BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. melakukan penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public. Perusahaan yang terdaftar di

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyesuaikan diri serta beradaptasi dalam menghadapi perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. Suatu entitas bisnis membutuhkan modal untuk melakukan aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan yang semakin ketat di indonesia pada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era persaingan yang semakin ketat serta kondisi ekonomi yang serba

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan perusahaan untuk menjadi perusahaan go public di. dikeluarkan perusahaan sebagai dasar pertimbangan investor.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang melakukan penawaran melalui publik ( go public) di

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pemisahan antara pengelola perusahaan (pihak manajemen atau

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi oleh manajemen kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai sumber informasi bagi para investor untuk mengevaluasi, (disclosure) yang disajikan dalam laporan tahunan.

BAB 1 PENDAHULUAN. pada berapa besar tingkat luas pengungkapan (disclosure) laporan keuangan. tahunan harus disertai dengan pengungkapan yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. negara kepada pihak luar maupun pihak di dalam negara itu sendiri.

BAB II LANDASAN TEORI. principal bekerja dengan agent dimana principal menyediakan fasilitas dan. agent(jensen dan Meckling, 1976 dalam Supriyatin

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama dalam bidang komunikasi dan internet. Perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dipisahkan dari penelitian mengenai kelengkapan pengungkapan serta

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan kondisi lingkungan ekonomi mempengaruhi dunia usaha. Perusahaan go public

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aspek dan implikasi hubungan keagenan dalam praktik bisnis perusahaan.

BAB 1 1. PENDAHULUAN. Pengungkapan sukarela corporate governance merupakan penyampaian informasi

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal terutama investor dengan menjual saham biasa dan saham preferen.

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang memadai diberikan oleh perusahaan karena mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan. Pengungkapan laporan keuangan yang berupa laporan tahunan (annual

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Umumnya dalam pengelolaan perusahaan, laporan keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada tingkat kelengkapan pengungkapan (disclosure) laporan keuangan

BAB I. Pendahuluan. dengan perkembangan perusahaan. Pendirian perusahaan-perusahaan ini tentunya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting, tidak hanya bagi pihak internal tetapi juga bagi pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN. panjang. Sumber utama bagi perusahaan dalam menghimpun dana adalah

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapakn informasi perusahaannya. Salah satu media perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. beberapa perusahaan melalui pembelian efek-efek yang ditawarkan atau yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan pencatatan transaksi, pengikhtisaran dan

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari laporan neraca (balance sheet), laporan rugi laba (income

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan, seperti untuk membeli bahan baku, peningkatan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya daya beli masyarakat. Tabel 1.1 Tren Penjualan Industri Komponen Otomotif

BAB 1 PENDAHULUAN. pada seberapa besar tingkat pengungkapan (disclosure) laporan keuangan

SKRIPSI. Disusun Oleh: ERNA YULIASTI B

BAB I PENDAHULUAN. telah go publik di pasar modal. Di Indonesia sudah banyak perusahaan yang

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan informasi yang relevan dan tepat waktu dalam setiap pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bursa Efek Indonesia membutuhkan kajian teori sebagai berikut: khusunya informasi tersebut merupakan berita baik (good news).

BAB 1 PENDAHULUAN. non keuangan yang detail dan memadai. kinerja dan operasional perusahaan yang sesungguhnya. Disclosure

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan sumber daya pemilik, serta jendela informasi yang memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. website perusahaan biasanya adalah produk atau jasa yang diberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen kepada pemegang saham dijelaskan dalam agency theory.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengungkapan Laporan Keuangan. informasi (the release of information). Apabila dikaitkan dengan laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahwa perusahaan tersebut lebih baik dibandingkan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. X.K.6 lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: Kep-431/BL/2012

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh investor, kreditor, dan pengguna lainnya dalam menganalisis

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan kegiatan bisnisnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB II LANDASAN TEORI. laporan keuangan yang telah diperiksa oleh akuntan publik dan didalamnya terdapat laporan

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang dapat diperoleh dari laporan keuangan. Laporan keuangan adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan pihak investor luar yaitu publik di luar lingkup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan kali ini mengacu pada penelitian-penelitian terdahulu. beserta persamaan dan perbedaan, antara lain :

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan bertujuan menyediakan informasi yang menyangkut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang semakin berubah. Perusahaan menyampaikan informasi melalui

BABl PENDAHULUAN. Bagi pihak-pihak di luar manajemen suatu perusahaan, laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan pendanaan yang aman dan menguntungkan.

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance terhadap tingkat kepatuhan mandatory disclosure pada

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang setelah munculnya PSAK No.19 (Revisi 2000) tentang aset

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja perusahaan dalam memanfaatkan aktiva untuk menghasilkan laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. leverage, dan likuiditas terhadap pengungkapan sukarela. sektor bank di Brazil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa corporate

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi. Oleh karena itu, agar laporan keuangan dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia telah berkembang dengan pesat dan persaingan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. bagi investor sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. informasi bisnis yang diperlukan adalah informasi yang diperoleh dari laporan

BAB I PENDAHULUAN. hanya mendapatkan profit tetapi untuk untuk memaksimalkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. biaya yang harus dikeluarkan perusahaan terkait dengan keinginan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian

BAB 5 PENUTUP. corporate governance pada tingkat mandatory disclosure konvergensi IFRS.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal, juga sebagai sarana pertanggungjawaban manajemen atas sumber

BAB I PENDAHULUAN. pengalihan risiko tersebut kepada pihak lain. terdiri dari pengungkapan kuantitatif dan kualitatif. Untuk pengungkapan

BAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan melakukan kegiatan operasinya untuk mencapai beberapa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang telah menerapkan corporate governance dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam transaksi yang terjadi dalam perusahaan. Transaksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi

BAB I PENDAHULUAN. langsung dengan informasi yang dihasilkan dengan sistem informasi. investasi, kredit dan yang serupa secara rasional.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai

PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN INFORMASI SOSIAL DALAM LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan pendanaan yang aman dan menguntungkan.

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA. Teori keagenan menggambarkan suatu hubungan antara pemegang saham

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB I PENDAHLUAN. bisa unggul dalam persaingan antar perusahaan. Informasi yang disajikan dalam

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELENGKAPAN PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN (Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

BAB 1 PENDAHULUAN. intellectual capital dianggap penting untuk. diungkap dan diperbincangkan, karena mengandung intangible asset yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di era sekarang ini, keadaan ekonomi selalu mengalami

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pada era persaingan yang semakin ketat serta kondisi ekonomi yang tidak menentu, suatu perusahaan dihadapkan pada kondisi yang mendorong mereka untuk lebih transparan dalam mengungkapkan laporan keuangannya, sehingga akan lebih membantu para pengambil keputusan dalam mengantisipasi kondisi perekonomian yang semakin berubah. Terlebih bagi perusahaan yang melakukan penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangannya kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam). Pengungkapan informasi perusahaan dapat berupa laporan keuangan (financial statement) maupun laporan tahunan (annual report). Perusahaan dituntut untuk memberikan pengungkapan minimal sama dengan pesaing atau melebihi pengungkapan yang dibuat oleh pesaing sebagai upaya untuk menarik minat para pengguna laporan keuangan dan membentuk public image yang optimal (Agustina, 2012). Menurut Fahmi (2011), Secara umum laporan keuangan (financial statement) merupakan hasil akhir (output) dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan. Bagi pihak luar manajemen suatu 1

2 perusahaan, laporan keuangan merupakan jendela informasi yang memungkinkan mereka untuk mengetahui kondisi suatu perusahaan pada satu periode akuntansi, dimana informasi yang didapat dari suatu laporan keuangan perusahaan tergantung pada tingkat pengungkapan (disclosure) dari laporan keuangan yang bersangkutan. Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka-angka dalam suatu moneter. Pada dasarnya laporan keuangan terdiri dari laporan neraca (balace sheets), laporan laba rugi (income statement), laporan perubahan ekuitas (statement of changes in equity), laporan arus kas (statement of cash flows), dan catatan atas laporan keuangan (note to financial statement). Laporan tahunan merupakan media utama penyampaian informasi oleh manajemen kepada pihak diluar perusahaan. Laporan tahunan pada dasarnya merupakan sumber informasi bagi investor, kreditor, dan pihak lain yang berkepentingan mengenai kelangsungan usaha suatu perusahaan dan juga sebagai sarana pertanggungjawaban manajemen dalam mengantisipasi kondisi ekonomi yang semakin berubah (Fitriana, 2014). Pengungkapan laporan keuangan merupakan sumber informasi untuk pengambilan keputusan investasi. Bagi para investor, pengungkapan laporan keuangan dijadikan sebagai alat analisis dan pengawasan terhadap kinerja manajemen perusahaan. Setiap perusahaan diharapkan dapat mengungkapkan laporan keuangan secara transparan atau lebih terbuka sehingga laporan

3 keuangan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang cermat dan tepat bagi para investor dan pemangku kepentingan lainnya. Keputusan investasi sangat bergantung pada mutu dan luas pengungkapan yang disajikan dalam laporan tahunan. Akan tetapi, mutu dan luas pengungkapan laporan tahunan setiap perusahaan berbeda. Pengungkapan mempunyai tiga konsep yaitu pengungkapan yang cukup (adequate), wajar (fair), dan lengkap (full) (Chariri dan Ghozali, 2003) dalam skripsi Prasetya, 2011. Konsep pengungkapan yang umum digunakan adalah konsep yang cukup (adequate) karena pengungkapan ini mencakup pengungkapan yang minimal dilakukan agar laporan keuangan tidak memberikan informasi yang sebenarnya. Pengungkapan yang wajar (fair) menunjukan tujuan agar dapat memberikan perlakuan yang sama dan bersifat umum bagi semua pemakai laporan keuangan, sedangkan pengungkapan yang lengkap (full) mensyaratkan perlunya menyajikan semua informasi yang relevan. Pengungkapan dalam laporan keuangan dapat dibedakan menjadi dua yaitu pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Pengungkapan wajib (mandatory disclosure) merupakan pengungkapan minumum yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku (peraturan mengenai pengungkapan laporan keuangan yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui keputusan ketua Bapepam No. Kep-134/BL/2006 (peraturan X.K.6). Elemen dalam pengungkapan wajib meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan.

4 Pengungkapan sukarela (voluntary disclosure) merupakan pengungkapan yang dilakukan perusahaan diluar apa yang diwajibkan oleh standar akuntansi atau peraturan badan pengawas (Suwardjono, 2005). Pengungkapan laporan keuangan harus lengkap, jelas, dan dapat menggambarkan secara tepat kejadian-kejadian ekonomi yang berpengaruh terhadap hasil operasi unit usaha tersebut. Di Indonesia, pedoman penyajian dan pengungkapan laporan keuangan oleh emiten atau perusahaan publik industri manufaktur di Indonesia ditetapkan oleh Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-134/BL/2006 Tanggal: 7 Desember 2006 dimana pedoman ini memuat tentang ikhtisar data keuangan penting, laporan dewan komisaris, laporan direksi, profil perusahaan, analisis dan pembahasan manajemen dan tata kelola perusahaan (Corporate Governance). Dari segi teori maupun bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa dasar perlunya praktek pengungkapan laporan keuangan oleh manajemen kepada pemegang saham dijelaskan dalam teori keagenan (agency theory). Menurut Devi (2014), pengungkapan laporan keuangan oleh manajemen (agent) kepada pemilik usaha (principal) didasarkan pada teori keagenan (agency theory). Teori keagenan mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manajer sebagai agent dan pemilik sebagai principal. Asimetri informasi ini terjadi ketika manajer lebih mengetahui informasi dan kondisi di dalam perusahaan dibandingkan dengan pemegang saham dan stakeholder. Hal ini dikarenakan pihak manajer setiap hari berinteraksi langsung dengan kegiatan perusahaan sedangkan

5 pemegang saham dan stakeholder tidak berinteraksi langsung pada kegiatan perusahaan, hanya mengandalkan laporan yang diberikan oleh pihak manajemen. Jensen dan Meckling (1976) dalam Priguno (2013) mendefinisikan bahwa teori keagenan sebagai hubungan antara agent (manajemen perusahaan) dan principal (pemilik usaha). Didalam hubungan keagenan terdapat suatu kontak dimana principal memerintahkan agent untuk melakukan suatu jasa atas principal dan memberi wewenang kepada agent untuk membuat keputusan yang terbaik bagi principal. Pemilik usaha atau pemegang saham sebagai pihak principal diasumsikan hanya tertarik pada laba yang tinggi dan memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Sedangkan manajemen perusahaan sebagai pihak agent diasumsikan berorientasi memaksimalkan keuntungan pribadi. Dengan demikian harus ada pengawasan yang memadai agar kedua pihak memiliki keseimbangan informasi mengenai kondisi perusahaan. Principal akan menilai kinerja agent melalui laporan keuangan yang disampaikan kepadanya dan laporan keuangan merupakan sarana akuntabilitas utama agent kepada principal. Penelitian tentang pengungkapan sukarela laporan keuangan dan faktorfaktor yang mempengaruhinya merupakan hal yang menarik untuk dilakukan. Penelitian semacam ini akan memberi pengetahuan bagi pembuat kebijakan dalam menilai kualitas akuntansi suatu perusahaan. Subair (2013) melakukan penelitian tentang karakteristik perusahaan dan industri terhadap pengungkapan dalam laporan keuangan. Penelitian ini menggunakan variabel independennya

6 menggunakan likuiditas, leverage, profitabilitas (NPM), ukuran perusahaan dan indeks sektoral. Dan hasil penelitian ini menunjukan bahwa likuiditas, leverage, profitabilitas (NPM), ukuran perusahaan dan indeks sektoral tidak berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Putri N.S dkk (2015) meneliti tentang pengaruh kinerja keuangan, proporsi kepemilikan, ukuran dan status perusahaan terhadap luas pengungkapan perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di bursa efek indonesia periode 2009-2013. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara parsial variabel profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap luas pengungkapan perusahaan. Sedangkan variabel likuiditas, leverage, proporsi kepemilikan dan status perusahaan tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan perusahaan. Dan secara simultan kinerja keuangan, proporsi kepemilikan, ukuran dan status perusahaan berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan perusahaan. Penelitian Priguno (2013) mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan sukarela pada laporan tahunan dengan variabel independennya menggunakan leverage, kepemilikan saham publik, likuiditas, profitabilitas dan umur perusahaan. Hasilnya menunjukan bahwa variabel leverage, likuiditas dan umur perusahaan secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan sukarela pada laporan tahunan. Sedangkan variabel kepemilikan saham publik dan profitabilitas

7 berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengungkapan sukarela pada laporan tahunan. Nugroho A.S (2011) meneliti tentang karakteristik perusahaan terhadap tingkat keluasan pengungkapan laporan keuangan dengan variabel independen likuiditas, leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan dan saham publik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa likuiditas, leverage, profitabilitas, ukuran perusahaan dan saham publik secara simultan (bersama-sama) terhadap tingkat keluasan pengungkapan laporan keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Devi (2014) tentang pengaruh ukuran perusahaan, likuiditas, leverage dan status perusahaan pada kelengkapan pengungkapan laporan keuangan menunjukan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif pada kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, likuiditas dan status perusahaan tidak berpengaruh positif pada kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, dan leverage berpengaruh negatif pada kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Nugroho D.A (2013) mengenai pengaruh karakteristik perusahaan terhadap kualitas pengungkapan laporan keuangan. Variabel independennya menggunakan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, ukuran perusahaan dan status perusahaan. Hasilnya menunjukan bahwa variabel likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas berpengaruh positif tehadap kualitas pengungkapan laporan keuangan. Variabel

8 ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kualitas pengungkapan laporan keuangan dan status perusahaan tidak berpengaruh terhadap kualitas pengungkapan laporan keuangan. Penelitian mengenai kelengkapan pengungkapan laporan keuangan penting dilakukan karena pengungkapan laporan keuangan sangat diperlukan oleh pihak pengguna khususnya stakeholder untuk menilai kinerja perusahaan, untuk menilai return saham yang akan diperoleh dan untuk menganalisis kelangsungan usaha perusahaan. Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan pada hasil penelitian sebelumnya. Perbedaan tersebut dapat disebabkan karena perbedaan dasar acuan yang dipakai seperti metode statistik dan tahun penelitian. Adanya ketidak konsistenan terhadap penelitian sebelumnya memungkinkan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Penelitian ini merupakan mengacu pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Priguno (2013) tentang analisis faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat pengungkapan sukarela pada laporan tahunan yang menggunakan variabel leverage, kepemilikan saham publik, likuiditas, profitabilitas dan umur perusahaan. Perbedaan penelitian ini terletak pada variabel ukuran perusahaan dan status perusahaan. Perbedaan lain dalam penelitian ini adalah pada periode penelitian. Pada penelitian terdahulu dilakukan pada periode 2009-2012, sedangkan dalam penelitian ini dilakukan pada periode 2012-2014.

9 1.2 Perumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh signifikan pada kelengkapan pengungkapan sukarela laporan keuangan? 2. Apakah likuiditas berpengaruh signifikan pada kelengkapan pengungkapan sukarela laporan keuangan? 3. Apakah leverage berpengaruh signifikan pada kelengkapan pengungkapan sukarela laporan keuangan? 4. Apakah status perusahaan berpengaruh signifikan pada kelengkapan pengungkapan sukarela laporan keuangan? 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan perumusan diatas, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel yang digunakan adalah ukuran perusahaan, likuiditas, leverage dan status perusahaan. 2. Pemilihan sampel pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 3. Periode dalam penelitian ini selama 3 tahun, yaitu tahun 2012-2014. 4. Peneliti ini melakukan penelitian dalam suatu kelengkapan pengungkapan sukarela laporan keuangan pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

10 1.4 Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk menguji ukuran perusahaan berpengaruh signifikan pada kelengkapan pengungkapan sukarela laporan keuangan. 2. Untuk menguji likuiditas berpengaruh signifikan pada kelengkapan pengungkapan sukarela laporan keuangan. 3. Untuk menguji leverage berpengaruh signifikan pada kelengkapan pengungkapan sukarela laporan keuangan. 4. Untuk menguji status perusahaan berpengaruh signifikan pada terhadap kelengkapan pengungkapan sukarela laporan keuangan. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah : 1. Bagi Perusahaan Manufaktur Penelitian ini memberikan masukan dan informasi yang sesuai dengan kebutuhan informasi bagi perusahaan dalam hal pengungkapan sukarela laporan keuangan. 2. Bagi Investor Penelitian ini dapat dijadikan sebagai alat analisis dan pengawasan terhadap kinerja manajemen perusahaan yang bersangkutan.

11 3. Bagi Akademisi Penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan akan pentingnya kelengkapan pengungkapan sukarela laporan keuangan. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi pihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kelengkapan pengungkapan sukarela laporan keuangan.