Analisa Manajemen Operasional Pada Pembangunan Kapal Tunda (Tug Boat) 2x1600 HP di Galangan Kapal. Peter Kolbert Hutapea 1

dokumen-dokumen yang mirip
STUDI PENGEMBANGAN MODEL MANAJEMEN RISIKO USAHA BANGUNAN BARU PADA IINDUSTRI GALANGAN KAPAL

PENILAIAN RISIKO PEKERJAAN BANGUNAN BARU PADA GALANGAN KAPAL KLASTER JAWA MENGGUNAKAN MATRIK RISIKO

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO

SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

ANALISA RISIKO PROSES PEMBANGUNAN KAPAL BARU LTDW WHITE PRODUCT OIL TANKER PERTAMINA DI PT. DUMAS TANJUNG PERAK SURABAYA

PENILAIAN RISIKO OPERASIONAL PEKERJAAN BANGUNAN KAPAL BARU DI PT. ADILUHUNG SARANASEGARA INDONESIA MENGGUNAKAN METODE MATRIK RISIKO

Paradigma Manajemen Resiko. control. track RISK. identify. plan. analyze

PEMBANGUNAN INDUSTRI MARITIM UNTUK MENDUKUNG POROS MARITIM DUNIA DAN TOL LAUT BERBASIS RISIKO

ANALISA RISIKO BANGUNAN BARU COASTER DI PT. LAMONGAN MARINE INDUSTRIES MENGGUNAKAN METODE FMEA (FAILURE MODE EFFECTS ANALISYS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada beberapa ahli yang mendefinisikan kata rework beberapa di antaranya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul

Bab V SIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN

MANAJEMEN KEUANGAN. Kemampuan Dalam Mengelola Persediaan Perusahaan. Dosen Pengampu : Mochammad Rosul, Ph.D., M.Ec.Dev., SE. Ekonomi dan Bisnis

Daftar Isi. Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment

ANALISA RESIKO DALAM USAHA MENGELOLA FAKTOR RESIKO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PRODUK JADI

Manajemen Proyek. Dosen : Mila Faila Sufa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI MERUPAKAN PROBABILITAS KEJADIAN YANG MUNCUL

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Perumusan Masalah

Manajemen Resiko Proyek Sistem Informasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS)

MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

ANALISIS RISIKO OPERASIONAL PADA PROSES KONVERSI WORKBOAT MENJADI SUPPLY VESSEL MV. SAM PROSPER I DI PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

ANALISIS HAMBATAN DAN REKOMENDASI SOLUSI PADA PROSES OUTBOUND LOGISTIC PT XYZ DENGAN SEVEN TOOLS DAN FMEA

COST ACCOUNTING MATERI-9 BIAYA BAHAN BAKU. Universitas Esa Unggul Jakarta

MANAJEMEN RISIKO PROYEK

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN COORPORATE VALUE. Petunjuk: Berilah nilai bobot antara 0-5 dimana:

Materi 4 Keamanan Sistem Informasi 3 SKS Semester 8 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2015 Nizar Rabbi Radliya

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI JASA REPARASI KAPAL PADA PT. DOK & PERKAPALAN KODJA BAHARI (PERSERO) GALANGAN II

LAMPIRAN 1. Kuesioner. Domain Bisnis. untuk penyusunan skripsi dengan judul Analisis Investasi Sistem Informasi dengan

BAB II. Landasan Teori. [Jog98] mendefinisikan pengembangan system (System Development)

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN

5/25/16 Manajemen Proyek IT - Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Enterprise Architecture Planning Untuk Proses Pengelolaan Manajemen Aset Dengan Zachman Framework

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

III KERANGKA PEMIKIRAN

MENGAPA PROYEK PERANGKAT LUNAK GAGAL ( PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO DALAM PROYEK PERANGKAT LUNAK )

PENGARUH PENERAPAN SAFETY MANAGEMENT TERHADAP KINERJA PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 ANALISIS PENGGUNAAN SOFTWARE ESTIMASI BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI DI INDONESIA

Manajemen Resiko Nia Saurina 811

Corporate Social Responsibility (CSR) Assessment Tool - Responsible Med


ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS PENAMBAHAN FASILITAS GRAND BLOCK ASSEMBLY UNTUK PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI GALANGAN PT PAL SURABAYA

ANALISA KEBUTUHAN TENAGA KERJA LANGSUNG PADA PEMBANGUNAN KAPAL PERINTIS 1200GT DI PT. ADILIHUNG SARANA SEGARA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan PT.TAMBANGAN RAYA PERMAI berdiri pada tahun. 1995, bergerak di bidang pembuatan dan perbaikan kapal.

MENGELOLA RISIKO PROYEK PENGEMBANGAN SOFTWARE

LAMPIRAN 1. KUESIONER PEMBOBOTAN KORPORASI PT TELKOM DOMAIN BISNIS

Lampiran 1 CHECK LIST PRAKUALIFIKASI CSMS

BAB I PENDAHULUAN. Project life cycle. Construction. Tender Document. Product

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South

Chapter 4 SOFTWARE QUALITY ASSURANCE - REVIEW

PROJECT RISK MANAGEMENT (MANAJEMEN RESIKO PROYEK) (MATA KULIAH MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK)

LAMPIRAN 1 LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN SWOT. Kuesioner ini digunakan untuk mendapatkan nilai yang nantinya berpengaruh terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

FASE PERENCANAAN. MPSI sesi 4

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Penerapan Intergrated Corporate Risk Management (ICRM) di Dunia Usaha

10. SAFETY 10.1 Proses Keselamatan (Safety Process)

K3 KONSTRUKSI BANGUNAN. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 4 EVALUASI HASIL PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI COST OVERRUNS PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Kebijakan Manajemen Risiko PT Semen Indonesia (Persero) Tbk.

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009

ANALISA & PERANCANGAN SISTEM

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

MODEL PROBABILISTIC RISK ASSESSMENT PADA INDUSTRI GALANGAN KAPAL SUB KLASTER SURABAYA

Resiko Perangkat Lunak. Project Management RISK ANALYSIS AND MANAGEMENT. Kategori Resiko (1) Kategori Resiko (2) Resiko Teknis (1)

PT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI PROSEDUR IDENTIFIKASI ASPEK DAN BAHAYA


BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kerangka Kerja Sistem Manajemen Kinerja

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses konstruksi untuk merusak proyek (Faber, 1979). yang diperkirakan (Lifson & Shaifer, 1982).

IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RESIKO DAN TINDAKAN PENGENDALIAN

ANALISA RISIKO TAHAP PERAWATAN JALAN DALAM PENERAPAN PERFORMANCE BASED CONTRACT PADA PROYEK JALAN DI JAWA TIMUR

Project Integration Management. Inda Annisa Fauzani Indri Mahadiraka Rumamby

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009

RANGKUMAN SIM BAB 14 Mengelola Rancangan Proyek (Managing Projects)

MANAJEMEN PENGADAAN DALAM PROYEK. Chapter 12

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Mengidentifikasi tingkat akurasi dan satuan ukuran sumber daya yang akan diestimasi / diperkirakan

USULAN KERANGKA MANAJEMEN RESIKO IMPLEMENTASI TEKNOLOGI BARU DALAM MENDUKUNG AKTIVITAS BISNIS PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI

BAB III ANALISIS METODOLOGI

PENILAIAN SAFETY CLIMATE PEKERJA TERHADAP STATUS KARYAWAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN. (Studi Kasus pada Pekerja Workshop Di PT PAL Indonesia)

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Melihat perkembangan dunia modern saat ini, kegiatan industri telah menjadi

PEMASARAN PRODUK INDUSTRI KONSTRUKSI PRACETAK PRATEGANG

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DI LABORATORIUM PLASTIK INJEKSI POLITEKNIK MANUFAKTUR ASTRA

ABSTRAK. Kata Kunci : enterprise architecture, arsitektur sistem informasi, 8-Productions, TOGAF, TOGAF ADM

LAMPIRAN LEMBAR KUESIONER PEMBOBOTAN CORPORATE VALUE. 0 Tidak berhubungan sama sekali. 1 Sangat sedikit hubungannya. 2 Sedikit berhubungan

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-undang No. 1 Tahun 1970 pasal 1 ayat (1) yang

Transkripsi:

Analisa Manajemen Operasional Pada Pembangunan Kapal Tunda (Tug Boat) 2x1600 HP di Galangan Kapal Peter Kolbert Hutapea 1 1 Mahasiswa Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia e-mail: peter.kolbert@ui.ac.id Abstract Operational management is very important and should not be ignored in a shipbuilding industry. Development and modeling in risk management should be applied to make the construction of vessel is more efficient in terms of time and costs. the first step in the risk management is concepting IIAR: (1) Identification, is identifying of the location, time, cause, and the process of the happen of risk that may block, degrade, delay, or increase the aim of work in the shipyards; (2) Inventory of the data, perform of collecting data that supports the identification of all the risks that exist, starting at the submission of the draft document from the owner until the ship erection; (3) Analyze (assessment) is analyzing by schedule risk using a mathematical model approach, the analysis conducted by the reduction of schedule risk on project management, using the databases, using cost risk and schedule risk in the risk analysis; and (4) Result, is the results obtained after conducting a risk assessment, risk ratio, identification of risk rating, and control risks including risk mitigation. Keywords: management, risk, assessment, shipyard, model 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini galangan kapal di Indonesia telah berkembang dan tersebar di berbagai daerah seperti Batam/Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Irian. Galangan-galangan kapal tersebut telah tumbuh menjadi galangan kapal yang menyediakan fasilitas untuk pembangunan kapal baru dan juga perbaikan/maintenance kapal. Dengan dikeluarkannya Inpres No.5 Tahun 2005, peluang industri galangan kapal nasional untuk memenuhi kebutuhan kapal dalam negeri sangat besar, baik untuk bisnis bangunan baru maupun reparasi kapal. Peluang tersebut diakomodasi oleh sekitar 240 perusahaan galangan kapal nasional yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, yang diantaranya 4 (empat) perusahaan merupakan galangan nasional milik pemerintah berstatus BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yaitu : PT. PAL Indonesia (PAL), PT. Dok dan Perkapalan Surabaya (DPS), PT. Dok Kodja Bahari (DKB), dan PT. Industri Kapal Indonesia (IKI). Total populasi kapal baik yang terdaftar di Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) maupun dari jumlah armada kapal asing yang beroperasi di Indonesia, mencapai lebih dari 13.520 unit

kapal. Sedangkan jumlah galangan kapal yang memiliki kapasitas untuk reparasi berjumlah sekitar 234 unit (Register BKI, 2006). Jadi, bila dilihat dari perbandingan antara jumlah kapal yang beroperasi di perairan Indonesia dan jumlah galangan yang tersedia tersebut, maka peluang pasar untuk jasa perbaikan dan perawatan kapal masih terbuka lebar (Ma ruf, 2007). Terdapatnya sejumlah galangan kapal di Indonesia merupakan salah satu nilai tambah untuk mewujudkan cita-cita dari pemerintah yang sekarang. Tetapi kuantitas dari suatu galangan tidaklah cukup apabila tidak ditunjang dengan kualitas yang baik. Untuk itu sebuah galangan harus memenuhi beberapa syarat agar galangan tersebut dapat dikatakan layak atau berkualitas antara lain dari segi teknis termasuk fasilitas, keselamatan kerja, dan juga manajemen operasional yang di dalamnya terdapat manajemen resiko. Kemudian nanti pada akhirnya akan dibahas manajemen operasional yang terdapat pada industri galangan kapal yang di dalamnya terdapat manajemen resiko dan juga tentang keselamatan kerja. Diantaranya adalah menyusun dan mengembangkan model manajemen risiko usaha bangunan baru pada industri galangan kapal dengan langkah mengidentifikasi, mengevaluasi, menganalisa pengaruh tingkat risiko usaha terhadap cost yang harus ditanggung oleh industri galangan kapal untuk bangunan baru. Pada industri galangan kapal, belum ada pembahasan dan analisa mengenai manajemen risiko, meskipun risiko yang dihadapi tidak kalah besarnya dengan bidang yang lain. Industri galangan kapal adalah industri yang padat modal dan tingkat pengembaliannya yang cukup lama (slow yielding), sehingga dalam operasionalnya harus menggunakan prinsip kehati-hatian. Selain itu akan dibahas juga dari segi keselamatan kerja yang terdapat pada industri galangan kapal. Berbicara soal keselamatan kerja tentu erat kaitannya dengan kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja yang terjadi disebabkan oleh dua penyebab utama yaitu : tindakan perbuatan manusia yang tidak memenuhi keselamatan (unsafe human acts) dan keadaan lingkungan yang tidak aman (unsafe condition). Faktor faktor yang menjadi penyebab terjadinya kecelakaan yang meliputi keempat unsur produksi, lokasi dan proses produksi itu sendiri pada industri galangan kapal dengan keterbatasan sumber daya manusia, teknologi dan produksi. Dan untuk menghindari kecelakaan tersebut maka dibutuhkan suatu standar yang dapat memanajemen segala resiko yang mungkin terjadi. Salah satu standar yang digunakan pada saat ini adalah K3 OHSAS. K3 OHSAS ini mengatur segala jenis kegiatan yang terdapat di dalam industri galangan kapal. Standar yang digunakan diantaranya OHSAS 18001:1999. Manfaat penerapan OHSAS 18001:1999 adalah peningkatan image galangan kapal dan penghematan biaya akibat berkurangnya kecelakaan kerja.

1.2 Perumusan Masalah Aspek yang perlu diketahui sebelumnya adalah apa saja kendala yang terdapat di dalam industri galangan kapal dalam memenuhi aspek manajemen operasional pada pembangunan kapal di galangan tersebut Setelah itu menemukan bagaimana cara menghadapi masalah tersebut dan apa solusi yang tepat agar cost yang dikeluarkan seminim mungkin dengan menggunakan manajemen risiko dan menerapkam manajemen risiko tersebut di industri galangan kapal sehingga dapat mengurangi kecelakaan kerja ataupun meningkatkan keselamatan kerja sehingga pekerjaan lebih efisien tanpa mengurangi kualitas pekerjaan. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui masalah-masalah yang terdapat di suatu galangan kapal dalam membangun kapal baru. Kemudian dari masalah-masalah yang telah diketahui tersebut, dibuat bagaimana proses penanganan masalah-masalah tersebut dengan menganalisa setiap kejadian yang pernah terjadi dengan manajemen risiko sehingga dapat menjadi lebih efisien dari segi biaya (cost) dan juga waktu (time). 2. TINJAUAN PUSTAKA Resiko (risk) adalah peluang atau probabilitas bahwa sesuatu akan dirugikan atau mengalami sesuatu efek yang merugikan jika terkena bahaya akibat dari suatu kejadian atau bisa juga dikatakan kombinasi dari kemungkinan bahaya yang telah diketahui menjadi kenyataan dan besarnya akibat kerugian dari kejadian itu. Proses manajemen risiko diantaranya adalah: 1) Ada kesalahpahaman yang luas di antara praktisi, terutama dalam industri pelayaran, yang menganggap manajemen risiko sebagai pelindung (hedging). Ini adalah penyederhanaan yang berlebihan dan tidak mencerminkan dimensi yang sebenarnya dari manajemen risiko. 2) Kenyataannya, manajemen risiko adalah proses yang melibatkan tiga langkah yang terpisah, yaitu: a. Pemodelan risiko: Sebelum mengambil keputusan pada pertimbangan risiko, kita harus mengidentifikasi faktor risiko yang mendasari, memahami perilaku mereka, dan mencoba untuk memodelkan dinamika mereka. Ini adalah fondasi dasar pada fase-fase lain dari siklus manajemen risiko saat dibangun. b. Pengukuran risiko: Setelah mengidentifikasi dan pemodelan dasar dari faktor risiko, kita harus menentukan signifikansi dan mengukur pengaruh mereka pada nilai portofolio dan hasil keuangan.

c. Manajemen risiko: Setelah diidentifikasi dan diukur risiko tersebut, kemudian dapat mengambil keputusan mengenai apakah akan mengurangi eksposur atau mengubah profil risiko berdasarkan preferensi risiko - pencegahan (hedging) adalah salah satu alternatif dari tindakan. Tetapi manajemen risiko tidaklah sama dengan pencegahan (hedge). Hedging adalah hanya salah satu alternatif untuk manajemen aktif risiko. Selain itu, manajemen risiko tidak selalu berarti pengurangan risiko. Bahkan, tujuan dari manajemen risiko adalah tidak untuk mengurangi risiko, tetapi lebih penting untuk mengukur dan mengendalikan risiko. Sebagian besar tujuannya adalah untuk tidak menghilangkan risiko, melainkan untuk mengubah profil risiko sesuai dengan kondisi pasar yang berlaku, preferensi risiko, dan potensi persyaratan peraturan atau kontrak. Risiko yang tertanam dalam setiap aktivitas bisnis seperti untuk pemilik kapal, keputusan untuk berinvestasi dalam kapal menandakan keyakinannya bahwa tarif angkut akan naik, produktif dia pengembalian investasinya yang lebih tinggi dari suku bunga "bebas risiko". Namun, tidak ada "makan siang gratis" dalam perekonomian; keputusannya untuk berinvestasi menciptakan pada saat yang sama eksposur alami untuk tarif angkut, menerima risiko bahwa tarif angkut mungkin sebenarnya turun. Risiko hanya dapat dihindari dalam kegiatan pengambilan profit. Manajemen risiko sendiri digunakan pada perusahaan perkapalan dan pelayaran. Pada perusahaan perkapalan dan pelayaran terdapat beberapa jenis manajemen risiko, diantaranya adalah: Manajemen Risiko pada Perdagangan dan Transportasi Kargo Manajemen Risiko di Kapal Manajemen Risiko di Pelabuhan atau Galangan Manajemen Risiko pada Asuransi Manajemen Risiko pada Desain Manajemen Risiko pada Perundang-Undangan Pada manajemen risiko terdapat beberapa elemen yang sangat penting untuk diketahui dan dilakukan, diantaranya adalah: Identifikasi kejadian yang tidak diinginkan Analisis mekanisme peristiwa yang tidak diinginkan

Pertimbangan tingkat bahaya Pertimbangan kemungkinan peristiwa yang tidak diinginkan dan konsekuensi tertentu (probabilitas / frekuensi). Putuskan tentang pentingnya identifikasi bahaya dan perkirakan risiko yang akan terjadi Mengembangkan dan menerapkan keputusan pada setiap tindakan. 3. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan konsep manajemen risiko yaitu identifikasi (identification), pengumpulan data (inventory of data), analisis (analyze/assessment), dan hasil (result). Berikut adalah konsep yang digunakan dalam manajemen risiko di galangan kapal dalam pembuatan kapal baru: 3.1 Identifikasi Masalah Identifikasi beberapa permasalahan manajemen risiko pada industri galangan kapal dan yang berpotensi merugikan perusahaan, antara lain: a. Bagaimana implementasi manajemen risiko pada industri galangan kapal untuk bangunan baru, kondisi ini dilihat pada keadaan sebelum penerapan manajemen risiko dan sesudah penerapan manajemen risiko. b. Pengaruh manajemen risiko terhadap operasional perusahaan galangan kapal untuk bangunan baru c. Assessment value at risk manajemen risiko pada industri galangan kapal untuk bangunan baru, bagaimana menilai risiko melalui penerapan manajemen risiko pada perusahaan, penerapan konsep Value at Risk untuk menilai risiko dan potensi losess yang akan ditimbulkan. d. Model pengembangan manajemen risiko usaha pada industri galangan kapal untuk bangunan baru. 3.2 Inventaris Data Lapangan Data lapangan didapat dengan menggunakan sampel pada proses pembangunan kapal baru yang sedang dibangun di galangan PT Daya Radar Utama (DRU). Data-data tersebut meliputi: data pembangunan kapal, jumlah, macam-macam risiko yang dihadapi, bobot tiap risiko, frekuensi kejadian selama lima tahun sebelumnya. Proses pencarian data dilakukan

dengan metode wawancara dengan menggunakan checklist, wawancara dilakukan terhadap manager-manager dan juga karyawan-karyawan yang berkecimpung dalam proses pembangunanan kapal baru. 3.3 Assessment Value at Risk Langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Identifikasi hazard (list semua skenario kejadian yang relevan dengan faktor penyebab dan dampak yang potensial) pada proses pembangunan kapal baru, mulai tahap tender sampai kapal jadi (delivery). b. Penilaian risiko (evaluasi faktor-faktor risiko); 1) Fokus pada skenario yang penting, didasarkan pada identifikasi risiko pada tahap sebelumnya. Kemudian di masukan pada tool database manajemen sistim. 2) Ukur risiko pada setiap skenario, dengan metode statistik menggunakan asas perkalian, data hasil wawancara kemudian dimasukan dalam tool database manajemen sistim pada masing-masing kelompok risiko. 3) Analisa darimana risiko datang, fokus perhatian pada penyebab, menganalisis dari mana penyebab masing-masing risiko, siapa pemilik risiko, cari akar masalah dengan validasi wawancara lebih mendalam, dengan audit risiko. 4) Identifikasi faktor yang berhubungan yang mempengaruhi tingkatan risiko, bobot risiko dan frekeunsi sering tidaknya terjadi risiko dari hasil wawancara dengan menggunakan isian checklist menjadi tolok ukur nilai indeks risiko atau nilai risiko yang pada akhirnya akan menentukan tingkatan risiko. Kemudian disusun dalam Tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1 Penilaian Risiko No Dugaan Risiko Macam Risiko Nilai Risiko Sumber: Basuki, Minto. 2008 c. Pilihan untuk mengontrol risiko (aturan untuk mengukur, mengontrol dan mengurangi risiko yang teridentifikasi); 1) Fokus perhatian pada faktor yang berkontribusi pada risiko yang tertinggi, dengan mengetahui nilai risiko atau indeks risiko, maka nilai tersebut dimasukan dalam matrik risiko. Indeks risiko untuk masing-masing tingkatan risiko dikelompokan sebagai berikut: (i) kelompok sangat rendah dengan indeks risiko 2 sampai 3, (ii)

kelompok rendah dengan indeks risiko 4 sampai 5, (iii) kelompok menengah dengan indeks risiko 6, (iv) kelompok tinggi dengan indeks risiko 7 sampai 8, (v) kelompok sangat tinggi dengan indeks risiko 9 sampai 10. Dari matrik risiko dapat diketahui tingkatan masing-masing risiko kemudian disusun seperti Tabel 2 berikut: Tabel 2 Peringkat Risiko No Risiko Indeks risiko Kategori Risiko Sumber: Basuki, Minto. 2008 2) Identifikasi pengukuran untuk mengontrol risiko, dari tingkatan risiko yang diperoleh dari matrik risiko, untuk menurunkan nilai indeks risiko harus dilakukan dengan penerapan proses mitigasi risiko, disamping itu juga perlu dilakukan apakah risiko tersebut dihindari atau ditahan. 3) Evaluasi untuk antisipasi pengurangan risiko dengan menerapkan beberapa pengukuran. Proses mitigasi risiko untuk masing-masing tingkatan risiko bisa dilakukan dengan cara menganalis faktor penyebab risiko, frekuensi terjadinya risiko dan bagaimana cara menurunkan risiko tersebut dan disusun dalam Tabel 3 seperti berikut: Tabel 3 Mitigasi Risiko No Risiko Kategori Risiko Mitigasi Risiko Sumber: Basuki, Minto. 2008 3.4 Analisa Hasil a. Menyusun dan memverifikasi hasil penelitian lapangan kemudian dilakukan assessment value at risk, membandingkan hasil pengolahan data untuk menentukan nilai risiko, peringkat risiko, proses mitigasi dan pembiayaan, kemudian dilakukan dengan validasi dengan wawancara dan proses audit oleh pemilik risiko. b. Menghitung risiko, tingkat risiko dan pengaruhnya pada operasional usaha industri galangan kapal baru, membandingkan pembiayaan risiko terhadap operasional perusahaan secara keseluruhan (diambil studi kasus di PT. Daya Radar Utama, Jakarta). Menyusun dan mengembangkan model manajemen risiko usaha pada industri galangan kapal baru. Berdasarkan hasil pengolahan data dan validasi, kemudian disusun model yang cocok untuk pengembangan manajemen risiko di perusahaan industri galangan kapal (diambil studi kasus di PT. Daya Radar Utama, Jakarta).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah berbagai risiko yang dihadapi perusahaan, maka selanjutnya risiko tersebut harus diukur dengan cara memberi penilaian terhadap risiko-risiko tersebut. Dua dimensi risiko yang perlu diukur untuk mendapatkan informasi yang diperlukan adalah: a. Frekuensi atau jumlah kerugian yang akan terjadi b. Kerugian dari risiko tersebut Dari masing-masing dimensi di atas, yang perlu diketahui adalah: a. Rata-rata nilainya dalam periode anggaran b. Variasi nilai dari satu periode c. Dampak keseluruhan dari kerugianh-kerugian tersebut Distribusi probabilitas adalah salah satu metode yang dapat dipakai untuk mengukur atau menilai sebuah risiko. Distribusi probabilitas merupakan probabilitas kejadian bagi masing-masing outcome yang mungkin. Ada tiga macam distribusi probabilitas yang memperlihatkan outcome yang mungkin, antara lain: a. Total kerugian pertahun (atas periode budget) b. Banyaknya kejadian pertahun c. Kerugian pertahun Tentunya kerugian total itu bisa diperoleh dengan mengalikan jumlah kerugian pada tahun bersangkutan dengan rata-rata nilai kerugian per kejadian. Hasil penilaian risiko untuk masing-masing risiko pada PT Daya Radar Utama yang didapat dari data-data perusahaan langsung dapat dilihat pada Tabel 4.5 di bawah ini dan pada nilai risiko range yang digunakan adalah mulai dari 0 sampai dengan 10.

Tabel 4 Hasil Penilaian Risiko No. Risiko Macam Risiko Nilai Risiko 1 Peraturan Perundangan 2 Sumber Daya Manusia 3 Peralatan 4 Kontrak a. Skill tenaga kerja b. Sertifikasi dalam memegang suatu alat c. Tenaga kerja kurang a. Lokasi b. Alat rusak c. Verifikasi alat belum dilakukan a. Ralat pekerjaan b. Informasi pekerjaan kurang lengkap 5.31 7.1 5.5 0.07 1.50 1.80 6.50 2.50 `5 Material a. Kesalaha n panjang dan tebal plat b. Keterlambatan suplai material 4.15 2.60 6 Energi 0.09 7 Keamanan dan kecelakaan a. Penggunaan alat-alat b. Keamanan belum maksimal c. Kecelakaan d. Kurang kesadaran terhadap keselamatan diri 0.66 0.80 0.51 5.63 8 Kepatuhan pada lingkungan a. Pencemaran lingkungan b. Lingkungan belum diverifikasi 0.45 1.23 9 Reputasi dan kepuasan pelanggan a. Estimasi waktu dari awal menjadi molor b. Mutu hasil pekerjaan 3.70 0.04 10 Peraturan klasifikasi Dokumen dan rule terbatas 0.2 11 Keuangan 0.75 12 Teknologi Software terkadang eror 1.20 13 Perubahan dan proses manajemen

14 Proses produksi a. Progress belum selesai b. Proses produksi terganggu 1.20 2.15 15 Desain atau rancang bangun a. Pengecekan desain atau rancangan b. Salah pemahaman c. Ketidaksinkronan desain 4.25 1.40 0.85 Kemudaian dari hasil penilaian risiko tersebut, akan dikelompokkan risiko-risko tersebut dengan menggunakan matrik risiko. Pengelompokan tersebut akan beradasarkan rating kemungkinan terjadinya suatu risiko dan dampak yang dihasilkan dari risiko tersebut. Pengelompokan tersebut dapat dilihat pada gambar tabel di bawah ini: Gambar 1 Matrik Risiko Selain itu dapat dihasilkan juga rating akibat dari risiko tersebut. Isi tabel tersebut dapat dilihat di bawah ini: Tabel 5 Rating Akibat Tingkat Eksposur/ Level Risiko Indeks Risiko Sangat Tinggi 9 s/d 10 Tinggi 7 s/d 8 Menengah 6 Rendah 4 s/d 5

Sangat Rendah 2 s/d 3 Rating risiko ini dimulai dari indeks yang terkecil yaitu 0 sampai dengan yang terbesar yaitu 10. Kemudian dikelompokkan menjadi 5 item yaitu sangat rendah, rendah, menengah, tinggi, dan sangat tinggi. Kelima item tersebut juga dibedakan menjadi 5 warna. Kemudian dari hasil perhitungan di atas maka identifikasi risiko sebelumnya dapat diberi peringkat atau rating dan kemungkinan dari terjadinya suatu risiko dalam pekerjaan. Berikut adalah tabel dari hasil identifikasi risiko yang ada. Tabel 6 Nilai Risiko Potensial, Tingkat Risiko, Ploting pada Matrik Risiko PT Daya Radar Utama (DRU) No. Risiko Jlh Nilai Risiko Tingkat Risiko Kemungkinan Terjadi Rating Akibat 1 Peraturan Perundangan Sumber Daya Manusia a. Skill tenaga kerja 5.31 Moderat Kemungkinan besar terjadi Agak berat 2 b. Sertifikasi dalam memegang suatu 7.10 Tinggi Sering terjadi Agak berat alat c. Tenaga kerja kurang 5.50 Moderat Kemungkinan besar terjadi Agak berat Peralatan a. Lokasi 0.07 3 b. Alat rusak 1.50 Sangat Rendah Kemungkinan kecil terjadi Tidak berat c. Verifikasi alat belum dilakukan 1.80 Sangat Rendah Kemungkinan kecil terjadi Tidak berat 4 Kontrak a. Ralat pekerjaan 6.50 Tinggi Sering terjadi Berat b. Informasi pekerjaan 2.50 Sangat Rendah Kemungkinan kecil Tidak berat

kurang lengkap terjadi Material 5 a. Kesalahan tebal dan panjang plat 4.15 Rendah Mungkin terjadi Tidak berat b. Keterlambatan suplai material 2.60 Sangat Rendah Kemungkinan kecil terjadi Tidak berat 6 Energi 0.09 Keamanan dan kecelakaan a. Penggunaan alatalat 0.66 7 b. Keamanan belum maksimal 0.80 c. Kecelakaan 0.51 d. Kurang kesadaran terhadap keselamatan diri 5.63 Moderat Kemungkinan besar terjadi Agak berat Kepatuhan pada lingkungan 8 a. Pencemaran lingkungan 0.45 b. Lingkungan belum diverifikasi 1.23 Sangat Rendah Jarang terjadi Tidak berat Reputasi dan kepuasan pelanggan 9 a. Estimasi waktu dari awal menjadi molor 3.70 Rendah Kemungkinan kecil terjadi Berat b. Mutu hasil pekerjaan 0.04

Peraturan klasifikasi 10 Dokumen dan rule terbatas 0.2 11 Keuangan 0.75 Teknologi 12 Software terkadang error 1.20 Sangat Rendah Jarang terjadi Tidak berat 13 Perubahan dan proses manajemen Proses produksi 14 a. Progress belum sesuai 1.70 Sangat Rendah Jarang terjadi Tidak berat b. Proses produksi terganggu 2.15 Sangat Rendah Jarang terjadi Tidak berat Desain atau rancang bangun 15 a. Pengecekan desain atau rancangan 4.25 Rendah Mungkin terjadi Tidak berat b. Salah pemahaman 1.40 Sangat Rendah Jarang terjadi Tidak berat c. Ketidaksinkronan desain 0.85 Setelah melakukan identifikasi risiko tersebut, serta ploting risiko pada matrik risiko, kemudian disusun peringkat risiko berdasarkan besarnya nilai risiko dan indeks risiko seperti tabel berikut ini: Tabel 7 Hasil Peringkat Risiko No. Risiko Indeks Risiko Kategori Risiko 1 Sertifikasi dalam memegang suatu alat 7.10 Tinggi 2 Ralat pekerjaan 6.50 Tinggi 3 Kurang kesadaran akan keselamatan 5.63 Moderat

4 Tenaga kerja kurang 5.50 Moderat 5 Skill tenaga kerja 5.31 Moderat 6 Pengecekan desain atau rancangan 4.25 Rendah 7 Kesalahan tebal dan panjang plat 4.15 Rendah 8 Estimasi waktu dari awal menjadi molor 3.70 Rendah 9 Informasi pekerjaan kurang lengkap 2.50 Sangat Rendah 10 Proses produksi terganggu 2.15 Sangat Rendah 11 Verifikasi alat belum dilakukan 1.80 Sangat Rendah 12 Progress belum selesai 1.70 Sangat Rendah 13 Alat rusak 1.50 Sangat Rendah 14 Salah pemahaman 1.40 Sangat Rendah 15 Lingkungan belum diverifikasi 1.23 Sangat Rendah 16 Software terkadang error 1.20 Sangat Rendah Dari kedua tabel 6 dan tabel 7 diatas, kemudian disusun dan diploting pada matrik risiko tersebut dari kejadian-kejadian yang ada sebelumnya. Di tabel ini kejadian tersebut dikelompokkan seperti tabel sebelumnya dengan menggunakan kombinasi warna. Dapat dilihat pada gambar tabel berikut ini: Gambar 2 Ploting Matrik Risiko Setelah manajemen risiko melakukan identifikasi risiko, mengukur risiko yang ada dan hal apa yang harus dihadapi perusahaan, maka harus diambil suatu keputusan untuk menangani risiko tersebut. Untuk mengontrol risiko tersebut, dapat dilakukan dengan cara

mitigasi risiko. Mitigasi risiko (risk mitigation) adalah langkah yang diambil untuk mengurangi insiden dan/atau efek dari suatu bencana atau kegagalan. Berikut adalah mitigasi risiko pada tiap-tiap risiko potensial yang telah diidentifikasi dan diukur peringkat risikonya. Tabel 8 Hasil Mitigasi Risiko No. Risiko Kategori Risiko Mitigasi Risiko a. Melakukan training dan 1 Sertifikasi dalam magang Tinggi memegang suatu alat b. Asuransi c. Sumber daya manusia 2 Ralat pekerjaan Tinggi a. Peningkatan cara negoisasi b. Kejelasan kontrak c. Penunjukan negisator d. Track record costumer e. Pelatih tender dan kontrak f. Mendatangkan tenaga ahli a. Memberikan penyuluhan akan pentingnya keselamatan b. Memperketat aturan 3 Kurang kesadaran akan mengenai aturan Moderat keselamatan keselamatan c. Memberi sanksi yang tegas kepada mereka yang melanggar aturan tersebut 4 Tenaga kerja kurang Moderat a. Outsourcing b. Sistim shift c. Pemberdayaan karyawan d. Pengaturan jadwal e. Penambahan pekerja kontrak 5 Skill tenaga kerja Moderat a. Peningkatan kompetensi

6 Pengecekan desain atau rancangan Rendah Kesalahan tebal dan 7 panjang plat Rendah Estimasi waktu dari awal 8 menjadi molor Rendah Informasi pekerjaan kurang 9 lengkap Sangat Rendah 10 Proses produksi terganggu Sangat Rendah b. Sistem reward and punishment c. Melakukan training dan magang d. Memberikan ketrampilan dalam memegang alat a. Aturan tetap dalam pengerjaan suatu desain b. Jadwal wajib dalam melakukan pengecekan c. Pengecekan minimal dua kali a. Proses desain b. Quality control c. Proses produksi d. Kalibrasi alat e. Sumber daya manusia a. Kejelasan kontrak b. Kompetensi karyawan c. Sistem reward and punishment d. Peningkatan kapasitas dan jumlah peralatan e. Asuransi a. Kontrak pekerjaan lengkap b. List pekerjaan lengkap c. Peningkatan kemampuan bagian pemasaran d. Komunikasi antar divisi e. Peningkatan kemampuan manajemen a. Peralatan b. Sumber Daya Manusia c. Perbaikan culture d. Material terlambat

e. Desain f. Asuransi g. Pesanan dari pekerjaan lain terlambat a. Kalibrasi alat b. Pemeliharaan alat berkala 11 Verifikasi alat belum c. Sumber Daya Manusia Sangat Rendah dilakukan d. Update peralatan e. Proses manajemen ditingkatkan 12 Progress belum selesai Sangat Rendah a. Keterlambatan material b. Proses produksi terganggu c. Order pekerjaan terlambat d. Peralatan e. Sumber Daya Manusia 13 Alat rusak Sangat Rendah a. Kalibrasi alat b. Updating alat c. Perawatan alat d. Perbaikan alat e. Pemakaian alat 14 Salah pemahaman Sangat Rendah a. Komunikasi b. Peningkatan fungsi manajemen c. Kejelasan desain d. Sumber Daya Manusia e. Sistem informasi manajemen a. Kenyamanan lingkungan kerja 15 b. Penempatan peralatan Lingkungan belum Sangat Rendah c. Keselamatan lingkungan diverifikasi d. Lay out peralatan e. Peran dan fungsi manajemen 16 Software terkadang error Sangat Rendah a. Kelengkapan software

b. Sistim pemakaian c. Kemampuan SDM d. Identifikasi kesalahan e. Pengecekan software Dengan melihat tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam mitigasi risiko yang prioritas dilakukan adalah: a. Peningkatan Sumbar Daya Manusia (SDM), dapat dilakukan dengan cara melakukan berbagai macam training dan mendatangkan para ahli yang lebih berpengalaman di bidangnya. b. Pemeliharaan alat, dilakukan dengan cara mendatangkan tenaga ahli yang tentu saja ahli dalam melakukan tugas perawatan alat tersebut. c. Kalibrasi alat, dilakukan dengan cara mendatangkan ahli yang berpengalaman dalam alat tersebut atau bisa disebut professional. d. Updating peralatan dilakukan dengan cara meningkatkan kapasitas jumlah peralatan yang akan digunakan dalam pengoperasian. e. Dalam hal software dan perangkat lainnya dilakukan dengan cara penambahan software tersebut dan juga melakukan upgrade terhadap software tersebut apabila diperlukan, serta mendatangkan tenaga professional yang ahli dalam software tersebut. f. Asuransi sangat dibutuhkan dalam hal ini, yaitu diantaranya asuransi dalam pembangunan kapal, asuransi terhadap tenaga kerja, dan juga asuransi dari setiap peralatan yang ada di fasilitas galangan. Dengan melakukan setiap langkah-langkah diatas, dipastikan pembangunan kapal baru di galangan akan lebih efisien. Selain akan hemat atau tepat waktu dalam segi pembangunan, biaya yang dikeluarkan juga akan dapat diminimalisasi dari kerugian-kerugian yang seharusnya tidak perlu terjadi. 5. KESIMPULAN 1. Masalah-masalah atau kendala-kendala yang sering muncul dalam pembangunan suatu kapal baru di galangan kapal seperti di PT Daya Radar Utama (DRU) adalah antara lain dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) atau tenaga kerja, peralatan yang ada, material pengerjaan bangunan, manajemen waktu pekerjaan, dan juga keamanan dari tiap-tiap pekerjaan tersebut.

2. Masalah dari segi sumber daya manusia tersebut antara lain adalah kurangnya tenaga ahli atau karyawan, kurangnya skill dari karyawan tersebut seperti pada proses pengelasan, masih banyak karyawan yang bekerja yanpa sertifikasi, dan yang terutama paling berbahaya adalah kurang sadarnya karyawan akan keselamatan diri sendiri. 3. Masalah dari segi pengerjaan bangunan dan material antara lain pengecekan dari hasil kerja, misalnya pada pembuatan blok-blok kapal dan juga material yang digunakan, masih terdapat banyak kesalahan yang diabaikan dan berakibat waktu pengerjaan menjadi bertambah. 4. Dalam menghadapi segala kendala tersebut maka diperlukan manajemen risiko antara lain mulai dari identifikasi risiko, penilaian risiko, peringkat risiko, mengontrol risiko, dan akhirnya melakukan mitigasi risiko untuk mendapatkan solusi yang tepat dari beberapa masalah yang ada. 5. Dari hasil mitigasi risiko dapat disimpulkan setidaknya PT. Daya Radar Utama (DRU) harus meningkatkan kualitas dari segi sumber daya manusia seperti: memberikan training terlebih dahulu kepada pekerja, memberikan pelatihan khusus terhadap HSE dan K3L agar kesadaran akan keselamatan diri sendiri lebih diutamakan dalam bekerja, melakukan pemeliharaan dan kalibrasi terhadap alat-alat yang ada serta dilakukan pengecekan rutin terhadap setiap pekerjaan tanpa terkecuali, dengan begitu pekerjaan akan lebih efisien dan akan menghemat waktu dan juga biaya. 6. DAFTAR PUSTAKA The Nautical Institute. Managing Risk in Shipping. UK P&I Club, 2009. Asok, K.A, and Aoyama, K, Risk Management in Modular Ship Hull Construction Cinsidering Indefinite Nature of Task, Paper ICCAS, Busan South Korea, 23-24 August, 2005. Atua, KI, Schedule Risk Assessment in Planning Ship Production, Alexandria Engineering Journal, Volume. 42, Number 5, 2003. Basuki, M dan Widjaja, S, Studi Pengembangan Model Manajemen Risiko Usaha Bangunan Baru Pada Industri Galangan Kapal, Prosiding Seminar Nasional Teknologi Produksi, Jurusan Teknik Perkapalan, FTMK ITATS, 2008. Girmsscheid, G, Holistic Enterprise Risk Management-Risk Coverage and Risk Control, CIB World Congress, 2007. Moyst, H and Das, B, Factors Affecting Ship Design and Construction Lead Time and Cost, Journal Ship Production, Volume 21, Number 3, pp. 186-194, 2005.

Robu, B., Gavrilescu, M., and Macoveanu, M., Risk Assessment for a Shipyard From Romanian Black Sea Coast, Environmental Engineering and Management Journal, Volume 2, Number 4, pp. 303-316, 2003. Suryohadiprojo, A, Prospek Pengembangan Industri Galangan Kapal, Majalah BKI, Jakarta, 2004. Vassalos, D., Guarin, J., and Konovessis, D., Risk-Based Ship Design: Concept, Methodology and Framework, 3rd International ASRANet Colloquium, 2006.