ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada RSUD Pandan Arang Boyolali) NASKAH PUBLIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUKURAN KINERJA DENGAN ELEMEN-ELEMEN BALANCED SCORECARD

FARISA HARDHIYANI B

PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

Jurnal Dinamika Manajemen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Obyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah Rumah Sakit Graha Husada

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

PENGUKURAN KINERJA DENGAN ELEMEN-ELEMEN BALANCE SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU MENGGUNAKAN ELEMEN-ELEMEN BALANCED SCORECARD. (Studi Empiris pada RSU PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU)

THE FIPA ( Forum Ilmiah Pendidikan Akuntansi ) IKIP PGRI MADIUN 13 September 2014, ISSN :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan evaluasi dalam menilai kinerja perusahaan. Seringkali penilaian

68 Media Bina Ilmiah ISSN No

PENGUKURAN KINERJA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH (BLUD) BERDASARKAN BALANCED SCORECARD DI RSUD dr. R. KOESMA KABUPATEN TUBAN

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA BADAN USAHA YANG BERBENTUK RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH DI SURABAYA

REZA ABDULMUDY DOSEN UNIVERSITAS DARUSSALAM AMBON Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pusat. personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dari cost center menjadi profit oriented membutuhkan suatu peraturan

PENERAPAN BALANCED SCORECARD

PENILAIAN KINERJA RSUD KABUPATEN BULELENG DENGAN PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penelitian ini. Teori-teori tersebut meliputi pengertian organisasi sektor publik,

PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLOK UKUR PENILAIAN KINERJA PADA ORGANISASI NIRLABA

BAB 1 PENDAHULUAN. karyawan, pemilik, dan stakeholder dengan kata lain kinerja perusahaan

ABSTRACT. Keywords: Balanced Scorecard, employee performance. viii. Universitas Kristen Maranatha

INDIKATOR KINERJA UTAMA

Management Analysis Journal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR PENGUKURAN KINERJA PADA ORGANISASI NIRLABA. Dewi Arofah Maswar Patuh Priyadi

BAB 1 PENDAHULUAN. gawat darurat. Sedangkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. pencegahan penyakit serta upaya perbaikan.

Marisa L. Rumintjap, Penerapan Balanced Scorecard. PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR PENGUKURAN KINERJA DI RSUD NOONGAN.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

Accounting Analysis Journal

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada RSUD Prof. Dr. Soekandar Mojosari)

Implementasi Balanced Scorecard Sebagai Penilaian Kinerja RSUD Panembahan Senopati. Oleh : Mei Murawati ABSTRACT

LAPORAN KINERJA TRIWULANAN RSUD LAWANG TAHUN 2015

ABSTRAKSI. Kata kunci: sektor publik, kinerja, balance scorecard, PDAM

PENGUKURAN KINERJA BALANCE SCORECARD PADA RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH JOMBANG (Studi Kasus Pada Rumah Sakit Muhammadiyah Jombang) Disusun Oleh:

RENCANA KINERJA TAHUNAN RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2015 RUMUS/ FORMULA. tahun = Jumlah pasien rawat inap + Jumlah pasien rawat jalan

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA RSUD DR. SOEDONO MADIUN

BAB V PENUTUP. Djatikoesoemo Bojonegoro dengan menggunakan metode Balanced Scorecard, dapat diketahui hasilnya dari berbagai perspektif, antara lain :

TOLOK UKUR PENILAIAN KINERJA BADAN USAHA DENGAN BALANCED SCORECARD (BSC)

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI METODE PENGUKURAN KINERJA PADA RS IPHI PEDAN KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari pengukuran kinerja merupakan ukuran apakah sebuah strategi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh perusahan tersebut. (Helfert, 1996)

PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG TAHUN 2013 DAN 2014

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada RSUD Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang)

Keywords: Balanced Scorecard, Financial Perspective, Customers Perspective, Internal Business Process Perspective, Learnings and growth Perspective.

PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada Rumah Sakit Umum Daerah Ngudi Waluyo Wlingi )

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENGUKURAN KERJA (PADA RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA)

ANALISIS KINERJA IFRS X PURWOKERTO DARI PERSPEKTIF PERTUMBUHAN DAN PEMBELAJARAN BALANCED SCORECARD

BAB V PENUTUP. berbasis Balanced Scorecard dengan menggunakan keempat perspektif Balanced

Key Performance Indicators Perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, DAN RERANGKA PEMIKIRAN. kinerja dalam organisasi masa depan. Istilah Balanced scorecard terdiri dari 2

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan di seluruh sarana pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta,

ANALISIS KINERJA PDAM DELTA TIRTA KABUPATEN SIDOARJO DENGAN MENGGUNAKAN PERSPEKTIF KEUANGAN DAN NON KEUANGAN

BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

BAB. VI. Pengukuran kinerja dengan pendekatan balanced scorecard menerjemahkan

EVALUASI STRATEGI MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA RUMAH SAKIT PATAR ASIH. Samuel Sabam P. Panjaitan E. Kusumadmo

PENGUKURAN KINERJA DENGAN ELEMEN-ELEMEN BALANCED SCORECARD

ABSTRAK. Keywords: Balanced Scorecard, Perspektif Keuangan, Perspektif Pelanggan, Perspektif Bisnis Internal, Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada PT. BHANDA GHARA REKSA KANTOR PUSAT JAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

ANALISIS BALANCED SCORECARD UNTUK MENGUKUR KINERJA PADA RSUD TANJUNGPINANG CHERISTIAN ( ) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

EVALUASI KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD PADA KLINIK DR. M. SUHERMAN JEMBER. Oleh Indah Dian Saputri ABSTRAK

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kinerja RS Graha Husada dilihat dari perspektif keuangan dengan menggunakan

PENGUKURAN KINERJA POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, hal itu disebabkan karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN KONSEP BALANCED SCORECARD (STUDI KASUS PADA PT. MADUBARU)

ANALISIS PENILAIAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENERAPAN BALANCED SCORECARD (STUDI KASUS RUMAH ABC

Rendy Arie Saputra Fakultas Ekonomi, Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Indonesia ABSTRAKSI

prestasi. Disisi lain, perbedaan juga tampak jelas pada sifat konsumen yang

PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI NIRLABA DARI PERSPEKTIF BALANCED SCORECARD PADA RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA

PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLOK UKUR DALAM PENGUKURAN KINERJA (Studi Kasus Pada RSU Queen Latifa Yogyakarta)

ANALISIS PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DAN NON KEUANGAN PT. BPR DHARMAWARGA UTAMA

ANALISIS KINERJA CV. FABAMUS FAMILI UTAMA SEMARANG DENGAN BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk Bogasari Division sebagai salah

PENGUKURAN KINERJA DENGAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI KARYAWAN TIRTA MAHAKAM DI BUKUAN

ANALISIS KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD Studi Kasus Pada Rumah Sakit Palang Biru, Kutoarjo SKRIPSI

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di RSUD Karangasem, Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pengukuran yang diterapkan oleh perusahaan mempunyai dampak yang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Balanced Scorecard pada RSUD Kebumen, maka dapat ditarik kesimpulan:

Strategi Peningkatan Kinerja dengan Metode Balanced Scorecard di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Ogan Ilir

Pengukuran Kinerja Bulog Sub Divre Dumai dengan Konsep Balanced Scorecard

PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD

Anies Fariztian

ANALISIS KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG

IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD (Studi Kasus Pada RSUD Pandan Arang Boyolali) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun oleh : RISNA AULIA RAHMAWATI B200110174 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

ABSTRAKSI Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja RSUD Pandan Arang Boyolali dengan menggunakan konsep pengukuran kinerja yang tidak hanya mengukur kinerja finansial tetapi juga non finansial yaitu Balanced Scorecard yang meliputi perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Dengan menggunakan Balanced Scorecard diharapkan rumah sakit dapat mengembangkan aspek finansial dan non finansial dalam melakukan penilaian kinerja, sehingga diharapkan rumah sakit mampu menjadi institusi yang dapat memberikan kepuasan kepada para pelanggan. Penelitian ini menggunakan motode studi kasus dengan mengambil data selama 3 tahun, yaitu dari tahun 2012-2014. studi ini dimaksudkan untuk memperoleh data-data perusahaan yang berkaitan dengan pengukuran kinerja menggunakan konsep Balanced Scorecard. Sampel dalam penelitian ini adalah 100 karyawan dan pasien RSUD Pandan Arang Boyolali, sedangkan untuk pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara umum kinerja RSUD Pandan Arang pada posisi cukup baik dilihat dari empat perspektif Balanced Scorecard. Kata kunci: Balanced Scorecard dan pengukuran kinerja

ABSTRACT ANALYSIS PERFORMANCE MEASUREMENT THE HOSPITAL WITH THE BALANCED APPROACH SCORECARDS ( A Case Study In RSUD Pandan Arang Boyolali ) The purpose of this research is to measure the performance of RSUD Pandan Arang Boyolali employed the concept of performance measurement that not only measuring financial performance but also financial non namely Balanced Scorecards which includes financial perspective, perspective customers, internal business perspective, perspective and learning and growth. By the use of Balanced Scorecards expected the hospital can develop financial aspects and non in assessing the performance of financial, it is expected that the hospital capable of being institutions that can give satisfaction to the consumers. This research using motode case studies by taking data for 3 years, namely from year 2012-2014. This study was intended to obtain data relating to the measurement the performance of a company that employed the concept of balanced scorecards. Sample in this research is 100 employees and patients RSUD Pandan Arang Boyolali, while for the sample collection using methods simple random sampling. This research result indicates that in general the performance of the RSUD Pandan Arang Boyolali in a position quite seen both from the perspective of a four Balanced Scorecard. keyword: Balanced Scorecard and performance measurement

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Pengukuran kinerja sangat berguna untuk membandingkan kinerja organisasi periode lalu, periode sekarang dan periode yang akan datang, sehingga dapat diketahui kinerja mengalami peningkatan atau mengalami penurunan. Pengukuran kinerja juga sangat penting untuk menilai akuntabilitas organisasi dan manajer dalam menghasilkan pelayanan publik yang lebih baik (Mardiasmo, 2002:121). Selama ini pengukuran kinerja umumnya hanya dilakukan secara tradisional. Pengukuran kinerja secara tradisional lebih menekankan kepada aspek finansial, padahal dalam mengukur kinerja suatu perusahaan tidak bisa hanya melihat dari sisi finansial, tetapi juga non finansial. Dengan hanya melihat ukuran-ukuran finansial saja tidak akan dapat memberikan gambaran yang nyata mengenai keadaan perusahaan. Pengukuran kinerja perusahaan tidak lagi dianggap baik jika hanya dilihat dari sisi keuangan saja karena dianggap tidak mampu mencerminkan kompleksitas dan nilai yang melekat dalam perusahaan. Dengan kemajuan teknologi informasi dan perkembangan ilmu manajemen, sistem pengukuran kinerja perusahaan dengan cara tradisional dinilai banyak memiliki kelemahan dan keterbatasan. Hal ini mendorong Robert S. Kaplan dan David P. Norton untuk merancang suatu sistem pengukuran kinerja yang lebih komprehensif yang disebut dengan Balanced Scorecard. Dimana sistem pengukuran ini menyediakan tujuan-tujuan strategis organisasi ke dalam seperangkat tolak ukur kinerja yang saling berhubungan. Balanced Scorecard tidak hanya memperhatikan kinerja finansial saja, tetapi juga kinerja non finansial. Balanced Scorecard menggabungkan pengukuran kinerja dari sisi finansial, operasi, dan pelanggan. Balanced Scorecard memasukkan empat aspek/perspektif di dalamnya yaitu: 1. Financial perspective (perspektif keuangan) 2. Customer perspective (perspektif pelanggan)

3. Internal bisnis perspective (perspektif proses bisnis internal) 4. Learning and growth perspective (perspektif pembelajaran dan pertumbuhan) B. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah ada kemungkinan penerapan metode Balanced Scorecard sebagai metode pengukuran kinerja pada RSUD Pandan Arang Boyolali? 2. Bagaimana cara mengukur kinerja RSUD Pandan Arang Boyolali menggunakan metode pengukuran Balanced Scorecard? 3. Apakah kinerja RSUD Pandan Arang Boyolali sudah dapat dikatakan baik berdasarkan penerapan elemen-elemen dalam Balanced Scorecard? TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Konsep Balanced Scorecard Balanced Scorecard merupakan sistem pengukuran kinerja yang menyeimbangkan alat ukur lama yang berdimensi pada aspek finansial dengan dimensi-dimensi baru yaitu pada aspek non finansial. Handayani (2011) menyatakan bahwa penggunaan Balance Scorecard sebagai alat pemetaan strategi sangat berpengaruh pada kinerja seorang manajer. Pekerjaan mereka menjadi lebih terarah dan fokus, hal ini sangat berperan terhadap tercapainya tujuan jangka panjang perusahaan. Balanced Scorecard juga memelihara keseimbangan antara ukuranukuran strategis yang berbeda dalam satu usaha mencapai keselarasan citacita, sehingga dengan demikian mendorong karyawan untuk bertindak sesuai

dengan kepentingan terbaik prganisasi. Tiap ukuran pada Balanced Scorecard membahas suatu aspek dari strategi perusahaan. 2. Keunggulan Balanced Scorecard Keunggulan Balanced Scorecard menurut Mulyadi (2001:18-24) adalah sebagai berikut: a. Komprehensif b. Koheren c. Seimbang d. Terukur METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus pada RSUD Pandan Arang Boyolali. Studi kasus merupakan penelitian yang rinci terhadap objek tertentu selama kurun waktu tertentu. Penelitian studi kasus ini menganalisa kinerja RSUD Pandan Arang Boyolali dengan data berupa elemen-elemen yang menjadi tolak ukur dalam pengukuran kinerja menggunakan konsep Balanced Scorecard. B. Objek Penelitian Obyek penelitian ini adalah RSUD Pandan Arang Boyolali yang merupakan salah satu organisasi sektor publik yang dimiliki oleh pemerintah daerah Kabupaten Boyolali. Pengukuran kinerja yang dilakukan meliputi pengukuran finansial dan non finansial. Dalam pengukuran kinerja tersebut juga digunakan kuisioner dengan dua responden yaitu pasien dan karyawan dari RSUD Pandan Arang Boyolali. C. Jenis Dan Sumber Data Data-data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. 1. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung melalui pembagian kuisioner kepada pasien dan karyawan RSUD Pandan Arang Boyolali.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari laporan tahunan selama tiga tahun, yaitu tahun 2012-2014, studi pustaka, literatur, dan berbagai dokumen yang berkaitan dengan analisis kinerja perusahaan dengan konsep Balanced Scorecard. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi laporan keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali, rekapitulasi kunjungan pasien rawat inap dan jalan, data karyawan, serta gambaran umum perusahaan. D. Metode Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data penulis menggunakan metode sebagai berikut: 1. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan merupakan metode pengumpulan data dengan cara membaca dan mempelajari literatur, artikel, maupun buku yang relevan dengan masalah pengukuran kinerja di RSUD Pandan Arang Boyolali. 2. Kuisioner Kuisioner merupakan metode pengumpulan data secara langsung yang dilakukan dengan mengajukan daftar pertanyaan kepada responden. Pengajuan kuisioner ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan pasien dan karyawan RSUD Pandan Arang Boyolali. 3. Wawancara Wawancara merupakan metode pengumpulan data secara langsung dengan cara melakukan tanya jawab kepada pihak RSUD Pandan Arang Boyolali untuk melengkapi data yang tidak diperoleh dari studi kepustakaan maupun dari pembagian kuisioner. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pengukuran Kinerja RSUD Pandan Arang dengan Menggunakan Balanced Scrorecaerd 1. Perspektif Keuangan. Dalam mengukur perspektif keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali menggunakan tolok ukur sebagai berikut: a. Pertumbuhan Pendapatan Pengukuran pertumbuhan pendapatan digunakan untuk mengetahui adanya peningkatan atau penurunan pertumbuhan pendapatan pada RSUD Pandan Arang Boyolali.

Pend. tahun berjalan-pend. tahun lalu 1) Pertumbuhan Pend.= --------------------------------------------- x 100% Pendapatan tahun lalu 46.988.907.541 40.205.651.331 2) Rasio tahun 2012 = x 100% 40.205.651.331 = 16,87% 51.171.605.557 46.988.907.541 3) Rasio tahun 2013 = x 100% 46.988.907.541 = 94,02% 74.305.922.450-51.171.605.557 4) Rasio tahun 2014 = x 100% 51.171.605.557 = 45,21% Tabel IV.1 RASIO PERTUMBUHAN PENDAPATAN RSUD PANDAN ARANG Keterangan BOYOLALI TAHUN 2012 2014 Tahun 2012 2013 2014 Realisasi Pendapatan 46.988.907.541 51.171.605.577 74.305.922.450 Rasio Pertumbuhan 16,87% 94,02% 54,21% Sumber : Data diolah penulis, 2015. b. Perubahan Biaya Pengukuran perubahan biaya digunakan untuk mengetahui adanya peningkatan atau penurunan biaya pada RSUD Pandan Arang Boyolali yang diperoleh pada periode sebelumnya. Semakin menurun biaya tiap tahunnya, berarti RSUD Pandan Arang Boyolali dapat menekan pengeluaran yang tidak perlu. Biaya tahun berjalan biaya tahun lalu 1) Perubahan Biaya = x 100% Biaya Tahun lalu 71.192.641.758 53.729.131.702 2) Rasio tahun 2012 = x 100% 53.729.131.702 = 32,50%

72.265.366.219-71.192.641.758 3) Rasio tahun 2013 = x 100% 71.192.641.758 = 1,51% 87.808.689.870-72.265.366.219 4) Rasio tahun 2014 = x 100% 72.265.366.219 = 21,51% Tabel IV.2 RASIO PERUBAHAN BIAYA RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI Keterangan TAHUN 2012 2014 Tahun 2012 2013 2014 Realisasi Biaya 71.192.641.758 72.265.366.219 87.808.689.870 Rasio Perubahan Biaya 32,50% 1,51% 21,51% Sumber: Data diolah penulis, 2015. 2. Perspektif Pelanggan. Tujuan dari perspektif ini adalah agar rumah sakit mampu mempertahankan jumlah pelanggan yang dicapai tahun lalu dan berusaha untuk menarik pelanggan baru. a. Kepuasan Pelanggan Kepuasan pelanggan diukur untuk mengetahui sejauh mana kepuasan pasien terhadap pelayanan yang telah diberikan pihak rumah sakit. Semakin tinggi tingkat kepuasan pasien, berarti semakin baik pelayanan yang diberikan. b. Akuisisi Pelanggan Akuisisi pelanggan merupakan kemampuan perusahaan dalam memperoleh pelanggan baru. Akuisisi ini diukur dengan membandingkan jumlah pelanggan dari tahun ke tahun. Jika terdapat peningkatan jumlah pelanggan maka perusahaan mampu memperoleh pelanggan baru. Jumlah Pelanggan Baru 1) Akuisisi Pelanggan = x 100% Total Pasien 32.652 2) Akuisisi Pelanggan tahun 2012 = ----------------- x 100% 92.240 = 29,40%

28.482 3) Akuisisi Pelanggan tahun 2013 = ----------------- x 100% 98.199 = 29,00% 29.479 4) Akuisisi Pelanggan tahun 2014 = ----------------- x 100% 101.628 = 29,00% Tabel IV.3 PENGUKURAN AKUISISI PELANGGAN RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI TAHUN 2012-2014 Tahun Jumlah Pasien Pasien Baru Akuisisi 2012 92.240 32.652 29,40 2013 98.199 28.482 29,00 2014 101.628 29.479 29,00 Sumber: Data diolah penulis, 2015. c. Retensi Pelanggan Retensi pelanggan merupakan tingkat kemampuan perusahaan dalam mempertahankan pelanggannya (pasien). Jumlah pelanggan tahun berjalan 1) Retensi Pelanggan = ---------------------------------------- x 100% Jumlah pelanggan tahun lalu 91.779 2) Retensi pelanggan 2012 = ------------------- x 100% 85.035 = 107,93% 97.769 3) Retensi pelanggan 2013 = ------------------- x 100% 91.779 = 106,53% 98.769 4) Retensi pelanggan 2014 = ------------------- x 100% 97.769 = 100,82%

Tabel IV.4 PENGUKURAN RETENSI PELANGGAN RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI TAHUN 2012 2014 Tahun Jumlah Pasien Retensi (%) 2011 85.035-2012 91.779 107.93% 2013 97.769 106.63% 2014 98.566 100.82% Sumber: Data diolah penulis, 2015. 3. Perspektif Bisnis Internal. Dalam mengukur perspektif keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali menggunakan tolok ukur sebagai berikut: a. BOR (Bed Occupancy Ratio) Presentase pemakaian tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Nilai tingkat pemanfaatan tempat tidur BOR yang ideal adalah 60-85%. Tabel IV.5 RATA-RATA NILAI BOR 2012 2013 2014 Rata-rata Standar Ideal BOR 74,29% 78,38% 73,84% 75,50% 60-85% Sumber: Data diolah penulis, 2015. b. ALOS (Average Length Of Stay) Rata-rata lama rawat seorang pasien, indikator ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi. Secara umum nilai ALOS yang ideal antara 6-9 hari. Tabel IV.6 RATA-RATA NILAI ALOS 2012 2013 2014 Rata-rata Standar Ideal ALOS 3,70 3,61 3,66 3,66 6-9 hari Sumber : Data diolah penulis, 2015.

c. TOI (Turn Over Internal) Rata-rata hari dimana tempat tidur ditempati dan telah diisi berikutnya. Indikator ini memberikan gambaran tingkat penggunaan tempat tidur terisi pada kisan 1-3 hari. Tabel IV.7 RATA-RATA NILAI TOI 2012 2013 2014 Rata-rata Standar Ideal TOI 1,32 1,05 1,34 1,24 1-3 hari Sumber: Data diolah penulis, 2015. d. BTO (Bed Turn Over) Frekuensi pemakaian tempat tidur pada suatu periode, beberapa kali tempat tidur dipakai dalam satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali. Tabel IV.8 RATA-RATA NILAI BTO 2012 2013 2014 Rata-rata Standar Ideal BTO 71,01 75,34 71,11 72,49 40-50 kali Sumber: Data diolah penulis, 2015. e. GDR (Gross Death Rate) Angka kematian 48 jam adalah angka kematian umum untuk setiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan rumah sakit. Nilai GDR yang ideal seharusnya tidak lebih dari 45 per 1000, kecuali jika terjadi kejadian khusus seperti wabah penyakit, bencana alam, dan lainnya. Tabel IV.9 RATA-RATA NILAI GDR 2012 2013 2014 Rata-rata Standar Ideal GDR 24,30 20,72 22,69 22,57 < 45 per 1000 penderita keluar Sumber: Data diolah penulis, 2015.

f. NDR (Net Death Rate) Angka kematian 48 jam adalah setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan di rumah sakit. Nilai NDR yang ideal seharusnya tidak lebih dari 25 per 1000. Tabel IV.10 RATA-RATA NILAI NDR 2012 2013 2014 Rata-rata Standar Ideal NDR 13,55 11,75 12,67 12,66 < 25 per 1000 Sumber: Data diolah penulis, 2015. penderita keluar 4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan. Dalam mengukur perspektif keuangan RSUD Pandan Arang Boyolali menggunakan tolok ukur sebagai berikut: a. Retensi Karyawan Retensi karyawan merupakan kemampuan rumah sakit untuk mempertahankan pekerja-pekerja terbaiknya untuk terus berada dalam organisasinya. Peningkatan komitmen karyawan pada RSUD Pandan Arang Boyolali bisa diukur dari rasio retensi karyawan. Jumlah Karyawan 1) Retensi Karyawan = ----------------------------------- x 100% Jumlah karyawan tahun lalu 347 2) Retensi 2012 = --------- x 100% 350 = 99,14% 402 3) Retensi 2013 = --------- x 100% 347 = 915,85% 620 4) Retensi 2014 = --------- x 100% 402 = 154,23%

Tabel IV.11 RETENSI KARYAWAN RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI TAHUN 2012 2014 Tahun Jumlah Karyawan Retensi Karyawan 2012 347 99,14% 2013 402 115,85% 2014 620 154,23% Sumber: Data diolah penulis, 2015. b. Produktivitas karyawan Peningkatan kapabilitas karyawan pada RSUD Pandan Arang Boyolali bisa diukur dengan menghitung persentase pelatihan karyawan, peningkatan kapabilitas karyawan RSUD Pandan Arang Boyolali bisa diukur dari rasio berikut: Pendapatan 1) Kapabilitas karyawan = --------------------- x 100% Jumlah Karyawan 46.988.907.541 2) Kapabilitas tahun 2012 = --------------------- x 100% 347 = 13,25% 51.171.605.557 3) Kapanilitas tahun 2013 = --------------------- x 100% 402 = 12,73% 74.305.922.450 4) Kapabilitas tahun 2014 = ---------------------- x 100% 620 = 11,98% B. Pengujian Instrumen reliabilitas. Pengujian instrumen penelitian dengan menggunakan uji validitas dan uji 1. Uji Validitas. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Adapun hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel IV.12.

Item Pertanyaan Tabel IV.12 HASIL UJI VALIDITAS R hitung R tabel (Product Moment) Keterangan 1 0,582 0,195 Valid 2 0,656 0,195 Valid 3 0,693 0,195 Valid 4 0,621 0,195 Valid 5 0,678 0,195 Valid 6 0,564 0,195 Valid 7 0,763 0,195 Valid 8 0,731 0,195 Valid 9 0,711 0,195 Valid 10 0,676 0,195 Valid 11 0,748 0,195 Valid 12 0,687 0,195 Valid Sumber: Data diolah penulis, 2015. 2. Uji Reliabilitas. Uji reliabilitas adalah pengujian untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu kostruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Ghozali, 2011:52). Hasil uji reliabilitas masing-masing variabel apat dilihat pada tabel IV.13. Tabel IV.13 HASIL UJI RELIABILITAS Variabel Cronbach s Alpha Keterangan Kepuasan Karyawan 0,675 Reliabel Kepuasan Pasien 0,892 Reliabel Dari hasil tersebut pengujian reliabilitas terhadap semua variabel dengan nilai Cronbach s Alpha menunjukkan nilai nilai Cronbach s Alpha lebih dari 0,6, berarti dapat ditentukan bahwa semua instrumen penelitian ini adalah reliabel, namun ada satu variabel yang tidak reliabel.

PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat diperoleh simpulan bahwa: 1. Perpektif keuangan menunjukkan bahwa RSUD Pandan Arang Boyolali pada tahun 2012 2014 dalam menghasilkan pendapatan mengalami peningkatan untuk setiap tahunnya. Hal ini membuktikan bahwa kinerja rumah sakit dalam menghasilkan pendapatan sudah baik 2. Perspektif pelanggan (pasien) menunjukkan adanya peningkatan biaya untuk setiap tahunnya. Hal ini berarti RSUD Pandan Arang Boyolali manajemen penggunaan biaya dinilai kurang dapat menekan biaya pengeluaran yang tidak perlu. 3. Akuisisi Pelanggan (pasien) menunjukkan bahwa RSUD Pandan Arang Boyolali pada tahun 2012 2014 mengalami kenaikan penurunan tahun 2012 sebesar 29,40; tahun 2013 sebesar 29,00; dan tahun 2014 sebesar 29,00. Berarti rumah sakit belum mampu memperoleh pelanggan baru, hal ini dapat dilihat dari hasil tabel di atas yang menunjukkan mengalami penurunan dari tahun 2012 2014 4. Retensi pelanggan (pasien) menunjukkan bahwa RSUD Pandan Arang Boyolali pada tahun 2012 2014 mengalami peningkatan pertumbuhan jumlah pasien. 5. Perspektif Proses Bisnis Internal a. BOR (Bed Occupancy Ratio) menunjukkan bahwa RSUD Pandan Arang Boyolali mencapai nilai ideal yaitu sebesar 75,50% dinyatakan baik, hal ini terpenuhinya standar ideal yaitu berkisar 60-85%. b. ALOS (Average Length Of Stay) menunjukkan nilai ALOS RSUD Pandan Arang Boyolali berada di luar standar ideal yaitu 3,66 sedangkan standar ideal yang ditentukan adalah 6-9 hari. c. TOI (Turn Over Internal) menunjukkan bahwa nilai TOI RSUD Pandan Arang Boyolali mencapai nilai ideal yaitu sebesar 1,24 dinyatakan hasil yang dicapai baik, hal ini terpenuhinya standar ideal yaitu berkisar 1-3 hari.

d. BTO (Bed Turn Over) menunjukkan bahwa nilai rata-rata BTO RSUD Pandan Arang Boyolali mencapai nilai ideal yaitu sebesar 72,49% dinyatakan kurang memenuhi standar, hal ini standar ideal yaitu berkisar 40-50%. e. GDR (Gross Death Rate) menunjukkan bahwa RSUD Pandan Arang Boyolali mencapai nilai ideal yaitu sebesar 22,57% dinyatakan baik, hal ini terpenuhinya standar ideal yaitu <45 per 1000 penderita keluar. f. NDR (Net Death Rate) menunjukkan bahwa nilai rata-rata NDR RSUD Pandan Arang Boyolali mencapai nilai ideal yaitu sebesar 12,66% dinyatakan baik, hal ini terpenuhinya standar ideal yaitu berkisar <25 per 1000 penderita keluar. 6. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan Peningkatan komitmen karyawan dilihat dari retensi karyawan menunjukkan tingkat retensi karyawan RSUD Pandan Arang Tahun 2012 2014 mengalami peningkatan untuk setiap tahunnya. Hal ini membuktikan bahwa RSUD Pandan Arang Boyolali cukup baik dalam mempertahankan jumlah karyawan. RSUD Pandan Arang Boyolali selalu terus berusaha untuk meningkatkan pengembangan mutu pelayanan kesehatan dan sumber daya manusia yang telah dimiliki agar ke depan lebih baik. B. Keterbatasan Penelitian Berbagai keterbatasan yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini terbatas pada pengukuran kinerja dengan elemen-elemen Balanced Scorecard, sehingga hanya terdapat empat elemen yang diukur. 2. Penelitian ini terbatas pada tahun pengamatan yang diambil yaitu 2012-2014, sehingga hasil pengamatan belum menyeluruh dan dapat digeneralisasikan. C. Saran Dengan adanya berbagai keterbatasan dalam penelitian ini, makapenulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi pihak RSUD Pandan Arang Boyolali sebaiknya terus meningkatkan dan mempertahankan kinerja dan pelayanan kepada pelanggan (pasien)

menyangkut empat elemen Balanced Scorecard, maupun elemen lain yang berhubungan dengan penilaian kinerja. 2. Bagi penelitian mendatang sebaiknya menambah tahun pengamatan yaitu tidak hanya 3 tahun saja agar hasilnya dimungkinkan akan lebih baik dan dapat digeneralisasikan. DAFTAR PUSTAKA Atkinson, Anthony A, dkk. 1995. Management Accounting. Second Edition. Prentice Hill. Richard D Irwin, Inc. Pillipines. Fred, David. 2009. Strategic Management. 12th ed. Salemba Empat : Jakarta Giri, Efraim Ferdinan. Januari-April 1998. Balanced Scorecard: Suatu SistemPengukuran Kinerja Strategik. Kajian Bisnis, No 13, 35-46. Ghosh, S & Subrata, M. 2006. Measurement of Corporate Performance Through Balanced Scorecard : An Overview. Vidyasagar University Journal of Commerce. Vol. 11, pp: 60-70. Govindarajan, Vijay. 2007. Management Control System. 12th edition. McGraw Hill: New York Ghozali, Imam. 2006. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ke 4. Badan Penerbit Universitas Diponegoro : Semarang. Handayani, Bestari Dwi. 2011. Pengukuran Kinerja Organisasi Dengan Pendekatan Balanced Scorecard pada RSUD Kabupaten Kebumen. Jurnal Dinamika Manajemen, Vol. 2 No. 1 2011 Kaplan,Robert S and David P Norton, 2000, Balanced Scorecard : Menerapkan Strategi Menjadi Aksi, Erlangga:Jakarta. Kaplan, Robert & Norton. David P.1996. Translating Strategy Into Action The Balance Scorecard. Harvard Business School. Boston. Lasdi, Lodovicus. Agustus 2002. Balanced Scorecard Sebagai Rerangka Pengukuran Kinerja Perusahaan Secara Komprehensif dalam Lingkungan Bisnis Global. Jurnal Widya Manajemen dan Akuntansi, vol.2 No.2, 150-169, Mahmudi. 2007. Manajemen Kinerja Sektor Publik, UPP STIM YKPN : Yogyakarta. Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Andi : Yogyakarta.

Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard: Alat Kontemprer untuk pelipatgandan kinerja keuangan perusahaan. Jakarta: Salemba empat. Mulyadi dan Setyawan Jhony. 2000. Sistem Perencanaan dan Pengenalian Manajemen Edisi Ke-2. Jakarta: Salemba Empat Neny, Magdalena Dkk. 2008. Penerapan Balanced Scorecard Sebagai Pengukur Kinerja Manajemen pada Rumah Sakit Umum Daerah Indramayu. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, Vol. 4 No. 1 Februari 2008. Oemar, Abrar. 2010. Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran Kinerja Organisasi Sektor Publik. Jurnal Universitas Pandanarang Semarang, Vol. 8 No.16 2010. Srimindarti, Ceacilia. 2004. Balanced Scorecard Sebagai Alternatif untuk Mengukur Kinerja. Fokus Ekonomi. Vol. 3, No. 1, April. Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Utama, Nizar dan Hariadi Bambang. 2010. Analisis Pengukuran Kinerja Umah Sakit Dengan Endekatan Balanced Scorecard Studi Kasus Pada RSUD Prof. Dr. Soekandar Mojosari). Wangsi, Husni, 2006. Analisis Penilaian Kinerja Dengan Pendekatan Balanced Scorecard Pada Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang,Skripsi, Tidak Dipublikasikan, Fakultas Ekonomi, Universitas Diponegoro. Yuwono, Sony, 2002. Petunjuk Praktis Penyusunan Balanced Scorecard : Menuju Organisasi Yang Berfokus Pada Strategi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.