IV. GAMBARAN UMUM SEKTOR HOTEL DAN RESTORAN KOTA CIREBON Kondisi Umum dan Perekonomian Kota Cirebon.

dokumen-dokumen yang mirip
IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI...vi DAFTAR TABEL...ix DAFTAR GAMBAR...x. DAFTAR LAMPIRAN...xii. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang..1

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

Pemerintah Kabupaten Bantul. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2007 Kabupaten Bantul

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN.

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI NTT. 4.1 Keadaan Geografis dan Administratif Provinsi NTT

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

PERTUMBUHAN EKONOMI PADANG LAWAS TAHUN 2012

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

I. Pendahuluan Bahasa adalah salah satu alat perhubungan paling utama untuk berkomunikasi karena dengan adanya bahasa seseorang akan mampu

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

Analisis Isu-Isu Strategis

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Sektor-Sektor Unggulan Kabupaten Cirebon Periode Berdasarkan Pendekatan Location Quotient (LQ)

IV. GAMBARAN UMUM. Magelang secara Geografis terletak pada posisi Lintang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

PERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. daerah dalam mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan potensi, aspirasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM PROVINSI DKI JAKARTA Keadaan Geografis dan Kependudukan

PERTUMBUHAN EKONOMI JAKARTA UTARA TAHUN 2013

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Selain itu pembangunan adalah rangkaian dari upaya dan proses yang

BAB IV GAMBARAN UMUM. Posisi Daerah Istimewa Yogyakarta yang terletak antara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERTUMBUHAN EKONOMI PAKPAK BHARAT TAHUN 2013

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... ix. DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Secara umum pasar adalah sebuah tempat bertemunya pihak penjual dan

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

PERTUMBUHAN PDRB TAHUN 2013 MENCAPAI 6,2 %

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udkhiyah, 2013

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA

PDRB/PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I 2009

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. ProvinsiNusa Tenggara Barat yang terletak di sebelah timur Pulau Lombok.

KEADAAN UMUM KABUPATEN SINTANG

PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2007 SEBESAR -0,03 PERSEN

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Wilayah Indonesia

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Berdasarkan Harga Konstan menurut Lapangan Usaha Tahun 2009

2015 PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA BERDASARKAN PREFERENSI WISATAMWAN DI BANYU PANAS KABUTPATEN CIREEBON

BAB I PENDAHULUAN. dalam struktur pembangunan perekonomian nasional khususnya daerah-daerah.

PERKEMBANGAN PRODUK DOMESTIK BRUTO

BERITA RESMI STATISTIK

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu. yang meliputi wilayah Rengat dan Tembilahan di sebelah Hilir.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder periode tahun dari

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan penggerak perekonomian suatu Negara karena

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Hukum

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI SELATAN TRIWULAN I-2014

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

Tabel-Tabel Pokok TABEL-TABEL POKOK. Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

PERTUMBUHAN EKONOMI BALI TRIWULAN I TAHUN 2011

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kondisi perekonomian negara tidak stabil, hal ini

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

Transkripsi:

53 IV. GAMBARAN UMUM SEKTOR HOTEL DAN RESTORAN KOTA CIREBON 4.1. Kondisi Umum dan Perekonomian Kota Cirebon. 4.1.1. Kondisi Umum Kota Cirebon terletak pada posisi 108.33 derajat Bujur Timur dan 6.41 derajat Lintang Selatan dengan ketinggian 5 meter dari permukaan laut Kota Cirebon, Kota Cirebon beriklim tropis dengan suhu udara berkisar 24 sampai 33 derajat celcius dengan curah hujan 2.751 mm/tahun. Luas wilayah Kota Cirebon adalah 37.358 Km 2, dengan jumlah populasi total sebesar 298.224 penduduk. Kota Cirebon memiliki batas-batas wilayah sebelah utara sungai kedung pane, sebelah barat dibatasi sungai banjir kanal, sebelah selatan dibatasi sungai kalijaga, sebelah timur dibatasi Laut Jawa. Kota Cirebon merupakan kota dengan lokasi strategis karena berada di wilayah timur Jawa Barat dan terletak pada jalur transportasi antara Jawa Barat dan Jawa Tengah, letaknya yang berada di wilayah pantai menjadikan Kota Cirebon memiliki wilayah dataran yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah perbukitannya. 4.1.2. Kondisi Ekonomi Kota Cirebon dilengkapi pula oleh sarana dan prasarana dasar kota yang lebih lengkap dibandingkan wilayah lainnya di Jawa Barat bagian Timur, prasarana dan sarana tersebut meliputi prasarana transportasi (pelabuhan udara, pelabuhan laut, stasiun kereta api dan terminal), sarana perdagangan (pasar tradisional, supermarket, mall, dll), sarana pendidikan dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, sarana kesehatan (Rumah Sakit / Puskesmas), perkantoran, pergudangan, industri, dan sebagainya Sebagai dampak kelengkapan sarana dan prasarana dasar kota dibandingkan

54 daerah-daerah lain di Ciayumajakuning (Cirebon, Bumiayu, Majalengka, dan Kuningan), Kota Cirebon lebih disukai oleh para investor, para investor cenderung memilih Kota Cirebon sebagai tujuan utama penanaman modal di wilayah Jawa Barat bagian timur atau untuk membuka kantor cabang yang melayani Jawa Barat bagian timur, sebagai dampak lanjutan kondisi ini menarik pula penduduk/masyarakat luar kota untuk bekerja dan mencari nafkah di Kota Cirebon, sehingga kota Cirebon menjadi sasaran urbanisasi bagi penduduk di kawasan hinterland. Karakteristik ekonomi Kota Cirebon dipengaruhi oleh letak gegrafis yang strategis dan karakteristik sumber daya alam sehingga struktur perekonomiannya didominasi oleh sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi serta sektor jasa. Tabel 4.1. Produk Domestik Regional Bruto Kota Cirebon Atas Dasar Harga Konstan 2000, Menurut Lapangan Usaha Tahun 2005-2010 (juta rupiah) Sektor Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan 2000 (juta rupiah) 2005 2006 2007 2008 2009 Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % 1 16.251 0,35 17.118 0,33 17.782 0,32 18.546 0,32 18.895 0,31 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 1.881.356 40,6 1.969.304 37,93 2.037.319 36,96 2.109.737 36,23 2.111.556 34,52 4 78.990 1,71 88.141 1,7 95.652 1,74 104.856 1,8 114.774 1,88 5 167.806 3,63 197.669 3,81 214.082 3,88 233.172 4 254.896 4,17 6 1.183.503 25,5 1.387.188 26,72 1.510.089 27,39 1.663.773 28,57 1.814.646 29,67 7 104.866 2,27 121.919 2,35 138.428 2,51 156.267 2,68 171.126 2,8 8 733.615 15,8 814.698 15,69 839.266 15,22 796.246 13,67 815.063 13,32 9 178.060 3,85 273.217 5,26 307.061 5,57 346.648 5,95 384.649 6,29 10 284.252 6,14 323.099 6,22 353.188 6,41 394.281 6,77 431.326 7,05 Total 4.628.702 100 5.192.354 100 5.512.869 100 5.823.528 100 6.116.933 100 Sumber: BPS Kota Cirebon, 2011. Keterangan: 1 = Pertanian 6 = Perdagangan 2 = Pertambangan dan Penggalian 7 = Hotel dan Restoran 3 = Industri Pengolahan 8 = Transportasi dan Komunikasi 4 = Listrik, Gas dan Air bersih 9 = Keuangan, Persewaan, Jasa Perusahaan 5 = Bangunan 10 = Jasa-jasa

55 Kota Cirebon sebagai salah satu kota tujuan wisata dimana subsektor hotel dan restoran sebagai sektor pendukung pariwisata. Sektor hotel dan restoran menempati urutan kelimadan memiliki pertumbuhan kontribusi yang meningkat dari 2,27 2,8 persen dari tahun 2005 2009. Tabel 4.2. PDRB Perkapita Kota Cirebon dan Laju Pertumbuhannya Tahun 2006-2009 Tahun PDRB Atas Dasar harga konstan 2000 (juta rupiah) Pertumbuhan (%) 2006 18.052.010 0 2007 19.001.049 5,26 2008 19.762.210 4,01 2009 20.631.977 4,04 Sumber: BPS Kota Cirebon, 2011. Dilihat dari pendapatan perkapitanya kota cirebon memiliki peningkatan pendapatan perkapita pada tahun 2008 pendapatan perkapita Kota Cirebon sebesar Rp.19.762.210 juta tumbuh sebesar 4,01 persen dari tahun 2007 dimana total pendapatan perkapitanya sebesar Rp.19.001.049 juta dan pada tahun 2009 meningkat kembali menjadi Rp.20.631.977 juta, jika dilihat dari banyaknya tenaga kerja per sektor pada tabel 4.3, sektor hotel dan restoran merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja paling tinggi dibandingkan sektor lain karena khususnya sektor hotel yang outputnya berupa jasa membutuhkan banyak tenaga kerja dalam usahanya yaitu sebesar 24.697 orang pada tahun 2005 dan pada tahun 2010 tenaga kerja mengalami peningkatan kembali menjadi 28.802 orang. Jika dilihat dari banyaknya tenaga kerja per sektor, sektor hotel dan restoran merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja terbesar setelah industri pengolahan dikarenakan khususnya sektor hotel bergerak dalam bidang jasa dan pelayanan sehingga diperlukan tenaga kerja yang cukup dalam usahanya yaitu sebesar 6165 orang pada tahun 2005 dan terus meningkat hingga tahun 2010 sebesar 7181 orang dari total keseluruhan tenaga kerja yaitu sebesar 28.802 orang. Apabila pemerintah ingin mengurangi pengangguran yang ada, maka sektor yang menyerap tenaga kerja

56 terbanyak seharusnya diberikan investasi sehingga mampu untuk mengurangi pengangguran yang ada. Tabel 4.3. Tenaga Kerja Per Sektor Kota Cirebon Tahun 2005-2010 (orang) SEKTOR Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tenaga Kerja Tenaga Kerja Tenaga Kerja Tenaga Kerja Tenaga Kerja Tenaga Kerja Pertanian - - - - - - Industri pengolahan 6890 7.252 6.793 6.282 6.278 603 Listrik,gas dan air bersih 604 610 602 612 612 618 Bangunan 998 1.786 1.712 2.311 2.310 2.986 Pedagang besar dan eceran 2649 3.559 2.324 2.552 2.552 2.981 Hotel dan Restoran 6165 5500 7158 6671 6671 7181 angkutan dan komunikasi 1664 1.691 1.507 2.679 2.679 2.572 keuangan,persewaan, jasa perusahaan 3283 3.286 3.549 3.394 3.394 3.698 Jasa sosial dan kemasyarakatan serta jasa-jasa lainnya 2444 2.455 2.408 2.472 2.472 2.761 JUMLAH 24.697 26.139 26.054 26.972 26.972 28.802 Sumber: BPS Kota Cirebon, 2010. 4.2. Kondisi Hotel dan Restoran serta Pariwisata di Kota Cirebon 4.2.1. Kondisi Hotel dan Restoran di Kota Cirebon Jumlah usaha perhotelan di Kota Cirebon selama periode tahun 2005 hingga tahun 2009 cenderung mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan berdasarkan Tabel 4.4 pada tahun 2005 tercatat terdapat 48 hotel, yang terdiri dari 7 hotel berbintang dan 41 hotel tidak berbintang (hotel melati). Pada tahun 2006 jumlah hotel tidak terjadi peningkatan atau pertumbuhannya benilai nol, selanjutnya pada tahun 2007 jumlah hotel bertambah menjadi 49 hotel atau terjadi peningkatan sebesar 2.04 persen. Penurunan jumlah hotel terjadi pada tahun 2008, yaitu terjadi penurunan sebesar 11.3 persen. Penurunan ini disebabkan krisis global yang terjadi yang menyebabkan industri perhotelan menjadi lemah sehingga jumlah kamar yang tersedia berkurang jumlahnya, tetapi pada tahun 2009 usaha hotel kembali meningkat menjadi 45 hotel dibandingkan tahun 2008 sebesar 44 hotel atau terjadi peningkatan sebesar 2.2 persen.

57 Tabel 4.4.Jumlah Hotel dan Kamar yang tersedia di Kota Cirebon Tahun 2005-2009 Jumlah Kamar Jumlah Jumlah Jumlah Hotel Pertumbuhan Hotel Pertumbuhan Tahun Total Total Bintang Melati (%) Bintang melati (%) Hotel Kamar 2005 7 41 48 0 485 1041 1526 0 2006 7 41 48 0 485 1041 1526 0 2007 7 42 49 2.04 468 1264 1732 11.8 2008 8 36 44-11.3 489 1125 1614-7.3 2009 8 37 45 2.2 489 1145 1634 1.2 Sumber : BPS Kota Cirebon, 2010. Menurut tabel 4.5. jumlah usaha Restoran di Kota Cirebon dari periode 2005 hingga 2009 mengalami peningkatan yang lambat. Pada tahun 2005 jumlah usaha restoran tercatat sebanyak 50 restoran, kemudian jumlahnya meningkat menjadi 62 restoran pada tahun 2006, selanjutnya pada tahun 2007 jumlahnya menjadi 98 restoran tetapi pada tahun 2008 jumlah restoran mengalami penurunan hal ini di akibatkan krisis global yang menyebabkan para pengusaha restoran memilih untuk menutup usahanya karena tingginya biaya produksi. Tabel 4.5. Jumlah Restoran yang tersedia di Kota Cirebon Tahun 2005-2009 Tahun Jumlah Restoran Pertumbuhan (%) 2005 50 0 2006 62 19 2007 98 36 2008 72-36 2009 78 7,6 Sumber : BPS Kota Cirebon, 2010. Semakin berkembangnya usaha restoran di Kota Cirebon disebabkan semakin berkembangnya citra Kota Cirebon sebagai kota tujuan wisata, dalam hal ini wisata kulinernya terutama hidangan masakan laut atau seafood dan masakan khas lainnya, hal ini mengakibatkan jumlah usaha restoran semakin meningkat seiring dengan semakin

58 banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Kota Cirebon, khususnya untuk berwisata kuliner. 4.2.2. Kondisi Pariwisata Perkembangan kota Cirebon semakin lama semakin pesat dan meluas. Hingga saat ini, Kota Cirebon telah memiliki 4 fungsi kota sekaligus, yakni sebagai perdagangan, industri, kebudayaan dan pariwisata. Dari sisi pariwisata, banyak jenis wisata yang ditawarkan oleh Kota Cirebon. Yaitu antara lain wisata jajanan kuliner,wisata belanja, wisata alam, wisata sejarah, wisata seni dan budaya, bahkan wisata rohani.sebagai kota tujuan wisata, Kota Cirebon memiliki beberapa jenis wisata yang bias dinikmati oleh para wisatawan yang berkunjung ke kota Cirebon, jenis wisata tersebut antara lain: 1. Wisata Kuliner, Kota Cirebon terkenal dengan jajanan khas dan tradisional yang bukan hanya terkenal di Kota Cirebon saja melainkan pula ke luar Kota Cirebon. Berbagai macam makanan tradisional Kota Cirebon terkenal sampai ke luar kota. Antara lain nasi jamblang Mang Doel, empal gentong mang dharma, tahu gejrot, bubur sop ayam, lotek, gado-gado, jagung bakar, mie koclok, nasi lengko dan jajanan tradiisional lainnya, cirebon juga dikenal dengan makanan yang akan dibawa oleh para wisatawan yang datang berkunjung dan dibawa pulang sebagai oleh-oleh, seperti manisan, sumpia udang, rangginang, sirup tjampolay, teh upet, tape, merupuk melarat,terasi udang,dan berebagai oleh-oleh lainnya, restoran juga tersedia dengan berbagai macam masakan Sunda. 2. Wisata Belanja Sebagai Kota yang terkenal akan batiknya. Kota Cirebon menyediakan berbagai jenis batik yang berbeda dengan batik di Kota-kota lainnya, wilayah pengrajin batik yang terkenal di Kota Cirebon adalah daerah Trusmi, disana merupakan sentra batik mulai dari pengrajin, dan penjual dapat

59 kita temui disana, dengan harga yang jauh lebih murah apabila sudah memasuki toko atau gerai dimana produsen membuat dan menjual produk mereka langsung kepada konsumen dengan motif yang berbeda dan jenis kain yang diinginkan konsumen, Batik Cirebon tidak hanya terkenal di dalam negeri tetapi jangkauannya sudah ke mancanegara. Macam-macam batik Cirebon seperti batik tulis dan motif yang paling terkenal adalah motif mega mendung. 3. Wisata Alam, daerah wisata alam yang tersedia di Kota Cirebon dan sekitarnya antara lain: Belawa, Situ Sedong, Plangon, Banyu Panas Palimanan, Gedung Perjanjian Linggarjati, Bukit Gronggong, Telaga Remis, Cibulan, Wisata Air Panas Linggarjati, Gua Sunyaragi, Taman Ade Irma Suryani, Taman Kera Kalijaga, Waduk Dharma, serta wisata alam lainnya. 4. Wisata tujuan khusus yang termasuk ke dalam wisata tujuan khusus di Kota Cirebon antara lain : wisata rohani misalnya Keraton Kesepuhan, Keraton Kacirebonan, Keraton Kanoman, Masjid Agung Sang Cipta Rasa,biasanya para wisatawan mengunjungi tempat wisata ini untuk berziarah ataupun napak tilas perjalanan Islam di tanah Sunda. 5. Wisata Seni dan Budaya, Kota Cirebon terkenal juga akan seni dan budaya yang dimiliki, baik dari tarian, alat musik khas daerah dan upacara-upacara adat yang masih kental di masyarakat Cirebon seperti : Tari Topeng, Tari Denggung,Tarling Klasik, Debus Cirebon, Genjring Dogdog, Tari Sintren, Tari Jaipong, Gamelan Sekaten, Syawalan Gunung Jati, Ganti Welit, Rajaban, Ganti Sirap, Mauludan, Salawean Trusmi, Nadran, Selain itu terdapat pula sanggarsanggar seni dan budaya, pusat souvenir dan barang-barang antik seperti Kuda Barong dan Kereta singa.