BAB 1 PENDAHULUAN. pada berapa besar tingkat luas pengungkapan (disclosure) laporan keuangan. tahunan harus disertai dengan pengungkapan yang memadai.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public. Perusahaan yang terdaftar di

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN LAPORAN TAHUNAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapakn informasi perusahaannya. Salah satu media perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. beberapa perusahaan melalui pembelian efek-efek yang ditawarkan atau yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyesuaikan diri serta beradaptasi dalam menghadapi perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai sumber informasi bagi para investor untuk mengevaluasi, (disclosure) yang disajikan dalam laporan tahunan.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan perusahaan untuk menjadi perusahaan go public di. dikeluarkan perusahaan sebagai dasar pertimbangan investor.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era persaingan yang semakin ketat serta kondisi ekonomi yang serba

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh investor, kreditor, dan pengguna lainnya dalam menganalisis

BAB I PENDAHULUAN. Suatu entitas bisnis membutuhkan modal untuk melakukan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kondisi lingkungan ekonomi mempengaruhi dunia usaha. Perusahaan go public

BABl PENDAHULUAN. Bagi pihak-pihak di luar manajemen suatu perusahaan, laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tingkat kelengkapan pengungkapan (disclosure) laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi oleh manajemen kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat di indonesia pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang semakin berubah. Perusahaan menyampaikan informasi melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. melakukan penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. telah go publik di pasar modal. Di Indonesia sudah banyak perusahaan yang

SKRIPSI. Disusun Oleh: ERNA YULIASTI B

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan dianggap oleh

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan, seperti untuk membeli bahan baku, peningkatan teknologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. non keuangan yang detail dan memadai. kinerja dan operasional perusahaan yang sesungguhnya. Disclosure

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen kepada pemegang saham dijelaskan dalam agency theory.

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat lebih transparan dalam mengungkapkan informasi keuangan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal terutama investor dengan menjual saham biasa dan saham preferen.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi, pengikhtisaran dan

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari laporan neraca (balance sheet), laporan rugi laba (income

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DALAM LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN

BAB I PENDAHULUAN. sahamnya kepada masyarakat (go public) melalui pasar modal. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang dapat diperoleh dari laporan keuangan. Laporan keuangan adalah

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan kegiatan bisnisnya.

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat dari berbagai industri. Semua industri akan berlomba-lomba untuk

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN (Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan sumber daya pemilik, serta jendela informasi yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya daya beli masyarakat. Tabel 1.1 Tren Penjualan Industri Komponen Otomotif

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan pihak investor luar yaitu publik di luar lingkup

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang ada di pasar modal. Peluang yang dimiliki perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. negara kepada pihak luar maupun pihak di dalam negara itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. luas. Banyak orang yang menginvestasikan uang mereka dalam pasar modal, yaitu

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR KEUANGAN DAN NON KEUANGAN TERHADAP PENGUNGKAPAN SUKARELA LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. selama satu tahun, dan dapat menjelaskan masa depan perusahaan tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia membutuhkan kajian teori sebagai berikut: khusunya informasi tersebut merupakan berita baik (good news).

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemisahan antara pengelola perusahaan (pihak manajemen atau

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang melakukan penawaran melalui publik ( go public) di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menghadapi persaingan dalam era globalisasi saat ini setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan pendanaan yang aman dan menguntungkan.

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. penting, tidak hanya bagi pihak internal tetapi juga bagi pihak eksternal

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KELUASAN PENGUNGKAPAN INFORMASI DALAM LAPORAN TAHUNAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu berubahnya kondisi lingkungan ekonomi banyak berpengaruh pada

merupakan pengungkapan yang diharuskan oleh peraturan yang berlaku, dalam

BAB 1 1. PENDAHULUAN. Pengungkapan sukarela corporate governance merupakan penyampaian informasi

BAB I PENDAHULUAN. saham dari berbagai jenis perusahaan yang ada di Indonesia. Ada beberapa jenis

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daya tarik bagi para investor, tidak hanya investor dalam negeri tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan bertujuan menyediakan informasi yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengungkapan Laporan Keuangan. informasi (the release of information). Apabila dikaitkan dengan laporan

BAB I PENDAHLUAN. bisa unggul dalam persaingan antar perusahaan. Informasi yang disajikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi, diantaranya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin ketatnya persaingan dunia usaha ini serta semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap entitas usaha baik badan maupun perseorangan tidak dapat terlepas dari kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari penelitian mengenai kelengkapan pengungkapan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era persaingan dunia usaha yang semakin kompetitif dewasa ini,

BAB II LANDASAN TEORI. laporan keuangan yang telah diperiksa oleh akuntan publik dan didalamnya terdapat laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. corporate governance. Teori ini menjelaskan hubungan antara principal

BAB I PENDAHULUAN. bagi investor sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengambilan keputusan. Pihak-pihak tersebut diantaranya manajemen,

BAB I PENDAHULUAN. mudah untuk mengantisipasi kondisi di luar perusahaan yang terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memungkinkan para pengguna laporan keuangan untuk mengetahui kondisi

BAB II LANDASAN TEORI. principal bekerja dengan agent dimana principal menyediakan fasilitas dan. agent(jensen dan Meckling, 1976 dalam Supriyatin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada era globalisasi ini perusahaan dituntut untuk bekerja secara maksimal

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. perusahaan (Sijabat, 2007). Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mana hal ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaanperusahaan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN PENELITIAN LANJUTAN

Pengungkapan dalam Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya krisis global yang melanda dunia. Walaupun pemerintah telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan stakeholder lainnya. Prinsip-prinsip yang tercantum dalam pedoman

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. nasional maupun internasional, perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam era

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Laporan Keuangan. keputusan dan pertanggungjawaban (accountability). Menurut Kamus

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan utang atau sering disebut dengan leverage. Menurut Syahrul

BAB I PENDAHULUAN. tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. muncul berkaitan dengan efisiensi informasi. Hal ini dapat terjadi karena pasar

BAB V PENUTUP diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan pengujian terhadap leverage diperoleh nilai t-hitung (-1,326)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal saat ini sudah marak diperbincangkan di kalangan masyarakat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Transaksi yang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi pihak-pihak di luar manajemen suatu perusahaan, laporan tahunan merupakan jendela informasi yang memungkinkan bagi mereka untuk mengetahui kondisi perusahaan baik pada suatu masa pelaporan maupun prediksi masa depan. Laporan tahunan pada dasarnya merupakan sumber informasi bagi para investor sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi di pasar modal dan sebagai sarana pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Sejauh mana informasi yang dapat diperoleh sangat tergantung pada berapa besar tingkat luas pengungkapan (disclosure) laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Agar informasi yang disajikan dapat mudah dipahami dan tidak menimbulkan salah interpretasi, maka penyajian laporan tahunan harus disertai dengan pengungkapan yang memadai. Suwardjono (2005) menyatakan bahwa tujuan pengungkapan (disclosure) secara umum antara lain, yaitu menyajikan informasi yang perlu, menjelaskan item-item yang diakui, dan menyediakan ukuran yang relevan bagi item-item tersebut. Pengungkapan (disclosure) informasi dalam laporan keuangan harus memadai agar dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan sehingga menghasilkan keputusan yang cermat dan tepat. Perusahaan diharap dapat lebih transparan dalam mengungkap informasi keuangan perusahaan, sehingga dapat membantu para pengambil keputusan seperti investor, kreditur, dan pemakai

informasi lainnya dalam mengantisipasi kondisi ekonomi yang semakin berubah. Oleh karena itu, dalam penyampaian laporan tahunan tersebut dibutuhkan pengungkapan (disclosure) atas data keuangan dan non keuangan yang detail dan memadai. Pengungkapan (disclosure) yang detail akan memberikan gambaran kinerja dan operasional perusahaan yang sesungguhnya. Pengungkapan (disclosure) mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas suatu perusahaan. Pengungkapan dalam laporan keuangan daapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu pengungkapan wajib (Mandatory Disclosure) dan pengungkapan sukarela (Valuntary Disclosure) Lundholm (1996) (dalam Naim dan Rachman, 2000). Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku (peraturan mengenai pengungkapan laporan keuangan yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui keputusan ketua BAPEPAM No. Kep-431/BL/2012 (Peraturan X.K.6). Sedangkan pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan yang dilakukan oleh perusahaan di luar apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas untuk memberi informasi akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang relevan untuk keputusan oleh para pemakai laporan keuangan tersebut. Misalnya informasi tentang proyeksi jumlah penjualan, proyeksi laba, proyeksi aliran kas tahun berikutnya dan sebagainya. Hendriksen (2001) (dalam Kartika dan Hersugondo, 2009) ada tiga konsep mengenai luas pengungkapan laporan keuangan yaitu pengungkapan cukup

(adequate disclosure), pengungkapan wajar (fair disclosure), dan pengungkapan penuh (full disclosure). Berdasarkan tiga konsep di atas yang paling sering dipraktikan adalah pengungkapan cukup (adequate disclosure), yaitu pengungkapan minim yang disyaratkan oleh peraturan yang berlaku. Konsep fair disclosure merupakan pengungkapan wajar yang secara tidak langsung memiliki tujuan etis, sedangkan konsep full disclosure merupakan pengungkapan penuh terhadap informasi yang relevan. Pengungkapan laporan keuangan yang memadai bisa ditempuh melalui penerapan informasi yang baik. Untuk menyelenggarakan informasi yang baik bagi pelaku pasar modal, maka pemerintah menunjuk Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) dan Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). Peraturan mengenai pos-pos laporan keuangan minimun yang harus diungkap dalam laporan keuangan diatur secara rinci di Surat Keputusan (SK) Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Dalam pengungkapan laporan keuangan tidak lepas dari beberapa konsep GCG (Good Corporate Governance) antara lain transparasi, akuntabilitas, kesetaraan dan kesewajaran. Transparasi merupakan konsep yang menyediakan informasi material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan mudah dipahami oleh pemangku kepentingan, sehingga pelaporan keuangan tidak hanya penyampaian informasi kuantitatif namun juga informasi tambahan tentang kejadian yang mendukung laporan keuangan itu sendiri dan laporan non keuangan seperti rencana pengambangan usaha perusahaan dan renacana pengambangan. Akuntabilitas merupakan bentuk pertanggungjawaban kepada

stakeholder atas sumber daya yang dipercayakan kepada manajemen, sehingga bentuk pertanggungjawaban manajemen adalah menyediakan informasi mengenai sumber-sumber daya yang dipercayakan dalam bentuk salah satunya laporan keuangan dan informasi-informasi yang menjadi pelengkap dari laporan keuangan. Kesetaraan dan kesewajaran dapat diartikan bahwa perusahaan harus dapat memberi informasi kepada pemegang saham dan pemangku kepentingan yang lain secara adil (setara), tidak ada keberpihakan, dan apa adanya. Perusahaan yang mengungkap informasi laporan tahunan dengan lebih seksama dapat meningkatkan kepercayaan stakeholder pada kegiatan perusahaan dan dengan tingkat kepercayaan tinggi dari stakeholder maka perusahaan menciptakan dukungan terhadap keberadaan dan berbagai strategi kebijakan yang dibuat manajemen. Perusahaan dengan tingkat kepercayaan tinggi akan banyak menarik minat calon investor dan harga saham menjadi tinggi. Hal tersebut berakibat naiknya nilai perusahaan dan citra perusahaan kepada publik luas. Mengingat pentingnya peran laporan tahunan sebagai jembatan komunikasi antara pihak manajemen dan pengguna potensial di luar manajemen serta di masa sekarang yang menunjukan perubahan lingkungan ekonomi telah berpengaruh pula pada dunia usaha untuk dapat lebih bersaing. Kegunaan laporan tahunan sebagai penyedia informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai potensial dalam mengambil

keputusan ekonomi. Selain itu juga, merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen atas sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada manajemen. Dengan demikian dapat disimpulkan bawa laporan tahunan merupakan faktor yang signifikan dalam pencapaian efisiensi pasar modal dan sarana akuntabilitas publik. Beberapa penelitian telah dilakukan sehubungan dengan pengungkapan laporan keuangan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Arif (2006) menguji analisis pengaruh rasio leverage, rasio likuiditas, porsi saham publik, dan umur perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ pada tahun 2004. Hasilnya bahwa secara bersama-sama variabel leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi kepemilikan saham publik dan umur perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Bahwa secara parsial dengan nilai probabilitas sebesar 5 % hanya umur perusahaan yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada industri manufaktur. Sedangkan variabel tingkat leverage, likuiditas, profitabilitas dan porsi kepemilikan saham publik tidak mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada industri manufaktur. Kartika dan Hersugondo (2009) menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur pada tahun 2004-2006 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa secara parsial variabel likuiditas, profitabilitas, kepemilikan saham publik dan umur perusahaan berpengaruh signifikan

terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, sementara variabel leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Sedang secara simultan variabel leverage, likuiditas, profitabilitas, saham kepemilikan publik, dan umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Dibiyantoro (2011) menguji pengaruh struktur modal dan profitabilitas perusahaan terhdap Mandatory Disclosure Financial Statement pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan menggunakan sampel sebanyak 35 perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan secara simultan variabel ROE, DER dan NPM berpengaruh terhadap Mandatory Disclosure Financial Statement. Artinya ROE, DER, dan NPM perusahaan mempengaruhi manajemen dalam kelengkapan pengungkapan laporan keuangan tahunan perusahaan. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial variabel ROE dan DER tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Mandatory Disclosure Financial Statement. Sedangkan variabel NPM berpengaruh signifikan terhadap variabel Mandatory Disclosure Financial Statement. Widati dan Rosaliana (2011) menguji pengaruh ukuran perusahaan likuiditas, leverage, dan profitabilitas terhadap luas pengungkapan pada perusahaan manufaktur pada tahun 2009. Hasil dari penelitian ini bahwa variabel likuiditas dan leverage berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap luas pengungkapan, variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap luas pengungkapan, serta variabel profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap luas pengungkapan.

Efrata dan Sherlita (2012), menguji analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keluasan pengungkapan informasi dalam laporan tahunan di BEI pada perusahaan barang konsumsi. Hasil dari penelitian secara simultan variabel likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat keluasan pengungkapan informasi dalam laporan tahunan. Sedangkan secara parsial variabel likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat keluasan pengungkapan informasi dalam laporan tahunan sementara variabel ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan informasi dalam laporan tahuan. Hasil pengujian regresi menunjukkan adanya pengaruh positif antara faktor profitabilitas, solvabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap tingkat keluasan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan tahunan, sedangkan faktor likuiditas mempunyai pengaruh negatif terhadap tingkat keluasan pengungkapan informasi dalam laporan keuangan tahunan perusahaan. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, terdapat perbedaan hasil penelitian yang disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya disebabkan perbedaan penelitian dan waktu penelitian. Dampak seperti ini mungkin terjadi karena perubahan lingkungan ekonomi karena krisis yang sempat melanda dan gejolak politik yang ada. Dari uraian latar belakang diatas, penelitian ini fokus meneliti lebih lanjut tentang tingkat pengungkapan (disclosure) laporan tahunan pada perusahaan manufaktur dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan (disclosure) yaitu profotabilitas, solvabilitas, umur

perusahaan dan kepemilikan publik. Perusahaan manufaktur menarik dijadikan sampel dalam penelitian ini karena perusahaan manufaktur memiliki market capitalize yang berarti harga saham perusahaan tersebut cukup tinggi. Dengan pencapaian tersebut, banyak calon investor, kreditur, dan pemasok tertarik untuk menjalin kerjasama dengan perusahaan manufaktur. Menyikapi konsep salah satu tujuan laporan tahunan yaitu sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihak-pihak di luar perusahaan (investor, kreditur, pemasok, dan pengguna potensial yang lain), pemilihan variabel-variabel dalam penelitian ini adalah profitabilitas, solvabilitas, umur perusahaan, dan kepemilikan publik. Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak diantara pihak-pihak di luar yang membaca laporan tahunan, hal pertama yang dilihat adalah laba atau rugi yang dicapai oleh perusahaan. Oleh karena itu profitabilitas merupakan salah satu hal yang terpenting sebagai bentuk prestasi perusahaan yang banyak menjadi perhatian investor, kreditor, dan pengguna laporan tahunan potensial yang lain karena mereka berkepentingan terhadap pengambilan investasi dan keamanan akan investasi yang mereka lakukan. Oleh karena itu perusahaan penting sekali untuk mengungkap informasi laporan tahunan sehubungan dengan laba untuk menunjukkan dan menyakinkan profitabilitas kepada pihak luar (investor, kreditur, dan pengguna potensial yang lain). Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannnya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan baik dari kewajiban jangka pendeknya maupun kewajiban jangka panjangnya.

Perusahaan yang memiliki rasio solvabilitas yang besar kemungkinan tidak memiliki kemampuan untuk menutupi kewajibannya kepada pihak kreditur sebaik perusahaan yang memiliki rasio solvabilitas yang kecil. Solvabilitas merupakan tolak ukur perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjang yang bermanfaat untuk mengungkap informasi laporan tahunan dengan detail untuk mendapat kepercayaan dari kreditor dan pemasok sehingga dapat menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi liabilitas jangka panjang. Perusahaan dengan tingkat solvabilitas tinggi dapat mengungkap informasi laporan tahunan dengan detail untuk mendapat kepercayaan dari kreditor dan pemasok. Iklim perusahaan yang semakin ketat mempengaruhi manajemen perusahaan dalam mengendalikan perkembangan dunia usaha. Perusahaan yang memiliki umur yang lama menunjukkan seberapa tahan perusahaan tersebut mampu bersaing dengan perusahaan yang lain. Perusahaan yang lebih lama beroperasi kemungkinan akan menyediakan informasi yang lebih luas dan lebih banyak dibanding perusahaan yang baru saja berdiri. Kebutuhan masyarakat untuk mencari informasi perusahaan akan lebih mudah. Oleh karena itu perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam mempublikasikan laporan keuangan. Perusahaan yang memiliki pengalaman yang lebih banyak mengetahui kebutuhan akan informasi tentang perusahaan. Kepemilikan saham adalah saham yang dimiliki oleh masyarakat publik dan pengertian publik disini adalah pihak individu yang berada di luar lingkar manajemen dan tidak memiliki hubungan istimewa dengan manajemen

perusahaan. Semakin besar porsi saham publik, semakin banyak pula pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan, sehingga semakin banyak tuntutan item-item informasi yang mendetail untuk dibuka dalam laporan keuangan. Kepemilikan saham perusahaan akan menjadi tolak ukur untuk para calon investor, kreditur, atau pihak lain dalam menilai perusahaan. Artinya bila saham perusahaan lebih banyak dikuasai oleh pihak perusahaan sendiri, organisasi, perusahaan lain, dan perorangan akan menimbulkan keraguan menilai kinerja perusahaan karena peusahaan memiliki kerja ganda baik sebagai pengelola perusahaan dan sebagai investor, serta penyedia informasi terpusat kepada pihak-pihak tertentu maka dikhawatirkan. Jika proporsi saham banyak dikuasai oleh pihak luar, dan perusahaan menguasai sebagian kecil yang bertujuan hanya untuk keikutsertaan dalam kontribusi pengambilan kebijakan-kebijakan ekonomi, maka akan banyak pihak luar berinvastasi ke perusahaan dan dengan banyak pemakai informasi laporan tahunan maka sangat penting bagi perusahaan untuk mengungkap lebih banyak informasi laporan tahunan.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut: 1. Apakah profitabilitas memiliki pengaruh terhadap pengungkapan laporan tahunan perusahaan? 2. Apakah solvabilitas memiliki pengaruh terhadap pengungkapan laporan tahunan perusahaan? 3. Apakah umur perusahaan memiliki pengaruh terhadap pengungkapan laporan tahunan perusahaan? 4. Apakah kepemilikan publik memiliki pengaruh terhadap pengungkapan laporan tahunan perusahaan? 1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Menguji pengaruh profitabilitas terhadap pengungkapan laporan tahunan. 2. Menguji pengaruh solvabilitas terhadap pengungkapan laporan tahunan. 3. Menguji pengaruh umur perusahaan terhadap pengungkapan laporan tahunan. 4. Menguji pengaruh kepemilikan publik terhadap pengungkapan laporan tahunan.

1.4 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, sebagai berikut: a. Manfaat Teoretis Penelitian ini sangat berguna untuk menambah pengetahuan, dalam lingkup pendidikan formal yaitu untuk bidang akademis karena dapat memperluas wawasan tentang pentingnya kelengkapan dan luas pengungkapan laporan tahunan yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam proses belajar mengajar. b. Manfaat Praktis 1. Bagi perusahaan Bermanfaat sebagai pengetahuan akan minimum disclosure agar informasi yang dimuat dalam laporan keuangan lebih relevan untuk pengambilan keputusan. 2. Bagi investor Dengan pengungkapan laporan keuangan yang lengkap dan luas, maka para investor dapat mengetahui bagaimana prospek keuntungan masa depan dan perkembangan perusahaan, untuk mengetahui jaminan investasinya dan dapat digunakan sebagai dasar untuk menilai kinerja atau kondisi keuangan jangka pendek dari perusahaan manufaktur tersebut.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian Untuk menghindari kesalahpahaman dan pembahasan terlalu luas, maka penelitian ini dilakukan terhadap pengaruh profitabilitas, solvabilitas, umur perusahaan, dan kepemilikan publik dengan tingkat luas kelengkapan pengungkapan wajib (mandatory disclosure) yang terdapat dalam laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 dan 2012. Penelitian mengenai tingkat luas kelengkapan pengungkapan dilakukan dengan memberi pembobotan terhadap item-item pengungkapan wajib (mandatory disclosure), pengungkapan wajib merupakan pengungkapan informasi yang diwajibkan karena dipandang relevan dengan kebutuhan pemakai laporan keuangan. Data yang diperlukan adalah data sekunder yang diperoleh dari GIKA (perpustakaan data BEI). Data yang menjadi bahan penelitian adalah laporan tahunan perusahaan.