PENGARUH PENERAPAN METODE EXPERIMENTING AND DISCUSSION (ED) DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DAN SIKAP ILMIAH SISWA SMP

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

Tabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN MODEL CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FESTO FLUIDSIM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PNEUMATIK SISWA KELAS XII DI SMK MUDA PATRIA KALASAN

Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Kalor Siswa SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF TIPE PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI KELAS XI SMAN 3 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI METODE DEMONSTRASI

Key words : direct observation, indirect observation, ecosystem. Abstrak

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DAN GROUP TERHADAP PRESTASI BELAJAR

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data dari hasil pengolahan

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

1. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP

RIDA BAKTI PRATIWI K

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI MODEL ALBERTA

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Pre-Experimental Design. Penelitian ini terdiri dari satu variabel

PENGARUH PEMBELAJARAN IPA BERBASIS SCIENCE PROCESS AND ENVIRONMENT TERHADAP KETERCAPAIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN KETERAMPILAN ILMIAH SISWA SMP

BAB III METODE PENELITIAN. peningkatan penguasaan konsep dan keterampilan generik sains pada

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SMP

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA FISIKA SMP ARTIKEL.

(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERBALIK (RECIPROCAL TEACHING) MENGGUNAKAN BUKU SAKU TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs USB SAGULUNG BATAM


Keywords : Critical Thinking Skills, Learning Outcome, Empirical Inductive Learning Cycle, and Modified Free Discovery Inquiry.

Unnes Physics Education Journal

Febriani, RRP. Megahati S, Novi Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatra Barat

Darussalam 23111, Banda Aceh. ABSTRAK. Kata Kunci: Kooperatif Tipe Jigsaw, Pencemaran Lingkungan, Berpikir Kritis.

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING

PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

Derlina dan Bintang Nainggolan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

Unnes Physics Education Journal

Citra Yunita dan Khairul Amdani Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

Unnes Physics Education Journal

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

Influence of Cooperative Learning Type Snowball Throwing

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD. Ikhwan Robi 1, Undang Rosidin 2, Viyanti 2,

Keywords: Everyone Is A Teacher Here (ETH) Strategy, Mathematics Selflearning, Mathematics Learning Achievement

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENTIFIC UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DAN SELF CONCEPT

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE FIND SOMEONE WHO TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

(The Influence of Cooperative Learning Model Type of Question Student Have toward Students Learning Achievement on Excretion System Subject) ABSTRACT

Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Bung Hatta

Beny Yosefa dan Wiwin Hesvi Universitas Pasundan Bandung

Ari Soraya Nurilah, Sudarti, Nuriman

PROFIL AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DAN PRODUKTIF

Beti Juwita Sari (1), Abdurrahman (2), Nengah Maharta (2) Mahasiswa Pendidikan Fisika FKIP Unila, (2)

(The Influence of Creative Problem Solving Learning Model by Video Media to The Student Achievement on The Material Environmental Pollution.

Keywords: Student Result learning, cooperative learning mode, kancing gemerincing type, and talking stick type.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TWO STAY TWO STRAY

Arifah Zurotunisa, Habiddin, Ida Bagus Suryadharma Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang

ABSTRACT. Keyword : Active Learning, The Result of Cognitive, Affective and Psychomotor Learning Domains.

Abstrak. Kata kunci :Eksperimen Inkuiri, Eksperimen Verifikasi, Tingkat Keaktifan, Hasil Belajar.

(The Influence of Cooperative Learning Model Type Structured Numbered Heads on Students Learning Result in Excretion System Material)

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TERPADU TIPE SHARED UNTUK MENINGKATKAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA

PERBANDINGAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA YANG MENDAPATKAN METODE PEMBELAJARAN PSI DENGAN KONVENSIONAL

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PENERAPAN TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 3 LEMBAH GUMANTI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY (GD) DISERTAI MEDIA AUDIOVISUAL DALAM PEMBELAJARAN IPA (FISIKA) DI SMP

PERBEDAAN FORMASI TEMPAT DUDUK U SHAPE DAN CHEVRON TERHADAP MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SD N DENGGUNG SLEMAN

JURNAL OLEH: ADRIYAN MUTMAYANI E1M

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

PENERAPAN QUANTUM TEACHING DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIII MTsN SUNGAI LASI KABUPATEN SOLOK

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT DALAM PEMBELAJARAN TIK PADA SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG

EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA MATA KULIAH LOGIKA KOMPUTER DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

MODEL QUANTUM TEACHING DISERTAI METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP. Winda Ayu Wijayanti, Indrawati, Trapsilo Prihandono

J. Pijar MIPA, Vol. X No.1, Maret 2015: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

Jumiati, Irma Suryani Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan-Universitas Lancang Kuning

RENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL PICTURE AND PICTURE DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMPN 1 TIUMANG KABUPATEN DHARMASRAYA

Automotive Science and Education Journal

USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPS EKONOMI MENGGUNAKAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING DENGAN KONVENSIONAL SISWA KELAS VII SMP NEGERI 20 PADANG

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING DALAM PEBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUK LINGGAU. Ilmu Pendidikan

Arinil Haq, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 14 PADANG.

Transkripsi:

WePFi Vol.1 No.3, Desember 2013 PENGARUH PENERAPAN METODE EXPERIMENTING AND DISCUSSION (ED) DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DAN SIKAP ILMIAH SISWA SMP D.E. Nurjanah, H. Rusnayati *, H. Novia * Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) wi_elseven@yahoo.com, heni@upi.edu, hera@upi.edu ABSTRAK Pengaruh Penerapan Metode Experimenting and Discussion (ED) dalam Pembelajaran terhadap Hasil Belajar Fisika dan Sikap Ilmiah Siswa SMP Hasil belajar fisika pada tingkat SMP kelas VIII tampaknya masih rendah, dari hasil studi pendahuluan nilai rata-rata UTS siswa masih rendah, yaitu 5,2. Selain itu sikap ilmiah siswa masih minim berkembang, seperti sikap ingin tahu, teliti, kerjasama, berpikir kritis, dan objektif. Sehingga dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana pengaruh metode Experimenting and Discussion (ED) terhadap hasil belajar fisika dan sikap ilmiah siswa SMP. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif-deskriptif. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 4 Bandung pada tahun ajaran 2012-2013 dengan sampel siswa kelas VIII-F sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-C sebagai kelas kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sample. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes ranah kognitif berupa soal pilihan ganda 20 soal untuk pretest-posttest, angket sikap ilmiah diakhir pembelajaran pada kelas eksperimen, dan lembar observasi keterlaksanaan metode. Berdasarkan penelitian ini ternyata siswa yang mendapat pengaruh dari penerapan metode Experimenting and Discussion (ED) mendapatkan hasil belajar fisika yang lebih baik dengan rata-rata 6,03 dibandingkan kelas konvensional dengan rata-rata 4,5 dan dari hasil uji T (Independent Sample T-Test) dengan taraf signifikansi 5%, ternyata nilai signifikansi nya 0,0000 atau lebih kecil dari 0,05, hal ini menunjukan dengan penerapan metode Experimenting and Disscussion (ED) dalam pembelajaran, berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar pada ranah kognitif. Sikap ilmiah siswa dapat berkembang dengan baik, dengan pencapaian rata-rata 82% (sangat baik), meliputi aspek sikap ingin tahu, sikap bekerjasama, sikap refleksi kritis, sikap respek terhadap data, dan sikap ketekunan. Kata kunci : experimenting, discussion, hasil belajar, sikap ilmiah ABSTRACT Influence The Experimenting and Discussion (ED) Method on Learning Outcomes of Physics and Scientific Attitudes at Junior High School Students Learning outcomes of physics at the junior high school in class VIII apparently still low, the results of a preliminary study of the average value of mid-semester students is still low at 5,2. Besides the scientific attitude of students was minimal developed, such as the curious attitude, meticulous, collaboration, critical thinking, and objectivity. So this research is to find out how to influence the Experimenting and Discussion (ED) method on learning outcomes of physics and scientific attitudes at junior high school students. This research is quantitative-descriptive. The population

2 D. E. Nurjanah, dkk, - Pengaruh Penerapan Metode Experimenting was students in class VIII Junior High School 4 Bandung in the academic year 2012-2013 with a sample of eighth-grade students as an experimental class F and class VIII-C as a control class. Sampling was conducted with a purposive sample technique. The instrument research that used was a cognitive domain test, it was a 20 multiple choice questions for the pretest-posttest, scientific attitude questionnaire was given at the end of learning of the experimental class, and observation sheets to evaluate methods ED. Based on this study, students who are under the influence of Experimenting and Discussion (ED) method get better learning outcome of physics with an average of 6.03 compared to the conventional class with an average of 4.5 and the results of T- tests (Independent Sample T-Test ) with a significance level of 5%, it turns out its significance value of 0.0000 or less than 0.05, suggesting that the application of the experimenting and disscussion (ED) method in learning, significantly influence the cognitive learning outcomes. Scientific attitude of students was develop well, with average achievement 82% (very good), covering aspects curiosity, co-operation, critical reflection, respect for evidence, and perseverance. Keywords : experimenting, discussion, learning outcomes, scientific attitude Pada tingkat SMP fisika mulai diperkenalkan sebagai bagian dari IPA yang mulai dipelajari terpisah oleh siswa dan termasuk kedalam IPA Terpadu. Proses penguasaan konsep fisika sebaiknya tidak dilakukan dengan menghafal. Akan tetapi kebanyakan siswa cenderung belajar fisika dengan cara menghafal saja. Hal ini mengakibatkan hasil belajar fisika siswa rendah. Dari hasil studi pendahuluan disalah satu SMP kelas VIII di Kota Bandung menunjukan bahwa hasil belajar fisika masih rendah, terlihat dari nilai ratarata UTS siswa, yaitu 5,2 dari nilai KKM 7,0. Selain itu siswa SMP kelas VIII 82,86% kurang menyukai proses pembelajaran fisika yang cenderung ceramah saja, karena sekitar 68,57% lebih menyukai pembelajaran fisika dengan eksperimen. Pembelajaran fisika pada tingkat SMP selain bertujuan untuk mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam hal yang berkaitan dengan IPA untuk kemudian dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, juga bertujuan untuk mengembangkan sikap positif. Sehingga selain siswa harus memahami dan menguasai konsep IPA untuk dapat memperoleh hasil belajar fisika yang baik, juga diharapkan sikap positif siswa dapat berkembang. Dalam IPA dikenal adanya sikap ilmiah. Sikap ilmiah merupakan sikap yang biasanya muncul saat seseorang melakukan kinerja ilmiah. Dalam hal ini siswa melakukan suatu eksperimen dan diskusi dalam pembelajaran. Melalui eksperimen dan juga diskusi pembelajaran akan menjadi bermakna. Sehingga tujuan pembelajaran IPA diatas dapat tercapai, maka dalam pembelajaran dibarengi dengan suatu eksperimen dan diskusi sebagai penguatan. Metode eksperimen adalah penyajian pelajaran yang menuntut siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari (Djamarah (Muna, Z, Sukisno, M, dan Yulianto, A., 2009, 10)). Sehingga melalui metode eksperimen siswa akan mendapatkan sendiri konsep-konsep fisika. Tentunya dengan demikian pemahaman konsep fisika siswa akan lebih baik, sehingga hasil belajar fisika siswa pada ranah kognitifpun lebih baik lagi. Menurut Sudjana (2005), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

WePFi Vol.1 No.3, Desember 2013 3 Hasil belajar diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, dalam dunia pendidikan dikenal klasifikasi hasil belajar Bloom yang membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan psikomotoris. Pada penelitian ini hasil belajar yang akan diukur peningkatannya adalah pada ranah kognitif yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual, terdiri dari 6 tingkatan kognitif, yaitu dari C1-C6, dengan urutan pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Wartono (2003, 100) menyatakan bahwa: hanya dengan cara melakukan seperti inilah (eksperimen) anak dapat dilatih menggunakan metode ilmiah (scientific method) dan sikap ilmiah (scientific attitude). Dengan pembelajaran eksperimen, maka siswa secara tidak langsung akan dapat mengembangkan sikap ilmiahnya. Menurut Baharuddin (dalam Mar at 1982, 34) mengemukakan bahwa: Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Sikap ilmiah yang dilihat bagaimana perkembangannya pada penelitian ini mengacu pada teori Harlen, yaitu meliputi sikap ingin tahu, sikap bekerjasama, sikap refleksi kritis, sikap respek terhadap data, dan sikap ketekunan. Hasil eksperimen yang siswa dapatkan mungkin berbeda satu sama lain, sehingga dalam hal ini dibutuhkan metode diskusi yang menyertai proses pembelajaran eksperimen. Menurut Rahman (2012 : 3), metode diskusi adalah metode mengajar yang menyajikan bahan-bahan pembelajaran dalam bentuk masalahmasalah yang harus dipecahkan oleh siswa dan guru. Penggabungan kedua metode ini pernah dilaksanakan disalah satu sekolah SMA di Kroasia pada siswa kelas XII pada semester 2, yaitu apa yang disebut metode Experimenting and Discussion (ED), hal ini berdasarkan jurnal yang berjudul: Effects of two different types of physics learning on the results of CLASS test (Efek dari dua jenis pembelajaran fisika yang berbeda pada hasil tes CLASS), penulisnya Mirko Marusic dan Josip Slisko. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana efektivitas kedua metode tersebut pada peningkatan sikap dan keyakinan siswa pada fisika, kemudian hasilnya di evaluasi menggunakan tes CLASS. Sedangkan langkah-langkah Metode Experimenting and Discussion (ED) pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Guru mengawali pertemuan dengan melakukan percobaan. b. Siswa diminta untuk memprediksi hasil percobaan dan mencatatnya. c. Siswa memberikan penjelasan dari prediksi hasil percobaan dan dikelompokkan berdasarkan prediksinya. d. Siswa melakukan percobaan untuk membuktikan prediksinya. e. Siswa mengamati percobaan yang dilakukan dan mencatat hasil percobaan. f. Siswa menyusun laporan percobaan. g. Siswa mempresentasikan laporan percobaan, kemudian berdiskusi antar kelompok. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah bagaimana pengaruh metode penerapan Experimenting and Disscussion (ED) dalam pembelajaran terhadap hasil belajar fisika dan sikap ilmiah siswa SMP. Rumusan masalah tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Apakah dengan penerapan metode Experimenting and Disscussion (ED) dalam pembelajaran di kelas eksperimen dapat mempengaruhi hasil belajar fisika menjadi lebih baik dibandingkan kelas konvensional? 2. Bagaimanakah pengaruh penerapan metode Experimenting and Disscussion (ED) dalam pembelajaran terhadap pembentukan sikap ilmiah?

4 D. E. Nurjanah, dkk, - Pengaruh Penerapan Metode Experimenting METODE Penelitian ini dilakukan di SMPN 4 Kota Bandung. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII-F yang berjumlah 35 orang untuk kelas eksperimen yang mendapat pembelajaran dengan penerapan metode Experimenting and Disscusin dan untuk kelas kontrol yang merupakan kelas konvensional berjumlah 29 orang. Metode penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif deskriptif, dimana peneliti memperoleh data secara kuantitatif kemudian dianalisis secara deskriptif mengapa hal tersebut demikian. Prosedur penelitian ini dapat dilihat pada bagan dibawah, terdapat pada Gambar 1. Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar fisika (ranah kognitif) dan sikap ilmiah siswa, yang meliputi sikap ingin tahu, sikap bekerjasama, sikap refleksi kritis, sikap respek terhadap data, dan sikap ketekunan. Data hasil belajar fisika pada ranah kognitif diperoleh dengan soal pilihan ganda 20 soal dengan 4 alternatif pilihan jawaban. Sedangkan data sikap ilmiah siswa diperoleh dengan angket skala sikap, dengan rating scale 5 poin (SS, S, RR, TS, STS). Angket tersebut terdiri dari 30 pernyataan, yang terdiri dari penyataan positif dan negatif tentang sikap ilmiah. Studi Pustaka Materi Telaah kurikulum materi penelitian Pengembangan instrumen penelitian, dan RPP Perizinan, konsultasi, diskusi dengan pihak sekolah Pre Test : tes ranah kognitif Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Metode ED Metode Tradisional Observasi Sikap Metode ED Post Test : tes ranah Angket Sikap Ilmiah Pengolahan dan Analisiss Data Gambar 1 Alur Penelitian Kesimpulan

WePFi Vol.1 No.3, Desember 2013 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan dengan total 6 kali pertemuan, dimana pada pertemuan pertama dilaksanakan pretest, berupa soal tes kognitif materi pembiasan cahaya sebanyak 20 soal pilihan ganda. Proses pembelajaran dengan menerapkan metode Experimenting and Discussion (ED) dilaksanakan pada pertemuan kedua sampai kelima. Sehingga jumlah pertemuan untuk proses pembelajaran adalah empat kali pertemuan. Selama proses pembelajaran siswa diberikan LKS prediksi tiap siswa dan LKS eksperimen tiap kelompok untuk membuktikan prediksi mereka. Post test dilaksanakan pada pertemuan terakhir, yaitu pada pertemuan keenam, berupa tes kognitif dengan soal yang sama saat pretest dan pemberian angket sikap ilmiah pada siswa. Selama proses pembelajaran berlangsung observasi dilakukan untuk mengamati keterlaksanaan metode. Pengamatan keterlaksanaan metode dilakukan oleh observer hanya melihat apakah langkah metode Experimenting and Discussion (ED) dilaksanakan oleh guru ataukah tidak, dengan memberi tanda checklist Ya/Tidak pada kolom yang sesuai, selain itu disediakan pula bagian catatan observer yang memuat saran/masukan terkait kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar peneliti dapat mengevaluasi bagaimana pembelajaran yang telah berlangsung dan memperbaiki kekurangan tersebut. Sehingga pada penelitian selanjutnya menjadi lebih baik lagi. Dari hasil pengolahan data pretest, diketahui bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 6,17, sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol adalah 6,67 dari skor maksimum ideal adalah 20. Nilai rata-rata pretest yang tidak terlalu berbeda jauh pada kedua kelas menunjukan bahwa kemampuan kognitif awal siswa sama. Setelah dilakukan uji statistik Mann- Whitney, ternyata memang kemampuan kognitif awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sama secara signifikan. Berikut hasi pengolahan data deskriptif dan statistik data pretest dan hasil uji Mann- Whitney. Tabel 1 Data Deskriptif Pretest Kelas n Mean Min Max Eksperimen 35 6,17 1 12 Kontrol 29 6,69 3 16 Tabel 2 Hasil Uji Mann-Whitney Data Pretest Nilai Mann-Whitney U 461.000 Asymp.Sig.(2-tailed) 0,526 Tabel di atas menunjukan data deskriptif pretest dan hasil uji statistik Mann-Whitney, dari kedua data tabel tersebut terlihat jelas bahwa kemampuan kognitif awal siswa tidak terlalu berbeda jauh. Sehingga untuk melihat bagaimana hasil belajar ranah kognitif siswa setelah diterapkan metode Experimenting and Discussion (ED), diolah data post test secara deskriptif dan statistik. Hasil dari posttest secara deskriptif menunjukan bahwa hasil belajar siswa pada ranah kognitif yang mendapat pembelajaran metode Experimenting and Disscussion (ED) lebih baik bila dibandingkan dengan kelas kontrol, hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata kelas eksperimen sebesar 12,06 dibandingkan kelas kontrol, yaitu 9,1. Akan tetapi hal ini tidak cukup signifikan untuk menyimpulkan demikian. Maka dilakukan uji statistik selanjutnya. Berikut data deskriptif posttest dan hasil Uji T (Independent Sample T-Test dengan software SPSS 16).

6 D. E. Nurjanah, dkk, - Pengaruh Penerapan Metode Experimenting Tabel 3 Data Deskriptif Posttest Kelas N Mean Min Max Eksperimen 35 12,06 6 19 Kontrol 29 9,1 4 16 Tabel 4 Hasil Uji T (Independent Sample T-Test) Equal variances assumed t-test for Equality of Means T df Sig. 3,8 62 0,000 Dari pengolahan data gain ternormalisasi, diketahui bahwa kelas eksperimen memperoleh peningkatan ratarata sebesar 0,42, sedangkan kelas kontrol sebesar 0,17. Setelah dilakukan uji statistik Mann-Whitney untuk skor gain ternormalisasi, didapat hasil bahwa peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif kelas kelas eksperimen yang mendapat metode Experimenting and Discussion (ED) lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dengan pembelajaran biasa pada umumnya. Hasil tersebut juga menunjukan adanya perbedaan peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dimana pada kelas eksperimen peningkatannya tergolong sedang, sedangkan pada kelas kontrol tergolong kurang. Berikut data hasil penelitian untuk N-gain ternormalisasi. Tabel 5 Rekapitulasi N-Gain Ternormalisasi Kelas Eksperimen Kelas Kontrol pre test post test % <g> pre test post test % <g> 6,2 12,1 0,424 6,69 9,1 0,168 Kriteria Sedang Kriteria Kurang Tabel 6 Hasil Uji Mann-Whitney N-Gain Nilai Mann-Whitney U 199.000 Asymp.Sig.(2-tailed) 0,000 Hasil belajar pada ranah kognitif yang dilihat pada penelitian ini dibatasi pada aspek C1-C4, yaitu meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, dan analisis. Dari hasil pretest dan posttest bisa didapat data N-gain untuk setiap aspek kognitif tersebut. Untuk aspek C1 (pengetahuan), pada kelas eksperimen rata-rata peningkatannya 0,28 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 0,03. Dapat dilihat bahwa peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif aspek pengetahuan pada siswa kelas eksperimen jauh lebih baik bila dibandingkan kelas kontrol, meskipun demikian keduanya masih berada pada kategori kurang. Hal ini menunjukan ingatan akan pengetahuan yang mereka peroleh masih belum terlalu baik. Hal ini berkaitan pula dengan metode pembelajaran yang diterapkan pada kelas eksperimen yang kurang menekankan pada peningkatan aspek pengetahuan (C1). Sedangkan pada aspek C2 (pemahaman), rata-rata peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif aspek pemahaman pada siswa kelas

WePFi Vol.1 No.3, Desember 2013 7 eskperimen adalah sebesar 0,51, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 0,35. Pada aspek pemahaman konsep kelas eksperimen lebih baik bila dibandingkan kelas kontrol, dimana pada kelas eksperimen berada pada kategori sedang, sedangkan pada kelas kontrol berada pada kategori kurang. Hal ini menunjukan pada kelas eksperimen siswa sudah dapat mengaitkan hubungan antara konsepkonsep fisika yang telah mereka peroleh. Melalui eksperimen dan diskusi, siswa siswa dapat lebih memahami dari mana konsep fisika yang sudah ada di buku, karena mereka membuktikannya sendiri, dan memahami keterkaitan antara konsepkonsep tersebut. Kemudian untuk aspek C3 (penerapan), kelas eksperimen mengalami peningkatan rata-rata sebesar 0,21, sedangkan pada kelas kontrol sebesar 0,09. Meskipun keduanya berada pada kategori kurang, namun rata-rata peningkatan hasil belajar siswa pada ranah kognitif aspek penerapan kelas eskperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Pada aspek penerapan ini kedua kelas berada pada kategori kurang. Pada kelas eksperimen meskipun mereka melakukan suatu eksperimen fisika untuk membuktikan teori, akan tetapi memang pada langkahnya tidak aka percobaan yang mengarah kepada pengetahuan siswa akan penerapan pada kehidupan seharihari mengenai konsep fisika yang mereka temukan. Hanya saja pada LKS percobaan untuk beberapa LKS dicantumkan pertanyaan mengenai aplikasi atau penerapan dari konsep fisika terkait materi yang mereka pelajari. Akan tetapi hal ini mungkin saja belum cukup untuk dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa pada aspek penerapan. Selanjutnya yang terakhir, yaitu aspek C4 (analisis), pada aspek yang keempat ini perbedaan peningkatan rata-rata hasil belajar siswa pada ranah kognitif aspek analisis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda sangat jauh, dimana pada kelas eksperimen sebesar 0,53 berada pada kategori sedang, sedangkan pada kelas kontrol sebesar -0,1. Aspek analisis menunjukan peningkatan paling besar dari ketiga aspek yang lain. Hal ini dimungkinkan karena dalam proses pembelajaran dengan metode Experimenting and Discussion (ED), siswa dituntut untuk menganalisis mengapa eksperimen yang mereka lakukan demikian, mengapa hasil eksperimen yang mereka dapatkan demikian. Selain itu dalam kegiatan diskusi, siswa menganalisis apabila hasil eksperimen meraka berbeda dangan temannya, mengapa hal itu terjadi demikian. Perbandingan N-gain tiap aspek kognitif dapat dilihat pada Gambar 2. (Jdl graf terlalu besar) N-gain Penguasaan Konsep Perbandingan N- gain Aspek Kognitif 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0-0.1-0.2 Pengetahua Pemahaman Penerapan Analisis (C4) Ranah Kognitif Gambar 2 Eksperimen Kontrol Perbandingan N-gain Aspek Kognitif Dari hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata persentase pencapaian sikap ilmiah tersebut di atas 50%, dengan pencapaian sikap yang paling tinggi adalah sikap bekerjasama (88%). Hal ini menunjukan bahwa siswa

8 D. E. Nurjanah, dkk, - Pengaruh Penerapan Metode Experimenting Persentase senang menyelesaikan tugas yang diberikan kepada mereka bersama-sama dengan temannya, tentunya hal ini dalam konteks yang positif. Sedangkan sikap yang paling sedikit muncul adalah sikap respek terhadap data. Hal ini menunjukan siswa saat mengisi LKS sebagai bentuk laporan hasil eksperimen mereka tidak benar-benar melihat dari hasil eksperimen yang mereka dapatkan. Siswa mungkin cenderung menggabungkan hasil eksperimen yang mereka peroleh dan melihat jawaban mereka apakah benar atau salah dari buku teks yang mereka punya. Dapat dilihat pada Gambar 3. (Jdl graf terlalu besar) Pencapaian Persentase Sikap Ilmiah 90 85 80 75 70 Sikap Ilmiah Pencapaia n Persentas e Sikap Ilmiah (Angket) Gambar 3 Pencapain Sikap Ilmiah KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Pengaruh penerapan metode Experimenting and Disscussion (ED) pada kelas eksperimen terhadap hasil belajar ranah kognitif siswa ternyata menyebabkan hasil belajar siswa pada ranah kognitif lebih baik dengan ratarata nilainya 6,03 bila dibandingkan dengan kelas konvensional dengan ratarata nilainya 4,5. Selain itu dari hasil uji T (Independent Sample T-Test) dengan taraf signifikansi 5%, ternyata nilai signifikansi nya 0,0000 atau lebih kecil dari 0,05, hal ini menunjukan dengan penerapan metode Experimenting and Disscussion (ED) dalam pembelajaran, berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar pada ranah kognitif. 2. Sikap ilmiah siswa dapat berkembang dengan baik sebagai akibat pengaruh metode Experimenting and Disscussion (ED) pada kelas eksperimen, dengan pencapaian rata-rata 82% (sangat baik). Sikap ilmiah tersebut terdiri dari aspek sikap ingin tahu, sikap bekerjasama, sikap refleksi kritis, sikap respek terhadap data, dan sikap ketekunan. DAFTAR PUSTAKA Wartono. (2003). Strategi Belajar Mengajar Fisika. Malang: Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UNM. Marusic, Mirko, dan Slisko, Josip. (2012). Effect of Two Different Types of Physics Learning on The Result of CLASS Test. Physics Education Research.8, 1-12. Muna, Z, Sukisno, M, dan Yulianto, A. (2009). Pengajaran Pokok Bahasan Pesawat Sederhana dengan Metode Eksperimen pada Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. 5, 8-13. Rahman, T. (2012). Bahan Ajar Biologi Metodologi Pembelajaran SMP/SMA. Bandung : UPI. Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung : Tarsito. Mar at. (1982). Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya. Jakarta: Ghalia Indonesia.