PENGARUH AFLATOKSIN B1 TERHADAP KANDUNGAN KALSIUM DAN MAGNESIUM DALAM SERUM ITIK

dokumen-dokumen yang mirip
Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

kalsium dengan menggunakan plasma darah yang ditambahkan pereaksi TCA pada berbagai ternak. Bahan Bahan yang digunakan meliputi : (1) Larutan Stronsiu

Pengaruh Genotipa dan Kadar Aflatoksin dalam Ransum pada Karakteristik Awal Bertelur Itik Lokal

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

Penampilan Produksi Anak Ayam Buras yang Dipelihara pada Kandang Lantai Bambu dan Litter

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

Pengaruh Imbangan Hijauan-Konsentrat dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Produktivitas Kelinci Lokal Jantan

EFEKTIFITAS NATRIUM KALSIUM ALUMINOSILIKAT HIDRAT DALAM PENURUNAN RESIDU AFLATOKSIN PADA DAGING DAN HATI AYAM BROILER

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

PENGARUH PERENDAMAN NaOH DAN PEREBUSAN BIJI SORGHUM TERHADAP KINERJA BROILER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi

PENAMBAHAN GRIT KERANG DAN PEMBATASAN PEMBERIAN PAKAN TERHADAP KUALITAS KERABANG TELUR AYAM ARAB (Silver brakel Kriel)

ENERGI METABOLIS DAN DAYA CERNA BAHAN KERING RANSUM YANG MENGANDUNG BERBAGAI PENGOLAHAN DAN LEVEL CACING TANAH (LUMBRICUS RUBELLUS)

KADAR KOLESTEROL SERUM DARAH AYAM PETELUR YANG DIBERI AIR REBUSAN DAUN SIRIH SKRIPSI TEFI HARUMAN HANAFIAH

PENGARUH PEMBERIAN FEED ADDITIVE RI.1 DAN JENIS PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PENAMPILAN AYAM BROILER SKRIPSI ATA RIFQI

Dekolagenasi Limbah Tulang Ayam oleh Filtrat Abu Sekam Padi terhadap Kandungan Kalsium dan Fosfor

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

Pengaruh Penggunaan...Trisno Marojahan Aruan

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

(PRODUCTIVITY OF Two LOCAL DUCK BREEDS: ALABIO AND MOJOSARI RAISED ON CAGE AND LITTER HOUSING SYSTEM) ABSTRACT ABSTAAK PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Performa Itik Alabio Jantan Rataan performa itik Alabio jantan selama pemeliharaan (umur 1-10 minggu) disajikan pada Tabel 4.

PENGARUH PENAMBAHAN ASAM SITRAT DALAM RANSUM SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP KECERNAAN PROTEIN DAN BOBOT BADAN AKHIR PADA ITIK JANTAN LOKAL

Pengaruh Penggunaan Zeolit dalam Ransum terhadap Konsumsi Ransum, Pertumbuhan, dan Persentase Karkas Kelinci Lokal Jantan

PENGGUNAAN PRODUK FERMENTASI DAN KUNYIT DALAM PAKAN TERHADAP PERFORMAN AYAM PEDAGING DAN INCOME OVER FEED AND CHICK COST

Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

ABSTRAK PENGARUH KALSIUM TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

Roesdiyanto, Rosidi dan Imam Suswoyo Fakultas Peternakan, Unsoed

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

M. Datta H. Wiradisastra Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Jatinangor, Bandung ABSTRAK

BAB I PEDAHULUAN. banyak terdapat ternak sapi adalah di TPA Suwung Denpasar. Sekitar 300 ekor sapi

Pengaruh Lumpur Sawit Fermentasi dalam Ransum Terhadap Performa Ayam Kampung Periode Grower

EFEK LAMA WAKTU PEMBATASAN PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING FINISHER

Kombinasi Pemberian Starbio dan EM-4 Melalui Pakan dan Air Minum terhadap Performan Itik Lokal Umur 1-6 Minggu

KARAKTERISTIK UKURAN ORGAN DALAM KARKAS ITIK GENOTIPE PEKING x ALABIO DAN PEKING x MOJOSARI

PENAMPILAN DOMBA EKOR TIPIS ( Ovis aries) JANTAN YANG DIGEMUKKAN DENGAN BEBERAPA IMBANGAN KONSENTRAT DAN RUMPUT GAJAH ( Pennisetum purpureum)

RESPON PENGGUNAAN TEPUNG DAUN KATUK (Sauropus androgynus L. Merr.) DALAM RANSUM TERHADAP KOLESTEROL ITIK LOKAL SKRIPSI ALFIAN PUTRA DHIMAR NUGRAHA

KELENTURAN FENOTIPIK SIFAT-SIFAT REPRODUKSI ITIK MOJOSARI, TEGAL, DAN PERSILANGAN TEGAL-MOJOSARI SEBAGAI RESPON TERHADAP AFLATOKSIN DALAM RANSUM

PENGARUH PEMBERIAN FEED SUPPLEMENT VITERNA PADA AIR MINUM TERHADAP PENAMPILAN AYAM PEDAGING

PENGARUH PENGGUNAAN LEMAK SAPI DALAM RANSUM SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN ENERGI JAGUNG TERHADAP BERAT BADAN AKHIR DAN PROSENTASE KARKAS ITIK BALI

The doxycycline half life in broiler and layer chickens

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN PEPAYA TERHADAP TAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER (The Effect of Papain Extract on the Broiler Performance)

PENGARUH SUPLEMENTASI MINYAK IKAN LEMURU DAN L-KARNITIN DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN PROTEIN DAN LEMAK KASAR ITIK LOKAL JANTAN (Anas plathyrynchos)

MATERI DAN METODE. Gambar 1. Kandang Penelitian

I. PENDAHULUAN. sekaligus dapat memberdayakan ekonomi rakyat terutama di pedesaan.

Deposisi Kalsium dan Protein Daging pada Itik Peking yang Diberi Ransum dengan Penambahan Tepung Temu Hitam

PENDAHULUAN. puyuh (Cortunix cortunix japonica). Produk yang berasal dari puyuh bermanfaat

RESPONS KOMPOSISI TUBUH DOMBA LOKALTERHADAP TATA WAKTU PEMBERIAN HIJAUAN DAN PAKAN TAMBAHAN YANG BERBEDA

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN CAMPURAN BUNGKIL INTI SAWIT DAN ONGGOK TERFERMENTASI OLEH

EFEKTIVITAS PENYERAPAN Ca DAN P, KADAR AIR DAN KANDUNGAN AMONIA MANUR AYAM PETELUR DENGAN RANSUM BERZEOLIT DAN RENDAH Ca SKRIPSI SUSILAWATI

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KETELA RAMBAT (Ipomea Batatas L) SEBAGAI SUMBER ENERGI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING FASE FINISHER

PENGARUH MANIPULASI RANSUM FINISHER TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DAN EFISIENSI PAKAN DALAM PRODUKSI BROILER

PENGARUH PENGGUNAAN KUNYIT DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING

SKRIPSI. PERFORMAN AYAM ARAB YANG DIBERI EKSTRAK PEGAGAN (Centella asiatica (L.) Urban) PADA UMUR 8-13 MINGGU. Oleh: Ardianto

PERFORMA DAN NILAI EKONOMIS AYAM BROILER YANG DIBERI FEED ADDITIVE "SIGI LNDAH" DALAM AIR MINUM SKRIPSI TITISARI

Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707

PEMBERIAN KEONG MAS (Pomacea sp) DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN ITIK BALI DAN ITIK TEGAL. Oleh: La Ode Nafiu dan Muhammad Amrullah Pagala 1)

PROFIL MINERAL KALSIUM (Ca) DAN BESI (Fe) MENCIT (Mus musculus) LAKTASI DENGAN PERLAKUAN SOP DAUN TORBANGUN (Coleus amboinicus L.)

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004

PENGARUH PEMBERIAN LIMBAH PEPAYA TERHADAP KANDUNGAN GLUKOSA DARAH SAPI POTONG DI DESA KANDANG MUKTI KECAMATAN LELES KABUPATEN GARUT

RESPON PERTUMBUHAN ANAK ITIK JANTAN TERHADAP BERBAGAI BENTUK FISIK RANSUM (GROWTH RESPONSE OF MALE DUCK RESULTING FROM DIFFERENT SHAPE OF RATIONS)

Tepung Ampas Tahu Dalam Ransum, Performa Ayam Sentul... Dede Yusuf Kadasyah

EFEK PENAMBAHAN TEPUNG KULIT NANAS (Ananas comosus (L) Merr.) DALAM PAKAN TERHADAP JUMLAH TELUR DAN KUALITAS TELUR ITIK

EFFECT OF HOUSE TEMPERATURE ON PERFORMANCE OF BROILER IN STARTER PERIOD

PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT

SUPLEMENTASI GINSENG LIAR (Wild ginseng) PADA RANSUM TERHADAP PERTUMBUHAN MENCIT (Mus musculus)

MANFAAT DEDAK PADI YANG DIFERMENTASI OLEH KHAMIR SACCHAROMYCES CEREVISIAE DALAM RANSUM ITIK BALI JANTAN

ABSTRACT THE EFFECT OF CALCIUM AND VITAMIN D TOWARDS HISTOPATHOLOGICAL CHANGES OF WISTAR MALE RAT S KIDNEY WITH THE INDUCED OF HIGH LIPID DIET

PENGARUH TINGKAT PROTEIN DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMAN ENTOK LOKAL (Muscovy Duck) PADA PERIODE PERTUMBUHAN. W. Tanwiriah, D.Garnida dan I.Y.

PROFIL TRIGLISERIDA DAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG GULAI DAGING DOMBA SKRIPSI ETIK PIRANTI APRIRIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umur 5-6 minggu dengan tujuan sebagi penghasil daging dengan bobot badan 1,9 kg

ABSTRAK EFEK PEMBERIAN KALSIUM DAN VITAMIN D3 TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK

PENGARUH PENUNDAAN PENANGANAN DAN PEMBERIAN PAKAN SESAAT SETELAH MENETAS TERHADAP PERFORMANS AYAM RAS PEDAGING ABSTRACT

S.A. ASMARASARII dan E. SUPRIJATNAZ ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

PENGARUH TARAF PENAMBAHAN ZEOLIT DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA PRODUKSI MENCIT (Mus musculus) LEPAS SAPIH HASIL LITTER SIZE PERTAMA

PENGARUH PENGGUNAAN UREA-MINYAK DALAM RANSUM TERHADAP ph, KECERNAAN BAHAN KERING,BAHAN ORGANIK, DAN KECERNAAN FRAKSI SERAT PADA SAPI PO

Ade Trisna*), Nuraini**)

I. PENDAHULUAN. sangat cepat dibandingkan dengan pertumbuhan unggas lainnnya. Ayam broiler

BAB I PENDAHULUAN. disimpan sebagai cadangan di dalam tubuh. Proses biologis di dalam tubuh

2ooG KUALITAS FISIK DAN ORGANOLEPTIK DAGING AYAM BROILER YANG RANSUMNYA DIBERI PENAMBAHAN MINYAK IKAN YANG MENGANDUNG OMEGA3 SKRIPSI MAD TOBRI

Pengaruh Pemberian Zeolit dalam Ransum Terhadap Performans Mencit (Mus musculus) Lepas Sapih

BAB III METODE PENELITIAN. energi metabolis dilakukan pada bulan Juli Agustus 2012 di Laboratorium Ilmu

ABSTRAK PENGARUH KOPI ROBUSTA DAN KOPI ARABICA TERHADAP PENURUNAN KADAR ASAM URAT DARAH PADA TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI PURIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Isa Brown, Hysex Brown dan Hyline Lohmann (Rahayu dkk., 2011). Ayam

SKRIPSI BUHARI MUSLIM

PENGGUNAAN CAMPURAN CASSAVA DAN TEPUNG INDIGOFERA SEBAGAI PENGGANTI JAGUNG DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS PUYUH PETELUR PADA UMUR 1 5 MINGGU

KELI NCI LOKAL. Oleh Bambang Hariadi, Kartiarso dan ~achmat 'Herman Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor

Efektivitas Penambahan Zeolit dalam Ransum terhadap Performa Puyuh Petelur Umur 7-14 Minggu

Profil Kalsium dan Fosfor Darah Itik... Aprian R. Pranata

STUDI KOMPARATIF METABOLISME NITROGEN ANTARA DOMBA DAN KAMBING LOKAL

PERFORMA AYAM BROILER YANG DIBERI RANSUM BERBASIS JAGUNG DAN BUNGKIL KEDELAI DENGAN SUPLEMENTASI DL-METIONIN SKRIPSI HANI AH

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012) menunjukkan bahwa konsumsi telur burung

PENDAHULUAN. masyarakat. Permintaan daging broiler saat ini banyak diminati oleh masyarakat

PENAMPILAN ANAK ITIK YANG DIPELIHARA BERDASARKAN KELOMPOK BOBOT TETAS KECIL, BESAR DAN CAMPURAN SKRIPSI KOMARUDIN

ABSTRAK PENGARUH AIR SEDUHAN BEKATUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

ABSTRAK EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN

BIJI SAGA POHON (Adenanthera pavonina, LINN) SEBAGAI SUMBER PROTEIN ALTERNATIF BAGI TERNAK AYAM

Transkripsi:

PENGARUH AFLATOKSIN B1 TERHADAP KANDUNGAN KALSIUM DAN MAGNESIUM DALAM SERUM ITIK (The Effect of Aflatoxin B1 (AFB1) Consumption on the Consentration of Calcium (Ca) and Magnesium (Mg) in the Serum of Ducks) ZAINAL ARIFIN, SRI RACHMAWATI, DARMONO dan AGUS SAFUAN Balai Penelitian Veteriner, PO Box 151, Bogor 16114 ABSTRACT The aim of the study was to assessed the effect of aflatoxin B1 (AFB1) consumption on the consentration of calcium (Ca), and magnesium (Mg) in the serum of ducks while treated with AFB1. Thirty six male duck were devided into two groups as a control group and treatment group (given 150 ppb AFB1) respectively. A factorial completely randomized design was used to analyse the data. Reseach result indicated that the effects of AFB1 consumption were highly significant (p<0,01) to decrease the Ca and Mg contents. The higher the concentrtion of AFB1 given and longer to the duck, the lower the minerals contents in the serum. Key words: Aflatoxin B1, calcium, magnesium, ducks ABSTRAK Studi penelitian yang bertujuan untuk menetapkan pengaruh aflatoksin B1 (AFB1) terhadap kandungan Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) didalam serum itik. Sebanyak 36 ekor itik jantan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok 1 (kontrol) dan kelompok 2 (diberi dosis 150 ppb AFB1). Rancangan faktorial dengan rancangan acak lengkap digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian AFB1 berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap penurunan kandungan Ca dan Mg didalam serum itik. Demikian juga dengan lamanya pemberian AFB1 berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap kandungan Ca dan Mg. Semakin tinggi konsentrasi AFB1 yang diberikan dan semakin lama atau sering pada itik, maka akan semakin rendah kandungan mineral didalam serumnya. Kata kunci: Aflatoksin B1, kalsium, magnesium, itik PENDAHULUAN Peningkatan produktivitas ternak, khususnya ternak unggas, disamping harus menerapkan manajemen peternakan yang baik, perlu juga ditunjang dalam kehidupan ternak, seperti pemberian pakan yang baik serta tersedianya kandungan unsur-unsur mineral yang diperlukan dan memenuhi jumlah yang diperlukan. Disamping faktor-faktor diatas, penyimpanan pakan perlu diperhatikan untuk menghindarkan gangguan dari kontaminasi mikotoksin yang dapat merusak jaringan tubuh baik secara fisik maupun secara kimiawi yang menghasilkan metabolit yang toksik. Salah satu mikotoksin yang berbahaya adalah aflatoksin B1, karena mempunyai sifat hepatotosik yaitu dapat merusak dan meracuni hati dan karsinogenik yang menimbulkan kanker pada sipenderita. Bahaya yang ditimbulkan oleh AFB1 adalah dapat mengakibatkan pertumbuhan menjadi terhambat serta dapat merusak sistem kekebalan tubuh. Disamping itu juga mengakibatkan penurunan berat badan, pertumbuhan sel-sel darah merah, kandungan kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) didalam plasma darah. HUFF et al. (1988) melaporkan bahwa keracunan aflatoksin dapat berpengaruh terhadap penurunan kadar protein dan albumin didalam darah. Unsur kalsium dan magnesium didalam darah sebagian berikatan dengan albumin (MITRUKA dan REWNSLAY, 1971). Kalsium dan magnesium merupakan unsur mineral essensial yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme tubuh. Kalsium juga esensial untuk pembekuan darah dan dibutuhkan bersama-sama natrium dan kalium untuk denyut jantung yang normal. Sementara itu, magnesium esensial sebagai aktivator dari 634

banyak enzim. Terutama enzim yang berhubungan dengan metabolisme karbohidrat. Magnesium merupakan bagian esensial dari tulang dan gigi, juga zat mineral penting dalam berfungsinya sistim urat syaraf. (BURN, 1980 dan HAMILTON, 1971). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan oleh aflatoksin B1 yang diberikan kepada itik terhadap kandungan Kalsium dan Magnesium dalam serum itik. MATERI DAN METODE Standar unsur Ca dan Mg, tabung gelas, Propilen gligol. Larutan HCl pekat, Pipet Lantanium klorida, aquabides. Penelitian ini dilakukan di Balai Penelitian Veteriner Bogor, dengan menggunakan sebanyak 36 ekor itik umur satu hari, seminggu kemudian diberikan AFB1 dilarutkan dengan propilen glikol, kemudian dicekokkan sebesar 0,0 (kontrol) dan 150 ppb setiap dua hari sekali selama enam minggu. Setiap seminggu sekali dipotong sebanyak 3 ekor per perlakuan, kemudian diambil darahmya. Serum yang terbentuk diambil sebagai data sampel. Analisis serum Kandungan Ca dan Mg, serum diambil dari darah dalam tabung yang telah disentrifuse, kemudiam ambil 0,1 ml serum pada tabung baru tambah 4,9 ml 1% LaCl3 dalam HCl 0,1 M, kemudian ukur dengan alat AAS Model Varian 1275 dengan panjang gelombang 422,7 um untuk Ca dan 285,2 um untuk Mg. Analisis data Data dianalisis dengan metode faktorial dengan rancangan acak lengkap, untuk perbedaan perlakuan dianalisiis dengan uji beda nyata terkecil (STEEL dan TORRIE, 1980). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil kuantitatif kandungan Ca dan Mg dalam serum itik yang diberi AFB1 dan kontrol selama enam minggu (Tabel 1). Perlakuan kontrol (itik yang tidak diberi AFB1) kandungan Ca berkisar antara 104,55 185,00 nl/ml dan Mg 31,5 77,0 nl/ml, sedangkan pada itik yang diberi AFB1 kandungan Ca bekisar antara 61,55 195,0 nl/ml dan Mg 24,0 66,0 nl/ml. Dari data diatas terlihat bahwa kedua unsur tersebut menurun kandungannya setelah dilakukan perlakuan. Dalam perhitungan banyaknya kandungan Ca dan Mg dalam serum itik, setelah dilakukan analisis sidik ragam ditemukan perbedaan yang nyata (P<0,05), baik berdasarkan perlakuan (diberi AFB1 dan kontrol), lama pemberian AFB1 maupun interaksi diantara faktornya. Secara faktual, banyaknya nilai rataan kandungan Ca dan Mg dalam serum, lebih lanjut dianalisis dengan uji beda nyata terkecil berbeda nyata (P<0,05) antara satu dengan yang lainnya, baik berdasarkan perlakuan, lama pemberian AFB1 maupun interaksi perlakuan. Pada Tabel 2 tampak ada penurunan nilai rataan kandungan Ca dan Mg dalam serum, setelah itik diberi dosis AFB1 yaitu nilai rataan terendah sebesar 108,41 nl/ml dan 41,83 nl/ml dan lebih kecil bila dibandingkan dengan perlakuan kontrol kandungan Ca dan Mg sebesar 150,55 nl/ml dan 61,23 nl/ml. Hal ini kemungkinan aflatoksin dapat mengganggu sistem metabolisme pencernaan sehingga nafsu makan menurun yang mengakibatkan pertumbuhan terhambat. Menurut BURNS (1980) dan GINTING (1984), kenaikan kandungan aflatoksin didalam tubuh unggas dapat merusak proses metabolisme yang mengakibatkan terganggunya proses pertumbuhan. BRYDEN dan CUMMING (1980) dan RENDDY et al. (1992), melaporkan bahwa semakin tinggi aflatoksin diberikan, akan semakin kurang efisiensi ransum. Keadaan ini disebabkan tingkat kerusakan jaringan tubuh semakin tinggi, sehingga zat-zat makanan kurang dapat mendukung pertumbuhan jaringan baru secara efektif dan dengan demikian unsur-unsur mineral dalam pakan akan semakin berkurang untuk dicerna pada tubuh. Dengan kata lain, semakin sedikit jumlah bahan yang dikonsumsi, akan mengakibatkan semakin berkurang jumlah kadar Ca dan Mg didalam makanan yang terserap. 635

Tabel 1. Hasil kuantitatif kandungan Ca dan Mg dalam serum ititk berdasarkan lama pemberian dan perlakuan (kontrol dan AFB1) selama 6 minggu Minggu Kandungan Ca (nl/ml) Kandungan Mg (nl/ml) Kontrol AFB1 Kontrol AFB1 1 141,00 126,00 35,50 35,00 164,50 127,50 40,00 32,00 151,50 110,00 31,50 34,50 2 114,00 87,50 49,00 54,50 134,50 86,50 61,00 50,50 113,00 71,50 45,00 47,50 3 143,50 127,50 64,00 38,50 153,00 128,00 77,50 52,50 172,50 117,50 70,50 50,00 4 141,00 103,50 77,00 66,00 160,50 122,50 71,00 57,00 154,50 115,00 66,00 52,50 5 170,50 108,00 65,00 31,50 161,00 92,50 68,50 24,50 175,00 115,00 75,50 31,50 6 155,00 112,50 73,00 29,00 139,00 107,00 61,00 31,50 135,50 103,50 66,00 37,00 Angka yang ditebalkan menunjukkan angka yang terendah secara faktual pada interaksi antara lama dan perlakuan pada masing-masing kandungan Ca dan Mg Tabel 2. Nilai rataan kandungan Ca dan Mg dalam serum ititk selama 6 minggu berdasarkan perlakuan Perlakuan Ca (nl/ml) Mg (nl/ml) Kontrol 150,55 a 51,25 a AFB1 108,41 b 41,83 b Rataan 6 minggu dan 3 ulangan Rataan pada setiap lajur yang diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% RAOO dan JOSH (1991), menyatakan bahwa aflatoksikosis dapat juga mempengaruhi kadar Ca dan Mg dalam serum. Dosis AFB1 sebesar 1,0 mg/kb bobot badan akan mengakibatkan penurunan yang nyata terhadap kandungan Ca dan Mg dalam serum. Pada Tabel 3, terlihat bahwa nilai rataan terendah kandungan Ca adalah 81,83 nl/ml terdapat pada minggu ke-2 itik yang diberi AFB1, namun bila dilihat dari waktu ternyata pada minggu ke-6 makin menurun kandungannya, sedangkan kandungan Mg rataan terendah adalah 28,83 nl/ml terdapat pada minggu ke-5 itik yang diberi AFB1 Sementara itu, terlihat bahwa lama pemberian AFB1 juga berpengaruh dan makin lama diberikan akan makin berkurang kandungan unsur tersebut. HAMILTON (1994), melaporkan bahwa aflatoksin juga dapat merusak sistem kekebalan tubuh, terutama pada unggas yang diberi aflatoksin terus menerus dalam ransum. Pada Tabel 3 terlihat bahwa pada minggu ke-6 yaitu konsentrasi AFB1 diberikan selama 6 minggu, kandungan unsur tersebut menurun, walaupun pada jarak waktu satu minggu tidak berbeda nyata (p>0,05). Dengan adanya pengaruh AFB1 yang nyata terhadap kandungan Ca dan Mg yang terkandung dalam serum, maka kandungan unsur tersebut perlu diperhatikan, karena terkontaminasi AFB1 dalam pakan dan tingginya kandungan AFB1 dalam tubuh, akan mengakibatkan penurunan kandungan unsur tersebut dan mengakibatkan defisiensi. 636

Tabel 3. Nilai rata-rata kandungan Ca dan Mg dalam serum ititk selama 6 minggu berdasarkan lama pemberian dan perlakauan (kontrol dan AFB1) Minggu Kandungan Ca (nl/ml) Kandungan Mg (nl/ml) Kontrol AFB1 Kontrol AFB1 1 152,33 120,16 35,67 33,83 2 120,50 81,83 55,50 50,83 3 166,50 124,50 69,00 47,10 4 152,00 113,50 71,33 58,50 5 168,86 101,83 69,67 28,83 6 143,16 107,66 66,65 31,83 Rataan 3 ulangan, rataan pada setiap lajur diikuti dengan huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% Angka-angka yang ditebalkan menunjukkan angka yang terendah secara faktual pada interaksi lama dan perlakuaan pada masing-masing kandungan Ca dan Mg KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian dosis aflatoksin pada itik dapat berpengaruh negatif pada ternak tersebut yang ditunjukkan dengan penurunan kadar logam kalsium dan magnesium dalam serum itik. Kandungan aflatoksin dalam pakan sering ditemukan oleh karena itu perlu dimonitoring kualitas pakan tersebut. DAFTAR PUSTAKA BENNET, P.A. 1983. Introducing Atomic Absorption Analysis. Varian Ztechtron, Pty. Utd, Mulgrave. BRYDEN, W.L. and R.B. CUMMING. 1980. Observation on the liver of the chicken followign aflatoxin B1 ingestion. Avian Pathol. 9: 551 556. COMBS, G.F. Jr. 1975. Problems with molds and mycotoxins in poultry feeds. Proc. Cornell Nutr. Conf. Feed Manuf. GINTING, Ng. 1984. Aflatoksin pada pakan ayam pedaging didaerah Khusus Ibukota Jakarta Raya dan Kodya Pontianak. Penyakit Hewan. 16(28): 212 214. GINTING, Ng. 1988. Sumber dan pengaruh aflatoksin terhadap pertumbuhan dan performa lain broiler. Disertasi. Universitas Pajajaran Bandung. HAMILTON, P.B. 1974. The problem of mycotoxins in animal industry. Prof. Md. Nutr. Conf. Feed Manuf. MITRUKA, B.M. and H.M. RAWNSLEY. 1977. Clinical biochemical and hematological refrence value in normal experimental animals. Masson Publishing USA, Inc. New York, USA. RAO, V.N. and H.C. JOSHI. 1991. Effect of aflatoxin B1 feeding on serum mineral profiles in chickens. Indian Vet. J. 68: 552 554. REDDY, A.R., V.R. REDDY, P.V. RAO and S YADGIRI. 1982. Effect of experimentally induced aflatoxicosis on the performance on comercial broiler chicks. Indian J. Anim. Sci. 52: 405 410. STEEL, R.G.D. and J.H. TORRIE. 1980. Principles and Procedure of Statistic. A Biometrical Approach. 2 nd Ed. Mc-Graw-Hill Kogakusha Ltd., Tokyo. 637

DISKUSI Pertanyaan: 1. Apakah aflatoksin dapat menghambat kalsium dalam darah? 2. Bagaimana cara pencekokkan aflatoksin terhadap itik berdasarkan berat badan? Jawaban: 1. Aflatoksin dapat menyebabkan kerusakan pada sistem proses metabolisme dalam tubuh, sehingga absorbsi kalsium dalam darah terganggu dan akan mengakibatkan kalsium terisap dalam darah menurun. 2. Konsentrasi afaltoksin yang ada adalah 20 ppm = 20 mg/l. Larutan. 20000 ug/1000 ml larutan = 20 ug/ml dicekokkan = 30/20 x ml = 1,5 ml. Jadi harus dicekokkan = 1,5 ml aflatoksin (20 ppm). 638