TERAPI YOGA LEBIH EFEKTIF TERHADAP INTENSITAS DISMENORE DIBANDINGKAN SENAM DISMENORE PADA REMAJA PUTRI PONDOK PESANTREN SIROJUTH THOLIBIN BRABO GROBOGAN Manuscript Oleh : Anggi Purwaningsih NIM : G2A012047 PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2016
EFEKTIFITAS SENAM DISMENORE DAN TERAPI YOGA TERHADAP INTENSITAS DISMENORE PADA REMAJA PUTRI PONDOK PESANTREN SIROJUTH THOLIBIN BRABO GROBOGAN Anggi Purwaningsih¹, Machmudah², Nikmatul Khayati³ ¹Mahasiswi Program Studi S1 Keperawatan UNIMUS, Anggipurwaningsih88@gmail.com ²Dosen Keperawatan Maternitas Fikkes UNIMUS ³Dosen Keperawatan Maternitas Fikkes UNIMUS Abstrak Dismenore adalah nyeri yang bersifat cramping (dipuntir-puntir) dibagian bawah perut, pungung bawah, bahkan sampai paha yang disebabkan oleh kejang otot uterus. Nyeri ini timbul bersamaan dengan haid, sebelum haid atau bisa juga segera setelah haid. Tindakan keperawatan nonfarmakologis yang diberikan untuk menurunkan nyeri adalah teknik relaksasi dengan kegiatan. Teknik senam dismenore dan yoga terbimbing merupakan jenis dari teknik relaksasi menggunakan kegiatan untuk menurunkan nyeri. Penelitian untuk mengetahui perbedaan efektifitas pemberian senam dismenore dan yoga terhadap intensitas dismenore pada remaja di Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin Brabo Grobogan. Penelitian ini menggunakan metode Quasy Eksperimen Design, rancangan yang digunakan Two Group Pretest Postest Design. Jumlah sampel sebanyak 30 responden. 15 responden dilakukan intervensi senam dismenore dan 15 dilakukan intervensi yoga. Teknik analisa data yang digunakan pada penelitian ini adalah uji statistik non parametrik berupa Uji Wilcoxon dan Mann Whitney. Penelitian adalah terapi yoga efektif dalam menurunkan intensitas nyeri pada remaja dengan dismenore dengan nilai pvalue (0,001, α<0,05). Kata kunci : dismenore, senam dismenore, yoga.
Abstract Dismenore is pain that is cramping (twisted) in Lower abdominal, lower back, even to the thighs caused by uterine muscle spasms. This pain arises in conjunction with menstruation, before menstruation or it could be as soon as after menstruation. Non pharmacologic nursing action that is given to reduce pain is a relaxation technique with activity. Dismenore exercise techniques and guided yoga are the type of relaxation techniques using activities to reduce the pain. Study aims to determine the difference effectivity giving dismenore gymnastics and yoga to the intensity of dismenore teenagers in boarding school of Sirojuth Tholibin Brabo of Grobogan. The design study used the experimental queasy design method, the design was used two group pretest posttest designs. The total samples were 30 respondents. 15 respondents used dismenore gymnastics and 15 used yoga intervention. Data analysis technique which was used in this study was a non-parametric statistical test such as Wilcoxon and Mann Whitney Test. Shows that therapy yoga was effective to reduce pain intensity in adolescent with dismenore toddler bypvalue (0,001,α<0.05). Keywords: dismenore, dismenore gymnastics, yoga. PENDAHULUAN Remaja dapat diartikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah 12 sampai 24 tahun. Remaja yaitu suatu tahapan seseorang dimana ia berada diantara fase anak dan dewasa yang di tandai dengan perubahan fisik, perilaku, kognitif, biologis, dan emosi. (Mahfudi, 2009).. Dismenore bisa terjadi akibat dari endometrium yang mengandung prostaglandin dalam jumlah yang tinggi, akibat pengaruh progesteron selama fase luteal pada siklus menstruasi prostaglandin mencapai tingkat maksimum pada awal menstruasi, sehingga dapat menyebabkan kontraksi miometrium yang kuat dan mampu menyempitkan pembuluh darah, menyebabkan iskemia,disintegrasi endometrium, perdarahan dan nyeri. Selain itu, dismenore juga dapat dibagi menjadi 2 yaitu dismenore primer dan sekunder. Dismenore primer yaitu suatu keadaan dismenore atau nyeri haid yang disebabkan bukan dari adanya kelainan anatomis
genitalis. Sedangkan dismenore sekunder terjadi akibat adanya kelainan anatomis genitalis (Manuaba, 2001 ). Data PKBI Jawa Tengah tahun 2010 terdapat 56 remaja putri yang melakukan konsultasi tentang menstruasi dan angka yang paling tinggi adalah konsultasi tentang dismenore yang mayoritas bertempat tinggal di Semarang dan rentang usia yang berkonsultasi adalah 15 tahun - 19 tahun. Penatalaksanaan dismenore, bisa menggunakan dua atau lebih metode non farmakologi yang ada. Salah satu jenis metode non-farmakologi yang dapat kita terapkan yaitu senam dismenore dan yoga. Kedua metode ini merupakan metode yang sederhana dan dari beberapa penelitian mengatakan bahwa metode ini bisa efektif dalam mengurangi nyeri. Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin Brabo Grobogan pada tanggal 22 November 2015 Kebanyakan dari remaja yang mengalami dismenore saat haid mengatasi dengan terapi non-farmakologi yaitu menggunakan minyak kayu putih, minyak angin, tidur dan hanya minum air putih dari hasil yang dirasakan setelah pengunaan terapi non-farmakologi remaja putri masih mengalami nyeri dismenore dan mengatakan ingin ada solusi lain selain terapi tersebut dan penggunaan obat. Sedangkan sebagian dari remaja tersebut meminum obat anti nyeri yaitu obat analgetik untuk menurunkan intensitas dismenore yang dirasakan. Sedangkan senam dismenore dan yoga belum pernah dilakukan oleh remaja putri untuk mengatasi dismenore. Hasil fenomena diatas disertai dengan adanya data yang mendukung, maka mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai Efektifitas Senam Dismenore dan Terapi Yoga terhadap Intensitas Dismenore pada Remaja Putri Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin Brabo Grobogan.
METODE Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen dengan rancangan two group pretest posttest design. Sampel adalah remaja Putri Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin Brabo Grobogan yang berusia 12 19 tahun dan mengalami nyeri haid saat menstruasi yang menjadi sampel 30 responden (15 kelompok perlakuan senam dismenore dan 15 kelompok perlakuan Yoga), dengan metode purposive sampling, penlitian dilakukan di Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin Brabo Grobogan. Alat pengumpul data dengan kuisioner dan lembar observasi atau tindakan yang telah diuji coba sebelumnya. Proses peneliian berlangsung dari 8 April 8 Juni 2016. Data dianalisis secara univariat dan bivariat. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan perbandingan intensitas dismenore sebelum dan sesudah dilakukan tindakan yoga dan senam dismenore Tahun 2016 (n = 15) Intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan tindakan yoga Intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan tindakan senam disminore N Mean Rank Sum of Ranks Z P 15 7,50 105,00 --3,742 0,000 15 3,00 15,00-2,236 0,025 Tabel 2 Pengaruh tindakan yoga dan senam dismenore pada remaja yang mengalami dismenore di Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin Brabo Grobogan Tahun 2016 (n = 30) perlakuan N Mean Rank P value Yoga 15 11,00 0,001 Senam Dismenore 15 20,00 Total 30
Tabel 3 Distribusi rerata senam dismenore dan yoga terhadap intensitas dismenore pada remaja yang mengalami dismenore di Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin Brabo Grobogan Tahun 2016 (n = 30) perlakuan Mean N Std. Deviation Yoga -,9333 15 0,25820 SenamDismenore -,3333 15 0,48795 Total -,6333 30 0,49013 Hasil analisis tabel 1 diperoleh bahwa terdapat perbedaan intensitas dismenore sebelum dan setelah dilakukan senam dismenore dan yoga. Hasil penelitian diperoleh ada efektifitas antara senam dismenore dan yoga dengan Pvalue sebesar 0,001. Rerata nilai intensitas dismenore pada perlakuan yoga sebesar 0,9333, rerata nilai intensitas dismenore pada perlakuan senam dismenore sebesar 0,3333. Peningkatan hasil yang lebih tinggi perlakuan yoga dibandingkan senam dismenore, maka yoga lebih efektif dalam mengatasi intensitas dismenore pada remaja yang mengalami dismenore di Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin Brabo Grobogan. Hasil penelitian ini senam dismenore atau latihan tubuh yang dilakukan dapat meningkatkan aliran darah dipanggul dan merangsang hormon endorphin didalam tubuh diproduksi oleh otak yang kemudian dilepas keseluruh tubuh. Pelepasan hormon endorphin didalam tubuh memberi dampak penurunan skala nyeri pada responden. Dalam tubuh hormon endorphin bertindak sebagai analgesik non-spesifik (Proctor & Farquhar, 2006). Senam dismenore dan olahraga memiliki dampak yang lebih baik bagi penderita dismenore dibandingkan dengan beristirahat. Dengan melakukan latihan dan gerakan otot-otot panggul dan otot uterus mengalami relaksasi, sehingga nyeri yang dirasakan saat menstruasi teratasi. Selain itu senam dismenore juga dapat menstabilkan mood dan depresi yang biasanya terjadi pada wanita (Marlina, 2014).
Peneliti melakukan penelitian pada remaja dengan rentang usia 12-19 tahun, yaitu usia produktif untuk melakukan banyak aktifitas dan rasa ingin tahu yang besar. Sehingga pada penelitian yang berjudul Efektifitas Senam Dismenore Dan Terapi Yoga Terhadap Intensitas Dismenore Pada Remaja Sirojuth Tholibin Brabo Grobogan. Tindakan yoga dan senam dismenore sama-sama tindakan non farmakologis dan relaksasi pengalih untuk menurunkan nyeri dari bentuk tindakan mandiri keperawatan. Keberhasilan tindakan yoga dan senam dismenore dalam penelitian ini pada remaja sesuai dengan aktifitas dan perkembangan remaja yang selalu ingin mencoba hal baru. Sesuai dengan prinsip tindakan yaitu tindakan tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk melakukannya yaitu selama 20 menit sehingga remaja mampu melakukan secara mandiri di rumah, maupun dipondok, karena dengan tindakan yoga dan senam dismenore ini mampu mengalihkan rasa nyeri dan relaksasi. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan pendapat Anurogo dan Wulandari (2011), yaitu yoga merupakan salah satu teknik relaksasi yang dianjurkan untuk menghilangkan nyeri haid. Pelatihan yang terarah dan berkesinambungan dipercaya mampu menyembuhkan nyeri haid dan menyehatkan badan secara keseluruhan. Menurut Sindhu (2007) postur-postur yang menekuk kearah depan bermanfaat untuk memberikan rasa tentram, melepaskan ego, serta membawa tubuh dan fikiran untuk melebur dan kembali bersatu dengan bumi. Selain itu, agar tulang tidak membungkuk dan selalu bergerak dari arah depan kearah pinggul, bukan dari pinggang. Postur melenturkan sendi pinggul sangat baik untuk melepaskan ketegangan pada persendian pinggul, melenturkan otot hamstring dan persendian lutut, melancarkan sirkulasi darah kearah panggul dan menjaganya agar tetap sehat. Hasil dari penelitian ini juga didukung sebuah hadist yang diriwiyatkan Dari Abu Darda, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya Allah telah menurunkan penyakit dan obat bagi setiap penyakit, maka berobatlah dan janganlah berobat dengan yang haram. (HR. Abu Dawud).
Kandungan hadist diatas dapat dijelaskan bahwa setiap penyakit yang didatangkan Allah itu ada obatnya, dan diperintahkan kepada yang menderita penyakit diharuskan untuk berobat.tetapi berobat dalam hal yang diperbolehkan oleh agama, yaitu tidak dianjurkan untuk berobat menggunakan benda yang haram. Hal ini sesuai dengan para remaja yang mengalami dismenore atau nyeri saat mengalami menstruasi dianjurkan untuk mencari pengobatan, yaitu menggunakan terapi non farmakologis yaitu Yoga.Yoga diperbolehkan agama dengan maksud dan tujuan menjadikan obat dan bukan bertujuan untuk menyekutukan Allah. Sehingga dari hasil analisis data dan teori yang telah dibahas di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa terapi yoga lebih efektif dalam menurunkan intensitas dismenore dibandingkan senam dismenore karena relaksasi dengan yoga dapat menghentikan produksi hormone yang dapat menimbulkan nyeri. Keterbatasan pada penelitian ini terletak pada jadwal dan waktu kegiatan tindakan yoga dan senam dismenore, karena mengingat jadwal aktivitas remaja di Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin Brabo Groboganterlalu padat dari pagi sampai malam hari. Karena itu peneliti harus menunggu dan mengatur jadwal peneliti dan responden sesuai dengan hari libur pondok yaitu hari Jumat dan jadwal pelaksanaan tindakan dilakukan pada hari itu juga.akan tetapi peneliti sudah beusaha melakukan homogenitas waktu tindakan yoga dan senam dismenore, yaitu dengan menyamakan pelaksanaan tindakan yoga dan senam dismenore sebelum responden mengalami menstruasi. Peneliti juga mengalami keterbatasan jumlah responden, yang awalnya terdapat 40 responden dalam penelitian ini tetapi 10 dari responden mengundurkan diri, sehingga penelitian hanya dilakukan pada 30 responden remaja yang mengalami dismenore. Peneliti mengalami keterbatasan ijin mengenai penggunaan celana yang tidak diperbolehkan di pondok, sehingga latihan senam dismenore dan yoga dalam penelitian ini dilakukan menggunakan sarung yang dirangkapi dengan celana.
Peneliti juga mengalami keterbatasan tentang menegetahui lamaya nyeri menstruasi yang dialami responden dikarenakan waktu observasi penelitian yang terbatas yaitu yang hanya dilakukan pada saat hari Jumat. Peneliti juga mengalami keterbatasan waktu penelitian sehingga peneliti tidak meneliti hubungan intensitas dismenore dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi nyeri seperti usia, kejadian menstruasi, gaya hidup, dukungan lingkungan dan riwayat keluarga. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Efektifitas Senam Dismenore Dan Terapi Yoga Terhadap Intensitas Dismenore Pada Remaja Putri Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin Brabo Grobogan dapat diperoleh umur responden dalam penelitian ini yaitu umur termuda 12 tahun dan umur tertua 19 tahun. Persentase terbanyak pendidikan responden di Madrasah Aliyah (60,0%). Intensitas dismenore sebelum dilakukan senam dismenore 3 (60,0%). intensitas dismenore setelah dilakukan senam dismenore 3 (80,0%). Intensitas dismenore sebelum dilakukan yoga 4 (66,7%). Intensitas dismenore setelah dilakukan yoga 3 (66,7%). Hasil uji Wilcoxon untuk sebelum dan setelah perlakuan senam dismenore menunjukkan nilai pvalue 0,025 < 0,05 berarti ada perbedaan antara intensitas nyeri haid responden sebelum dan setelah perlakuan senam dismenore. Hasil uji Wilcoxon untuk sebelum dan setelah perlakuan yoga menunjukkan nilai pvalue0,000 < 0,05 berarti ada perbedaan antara intensitas nyeri haid responden sebelum dan setelah perlakuan yoga. Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan yoga dan senam dismenore nilai pvalue sebesar 0,001<0,05 ada efektifitas yoga dansenam dismenore dalam menurunkan intensitas dismenore.nilai penurunan dismenore pada perlakuan yoga sebesar 0,9333, nilai penurunan dismenore pada perlakuan senam dismenore sebesar 0,3333. Maka dapat disimpulkan bahwa yoga
lebih efektif dalam mengatasi intensitas dismenore pada remaja yang mengalami dismenore di Pondok Pesantren Sirojuth Tholibin Brabo Grobogan. Hasil penelitian ini sangat bermakna terhadap perubahan intensitas dismenore, sehingga peneliti menyarankan pada remaja untuk melakukan senam dismenore dan yoga terbimbing yang dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk menurunkan intensitas dismenore. Tindakan tersebut dapat dilakukan saat mengalami nyeri atau sebelum nyeri haid dirasakan guna untuk membantu mengalihkan dan mengurangi tingkat nyeri yang dirasakan. Selain itu keperawatan diharapkan senam dismenore dan yoga dapat dijadikan intervensi tindakan mandiri perawat untuk mengatasi dismenore. Pada penelitian selanjutnya diharapkan adanya keterbatasan dalam penelitian ini diharapkan ada penelitian selanjutnya yang lebih mendalam tentang intensitas dismenore pada remaja, seperti hubungan antara usia, kejadian menstruasi, gaya hidup, lingkungan dan riwayat keluarga dengan intensitas dismenore yang dirasakan pada remaja. DAFTAR PUSTAKA Anurogo D & Wulandari A. (2011). Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid. Yogyakarta: penerbit ANDI. Indrawijaya, R. Dkk. (2012).Pengaruh Gerakan Yoga Janusirsana Terhadap Tingkat Nyeri Saat Menstruasi pada Remaja Putri di Sekolah Menengah Atas Al Musdariyah.http://ejurnal.stikesbhaktikencana.ac.id, 1-3. Mahfudi, F. E. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori Dan Praktik. Jakarta: Salemba Medika. Manuaba, I. A.Ida Bagus Gde. (2007). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC. (2001). Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin Obstetri Ginekologi Dan Kb. Jakarta: EGC. Marlina, dkk.(2014). Efektifitas Senam Dismenore DalamMengurangi Dismenore Pada Mahasiswa Program Studi D iii Kebidanan Karawang Tahun2013.http://journal.unsika.ac.id/ejournal diakses tanggal 8 April 2016, 1-6.
MUI. (2013). Fatwa Majelis Ulama Indonesia Tentang Obat Dan Pengobatan Nomor 30 tahun 2013. http://mui.or.id/wp-content/uploads/2014/05/no.-30-obat-dan- Pengobatan.pdf 1-5. Purwaningsih W & Fatmawati S. (2010). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Nuha Medika. Sindhu, P. (2007). Hidup Sehat Dan Seimbang Dengan Yoga. Bandung : Qanita Sormin,Monika. N. (2014). Efektifitas Senam Disminore Dalam Mengurangi Disminore Pada Remaja Putri di SMP Negeri 2 Siantan Kabupaten Pontianak. 1-10. Widjanarko, B. (2006). Dismenore Tinjauan Terapi pada Dismenore Primer. Bagian Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan Fakultas Kedokteran Rumah Sakit Unika Atma Jaya.