BAB V KONSEP PERANCANGAN. Jenis musik biasanya didasarkan pada karakter dominan pada sebuah karya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK. Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perancangan Shopping Center ini terletak di Buring kecamatan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan dilakukan untuk memudahkan kita dalam merancangan

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

BAB VI HASIL RANCANGAN

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Dalegan di Gresik ini adalah difraksi (kelenturan). Konsep tersebut berawal dari

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep yang terdapat

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

Bab V Konsep Perancangan

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

Perancangan Convention and Exhibition di Malang

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Gambar 5.1 : Sumber :

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil rancangan adalah output dari semua proses dalam bab sebelumnya

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB V KONSEP PERANCANGAN. bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis didapat

Structure As Aesthetics of sport

BAB 6 HASIL RANCANGAN. pemikiran mengenai sirkulasi angin kawasan serta pemaksimalan lahan sebagai

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

BAB VI HASIL PERANCANGAN

Konsep Penataan Massa

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Kembali Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong di

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pemikiran yang melandasi perancangan dari proyek Mixed-use Building

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB V KONSEP PERANCANGAN. kendang dengan kategori metafora kombinasi. Dalam pengertian konsep

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM...

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

Pengembangan RS Harum

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

Transkripsi:

BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Jenis musik biasanya didasarkan pada karakter dominan pada sebuah karya musik, ditinjau dari berbagai aspek mulai dari jenis alat yang digunakan, secara garis besar ada dua jenis alat musik yang biasa digunakan dalam bermusik, yaitu alat akustik dan elektrik. Dalam prakteknya hampir tidak ada perbedaan cara memainkan alat musik tersebut, akan tetapi dengan berkembangnya teknologi sound system maka penggunaan instrument musik dengan jenis elektrik lebih diminati, dibandingkan dengan instrument akustik. Hal ini dikarenakan instrument elektrik menawarkan berbagai macam kelebihan jika dibandingkan dengan alat musik akustik. Misalnya pada gitar elektrik, jenis suara yang dihasilkan bias lebih bermacam-macam tergantung selera pemain gitar tersebut. Modern elektrik blues merupakan jenis musik blues yang memiliki perbedaan dengan blues klasik. Konsep pada tapak perancangan didasarkan pada urutan dan struktur yang terdapat pada lagu yang telah dipilih, dengan memberikan penilaian pada tiap bagian pada lagu untuk mendapatkan gagasan awal dalam perancangan meliputi, konsep tapak, konsep bentuk, dan konsep penunjang lainnya. Page 149

5.2 KonsepTapak 5.2.1 Konsep Aksesibilitas Salah satu aspek penting dalam perancangan bangunan Pusat Seni Musik Blues adalah kemudahan dalam pencapaian ke lokasi tapak. Yang disesuaikan dengan pola hidup masyarakat modern sekarang yang serba cepat, nyaman dan instan, maka konsep aksesibilitas pada Perancangan ini adalah sebagai berikut: a. Konsep Pencapaian tapak Gambar 5.1 Alur pencapaian tapak (Sumber: konsep rancangan 2012) Page 150

Tapak berada di sisi Barat Jalan Soekarno Hatta yang dilalui kendaraan 2 jalur dari arah utara dan selatan. Dari hasil analisis pemilihan jalur akses untuk entrance yang terbaik adalah melalui jalur di depan area putar arah menuju utara, hal ini untuk mengantisipasi kesemrawutan lalu lintas dari arah selatan dan utara pada Jalan Soekarno Hatta. b. Konsep Sirkulasi Tapak Gambar 5.2 Alur Sirkulasi Tapak (Sumber: konsep rancangan 2012) Page 151

Jalur masuk untuk kendaraan pribadi dari arah Selatan dengan pemisahan lajur untuk masing-masing jenis kendaraan. Kemudian untuk jalur keluar menjadi satu di sisi barat dengan pemisahan lajur untuk masing-masing jenis. Untuk jalur keluar kendaraan pribadi sejajar dengan selasar untuk akses keluar-masuk pejalan kaki, yaitu di sisi Timur tapak. 5.2.2 Konsep Penanggulangan Kebisingan Pemanfaatan vegetasi sebagai filter, pembias dan penghalang kebisingan di luar bangunan. Vegetasi pembias dan penghalang kebisingan diletakkan pada area jalan utama, entrance tapak dan bangunan, area parkir sampai pada sisisisi bangunan. Penggunaan penzoningan ruang dan bangunan public, privat (dan ruang lain yang membutuhkan ketenangan jauh dari sumber kebisingan. Menggunakan material peredam yang disesuaikan dengan fungsi dan kebutuhan ruang pada bagian interior bangunan. Page 152

Gambar 5.3 Vegetasi dengan pola linier (Sumber: konsep rancangan 2012) 5.2.3 Iklim a. Matahari Untuk mengatasi permasalahan yang utama yaitu sinar dan radiasi matahari maka alternatif desainnya dengan meminimalkan bidang yang tegak lurus dengan matahari, artinya sebisa mungkin orientasi bangunan tidak tegak lurus dengan arah matahari. Sehingga dengan meminimalkan bidang monoton dan menghadirkan kesan atraktif tersebut sesuai dengan konsep. Selain itu juga digunakan bentuk lengkung dalam meminimalkan bidang yang terkena cahaya matahari dan perletakan bangunan yang membujur (memanjang Timur-Barat). Page 153

Pemanfaatan pembayangan dalam bentuk sosoran, yaitu melebarkan atap bangunan. Pemberian kanopi pada tiap jendela khusunya yang terdapat pada kantor pengelola. Selain itu juga digunakan bentukan arsitektural bangunan. Gunakan vegetasi dan elemen lansekap lainnya sebagai filter dan mengurangi radiasi. Seperti penanaman vegetasi peneduh pada ruang luar bangunan. Gambar 5.4 Konsep bangunan terhadap matahari (Sumber: konsep rancangan 2012) b. Angin Pemanfaatan vegetasi sebagai filter, pengarah, pembias terhadap angin sekaligus sebagai elemen estetika dan penyejuk visual. Penggunaan desain atau bentukan yang aerodinamis pada bangunan. Seperti penggunaan bentukan lengkung pada atap dan dinding bangunan, selain sebagai aplikasi konsep dasar juga sebagai metode dalam mengatasi iklim lokal (angin). Page 154

Pemanfaatan sebagai penghawaan alami dengan sistem cross ventilation 5.2.4 Konsep Orientasi View berikut: Solusi orientasi view dengan nilai tema terbuka dan jujur, yaitu sebagai Solusi ke luar Gambar 5.5 Konsep bangunan terhadap angin (Sumber: konsep rancangan 2012) Memperhatikan ketinggian bangunan dengan lingkungan sekitar Memaksimalkan pandangan ke luar dengan keterbukaan bangunan maupun layering transparan. Solusi ke dalam Menonjolkan bentuk bangunan baru. Page 155

Gambar 5.6 Konsep bangunan terhadap angin (Sumber: konsep rancangan 2012) 5.2.5 Vegetasi Pemanfaatan vegetasi pengarah pada lansekap seperti Pohon Palem, Kelapa Gading, dan Cemara yang diletakkan sepanjang jalan menuju area parkir. Pemanfaatan vegetasi berupa Pohon Trembesi, Mahoni, Akasia dan Angsana sebagai pengontrol angin dan sinar matahari yang diletakkan pada area parkir, pedestrian dan sekeliling bangunan. Vegetasi sebagai elemen estetika yang diletakkan sebagai elemen lansekap seperti Palem Botol, Cemara Laut, Pohon Kelapa Hijau, dan Bambu Kuning. Tanaman pembatas pembentuk bidang dinding di sekitar bangunan, pembatas pandangan, dan penyekat pemandangan buruk, berupa jenis Page 156

tanaman semak atau rambat, seperti Kembang sepatu, Lidah mertua, Tanaman peniti, dan Bonsai Tanaman pengatap, digunakan sebagai pengatap selasar, antara lain Melati rambat dan Anggur. Tanaman rerumputan sebagai penjaga kelembaban tanah dan meminimalkan pantulan radiasi matahari. 5.3 Konsep Sirkulasi Obyek rancangan merupakan bangunan publik yang tidak bisa lepas dari aktifitas yang beragam dari penggunanya. Sehingga penataan sirkulasi mejadi sangat penting untuk mengatur pergerakan pengunjung. Konsep sirkulasi pada Perancangan obyek ini berdasarkan pada verse lagu yang dipilih. Dari konsep ini menghasilkan bentukan fisik sirkulasi pada tapak yang fleksibel, progresif dan terlihat dinamis dengan kombinasi bentukan lengkung dan lainnya. Dengan konsep verse pada lagu ini juga secara tidak langsung pengunjung diarahkan menuju area sesuai kebutuhan pengunjung yang terdapat pada obyek rancangan. Adapun konsep sirkulasi pada Pusat Seni Musik Blues ini dikategorikan menjadi dua, yaitu sirkulasi di luar tapak dan sirkulasi di dalam tapak. a. Konsep Sirkulasi di Luar Bangunan: Gunakan sistem lalu lintas satu arah untuk masuk-keluar kendaraan, bertujuan untuk menghindari kendaraan yang bertumpuk pada area entrance dan exit. Page 157

Sirkulasi untuk kendaraan di dalam tapak disediakan jalan aspal dengan pemisahan antara bus, dan kendaraan pribadi. Untuk pejalan kaki disediakan pedestrian ways yang asri sebagai aplikasi dari tema musik, sehingga pengunjung lebih aman dan nyaman. Lebar pedestrian ± 2m, yang dibuat menerus mulai dari area luar tapak sampai entrance bangunan. Sistem parkir dikelompokkan menjadi 3 yaitu pengunjung, pengelola, dan parkir tamu. Parkir pengunjung terdiri dari kendaraan pribadi yang berupa mobil, sepeda motor, dan sepeda, sedangkan parkir pengelola terdiri dari kendaraan pribadi dan sepeda motor, dan parkir tamu terdiri dari bus besar dan kecil, dan angkutan umum. b. Konsep Sirkulasi di Dalam Bangunan: Konsep sirkulasi yang digunakan pada obyek rancangan ini adalah kombinasi antara sirkulasi linear dan sirkulasi radial. Sirkulasi Radial berdasarkan konsep dasar fleksibel, dimana pengunjung diberikan kebebasan dalam menentukan ruangan yang akan dikunjungi. Dengan konsep tersebut diharapkan pengunjung tidak merasa tertekan. Karena diberi kebebasan ruang mana yang akan dikunjungi terlebih dahulu. Untuk menghindari kebingungan pengunjung maka disediakan area informasi dan penunjuk arah/keterangan ruang. Page 158

Konsep sirkulasi linear berdasarkan konsep bridge pada lagu yang dipilih, selain sebagai sirkulasi juga mempertimbangkan kenyamanan pengguna. Sirkulasi linear untuk memudahkan pengguna dan pengunjung pusat seni musik. 5.4 Konsep Ruang 5.4.1 Ruang Luar Berdasarkan kondisi tapak yang panas sehingga elemen lansekap benar-benar dimaksimalkan. Beberapa titik di sekitar bangunan disediakan ruang terbuka hijau yang digunakan sebagai paru-paru kawasan dan fungsi sosial seperti tempat beristirahat dan berinteraksi. Pemanfaatan ruang luar sebagai ruang terbuka hijau sebagai bentuk partisipasi dalam mengurangi pemanasan global. Area parkir pengunjung dan pengelola diberi sentuhan vegetasi sehingga tidak semua bidang tanah tertutup masif. Perkerasan yang dipakai pada ruang luar, selain aspal, dibuat tidak tertutup semua dengan tujuan untuk mempercepat proses resapan air saat hujan turun. Material yang dipakai berupa paving dan material keras alami seperti batu-batu kecil dan pasir. Jalur untuk kendaraan (bus, angkutan, dan kendaraan pribadi) masuk ke dalam tapak melalui satu pintu entrance, dengan pemisahan jalur untuk masingmasing. Kemudian setelah masuk ke dalam tapak, kendaraan langsung menuju parkir. Untuk pengunjung yang berjalan kaki disediakan selasar di sisi Timur berdampingan dengan jalur keluar kendaraan pribadi. Page 159

Dari tempat parkir pengunjung memasuki front office, dalam tapak ini terdapat banyak fasilitas utama yang saling berhubungan langsung, sehingga memudahkan pengunjung untuk mengakses semua fasilitas tersebut. Adapun hubungan antara ruangan pelayanan publik memiliki hubungan tidak langsung dengan kantor pengelola. Kedua area ini dibatasi oleh bangunan lain. Kemudian untuk area fasilitas tamu tidak terhubung dengan area pelayanan publik dan kantor pengelola. 5.4.2 Ruang Dalam Beberapa hal penting yang menjadi pokok bahasan dari sebuah bangunan publik terutama pada bangunan Pusat Seni Musik Blues ini yang dikategorikan sebagai tempat yang harus memenuhi syarat akustik yang baik, serta memberikan konsep ruang yang berbeda. Sehingga konsep ruang dalam obyek ini ini akan sangat menentukan keoptimalan fungsinya, seperti halnya tema Architecture as Music yang dipakai untuk perancangan Pusat Seni Musik Blues, ruang pada lagu merupakan lembaran kosong yang dapat dengan maksimal dipergunakan dan diolah dengan memanfaatkan unsur estetika agar memiliki nilai kenyamanan dan keindahan. Konsep ruang yang dinamis sesuai dengan apa yang dibutuhkan pada kegiatan yang terwadahi didalamnya sehingga tidak memberikan ruang yang sia-sia. Hal ini sesuai dengan nilai keislaman yang melarang sesuatu yang sifatnya mubadzir. Di dalam konsep ruang terdapat beberapa unsur pembentuknya, yaitu: Page 160

1. Langit-langit sebagai unsur pembentuk ruang Penekanan dan exposing pada elemen-elemen struktur atap untuk menciptakan kesan bangunan atraktif. Langit-langit sebagai unsur pembentuk ruang, maka bentuk, warna, tekstur dan polanya dapat diberi artikulasi untuk meningkatkan kualitas visual suatu ruangan serta memberikan kualitas arah maupun orientasi. 2. Lantai Lantai merupan salah satu unsur utama pembentuk ruang. Lantai dapat menciptakan suasana tertentu pada ruang. Elemen horisontal suatu ruang dapat dipertegas dengan cara bermain pada ketinggian-rendah bidang pada lantai, dengan demikian akan terbentuk suatu ruang yang terpisah. 3. Dinding Selain untuk pembatas sebuah ruangan, dinding juga berfungsi sebagai estetika sebuah ruangan. Dengan pengolahan menggunakan unsur-unsur yang terdapat pada konsep lagu yang dipergunakan sebagai input dalam perancangan, dinding dapat memberikan rasa yang berbeda dalam sebuah interior ruang. 5.5 Konsep Kenyamanan 5.5.1 Penghawaan Sistem penghawaan yang terdapat pada bangunan yaitu penghawaan pada eksterior maupun inteior bangunan. Penghawaan pada bagian eksterior untuk memberikan kenyamanan dari bangunan. Kenyamanan terlihat dari penataan tapak Page 161

kawasan yang memaksimalkan ruang terbuka hijau pada tapak. Pada lokasi obyek ini memiliki kelebihan di mana posisi kawasan bersilangan dengan arah angin. Sedangkan pada penghawaan interior menggunakan sistem cross ventilation/ penghawaan silang. Sistem penghawaan ini memanfaatkan potensi alam untuk mengurangi penggunaan pemborosan energi. 5.5.2 Pencahayaan Pencahayaan kawasan ini dari bagian eksterior terlihat dari posisi kawasan yang mendukung dengan bersilangan terhadap arah datangnya matahari. Penataan kawasan yang digunakan dengan penggunaan alternatif pendukung untuk mengurangi sinar matahari pada bangunan maupun sinar yang masuk ke dalam bangunan. Penggunaan vegetasi dan shading device merupakan solusi untuk memberikan kenyamanan dalam bangunan bagi pengguna. Pada interior bangunan didukung dengan penataan lampu menyesuaikan fungsi yang ada pada bangunan. Pencahayaan dengan penataan lampu pada tiap-tiap ruangan menyesuaikan dengan kebutuhan. 5.6 Konsep Utilitas 5.6.1 Sistem Penyediaan Air Bersih (SPAB) Konsep SPAK yang digunakan pada obyek ini menggunakan 2 sumber yaitu PDAM dan sumur bor. Sistem distribusi air bersih menggunakan down feed system dimana air dari sumber air ditampung di tangki bawah yang terletak pada sebuah Page 162

ruangan bagian bawah bangunan kemudian dialirkan langsung ke dalam bangunan dengan menggunakan pompa air. Untuk kebutuhan pemadam kebakaran (hydrant dan sprinkler) juga langsung dari pompa. Berkaitan dengan objek perancangan ini bangunan bermassa banyak namun jaraknya tidak terlalu jauh maka sistem suplai air bersihnya menggunakan sistem terpusat. 5.6.2 Sistem Pembuangan Air Kotor (SPAK) Untuk memenuhi syarat-syarat kesehatan dan menjamin pembuangan semua zat cair dan kotoran yang ditimbulkan dari aktifitas yang dilakukan dalam bangunan berikut zat-zat yang terkandung di dalamnya secara cepat dan aman, maka terdapat beberapa konsep pembuangan berdasarkan klasifikasi jenis zat buangan. Secara umum, jenis zat buangan dari dalam bangunan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu zat padat dan cair. Zat padat adalah kotoran yang berasal dari kloset berupa tinja, sedangkan zat cair adalah air kotor yang berasal dari air hujan, urinior, bak mandi, westafel dan bak cuci. 5.6.3 Sistem Pembuangan Sampah Bangunan Pusat Seni Musik Blues ini merupakan bangunan publik sehingga tidak bisa terlepas dari adanya aktifitas manusia yang mengakibatkan adanya sampah. Konsep system pembuangan sampah berdasarkan prinsip kebersihan yang terdapat dalam Islam seperti disebutkan dalam Hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim kebersihan adalah sebagian dari iman. Page 163

5.6.4 Sistem Distribusi Listrik Sistem pengaliran listrik utama menggunakan listrik yang bersumber dari PLN. Untuk mengantisipasi pemadaman listrik maka menggunakan sumber listrik cadangan dari generator listrik atau genset yang berfungsi secara otomatis apabila listrik dari PLN mengalami pemadaman. Altenatif ketiga yaitu menggunakan sumber listrik yang berasal dari solar cell. 5.6.5 Sistem Pemadam kebakaran Sistem pencegah kebakaran pada bangunan ini adalah dengan fire alarm protection, pencegahan (portable estinguiser, fire hydrant, sprinkler), dan usaha evakuasi berupa penempaan fire escaping berupa tangga darurat, Halon gas, Fire damper, Smoke and Heating Ventilating. Sistem pemadam kebakaran dalam bangunan menggunakan sprinkler yang terhubung pada pompa air sedangkan pada bagian eksterior bangunan diletakkan hydrant pada titik-titik tertentu. Page 164

5.7 Konsep Bentuk 5.7.1 Tata massa dan zoning Gambar 5.7 Ide bentuk zoning pada tapak (Sumber: Konsep Rancangan 2012) Page 165

Gambar 5.8 Zoning pada tapak (Sumber: Konsep Rancangan 2012) Intro pada lagu yang digunakan sebagai konsep dalam perancangan memiliki jenis dan karakter spontan dan unik sebagai awal dari sebuah lagu, konsep intro diterjemahkan dalam bentuk dan perletakan sehingga entrance pada bangunan memiliki kesan unik dan nilai tersendiri sebagai icon Pusat Seni Musik blues yang akan dirancang. Pemisahan jalur sirkulasi dan aspek lainnya juga memiliki peran penting untuk menciptakan keunikan serta nilai lebih. Page 166