BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Self Compacting Concrete (Beton memadat Mandiri) adalah campuran

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. baja sehingga menghasilkan beton yang lebih baik. akan menghasilkan beton jadi yang keropos atau porous, permeabilitas yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas bahan, cara pengerjaan dan cara perawatannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempermudah penyebaran fiber kawat secara merata kedalam adukan beton. Dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Zai, dkk (2014), melakukan penelitian Pengaruh Bahan Tambah Silica

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

The 1 st INDONESIAN STRUCTURAL ENGINEERING AND MATERIALS SYMPOSIUM Department of Civil Engineering Parahyangan Catholic University

PENGARUH VARIASI KADAR SUPERPLASTICIZER TERHADAP NILAI SLUMP BETON GEOPOLYMER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan

Pengaruh Penambahan Admixture Jenis F dan Substitusi Silica Fume terhadap Semen pada Kuat Tekan Awal Self Compacting Concrete

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Quality control yang kurang baik di lapangan telah menjadi masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ini, para insinyur dituntut untuk memberikan inovasi-inovasi baru agar bisa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA SELF COMPACTING CONCRETE (SCC) TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. dibandingkan beton normal biasa. Menurut PD T C tentang Tata Cara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Beton merupakan unsur yang sangat penting dan paling dominan sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Kemajuan teknologi telah berdampak positif dalam bidang konstruksi di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. dengan atau tanpa bahan campuran tambahan (admixture). Beton akan semakin

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan seperti kekuatan tarik dan sifat daktilitas yang relatif rendah.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Perlu adanya suatu alternatif bahan yang bisa mengurangi kadar semen, tetapi tidak mengurangi kekuatan (strength) beton itu sendiri dan sifat-sifat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang, beton merupakan salah satu bahan elemen struktur bangunan yang

PENGGUNAAN FLY ASH PADA SELF COMPACTING CONCRETE (SCC)

KATA KUNCI : rheology, diameter, mortar, fly ash, silica fume, superplasticizer.

KAJIAN INTERVAL RASIO AIR-POWDER BETON SELF-COMPACTING TERKAIT KINERJA KEKUATAN DAN FLOW (009M)

PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN ABU AMPAS TEBU TERHADAP FLOWABILITY DAN KUAT TEKAN SELF COMPACTING CONCRETE ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

PENGARUH KADAR FLY ASH TERHADAP KINERJA BETON HVFA

ANALISA PENGARUH PENGGUNAAN KAWAT BENDRAT, SILICA FUME, DAN SUPERPLASTICIZER TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK PADA BETON MUTU TINGGI*

KoNTekS 6 Universitas Trisakti, Jakarta November 2012

BAB IV DATA DAN PENGOLAHAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia konstruksi bangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

PENGARUH PENGGUNAAN SILICA FUME, FLY ASH DAN SUPERPLASTICIZER PADA BETON MUTU TINGGI MEMADAT MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Beton didapat dari pencampuran bahan-bahan agregat halus, agregat kasar,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN FLY ASH DAN VISCOCRETE PADA SELF COMPACTING CONCRETE

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. beton dengan penggunaan kadar fly ash yang cukup tinggi yakni di atas 50%

commit to user 1 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. tidak terlalu diperhatikan di kalangan masyarakat.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BETON RINGAN SELF-COMPACTING DENGAN AGREGAT DAN POWDER LIMBAH PECAHAN GENTING MERAH

BAB II DASAR TEORI. Umur Beton (hari) Koefisien 0,4 0,65 0,88 0,95 1 1,2 1,35

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Nilai kuat tekan beton rerata pada umur 28 hari dengan variasi beton SCC

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan laju pembangunan yang semakin pesat, beton telah banyak

BAB III LANDASAN TEORI. kasar, dan air dengan atau tanpa menggunakan bahan tambahan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan

BAB I BETON MUTU TINGGI (HIGH STRENGHT CONCRETE)

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan bahan tambah yang bersifat mineral (additive) yang lebih banyak bersifat

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH ADITIF SIKACIM TERHADAP CAMPURAN BETON K 350 DITINJAU DARI KUAT TEKAN BETON

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia konstruksi modern saat ini.

BAB III LANDASAN TEORI. sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi dari material pembentuknya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama

PERILAKU FISIK DAN MEKANIK SELF COMPACTING CONCRETE (SCC) DENGAN PEMANFAATAN ABU VULKANIK SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PENGGANTI SEMEN ABSTRAK

PENGARUH PEMANFAATAN ABU TERBANG (FLY ASH) DARI PLTU II SULAWESI UTARA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN BETON

BAB III LANDASAN TEORI. agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan (SNI 2847 : 2013).

UJI KARAKTERISTIK BETON SEGAR AKIBAT PENAMBAHAN SERAT POLYPROPYLENE DALAM ADUKAN SELF-CONSOLIDATING CONCRETE ABSTRAK

BAB III LANDASAN TEORI

JURNAL REKAYASA SIPIL DAN LINGKUNGAN Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Rekayasa Ketekniksipilan dan Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

BAB V PENUTUP. Pengaruh pemakaian cacahan..., Johanes Chandra, FT UI, 2008

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV METODE PENELITIAN

KAJIAN KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BETON RINGAN MEMANFAATKAN SEKAM PADI DAN FLY ASH DENGAN KANDUNGAN SEMEN 350 kg/m 3

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGARUH PENGGUNAAN CONSOL POLYMER LATEX SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. hidrasi dan menghasilkan suatu pengerasan dan pertambahan kekuatan.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

PENGARUH PENAMBAHAN SLAG BESI TERHADAP KEKUATAN TEKAN DAN FLOWABILITY PADA SELF COMPACTING CONCRETE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENINGKATAN KEKUATAN TARIK BETON MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH SERAT AREN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Self Compacting Concrete (Beton memadat Mandiri) adalah campuran beton yang dapat memadat dengan sendirinya tanpa bantuan alat pemadat. Berikut hasil penelitian terkait SCC. a. Penggunaan Fly Ash Pada Self Compacting Concrete. oleh Kartini (2008). Disini peneliti melakukan penelitian terhadap pengaruh fly ash terhadap flowability dan workability. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah (1) Kadar fly ash terhadap flowability beton segar, semakin banyak kadar fly ash maka flowability atau kemampuan beton segar semakin lambat. (2) Variasi penggunaan fly ash yang paling optimal untuk mendapatkan beton self compacting concrete dengan penambahan fly ash 20 % b. Pemanfaatan Serbuk Kaca Sebagai Powder Pada Self Compacting Concrete. oleh Herbudiman, Januar (2011). Dalam hal ini penelitian membahas slump flow, kuat tekan dan tarik belah, flowability, dan kadar silica fume. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah (1) Untuk mencapai nilai slump flow untuk beton self compacting sebesar 50 cm, kadar subtitusi parsial serbuk kaca maksimum yang bisa di lakukan adalah 10 % dari berat powder. (2) Kadar optimum subtitusi parsial serbuk kaca adalah 10 %. (3) Penambahan kadar air bebas dapat meningkatkan flowabilitas namun dapat mengakibatkan terjadinya penurunan nilai kuat 7

8 tekan dan kuat tarik belah beton. (4) Kadar silica fume 5 % merupakan kadar yang optimum untuk meningkatkan kuat tekan dan kuat tarik belah. c. Perilaku Fisik dan Mekanik Self Compacting Concrete (SCC) Dengan Pemanfaatan Abu Vulkanik Sebagai Bahan Tambahan Pengganti Semen oleh Andika Ade Indra Saputra. Hal yang di teliti oleh penulis adalah sifat workability, pengaruh kuat tekan dan tarik belah serta pengaruh superplastizicer. Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) Banyaknya dosis superplastizicer yang di tambahkan berpengaruh pada besarnya workability beton SCC pada saat di lakukan pengetesan beton kondisi cair. Semakin banyak dosis superplastizicer yang di berikan, flowability, passing ability, dan passing ratio juga semakin besar. (2) Pengaruh penambahan abu vulkanik mempengaruhi besarnya kuat tekan. Penambahan abu vulkanik 10 % dan 20 % justru menyebabkan penurunan kekuatan, akan tetapi mengalami kenaikan kuat tekan pada penambahan kadar abu vulkanik sebanyak 15 %. (3) Besarnya kuat tarik belah (split) yang di hasilkan dari beton SCC dengan menggunkan abu vulkanik adalah sebesar 10 % ± 2. d. Pengaruh Penambahan Admixture Terhadap Karateristik Self Compacting Concrete (SCC) oleh Mariani, Sampebulu, Ahmad (2009). Disini peneliti membahas mengenai pengaruh superplastizicer terhadap beton. Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) Penambahan admixture superplastizicer berpengaruh terhadap karateristik SCC yaitu tingkat kelecakan aliran (workabilitas). (2) Pengaruh penambahan admixture

9 superplastizicer terhadap karateristik workabilitas SCC yaitu, semakin besar kadar superplastizicer yang di berikan maka semakin tinggi tingkat kelecakan aliran yang di ukur dengan nilai slump-flow SCC. Sebaliknya, semakin besar kadar superplastizicer yang diberikan makan semakin menurun kekuatan tekan SCC. (3) Kadar 1,5 % superplastizicer adalah optimal dilihat dari tingkat kelecakan aliran (workabilitas) dan kekuatan tekan SCC. Beton Serat adalah beton yang dalam campurannya di berikan serat. Adapun serat terbagi menjadi 2 yaitu serat alami dan serat buatan. Berikut ini adalah penelitian dengan menggunakan serat dalam campuran beton. a. Pengaruh Penambahan Serat Ijuk Pada Kuat Tarik campuran Semen- Pasir dan Kemungkinan Aplikasinya. Oleh Wiryawan, Wahjono (2008). Dalam hal ini peneliti membahas mengenai peningkatan kuat tarik belah, kuat desak dan ketahanan kejut. Kesimpulan dari penelitian ini adalah; (1) Penambahan serat ijuk pada campuran semen-pasir mampu meningkatkan kuat tarik campuran. Peningkatan kuat tarik tertinggi dicapai dengan penambahan ijuk sebanyak 4 % dari berat semen (BI-4), yaitu sebesar 34,81 %. (2) Penambahan serat ijuk pada campuran semen-pasir mampu meningkatkan kuat desak campuran. Peningkatan kuat desak tertinggi dicapai oleh penambahan ijuk sebanyak 4 % dari berat semen (BI-4), yaitu sebesar 9,86 %. (3) Penambahan serat ijuk sebanyak 2 sampai 5 % pada campuran semen-pasir mampu meningkatkan daktilitas. Keruntuhan akibat

10 beban kejut tertinggi dicapai oleh campuran dengan jumlah ijuk 4 %, dimana untuk retak pertama diperlukan 13 pukulan, dan untuk pecah diperlukan 16 pukulan. (4) Ditinjau dari hasil pengujian kuat tarik, kuat desak serta ketahanan terhadap beban kejut, campuran dengan penambahan ijuk 4 % merupakan campuran dengan performa terbaik. b. Kapasitas Lentur Balok Beton Bertulang dengan Polypropylene Fiber Sebesar 6 % Dari Berat Semen. Oleh Apriyatno (2009). Peneliti dalam hal ini membahas mengenai kuat tarik belah, modulus elastisitas, kuat batas balok. Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) Kuat tarik belah beton meningkat sekitar 36,78 % sedang nilai modulus elastisitas terjadi penurunan, penurunan sekitar 5,4 % dari beton konvensional. (2) Kuat batas balok secara optimal akan diperoleh bila beton fiber hanya di tempatkan secara parsial pada bagian tarik, proporsi 75 % dari luas tampak balok. c. Pemanfaatan Fiberl Lokal (Kawat Bendrat) Sebagai Tulangan Geser Mikro (Mikro Shear Reinforment) Pada Balok Beton Bertulang. Oleh Ngudiyono, Mahmud. Peneliti membahas mengenai pengaruh penambahan fiber pada workability, kuat desak, kuat tarik belah, beban retak. Kesimpulan dar penelitian ini adalah (1) Penambahan fiber kawat bendrat pada adukan beton sebesar 0,7% dapat mengurangi tingkat kelecakan (workability) adukan beton, hal ini dapat dilihat dari menurunya nilai slump beton fiber. (2) Penambahan fiber kawat bendrat pada adukan beton sebesar 0,7% mampu meningkatkan kuat tekan beton dari 37,556

11 MPa menjadi 40,764 MPa atau naik sebesar 8,54%. dan mampu meningkatkan kuat tarik belah beton dari 2.005 MPa menjadi 3.987 MPa atau naik sebesar 98.824%. Peningkatan ini disebabkan karena bertambahnya ikatan pada beton karena lekatan antara fiber bendrat dengan pasta semen. Selain itu penambahan fiber kawat bendrat juga dapat mengurangi retak-retak pada beton sehingga beton lebih liat (daktail). (3) Penambahan fiber kawat bendrat pada adukan beton sebesar 0,7% mampu meningkatkan beban retak pertama (fist crack) balok beton bertulang normal dengan sengkang maupun tanpa sengkang, retak pertama terjadi saat beban mencapai 59,67 kn dan 58 kn, sedangkan balok beton bertulang fiber kawat bendrat tanpa sengkang dan dengan sengkang retak pertama terjadi saat beban mencapai 62 kn dan 65,33 kn. Sedangkan beban maksimum dan kuat geser balok beton bertulang normal dengan sengkang maupun tanpa sengkang secara umum meningkat. Beban maksimum mencapai nilai 138 kn dan 137,33 kn untuk balok beton bertukang normal dengan sengkang dan tanpa sengkang, untuk balok beton bertulang dengan fiber kawat bendrat mencapai nilai 145 kn. Penambahan fiber kawat bendrat pada adukan beton sebesar 0,7% juga mampu mengurangi lendutan balok beton bertulang. (4) Penambahan fiber kawat bendrat pada adukan beton sebesar 0,7% pada balok beton bertulang mampu mengurangi retak-retak, hal ini disebabkan karena terjadinya ikatan pada beton bertambah kuat dan terjadinya dowel action

12 fiber kawat bendrat pada beton. Hal ini juga mengindikasikan bahwa balok beton bertulang dengan fiber kawat bendrat bersifat lebih daktail. d. Beton Diperkuat Dengan Fiber Dapat Memperbaiki Kelemahan Sifat Beton. Oleh Widianto (1997). Penulis dalam hal ini membahas mengenai pengaruh penambahan fiber pada workability beton, penggunaan fiber dalam jangka tertentu. Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) Penambahan fiber pada campuran beton akan menurunkan workability adukan, tergantung pada konsentrasi fiber. Penurunan workability adukan ini dapat diatasi dengan penambahan pasta semen. (2) Fiber dari bahan alami tidak dapat untuk penggunaan jangka panjang, sebab akan mengalami penyusutan dan menjadi rapuh setelah kurun waktu tertentu. Untuk mengatasi hal tersebut, fiber dari bahan alami perlu di lakukan treatment khusus. Fly ash adalah suatu hasil samping yang diperoleh dari pembakaran batubara di pusat-pusat tenaga listrik modern. Fly ash merupakan material berbentuk bubuk yang sangat halus dan komponen yang terbanyak adalah silika yang hampir semuanya berbentuk butir-butir bulat. Tabel 2.1 Komposisi Kimia Dan Sifat Fisik Fly ash Jenis SiO2 Al2O3 Fe2O3 CaO MgO SO3 Na20 K2O LOI LFA 57,8 23,0 3,5 9,9 1,5 0,3 2,3 0,5 0,5 HFA 38,1 20,7 5,2 23,9 4,6 1,9 1,4 0,4 0,4 (Sumber : Pozzolanic Reaction and Microstucture of Chemical Activated Lime Fly Ash Pastes, ACI Material Journal September Oktober, 2012)

13 Berikut adalah penelitian yang berhubungan dengan fly ash a. Penggunaan Fly Ash Pada Self Compacting Concrete. oleh Kartini (2008). Disini peneliti melakukan penelitian terhadap pengaruh fly ash terhadap flowability dan workability. Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah (1) Kadar fly ash terhadap flowability beton segar, semakin banyak kadar fly ash maka flowability atau kemampuan beton segar semakin lambat. (2) Variasi penggunaan fly ash yang paling optimal untuk mendapatkan beton self compacting concrete dengan penambahan fly ash 20 % b. Pengaruh Pemanfaatan Abu Terbang (Fly Ash) Dalam Beton Mutu Tinggi. Oleh Mardiono. Peneliti dalam hal ini membahas mengenai perkembangan kuat tekan dengan bahan tambah fly ash. Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) Kuat tekan beton optimum rata-rata pada umur 28 hari yang dapat di capai sebsar 41,57 MPa, pada campuran beton dengan Fly Ash 10 %. (2) Kuat tekan beton terendah rata-rata pada umur 28 hari di peroleh sebesar 33,91 Mpa, pada campuran beton dengan penggantian semen dengan Fly Ash 40 % c. Pengaruh Abu Terbang Terhadap Karateristik Mekanik Beton Mutu Tinggi. Oleh Kurniawandy, Djauhari, Napitu. Disini peneliti membahas mengenai kuat desak, kuat tarik belah, modulus Elastisitas, pengujian SEM. Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) Kuat tekan maksimal didapat pada komposisi campuran pada variasi fly ash dengan presentase 20 % dari berat semen yaitu sebesar 41,03 Mpa, sedangkan pemakaian fly

14 ash sebesar 15 %, 25%, dan 30 % akan menyebabakan penurunan kuat tekan. (2) Peningkatan kuat tarik beton berbanding lurus dengan kuat tekan, sehingga kuat tarik maksimum juga terjadi pada kandungan fly ash 20 %. (3) Hasil pengujian SEM memperlihatkan bahwa rongga pada benda uji dengan menggunakan campuran fly ash lebih kecil di bandingkan dengan beton biasa tanpa fly ash. (4) Hasil pengujian modulus elastisitas beton menunjukkan bahwa pada komposisi pemakaian 20%. fly ash didapat nilai MOE sebesar 4,2747 x 104 MPa. Sika Viscocrete-10 merupakan superplastizicer yang digunakan sebagai bahan tambah (admixture) dalam campuran beton. Berikut penelitian yang telah di lakukan dengan superplastizicer viscocrete. a. Penggunaan Fly Ash dan Viscocrete Pada Self Compacting Conrete. oleh Sugiharto, et.al (2001). Penulis membahas mengenai pengaruh viscocrete dan fly ash pada berbagai aspek Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Untuk penggunaan viscocrete dalam SCC merupakan hal yang mutlak harus diberikan. Tanpa diberikan viscocrete, trial mix tidak akan mengalami keadaan self compability, meskipun trial mix di buat mendekati beton sangat cair tetapi tetap tidak dapat memenuhi syarat flowability dan workability. Penggunaan viscocrete 1,5 % dan 2 % tidak menunjukan perbedaaan-perbedaaan yang signifikan. (2) Dari hasil pengujian SCC didapat bahwa untuk komposisi binder 6:4 dan dosis viscocrete 1,5 % merupakan kondisi optimal, baik ditinjau dari segi workability, flowability dan kuat tekan beton. Batas penggunaan fly ash sampai pada

15 perbandingan binder 5:5. Diamati bahwa untuk penggunaan fly ash yang lebih banyak dari semen menyebabkan jumlah air yang dibutuhkan semakin berkurang. Dengan sedikitnya jumlah air tersebut trial mix tidak dapat mengalami kondisi workable dan flowable. Tetapi dengan ditambahkannya air, trial mix tersebut mengalami kondisi dispersi dan segregasi Sehingga untuk penggunaan fly ash yang lebih banyak dari semen tidak dapat ditentukan komposisi bahan yang tepat karena tinjauan dari segi workability dan flowability.