09ILMU. Modul Perkuliahan IX. Metode Penelitian Kualitatif. Metode Analisis Framing. Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm KOMUNIKASI.

dokumen-dokumen yang mirip
Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom

09Ilmu. Analisis Framing. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom

Modul Perkuliahan V. Metode Penelitian Kualitatif. Tinjauan Pustaka (Literature Review) Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm. Modul ke:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Digital Communications Award for Social Media Presence pada News Overview

BAB III METODE PENELITIAN

Modul Perkuliahan V. Metode Penelitian Kualitatif. Sifat-Sifat Penelitian. Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

BAB III METODE PENELITIAN. selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. 1

BAB III METODE PENELITIAN. menyeluruh dan dengan cara deksripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada

BAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008

BAB III METODOLOGI. lukisan secara sitematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifatsifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. deskriptif kualitatif, dimana penelitian ini berusaha melihat makna teks yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. analisis isi, dengan model analisis framingnya model Zhongdang Pan dan

BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan metode analisis framing dari Zhongdang Pan dan Gerald

08ILMU. Modul Perkuliahan VIII. Metode Penelitian Kualitatif. Memahami Studi Kasus. Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm KOMUNIKASI.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruksionis. Menurut Bogdan dan

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan

EPILOG (ditujukan untuk memenuhi salah satu Tugas Mata Kuliah Analisis Framing)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.

11ILMU. Modul Perkuliahan XI. Metode Penelitian Kualitatif. Metode Analisis Semiotik. Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm KOMUNIKASI.

Bab III. Metodologi Penelitian. diciptakan melalui tayangan program Minta Tolong di RCTI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konvensional, diantaranya adalah breaking news, yang merupakan berita singkat yang

BAB III METODE PENELITIAN. tentang langkah langkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. kondisi empirik objek penelitian berdasarkan karakteristik yang dimiliki. 25

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan jenis penelitiannya yakni Penelitian Analisis Teks

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Pemberitaan seputar eksekusi terpidana mati Amrozi cs 2008 telah menarik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. cara pandangnya terhadap dunia. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. oleh proses sejarah dan kekuatan-kekuatan sosial, budaya dan ekonomi

BAB III METODE PENELITIAN. sendiri berasal dari kata method, yang berarti ilmu yang menerangkan cara-cara

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS. Skripsi

BAB III METODE PENELITIAN. masalah-masalah tertentu. Penelitian adalah suatu metode studi yang dilakukan

13 ZHONGDANG PAN DAN GERALD M. KOSICKI

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. konstruksi media dalam pemberitaan adalah model framing yang dikemukakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini adalah pendekatan kualitatif yang bersifat paradigma. Pendekatan kualitatif yang

PRINSIP-PRINSIP NASIONALISME DALAM FILM (ANALISIS FILM HABIBIE DAN AINUN)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk

BAB III METODE PENELITIAN. jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Fenomena yang dijadikan objek penelitian adalah isi editorial Hortikultura

BAB V PENUTUP. terhadap teks yang terdapat pada website Komisi Penyiaran Indonesia dan. Masyarakat Ikut Awasi TV edisi 25 Maret 2014.

BAB II IKLAN DAN ANALISIS FRAMING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang

KONSTRUKSI MEDIA TERHADAP REALITAS PEMBERITAAN PEMILIHAN CALON GUBERNUR DKI, JOKO WIDODO DI HARIAN UMUM SOLOPOS BULAN FEBRUARI-MEI 2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengertian metode berasal dari kata methodos (Yunani) yang dimaksud adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan pemecahannya. 1

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SIMULATOR SIM SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Wardi Bahtiar dalam bukunya Metodologi Penelitian Dakwah. kesimpulan dan selanjutnya dicarikan cara pemecahannya 26.

FRAMING BERITA GAYUS TAMBUNAN DI SURAT KABAR MEDIA INDONESIA DAN REPUBLIKA

BAB III METODOLOGI. Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah construktivism

AGAMA ASING DI INDONESIA PADA REPUBLIKA ONLINE. Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.

Modul Perkuliahan V. Metode Penelitian Kualitatif. Merumuskan Masalah Penelitian. Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm. Modul ke: Fakultas ILMU KOMUNIKASI

BAB II URAIAN TEORITIS. komunikasi tertentu. Membahas teori konstruksi sosial (social

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Media Massa

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan)

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan, diperlukan suatu metode

FRAMING BERITA GAYUS TAMBUNAN DI SURAT KABAR MEDIA INDONESIA DAN REPUBLIKA

BAB I PENDAHULUAN. Polemik Ujian Nasional dalam Harjo (Studi Analisis Framing Pemberitaan

BAB I PENDAHULUAN. adalah stasiun DAAI TV merupakan sebuah stasiun televisi milik Yayasan Buddha

KONTROVERSI MISS WORLD 2013 DI MEDIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Surat kabar merupakan salah satu media massa yang digunakan oleh seorang

BAB I PENDAHULUAN. Media massa sebagai penyedia informasi, dewasa ini semakin. memegang peran yang penting dalam kehidupan politik.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing)

BAB II URAIAN TEORITIS. ditentukan oleh kekuatan-kekuatan ekonomi dan politik di luar pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS FRAMING BERITA DEMONSTRASI MAHASISWA SEMARANG TERKAIT KENAIKAN HARGA BBM PADA TV BOROBUDUR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemilihan kepala daerah selalu menjadi peristiwa menarik terutama bagi masyarakat di

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian bab-bab terdahulu, pada bab ini akan disajikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. rapat dengar pendapat antara komisi VII DPR RI dengan pemerintah tanggal 28

BAB IV PENUTUP. tujuan penulisan yang telah dipaparkan pada pendahuluan, peneiliti kemudian

Keywords: Framing, frame, Ganjar Pranowo, TribunNews, Jawa Pos, Suara Merdeka.

Transkripsi:

Modul ke: Modul Perkuliahan IX Metode Penelitian Kualitatif Metode Analisis Framing Fakultas 09ILMU KOMUNIKASI Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm Program Studi Public Relations

Judul Sub Bahasan Pendekatan Historis Pengertian Analisis Framing Model-Model Analisis Framing Proses Penelitian Analisis Framing

Pendekatan Historis Analisis bingkai, juga disebut sebagai analisis framing, meneliti bagaimana orang menafsirkan peristiwa atau interaksi tertentu. Meskipun analisis bingkai berasal dari teori komunikasi, namun telah digunakan sebagai metode penelitian untuk meneliti bagaimana media, politisi dan pemimpin sipil mempengaruhi bahasa dan pemikiran tentang topik tertentu. Bingkai mempengaruhi cara individu memandang dunia di sekitar mereka. Analisis bingkai berusaha untuk mengidentifikasi bagaimana frame tersebut dikembangkan dan mengeksplorasi pengaruh mereka pada masyarakat.

Dengan menggunakan analisis bingkai, peneliti dapat menentukan bagaimana orang-orang yang menggunakan frame tersebut mencapai sesuai pendapat. Menurut pihak berwenang pada analisis bingkai, membingkai karya dengan terlebih dahulu menyatakan posisi atau menyajikan argumen tentang topik atau isu tertentu dengan cara yang dimaksudkan untuk merangsang atau menarik perhatian. Kemudian, bingkai presenter mengidentifikasi penyebab masalah tersebut. Menurut analisis bingkai, setelah masalah dan penyebab ditunjukkan, komunikator menyajikan nya pendapat dan solusi untuk masalah tersebut dengan menggunakan faktafakta yang menguntungkan baginya dan mengecilkan atau mengabaikan informasi yang negatif.

Media adalah satu outlet atau wadah untuk komunikasi dimana analisis bingkai telah difokuskan. Outlet ini mempilkan berita dan isu-isu kepada masyarakat umum. Seringkali, konteks cerita dan kapan dan bagaimana itu disajikan mempengaruhi bagaimana masyarakat merespon. Hal ini memberikan media kekuatan untuk mempengaruhi bagaimana peristiwa setiap harinya dirasakan. Wartawan, politisi dan pemimpin lain dapat menggunakan media untuk membingkai persepsi publik. Analisis bingkai berfokus pada pesan, pengantar pesan, target penonton untuk pesan dan cara di mana pesan disajikan. Seseorang yang menggunakan kiasan atau memanipulasi informasi dengan cara yang menguntungkan untuk posisinya untuk mempengaruhi kerangka masyarakat umum.

Konsep mengenai konstruksionisme diperkenalkan oleh sosiolog interpretatif, Peter L. Beger bersama Thomas Luckman, yang banyak menulis karya dan menghasilkan tesis mengenai konstruksi sosial dan realitas. Tesis utama dari Berger adalah manusia dan masyarakat adalah produk yang dialektis, dinamis, dan plural secara terus-menerus. Bagi Berger, realitas itu tidak dibentuk secara ilmiah tidak juga sesuatu yang diturunkan Tuhan, tetapi ia dibentuk dan direkonstruksi. Dengan pemahaman seperti itu, realitas berwajah ganda / plural. Setiap orang bisa mempunyai konstruksi yang berbeda-beda atas suatu realitas. Selain plural, konstruksi sosial juga bersifat dinamis.

Berita dalam pandangan konstruksi sosial, bukan merupakan peristiwa atau fakta dalam arti yang riil. Disini realitas bukan hanya dioper begitu saja sebagai berita. Ia adalah produk interaksi antara wartawan dengan fakta. Dalam proses internalisasi wartawan dilanda oleh realitas. Realitas diamati oleh wartawan dan diserap dalam kesadaran wartawan. Dalam proses ekternalisasi, wartawan menceburkan dirinya untuk memaknai realitas. Konsepsi tentang fakta diekspresikan untuk melihat realitas. Hasil dari berita adalah produk dari proses interaksi dan dialektika tersebut

Pengertian Analisis Framing Analisis framing digunakan untuk membedah cara-cara atau ideologi media saat mengkonstruksikan fakta. Analisis ini mencermati strategi seleksi, penonjolan, dan tautan fakta ke dalam berita agar lebih bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau lebih diingat, untuk menggiring interpretasi khalayak sesuai perpektifnya (Sobur, 2001:162). Dengan kata lain, framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak dibawa ke mana berita tersebut (Nugroho, Eriyanto, Surdiasis, 1999: 21).

Framing adalah pendekatan untuk melihat bagaimana realitas itu dibentuk dan dikonstruksi oleh media. Proses pembentukan dan konstruksi realitas itu hasil akhirnya adalah adanya bagian tertentu dari realitas yang lebih menonjol dan mudah dikenal. Akibatnya, khalayak lebih mudah mengingat aspek-aspek tertentu yang disajikan secara menonjol oleh media. Aspekaspek yang tidak menonjol, bahkan tidak diberitakan, menjadi terlupakan dan sama sekali tidak diperhatikan oleh khalayak. Framing adalah sebuah cara bagaimana peristiwa disajikan oleh berita. Penyajian tersebut dilakukan dengan menekankan bagian tertentu, menonjolkan aspek tertentu dan membesarkan cerita dari sebuah realitas atau peristiwa. Di sini media menseleksi, menghubungkan dan menonjolkan peristiwa sehingga makna dari peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak (Soesilo dalam Eriyanto, 2002: 67).

Model-Model Analisis Framing 1. Model Robert N. Entman Entman melihat framing dalam dua dimensi besar: seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas. Seleksi isu berkaitan dengan pemilihan fakta. Dari realitas yang kompleks dan beragam, aspek mana yang diseleksi untuk ditampilkan. Dari proses ini selalu terkandung di dalamnya ada bagian berita yang dimasukkan, tetapi ada juga berita yang dikeluarkan. Tidak semua aspek atau bagian dari isu ditampilkan, wartawan memilih aspek tertentu dari suatu isu. Penonjolan aspek tertentu dari isu berkaitan dengan penulisan fakta. Ketika aspek tertentu di suatu peristiwa dipilih, bagaimana aspek tersebut ditulis. Hal ini sangat berkaitan dengan pemakaian kata, kalimat, gambar dan citra tertentu untuk ditampilkan kepada khalayak.

2. Model Pan & Kosicki. Dalam tulisan mereka Framing Analysis: An Approach to News Discourse, Pan & Kosicki mengoperasionalisasikan empat dimensi struktural teks berita sebagai perangkat framing, yaitu: sintaksis, skrip, tematik dan retoris. Keempat dimensi struktural tersebut membentuk semacam tema yang mempertautkan elemen-elemen semantik narasi berita dalam suatu koherensi global. Model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat organisasi ide. Frame merupakan suatu ide yang dihubungkan dengan elemen yang berbeda dalam teks berita kutipan sumber, latar informasi, pemakaian kata atau kalimat tertentu kedalam teks secara keseluruhan.

Frame berhubungan dengan makna. Bagaimana seseorang memaknai suatu peristiwa, dapat dilihat dari perangkat tanda yang dimunculkan dalam teks. Struktur sintaksis bisa diamati dari bagan berita. Sintaksis berhubungan dengan bagaimana wartawan menyusun peristiwa pernyataan, opini, kutipan, pengamatan atas peristiwa ke dalam bentuk susunan kisah berita. Struktur skrip melihat bagaimana strategi bercerita. Struktur ini melihat gaya bertutur yang dipakai wartawan dalam mengemas peristiwa.

Struktur tematik berhubungan dengan cara wartawan mengungkapkan pandangannya atas peristiwa kedalam proposisi, kalimat, atau hubungan antarkalimat yang membentuk teks secara keseluruhan. Sedangkan struktur retoris berhubungan dengan cara wartawan menekankan arti tertentu. Dengan kata lain, struktur retoris melihat pemakaian pilihan kata, idiom, grafik, gambar yang digunakan untuk memberi penekanan pada arti tertentu.

3. Model Murray Edelman Murray Edelman mensejajarkan framing sebagai kategorisasi yaitu pemakaian perspektif tertentu dengan pemakaian kata-kata yang tertentu pula yang menandakan bagaimana fakta atau realitas dipahami (Eriyanto, 2007). Kategori merupakan abstraksi dan fungsi dari pikiran sehingga manusia dapat memahami realitas yang dapat mempengaruhi pikiran dan kesadaran publik, sama seperti propaganda. Salah satu gagasan utama Murray Edelman adalah dapat mengarahkan pandangan khalayak akan suatu isu dan membentuk pengertian mereka akan suatu isu.

4. Model William A. Gamson & Andre Modigliani Menyebutkan dalam framing, cara pandang terbentuk dalam kemasan (package) yang mengandung konstruksi makna atas peristiwa yang akan diberitakan (Sobur, 2006). Kemasan itu semacam skema dan struktur pemahaman yang digunakan individu untuk mengkonstruksi makna pesan-pesan yang ia sampaikan, serta untuk menafsirkan makna pesan yang ia terima, cara pandang atau gugusan ide-ide yang terorganisir sedimikian rupa, dan menghadirkan konstruksi makna peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana (Eriyanto, 2007).

Struktur framing devices (perangkat pembingkai) yang mencakup metaphors (metafora), exemplars (contoh terkait), catchphrases (frase yang menarik), depictions (penggambaran suatu isu yang bersifat konotatif), dan visual images (gambar, grafik, citra yang mendukung bingkai) menekankan aspek bagaimana melihat suatu isu. Struktur reasoning devices (perangkat penalaran) menekankan aspek pembenaran terhadap cara melihat isu, yakni roots (analisis kausal), appeals to principle (klaim moral), dan consequences (konsekuensi yang didapat dari bingkai).

Proses Penelitian Analisis Framing Sumber : Mat Hope, Frame Analysis as a Discourse-Method: Framing climate change politics, 2010. University of Bristol.

Kerangka Primer : Dalam model ini, kerangka utama yang dikonsep dengan referensi langsung ke Goffman (1974). Kerangka utama memiliki kesamaan yang jelas dengan Minsky (1975 ) 'superframes bahwa mereka menggambarkan tingkat yang paling umum dan dasar pemahaman. Metaframes : Metaframes adalah dengan ketidakbermaknaan yang berbeda dari satu sama lain, beberapa framings dapat berkontribusi pada MetaFrame tunggal. Seperti dengan semua frame, pemahaman yang satu akan bergantung pada pemahaman orang lain. Metaframes beroperasi pada satu skala relatif tanpa pemahaman mutlak.

Isu-frame yang dekat dengan apa yang Minsky (1975) gambarkan sebagai 'subframes' dengan beberapa potongan informasi yang berkontribusi terhadap' subframe 'keseluruhan (Minsky, 1975: 223). Dimensi Framing: Setelah frame telah ditetapkan, hal itu masih harus dilihat bagaimana proses yang memiliki framing sekarang menciptakan objek yang lebih koheren (terpadu) - mengubah objek menjadi masalah. Elemen ini telah dikonseptualisasikan oleh para ahli yang mengidentifikasi berbagai cara di mana kelompok aksi sosial mendefinisikan kemudian merumuskan masalah yang mereka pilih untuk mencapai tujuan politik (lihat Benford dan Snow, 2000, Gerhards 1995).

Referensi Eriyanto (2002). Analisis Framing. Konstruksi, Ideologi dan Konstruksi Media. Yogyakarta: LKis. Sobur, Alex (2001). Analisis Teks Media. Satu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosda Karya. Mat Hope, Frame Analysis as a Discourse-Method: Framing climate change politics, 2010. University of Bristol.

Referensi Nueuman, W. Lawrence (1994). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approach. Allyn and Bacon. Rakhmat, Jalaludin (1999). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiyono (2006). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RD. Bandung: Afbaeta. Sukidin, Basrowi (2002). Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya: Insan Cendekia. Jabareen, Yosef (2009). Building a Conceptual Framework: Philosophy, Definitions, and Procedure. International Journal of Qualitataive Method. International Institute for Qualitataive Methodology. University of Alberta. Sandelowski, Margarete (2000). Focus on Research Methods Whatever Happened to Qualitative Description? University of North Carolina at Chapel Hill.

Terima Kasih Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm