BAB 1 PENDAHULUAN. memulihkan fungsi fisik secara optimal(journal The American Physical

dokumen-dokumen yang mirip
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS BRONKIEKTASIS DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. maju seperti Amerika Serikat, Kanada, dan Negara-negara Eropa. Di Amerika

BAB I PENDAHULUAN. penyakit saluran napas dan paru seperti infeksi saluran napas akut,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang besar di dunia luas dengan prevalensi, dan biaya yang tinggi. Penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. pada paru-paru terhadap partikel asing maupun gas (GOLD, 2013).

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA BRONKIEKTASIS DI RSUD. DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. umumnya. Seseorang bisa kehilangan nyawanya hanya karena serangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. TB(tuberculosis) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bronkitis menurut American Academic of Pediatric (2005) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dibutuhkan manusia dan tempat pengeluaran karbon dioksida sebagai hasil sekresi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bakteri, tetapi juga dapat disebabkan oleh kebiasaan atau pola hidup tidak sehat.

BAB I PENDAHULUAN. progressif nonreversibel atau reversibel parsial. PPOK terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau Chronic Obstructive

BAB I PENDAHULUAN. SK/XI/2008 tentang pedoman pengendalian Penyakit Paru Obstruktif Kronik,

BAB I PENDAHULUAN. Laennec di tahun 1819, kemudian diperinci oleh Sir William Osler pada

BAB I PENDAHULUAN. terisi dengan cairan radang, dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel

BAB I PENDAHULUAN. pneumonia dijuluki oleh William Osler pada abad ke-19 sebagai The

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bronchitis adalah suatu peradangan yang terjadi pada bronkus. Bronchitis

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CERVICAL ROOT SYNDROME DENGAN MODALITAS IR, & TERAPI LATIHAN DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

DEFINISI BRONKITIS. suatu proses inflamasi pada pipa. bronkus

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN STROKE HEMORAGE DEXTRA DI RSUD PANDANARANG BOYOLALI

BEDA PENGARUH TERAPI INFRA RED DENGAN PARAFFIN BATH TERHADAP PENGURANGAN NYERI AKIBAT REMATOID ARTRITIS JARI-JARI TANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit paru-paru merupakan suatu masalah kesehatan di Indonesia, salah

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Ini merupakan suatu potensi nasional yang besar bila dapat dibina

KARYA TULIS ILMIAH. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN CHEST PHYSIOTHERAPY PADA PENDERITA BRONKIEKTASIS DI RS PKU MUHAMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. American Thoracic Society (ATS) dan European Respiratory Society (ERS)

BAB 1 PENDAHULUAN. 2014). Pneumonia pada geriatri sulit terdiagnosis karena sering. pneumonia bakterial yang didapat dari masyarakat (PDPI, 2014).

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI LOW BACK PAIN ET CAUSA MYOGENIK DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam Garis Besar Haluan Negara, dinyatakan bahwa pola dasar

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ringan atau berat sehingga dalam proses penyembuhan pasien. buruk dari rawat inap atau long bed rest.

BAB I PENDAHULUAN. dari rasa nyeri jika diberikan pengobatan (Dalimartha, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pneumothorax didefinisikan sebagai suat penyakit yang berbahaya seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. dunia, diantaranya adalah COPD (Chonic Obstructive Pulmonary Disease)

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hidup dalam masyarakat.pembangunan kesehatan, yaitu: menggerakkan. memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan salah satu penyakit tidak

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan. penelitian, manfaat penelitian sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. maka masa balita disebut juga sebagai "masa keemasan" (golden period),

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan unsur yang tidak terpisahkan dari kesejahteraan

PENATALAKSANAAN INFRA MERAH, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST ORIF CLOSED FRAKTUR ANTEBRACHII DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi yang sangat modern untuk meningkatkan

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

Pada sistem kardiovaskuler dan respirasi terjadi perubahan yaitu penurunan kekuatan otot otot pernafasan, menurunnya aktivitas silia, menurunnya

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA TUBERCULOSIS PARU DI BBKPM SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. mengi, sesak nafas, batuk-batuk, terutama malam menjelang dini hari. (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dini pada usia bayi, atau bahkan saat masa neonatus, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup. manusia. Selama manusia hidup tidak pernah berhenti menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

BAB ² PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PPOK DI BBKPM SURAKARTA

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas tersebut antara lain memasak, mencuci, menulis, mengetik, dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, berpengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis tidak dikategorikan ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus atau bakteri dan berlangsung selama 14 hari.penyakit

BAB I PENDAHULUAN. memburuk menyebabkan terjadinya perubahan iklim yang sering berubahubah. yang merugikan kesehatan, kususnya pada penderita asma.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan kemajuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah

BAB I PENDAHULUAN. yang penyebabnya adalah virus. Salah satunya adalah flu, tetapi penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. sendi secara pasif maupun aktif karena keterbatasan sendi, fibrosis jaringan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. negara di seluruh dunia (Mangunugoro, 2004 dalam Ibnu Firdaus, 2011).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan makin meningkatnya usia. Perubahan tubuh sejak awal kehidupan

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan menuju Indonesia sehat 2015 yang diadopsi dari

BAB I PENDAHULUAN. kondisi dimana terjadi kerusakan bentuk dan fungsi dari tulang tersebut yang. dapat berupa patahan atau pecah dengan serpihan.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

Penemuan PasienTB. EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN SPONDYLOSIS LUMBALIS 4-5 DENGAN MWD ULTRA SOUND DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus pembunuh nomor tiga di dunia. Stroke menjadi salah satu penyakit

Dika Fernanda Satya Wira W Ayu Wulandari Aisyah Rahmawati Hanny Dwi Andini Isti Hidayah Tri Amalia Nungki Kusumawati

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara maju tetapi juga di negara berkembang. Menurut data laporan dari Global

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA STROKE NON HEMORAGIK DEKSTRA STADIUM AKUT

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. penelitian, ditemukan bahwa nyeri punggung bawah mengenai kira-kira %

BAB I PENDAHULUAN. emosional setelah menjalani rutinitas yang melelahkan sepanjang hari. Hal

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan

Saat. penyakit paling. atau. COPD/ Indonesia 1

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fisioterapi merupakan sebuah profesi yang dinamis dengan dasar teori dan aplikasi klinik yang luas untuk memelihara, mengembangkan, dan memulihkan fungsi fisik secara optimal(journal The American Physical Therapy Association). Pengembangan pelayanan fisioterapi pada pelayanan medik didasari pada spesifikasi problem kesehatan pasien, seperti Fisioterapi Muskuloskeletal yaitu penyembuhan dan pemulihan gangguan anggota gerak tubuh yang terdiri dari otot, tulang, sendi, jaringan ikat, Fisioterapi Neuromuskuler yaitu penyembuhan dan pemulihan pada gangguan sistem syaraf pusat dan sistem syaraf tepi, Fisioterapi Integument yaitu penyembuhan dan pemulihan pada kecacatan fisik dan kulit, Fisioterapi Kardiopulmonal yaitu penyembuhan dan pemulihan pada gangguan jantung, pembuluh darah, dan paru. Jelas bahwa fisioterapi adalah salah satu dari tenaga kesehatan yang memiliki peran penting juga dalam masyarakat. Peran fisioterapi dalam penanganan kesehatan khususnya yang akan penulis bahas dan teliti adalah pada kesehatan paru. Dalam masyarakat penyakit paru yang banyak diderita adalah bronkiektasis. Bronkiektasis adalah penyakit kronis progresif yang ditandai dengan dilatasi bronkus dan bronkiolus yang bersifat menetap serta penebalan dinding bronkus. Keadaan ini disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri yang 1

2 kronis, dan inflamasi yang diikuti dengan pelepasan mediator (Nastiti NR dkk., 2012). Prognosis perseorangan tergantung dari bronkiektasis, perawatan yang tepat, komplikasi lainnya, dan kesehatan orang tersebut. Bronkiektasis diikuti dengan proses peradangan serta perkembangannya terdapat destruksi kartilago dan di dinding bronkial terdapat perubahan silia dari epitel kolumnar menjadi epitel berbentuk kubus. Kelenjar dahak yang terdapat di dinding bronkial mengalami peningkatan produksi yang bersamaan dengan penurunan fungsi silia. Dan hal ini mengakibatkan tertimbunnya dahak. Selain itu, bronkiektasis juga ditandai dengan perubahan sirkulasi arteri bronkial,dinding bronkus serta sirkulasi paru-paru. Akibat efek gravitasi, bronkiektasis paling banyak terdapat di lobus kanan tengah dan bawah dan di lobus kiri lingular. Tanda dan gejala bronkiektasis adalah batuk produktif menahun, dahak kadang berdarah, eksaserbasi akut juga diikuti badan panas,sesak nafas dan kadang berbunyi. Untuk penatalaksanaan secara umum setelah penderita mengalami tanda dan gejala seperti diatas maka yang utama penderita berobat ke dokter kemudian diberi obat-obat antibiotik, apabila penderita dewasa muda atau usia lanjut maka akan menjalani rawat inap di Rumah Sakit. Untuk mengoptimalkan kondisi kesehatan penderita dalam rangka mempersiapkan penderita kembali beraktifitas peran dari profesi kesehatan yang lain khususnya fisioterapi sangat dibutuhkan. Modalitas fisioterapi yang utama

3 pada kasus bronkiektasis adalah Infrared (IR)/ Infra merah, Nebulizer, dan Thoracic Expansion Exercise. Infrared (IR) atau infra merah bertujuan untuk mengurangi nyeri pada otot bantu pernafasan ( m.upper trapezius, m.pectiralis mayor, m.sternocleidomastoideus, dan m.scalenus) akibat adanya spasme. Penggunaan nebulizer bertujuan untuk membantu mengurangi sesak nafas. Dan pemberian thoracic expansion exercise bertujuan untuk membantu meningkatan ekpansi thorak. Angka kejadian Bronkiektasis di dunia belum diketahui pasti. Hasil penelitian di Australia menunjukkan bahwa angka kejadian bronkiektasis yang dikonfirmasi dengan HRCT adalah 147 per 10.000 jiwa suku Aborigin. Suatu survei nasional yang dilakukan oleh dokter di New Zealand menyatakan bahwa insidens bronkiektasis nonkristik fibrosis pada populasi ini adalah 3,7 per 100.000 dengan prevalens 1 per 3000 orang. Data dari Inggris memperlihatkan prevalens 1 setiap 5.800 jiwa. (Nastiti NR dkk., 2012). Bronkiektasis diketahui adanya batuk yang produktif serta pengeluaran banyak sputum yang biasanya berubah dari jernih menjadi kekuningan bahkan kuning kehijauan yang berlangsung lebih dari 6 minggu (Nastiti NR dkk., 2012). Pada bronkiektasis ini pasien juga sering mengalami hemoptisis berupa sputum yang mengandung darah (50-70% kasus dan dapat disebabkan oleh pendarahan mukosa yang rapuh atau adanya inflamasi). Produksi sputum berlebihan bahkan pada stadium yang berat dapat mencapai 200ml sehari.

4 Adanya clubbing finger, terjadi akibat insufiensi pernafasan. Pneumonia berat, sesak nafas, sianosis. Dan adanya asimptomatik pada beberapa kasus. (Marlello, 2011). Dari kasus ini fisioterapi berperan untuk menangani simptomatisnya. Pada karya tulis ini, penulis menggunakan modalitas berupa infrared (IR)/ infra merah untuk mengurangi nyeri akibat spasme otot bantu pernafasan ( m.upper trapezius, m.pectoralis mayor, m.sternocleidomastoideus, dan m.scalenus), nebulizer untuk mengurangi sesak nafas, dan thoracic expansion exercise untuk membantu meningkatkan nilai ekspansi thorak. B. Rumusan Masalah 1. Apakah penggunaan Infra red (IR)/infra merah, nebulizer, dan thoracic expansion exercise dapat membantu meningkatakan nilai ekspansi thorak pada kondisi bronkiektasis? 2. Apakah penggunaan Infra red (IR)/infra merah, nebulizer, dan thoraxic expansion exercise dapat membantu mengurangi sesak pada kondisi bronkiektasis? 3. Apakah penggunaan Infra red (IR)/infra merah, nebulizer, dan thoracic expansion exercise dapat membantu mengurangi nyeri akibat spasme pada otot-otot bantu pernafasan (m.upper trapezius, m.pectoralis mayor, m.strenocleidomastoideus, dan m.scalenus) pada kondisi bronkiektasis? C. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah:

5 1. Tujuan Umum Menunjukan gambaran tentang penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Bronkiektasis dengan menggunakan modalitas berupa infrared (IR)/infra merah, nebulizer, dan thoracic expansion exercise. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui pengaruh dari pemberian thoracic expansion exercise terhadapa peningkatan nilai ekpansi thorak pada kondisi bronkiektasis. b. Untuk mengetahui pengaruh dari pemberian nebulizer terhadap pengurangan sesak nafas pada kondisi bronkiektasis. c. Untuk mengetahui pengaruh Infra Red (IR) dalam mengurangi nyeri akibat spasme otot bantu pernafasan ( m.upper trapezius, m.pectoralis mayor, m.sternocleidomastoideus, dan m.scalenus). D. Manfaat Manfaat yang ingin dicapai melalui penelitian ini, antara lain: 1. Bagi Penulis Untuk mengetahui manfaat dari penggunaan thoracic expansion exercise, nebulizer, dan pemberian Infra Red (IR) untuk meningkatkan ekspansi thorak, mengurangi sesak nafas, mengurangi nyeri akibat spasme otot bantu pernafasan pada kasus broniektasis.

6 2. Bagi Fisioterapi dan Institusi Pelayanan Kesehatan Sebagai panduan dan bahan ajaran dalam pemilihan pemberian intervensi untuk meningkatakn ekspansi thorak, mengurangi sesak nafas, mengurangi nyeri akibat spasme otot bantu pernafasan pada kasus bronkiektasis dengan menggunakan modalitas thoracic expansion exercise, dan Infra red (IR).