluktuasi musiman fluktuasi jangka sangat pendek 8. Pertanian memiliki kontribusi yang relatif besar terhadap perekonomian Indonesia, bukan hanya kontribusinya dari sisi produk domestik brutto (PDB), tetapi juga terhadap penyerapan TK. Pada periode 1984 2007, rata-rata pertumbuhan ekonomi sektor pertanian 2,8% pertahun, sedangkan rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional 4,9% pertahun. Oleh sebab itu, peranan sektor pertanian terhadap PDB semakin menurun dari sebesar 51% pada tahun 1965 menjadi 17% pada tahun 2005 (BPS 2008, diolah). 6

PERMASALAHAN PERTANIAN DI INDONESIA 1. PELAKU PERTANIAN AGRICARE COMMUNITY Petani, buruhtani, pengusaha pertanian, pengepul, pedagang, super market, eksportir, importir, pengusaha saprotan, pedagang sapotran, pemerintah, perguruan tinggi dan lembaga penelitian pertanian, serta perbankan ISU AKTUAL: 1. Moral Hazard 2. Pasar Bebas (Liberalisasi Perdagangan) 3. Otonomi daerah 7

PERMASALAHAN PERTANIAN DI INDONESIA 2. SUMBER DAYA ALAM: Lahan sawah, lahan kering, lahan gambut, lahan marjinal, lahan agroforestry dan perkebunan. ISU AKTUAL: 1. Konversi lahan 2. Undang-Undang Pokok Agraria 3. Undang-Undang Sumber daya Air 4. Global Warming PERMASALAHAN PERTANIAN DI INDONESIA 3. TEKNOLOGI PRODUKSI PERTANIAN Teknologi tradisi(adat), sederhana, input tinggi, canggih (komoditas mahal), organik dan terpadu. ISU AKTUAL: 1. Hak paten vs hak publik 2. Ecolabelling. 8

PERMASALAHAN PERTANIAN DI INDONESIA 4. PERMODALAN USAHA PERTANIAN Banyak variasinya: Modal seadanya, modal lemah, modal kuat, atau modal dengan skema pembiayaan perbankan. ISU AKTUAL: Investasi masih lemah: 1. Nilai tukar produk pertanian masih rendah 2. High risk and low profit, 3. KKN PERMASALAHAN PERTANIAN DI INDONESIA 5. KOMODITAS/PRODUK PERTANIAN Pangan, hortikultura, jagungserealia, kacang dan umbi, tanaman serat, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan. ISU AKTUAL: 1. Ketahanan Pangan Nasional 2. Posisi tawar 3. Liberalisasi Perdagangan (aturan WTO) 9

1. Masalah Birokrasi Kementerian Pertanian: a. Koordinasi antar lembaga masih lemah, b. Lemah terhadap eksekusi peraturan perundangundangan, c. Organisasinya terlalu besar, d. Disinyalir masih terdapat budaya KKN. 2. Masalah Lahan Pertanian: a. Luas kepemilikan lahan petani sempit, b. Produktivitas lahan menurun terus, c. Alih fungsi lahan bertambah besar, d. Belum optimalnya implementasi pemetaan komoditas terkait dengan agroekosistem, e. Masih banyak lahan tidur. 3. Masalah Kondisi Petani: a. Jumlah sangat besar (25 juta KK: 20 juta mempunyai lahan (milik sendiri atau sewa, dan 5 juta buruh tani), b. Pendidikan formal rendah, c. Regenerasi petani tidak menarik, d. Pekerja keras tetapi tetap miskin, e. Bekerja tidak efisien, f. Produktivitas tiap KK rendah. 4. Masalah Kepemilakan Tanah/Lahan: a. Persengketaan tanah antara Rakyat dengan pengusaha & pemerintah, b. Banyak lahan petani belum bersertifikat, c. Sistem pewarisan tanah, d. Banyak petani tidak mempunyai lahan. 10

5. Masalah Mentalitas: a. Petani lemah dalam memperjuangkan hak haknya, b. Lemahnyajiwakewirausahaan, c. Masihbanyakyang percayamitos, d. Moral hazard. 6. Masalah Ketrampilan: a. Keterbatasan penguasaan teknik budidaya pada komoditas tertentu, b. Kurangnya orientasiagribisnis, c. Kurangnya penguasaan proses pengolahan pasca panen, d. Kurangya kemampuan mengakses pasar. 7. Masalah Modal: a. Petani kurang modal, b. Sistem perbankan yang kurang peduli terhadap petani, c. Belum ada asuransi pertanian, d. Masih terdapat sistem ijon, e. Belum ada Bank pertanian. 8.Masalah Pasar dan Tata Niaga: a. Harga (tidak wajar, fluktuatif, bergantung pedagang, tengkulak, cenderung merugikan), b. Penguasaan teknologi informasi yang terkait dengan pasar lemah, c. Rantai tataniaga panjang dan pembagian marjin masih tidak adil. 11

9. Masalah Organisasi Petani: a.lemahnya menjalankan roda organisasi petani, b.kurang berfungsinya sebagian organisasi petani yang ada, c.organisasi tani kurang mandiri. 10. Masalah Teknologi: a. Sistem alih teknologi lemah, b. Penerapan teknologi kurang tepat sasaran, c. Semakin banyaknya penerapan teknologi tidak ramah lingkungan. 11.Masalah Informasi: a.info teknologi terbatas, b.regenerasi penyuluh pertanian tidak berjalan, c.informasi stock dan kebutuhan komoditas belum terbangun, d.pemanfaatan teknologi informasi belum menyentuh petani, e.minat petani mencari informasil emah, f. Penggunaan media informasi pertanian belum meluas. 12

12.MasalahKebijakan: a.kebijakan pertanahan (skala usaha tani, alih fungsi lahan, rencana tata ruang wilayah, sertifikasi tanah, pengakuan hak ulayat belum dilaksanakan), b.kebijakan infrastruktur (irigasi, transportasi dan komunikasi), c.trade off dari otonomi daerah, terkait dengan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur pertanian), d.kebijakan payung hukum organisasi petani, e.kebijakan pemerintah belum optimal bagi petani terkait akses pasar, informasi, subsidi saprotan, proteksi perdagangan internasional, f. Mal praktek dalam kebijakan food security, g.kebijakan perbankan belum kondusif untuk petani, h.industrialisasi belum berpihak pada industri pertanian, i. Kebijakan pembangunan masih sektoral, j. Undang-Undang Sumberdaya Air belum berpihak pada petani. TUGAS DISKUSIKAN DENGAN ANGGOTA KELOMPOK ANDA, SALAH SATU PERMASALAHAN DALAM PERTANIAN DI INDONESIA DAN BAGAIMANA JALAN KELUARNYA? Catatan: Tugas Kelompok Setiap kelompok dalam 1 kelas membahas permasalahan yang berbeda. Tugas diketik disertai dengan literatur pendukung (5-10 halaman) 13