PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL MATEMATIKA SMP KELAS VII DI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

dokumen-dokumen yang mirip
Keywords: Teaching Materials, Module, Statistics and Probability

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DI KELAS V SD NEGERI 2 LABUHAN RATU JURNAL. Oleh AYU VALENTINA RISWANDI CUT ROHANI

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER MATERI KALOR SMP KELAS VII DI BANDAR LAMPUNG

III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development).

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATEMATIKA (MATERI STATISTIK) DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING SISTEM 5 M UNTUK SISWA KELAS VII

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER MATERI KALOR SMP KELAS VII DI BANDAR LAMPUNG

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA TRIGONOMETRI DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SMA GAJAH MADA BANDAR LAMPUNG

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL TUTORIAL OPENOFFICE.ORG WRITER SISWA KELAS VIII DI LAMPUNG UTARA

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF LEARNING TIPE MAKE A MATCH MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS VII SMP DI BANDAR LAMPUNG

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL GROUP INVESTIGATION TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PEMBERIAN PUJIAN DAN HUKUMAN KEPADA SISWA KELAS I SDN 15 LUBUK ALUNG

Development of Basic Competency Learning Module on Poultry Meat and Seafood Processing at SMKN 3 Wonosari

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SUPLEMEN PEMBELAJARAN SUB SUB MATERI TIPE TIPE GUNUNG BERAPI UNTUK SISWA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ABSTRAK

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 KERINCI

EFEKTIVITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

KELAYAKAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI EKOSISTEM UNTUK SISWA SMPN 1 KAYEN KIDUL

Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding.

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBENTUK MODUL BERNUANSA MAJALAH DILENGKAPI DENGAN GLOSARIUM UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMPN 12 PADANG

PERBANDINGAN PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI DENGAN METODE PRAKTIKUM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh NUR INDAH KURNIAWATI NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M TARUNA

Abstrak. Kata kunci :Eksperimen Inkuiri, Eksperimen Verifikasi, Tingkat Keaktifan, Hasil Belajar.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN SCIENTIFIC DAN MEDIA GRAFIS JURNAL. Oleh AZKA FALAIH RIZQIYANA SARENGAT DARSONO

PENGGUNAAN MODUL SISTEM PENDINGIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOMPETENSI MEMELIHARA SISTEM PENDINGIN DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA BERBASIS BELAJAR MANDIRI KELAS V DI SD NEGERI KECAMATAN ADILUWIH KABUPATEN PRINGSEWU

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERMUATAN KARAKTER BERBASIS PENDEKATAN ILMIAH PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS VII SMP DI BANDAR LAMPUNG

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN IPS 1) Oleh Muji Desy Susanty 2), Pargito 3), Darsono 4)

EFEKTIFITAS STRATEGI PEMBELAJARAN SISWA AKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU JURNAL. Oleh FENTI MIFTAHUL JANNAH ASMAUL KHAIR RAPANI

Keefektifan Pembelajaran Model Quantum Teaching Berbantuan Cabri 3D Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

HUBUNGAN METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA JURNAL. Oleh

PENERAPAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS. (Jurnal Skripsi) Oleh NUR RAFIANA A. SUDIRMAN SISWANTORO

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting pada kehidupan setiap orang. Menurut

PENGARUH LATAR BELAKANG GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA

Muhammad Sugiantoro* Dra. Arbaiyah Prantiasih, M.Si.** Hj. Yuniastuti, SH.M.Pd.**

Penerapan Media Komik Matematika Terhadap Peningkatan Pemahaman Konsep Perkalian dan Pembagian Bilangan Cacah di Sekolah Dasar

PENINGKATAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING. (Jurnal) Oleh SEFTI NAELZA

PENGARUH BAHAN AJAR MODUL REMEDIAL TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA. (Artikel) Oleh DEWI CITRA HANDAYANI

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

Pengembangan Modul Fisika Berbasis Visual untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)

PENGGUNAAN TEKNIK PEMETAAN KONSEP TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN KONSEP ORGANISASI KEHIDUPAN. (Artikel) Oleh: Dian Yustie Anggraeni

Meli Andani (1), Cut Nurmaliah (2), Safrida (3) Jurusan Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Syiah Kuala

PENERAPAN MODEL SAVI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA JURNAL. Oleh ISNAINI FITRAH SARI SULISTIASIH A. SUDIRMAN

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENGEMBANGAN BAHAN AJARMODUL MATEMATIKA KELAS VIII SMP DI BANDAR LAMPUNG

STUDI KORELASI ANTARA MOTIVASI BELAJAR, MEDIA PEMBELAJARAN, KEMAMPUAN AWAL, DENGAN HASIL BELAJAR. Oleh :

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN MEDIA SLIDE POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel) Oleh MADE DEWI LESTARI

PENERAPAN MODEL NHT DAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn JURNAL. Oleh ASEP KURNIAWAN Rapani Asmaul Khair

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO DRAMA BERBASIS AUDIO VISUAL PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU 1)

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN

Hemalia Sulaika, Erviyenni, dan Johni Azmi Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

Abstrak. Kata-Kata Kunci : Inkuiri, Self-Efficacy, Laju Reaksi. Abstract

KETERAMPILAN SOSIAL MELALUI MODEL TIME TOKEN ARENDS DAN JIGSAW PADA PELAJARAN IPS

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA KELAS VII SMPN 4 TULANG BAWANG TENGAH

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

Kata kunci: Media Gambar, Hasil Belajar Kognitif, Hasil belajar Afektif

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KEMAMPUAN MENALAR DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PICTURE AND PICTURE

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

Keyword:Question and answer, word card

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERORIENTASI LEARNING CYCLE 5E PADA MATERI GERAK KELAS VII SMP

KEEFEKTIFAN HUKUMAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD N 1 MAGELUNG KENDAL

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF KOMPETENSI ETIMOLOGI MULTIMEDIA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Key Words: Developmental Research, Characteristics of deaf students, 4-D model.

III.METODE PENELITIAN. Metode pada penelitian ini yaitu Penelitian dan pengembangan (research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and. Desain penelitian pengembangan berdasarkan langkah-langkah

METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh DITA TRICANDRIA NINGSIH MUGIADI HERMAN TARIGAN

PENERAPAN MODEL NHT DAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn JURNAL. Oleh ASEP KURNIAWAN Rapani Asmaul Khair

PENGEMBANGAN MODUL PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN KELAS XI SMA NEGERI 1 BELALAU

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS KARAKTER PADA PEMBELAJARAN QUANTUM POKOK BAHASAN PERSAMAAN GARIS LURUS SMP KELAS VIII

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP

PENERAPAN TEORI BRUNER BERBANTUAN KARTU SAPURA PADA PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI SMP

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh DEBI GUSMALISA

PENERAPAN STRATEGI REACT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 1 BATANG ANAI

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS ETNOMATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika...

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MANIPULATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI SD

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI WANGON

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION) TERINTEGRASI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PECAHAN

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL

PENGEMBANGAN HANDOUT FISIKA BERBASIS CULTURAL PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP. Abstract

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SD N 16 PADANG BESI DENGAN MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

PENGARUH TEORI BELAJAR VAN HIELE TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK DI SD

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNTUK SISWA KELAS VIII SMP

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN TARI PIRING DUA BELAS DI SMA BANDAR LAMPUNG. Oleh : Mariyana, Herpratiwi, I Wayan Mustika

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Oleh: Maharani Tri Ayu Ratnasari dan M. Nur Rokhman, M.Pd Universitas Negeri Yogyakarta ABSTRAK

PENERAPAN GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NI KOMANG MEGASARI SARENGAT MUNCARNO

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Transkripsi:

1 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODUL MATEMATIKA SMP KELAS VII DI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT Oleh : Slamet Mulyono, Adelina Hasyim, Sugeng Sutiarso FKIP Unila, Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung email: slamet.mulyono70@yahoo.com 085279679751 Abstract : The Development Module Of Materials Teaching Math Junior High School Class VII In Tulang Bawang Barat. The purpose of this study was to (1) describe the potential and conditions of the math instructional materials used in secondary schools in the Tulang Bawang Barat district, (2) develop a mathematical modules that can improve student learning outcomes, (3) test the effectiveness of the developed module is associated with an increase in students' mathematics learning outcomes, (4) test the efficiency of the module that was developed was associated with an increase in students' mathematics learning outcomes, (5) testing the modules developed attractiveness is associated with an increase in students' mathematics learning outcomes.the approach uses research and development Borg and Gall. This research was conducted at SMPN 1 Lambu Kibang, SMPN 1 Tumijajar, and SMPN 1 Tulang Bawang Udik, in the Tulang Bawang Barat district. Collecting data using a questionnaire and test. Descriptive analysis and t-test.the conclusion of this study is (1) junior high school in Tulang Bawang Barat district has the potential for the development of the module, which is characterized by the absence of the module as teaching materials and in learning mathematics is used for this book does not promote the goals of mathematics courses, (2) the product development of materials instructional materials mathematics statistics module, (3) module is effectively used as a teaching material because more than 60% of students pass the study, (4) the modulesis efficient use in less time, with efficiency values of 1.25, (5) statistical material interesting mathematical modules for students,with an average percentage of 87.3%. Keywords : teaching materials, modules, statistics. Abstrak : Pengembangan Bahan Ajar Modul Matematika SMP Kelas VII Di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan potensi dan kondisi bahan ajar matematika yang digunakan di SMP di kabupaten Tulang Bawang Barat, (2) mengembangkan modul matematika yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa, (3) menguji efektifitas modul yang dikembangkan dikaitkan dengan peningkatan hasil belajar matematika siswa, (4) menguji efisiensi modul yang dikembangkan dikaitkan dengan peningkatan hasil belajar matematika siswa, dan (5) menguji daya tarik modul yang dikembangkan dikaitkan dengan peningkatan hasil belajar matematika siswa.pendekatan menggunakan penelitian dan pengembangan Borg and Gall. Penelitian ini dilakukan di SMPN 1 Lambu Kibang, SMPN 1 Tumijajar, dan SMPN 1 Tulang Bawang Udik, di kabupaten Tulang Bawang Barat. Pengumpulan data menggunakan angket dan tes. Dianalisis secara deskriptif dan uji-t.

2 Kesimpulan penelitian ini adalah (1) SMP di kabupaten Tulang Bawang Barat berpotensi untuk pengembangan modul, yang ditandai dengan belum adanya modul sebagai bahan ajar dalam pembelajaran matematika dan buku yang digunakan selama ini tidak mendukung tercapainya tujuan mata pelajaran matematika, (2) produk pengembangan berupa bahan ajar modul matematika materi statistika, (3) modul efektif digunakan sebagai bahan ajar karena lebih dari 60% siswa tuntas belajar, (4) modul efisien digunakan karena waktu yang digunakan lebih sedikit, dengan nilai efisiensi 1,25, (5) modul matematika materi statistika menarik bagi siswa, dengan rata-rata persentase 87,3%. Kata kunci: bahan ajar, modul, statistika. I. PENDAHULUAN Pendidikan mengandung makna suatu kegiatan proses pembelajaran yang terencana yang dapat mengaktifkan siswa untuk mengembangkan potensi dalam diri siswa. Sesuai dengan undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang mencantumkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Menurut Depdiknas (2008 : 12) ada empat hal yang terkait dengan proses pembelajaran, yaitu perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengawasan. Perencanaan pembelajaran merupakan acuan dalam membuat target pencapaian keberhasilan pembelajaran. Kompetensi yang hendak dicapai dituangkan dalam perencanaan pembelajaran kemudian dirancang metode, strategi, sumber belajar, dan instrumen penilaian yang digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi tersebut. Proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien jika menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa, mendukung kompetensi yang hendak dicapai siswa, memiliki uraian yang sistematis, tes yang terstandar serta strategi pembelajaran yang cocok bagi siswa. Oleh karena itu seorang guru harus mampu menyiapkan bahan ajar dan strategipembelajaran yang sesuai dalam setiap kegiatan pembelajaran di kelas. Namun, kenyataan di lapangan yang terjadi saat ini, pada proses pembelajaran matematika di sekolah, sumber belajar yang digunakan hanya

3 mengandalkan buku paket. Buku paket ini umumnya sulit dipahami oleh bagi siswa. Disisi lain, guru belum banyak yang membuat bahan ajar yang membantu mempermudah untuk siswa belajar secara mandiri. Sehingga banyak siswa yang belum dapat memahami materi pembelajaran secara optimal. Proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien jika menggunakan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa, mendukung kompetensi yang hendak dicapai siswa, memiliki uraian yang sistematis, tes yang terstandar serta strategi pembelajaran yang cocok bagi siswa. Oleh karena itu seorang guru harus mampu menyiapkan bahan ajar dan strategi pembelajaran yang sesuai dalam setiap kegiatan pembelajaran di kelas. Namun, kenyataan di lapangan yang terjadi saat ini, pada proses pembelajaran matematika di sekolah, sumber belajar yang digunakan hanya mengandalkan buku paket. Buku paket ini umumnya sulit dipahami oleh bagi siswa. Disisi lain, guru belum banyak yang membuat bahan ajar yang membantu mempermudah untuk siswa belajar secara mandiri. Sehingga banyak siswa yang belum dapat memahami materi pembelajaran secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan harian atau uji Kompetensi Dasar (KD), nilai yang diperoleh siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), seperti ditunjukkan pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Persentase Ketuntasan Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Tahun Pelajaran 2012/2013. Standar Kompetensi (SK) Banyak siswa mendapat nilai 70 Banyak siswa mendapat nilai < 70 Persentase siswa yang belum tuntas ( KKM) 1. Kesebangunan 50 45 47,4 % 2. Bangun Ruang Sisi Lengkung 45 50 52,6 % 3. Statistika 27 68 71,6 % 4. Peluang 47 48 50,5 % Rata-rata 55,53 %

4 Sumber: Dokumentasi penulis Dari Tabel 1.1 pada SK 1. Kesebangunan, 47,4 % siswa belum tuntas, pada SK 2. Bangun Ruang Sisi Lengkung, 52,6 % siswa belum tuntas, pada SK 3. Statistika,71,6 % siswa belum tuntas, dan pada SK 4. Peluang 50,5 % siswa belum tuntas. Sehingga rata-rata siswa yang belum tuntas 55,53%. Dari hasil dokumentasi diatas menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada SK 3. Statistika, masih belum optimal. Tujuan Penelitian (1) Mendeskripsikan potensi dan kondisi bahan ajar matematika yang digunakan di SMP di kabupaten Tulang Bawang Barat. (2) Mengembangkan modul matematika yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. (3) Menguji efektifitas modul yang dikembangkan dalam upaya peningkatan hasil belajar matematika siswa. (4) Menguji efisiensi modul yang dikembangkan dalam upaya peningkatan hasil belajar matematika siswa. (5) Menguji daya tarik modul yang dikembangkan dalam upaya peningkatan hasil belajar matematika siswa. Belajar adalah proses perubahan perilaku pada diri siswa yang muncul secara spontan yang ditentukan oleh stimulus atau rangangan yang ada disekitarnya. Seperti pendapat Throndike (Baharuddin dan Wahyuni, 2009 : 65) menyatakan bahwa perilaku belajar manusia ditentukan oleh stimulus yang ada di lingkungan sehingga menimbulkan respon secara refleks. Stimulus yang terjadi setelah sebuah perilaku terjadi akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar, pikiran, perasaan atau hal-hal yang dapat ditangkap melalui alat indra. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan siswa ketika belajar, yang berupa pikiran, perasaan atautindakan. Throndike mengembangkan hukum law effect yang menyatakan bahwa jika sebuah tindakan diikuti oleh perubahan yang memuaskan dalam lingkungan, maka kemungkinan tindakan itu akan diulang kembali akan semakin meningkat. Sebaliknya, jika sebuah tindakan diikuti oleh perubahan yang

5 tidak memuaskan, maka tindakan itu mungkin menurun atau tidak dilakukan sama sekali. Teori Thorndike ini disebut pula teori Koneksionisme. Siswa dalam belajar akan lebih termotivasi apabila diberi penguatan seperti penghargaan, pujian, hadiah, atau lainnya. Penguatan itu bisa juga dengan memberi tahu segera hasil belajar kepada siswa. Jika salah diberitahu salahnya atau dibetulkan dan jika benar diberi penguatan. Menurut Skinner (Herpratiwi, 2009 : 10) unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan (reinforcement), maksudnya pengetahuan yang terbentuk melalui stimulus respon akan semakin kuat jika diberi penguatan. Beberapa prinsip belajar Skinner yaitu (a) hasil belajar harus segera diberi tahukan pada siswa, jika salah dibetulkan, jika benar diberi penguat, (b) proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar, (c) materi pelajaran digunakan system modul, (d) pembelajaran lebih mementingkan aktivitas mandiri, (e) pembelajaran menggunakan shapping. Bahan ajar yang berupa modul yang digunakan untuk belajar hendaknya disusun secara sistematis, dimulai dari materi yang paling sederhana kemudian dilanjutkan ke materi yang lebih kompleks, hal ini sesuai pendapat Gagne (Herpratiwi, 2009 : 15) menyatakan bahwa belajar dimulai dari hal yang paling sederhana (belajar signal dilanjutkan pada yang lebih kompleks (Belajar S-R, rangkaian S-R, asosiasi verbal, diskriminasi, belajar konsep) sampai pada tipe belajar yang lebih tinggi (belajar aturan dan pemecahan masalah). Praktiknya gaya belajar tersebut tetap mengacu pada asosiasi stimulus-respon. Belajar juga ditentukan bagaimana siswa memandang lingkungannya. Ada tiga tahap cara memandang lingkunganya menurut teori kognitif Bruner (Karwono, 2010 : 74) yaitu, tahap enaktif yaitu aktifitas untuk memahami lingkungannya, contohnya siswa harus belajar untuk menghadapi ujian yang sudah diumumkan guru. Tahap ikonik yaitu kemampuan untuk memahami melalui gambar dan visualisasi verbal, contohnya siswa harus berusaha memahami materi pembelajaran yang disampaikan guru. Tahap simbolik atau pemahaman gagasan abstrak, contohnya siswa mampu menyelesaiakan tugas yang diberikan guru dengan menggunakan bahasa yang jelas dan rasional.

6 Belajar akan berhasil apabila disesuaikan tahap perkembangan kognitif anak. Menurut Piaget (Herdian, 2010 : 1) perkembangan kognitif pada anak secara garis besar terbagi empat periode yaitu: (a) periode sensori motor (0 2 tahun), (b) periode praoperasional (2-7 tahun), (c) periode operasional konkrit (7-11 tahun), (d) periode operasi formal (11-15) tahun. Sedangkan konsep-konsep dasar proses organisasi dan adaptasi intelektual, yaitu: skemata (dipandang sebagai sekumpulan konsep), asimilasi (peristiwa mencocokkan informasi baru dengan informasi lama yang telah dimiliki seseorang, akomodasi (terjadi apabila antara informasi baru dan lama yang semula tidak cocok kemudian dibandingkan dan disesuaikan dengan informasi lama), dan equilibrium (bila keseimbangan tercapai maka siswa mengenal informasi baru). Menurut Wittig (Syah, 2003 : 65-66), belajar sebagai any relatively permanen change in an organism behavioral repertoire that accurs as a result of experience (belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam/keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman). Menurut Hamalik (2011 : 27) belajar adalah memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is define as the modification or strenghthening of behavior through experiencing). Dari definisi tersebut, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang merupakan akibat dari pengalaman atau latihan. Prestasi dalam bidang akademik berarti hasil yang diperoleh dari kegiatan disekolah atau perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran (measurement) dan penilaian (assement). Prestasi belajar dapat diketahui dengan diadakan suatu evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana proses belajar dan pembelajaran itu berlangsung secara efektif. Efektifitas proses belajar tersebut akan tampak pada kemampuan siswa menguasai materi pelajaran. Menurut Miarso (2011 : 545) menyatakan bahwa: Pembelajaran adalah suatu usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang relatif menetap pada diri orang lain. Usaha ini dapat dilakukan oleh seseorang atau suatu tim yang memiliki kemampuan dan

7 kompetensi dalam merancang dan atau mengembangkan sumber belajar yang diperlukan. Pada proses pembelajaran banyak hal yang terjadi pada siswa. Menurut Bruner (Widiatmoko, 2008 : 1) menyatakan bahwa belajar itu meliputi tiga proses kognitif, yaitu memperoleh informasi baru, transformasi pengetahuan, dan menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Pandangan terhadap belajar yang disebutnya sebagai konseptualisme instrumental itu, didasarkan pada dua prinsip, yaitu pengetahuan orang tentang alam didasarkan pada model-model mengenai kenyataan yang dibangunnya, dan model-model itu diadaptasikan pada kegunaan bagi orang itu. Selanjutnya menurut Bruner (Widiatmoko, 2008 : 1) belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui belajar penemuan. Pengetahuan yang diperoleh melalui belajar penemuan bertahan lama, dan mempunyai efek transfer yang lebih baik. Belajar penemuan meningkatkan penalaran dan kemampuan berfikir secara bebas dan melatih keterampilan-keterampilan kognitif untuk menemukan dan memecahkan masalah. Dalam teori belajarnya Jerome Bruner berpendapat bahwa kegiatan belajar akan berjalan baik dan kreatif jika siswa dapat menemukan sendiri suatu aturan atau kesimpulan tertentu. Dalam hal ini Bruner membedakan menjadi tiga tahap. Ketiga tahap itu adalah (1) tahap informasi, yaitu tahap awal untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru, (2) tahap transformasi, yaitu tahap memahami, mencerna dan menganalisis pengetahuan baru serta ditransformasikan dalam bentuk baru yang mungkin bermanfaat untuk hal-hal yang lain, dan (3) evaluasi, yaitu untuk mengetahui apakah hasil transformasi pada tahap kedua tadi benar atau tidak. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Desain penelitian pengembangan berdasarkan langkahlangkah penelitian pengembangan Borg dan Gall. Tempat dan Waktu Uji Coba Penelitian pengembangan ini dilakukan di Kabupaten Tulang Bawang Barat yaitu di SMPN 1 Lambu Kibang, SMPN 1 Tumijajar, dan SMPN 1 Tulang Bawang Udik. Waktu uji coba penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014.

8 Desain uji coba Produk modul yang telah dikembangkan diujicobakan menggunakan desain eksperimen pretest post-test one group design (Sugiyono 2009 : 75). Desain penelitian menggunakan satu kelas yang menjadi sampel penelitian. Kelas eksperimen diberi perlakuan berupa pembelajaran menggunakan modul. Desain eksperimen ditunjukkan dengan bagan sebagai berikut: O 1 X O 2 Gambar 3.2 Desain eksperimen pre-test post-test one group design Keterangan: O 1 = Kelas sebelum mengikuti pembelajaran dengan modul. X = Treatment pemberian modul matematika pada proses pembelajaran O 2 = Kelas eksperimen setelah mengikuti pembelajaran dengan modul Teknik Analisis Data a) Uji hipotesis tentang efektivitas Data berupa nilai pre-test dan posttest akan dilakukan (1) uji normalitas, (2) uji-t, dan (3) uji proporsi. b) Uji hipotesis tentang efisiensi Persamaan untuk menghitung efisiensi keberhasilan belajar dirumuskan oleh Carrol (Miarso, 2011 : 255) sebagai berikut: Tabel 3.14 Nilai Efisiensi Dan Klasifikasinya Nilai efisiensi Klasifikasi Tingkat Efisiensi > 1 Tinggi Efisien = 1 Sedang Cukup Efisien < 1 Rendah Kurang Efisien c) Uji hipotesis tentang daya tarik modul Kualitas daya tarik dari aspek kemenarikan dan kemudahan penggunaan modul ditetapkan

9 dengan indikator dengan rentang persentase sebagai berikut: Tabel 3.15 Persentase dan Klasifikasi Kemenarikan dan Kemudahan Penggunaan Modul Persentase Klasifikasi Klasifikasi Kemudahan Kemenarikan Penggunaan 90-100 Sangat Menarik Sangat Mudah 70-89 Menarik Mudah 50-69 Cukup Menarik Cukup Mudah 0-49 Kurang menarik Kurang Mudah Tabel diadaptasi dari Elice (2012 :69) Adapun persentase diperoleh dari persamaan : Prosedur Uji Coba Draft Bahan Ajar 1) Uji Coba Terbatas Satu-Satu Sampel uji coba terbatas satu-satu adalah 3 siswa untuk masing-masing kelas yang memiliki kemampuan rendah, sedang dan tinggi. Siswa diberi perlakuan pembelajaran dengan modul kemudian siswa juga diberikan angket untuk mengetahui kemenarikan modul, kemudahan penggunaan, dan peran modul dalam pembelajaran.hasil data dari angket merupakan bahan pada langkah revisi. Waktu uji coba terbatas satu-satu dilakukan sebelumwaktupada program semester yang telah ditetapkan. 2) Uji Coba Terbatas Kelompok Kecil Pada produk awal tersebut juga dilakukan uji coba terbatas kelompok kecil. Populasi, teknik pengambilan sampel dan prosedur uji coba dan yang dilakukan pada uji coba terbatas kelompok kecil sama dengan uji coba terbatas satu-satu. Waktu pelaksanaannya bersamaan dengan uji coba terbatas satu-satu. Yang berbeda adalah sampel pada uji ini adalah 9 siswa untuk tiap-tiap kelas pada masing-masing sekolah, diambil dari siswa selain yang mewakili uji coba terbatas satu-satu. 3) Uji Coba Terbatas Kelas Produk awal ini juga dilakukan uji coba terbatas kelas. Populasi uji coba

10 terbatas kelas adalah seluruh siswa kelas VII di SMPN 1 Lambu Kibang, SMPN 1 Tumijajar, dan SMPN 1 Tulang Bawang Udik. Sampel pada uji ini adalah masing-masing satu kelas siswa kelas VII dismpn 1 Lambu Kibang, SMPN 1 Tumijajar, dan SMPN 1 Tulang Bawang Udik. Waktu pelaksanaan uji ini bersamaan dengan uji coba terbatas satu-satu dan terbatas kelompok kecil. Satu kelas yang diambil adalah kelas lain, yang bukan sampel uji coba terbatas satu-satu dan terbatas kelompok kecil. 4) Uji Lapangan Uji lapangan disebut juga uji kemanfaatan produk. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi, efektifitas dan daya tarik produk. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui efektivitas produk dilakukan dengan instrumen test. Untuk efisiensi dilakukan dengan membandingkan waktu yang diperlukan dengan waktu yang digunakan siswa dalam pembelajaran. Sedangkan untuk menguji daya tarik modul digunakan instrumen non tes yaitu angket. III. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1) Kondisi pembelajaran di SMP Negeri di kabupaten Tulang Bawang Barat pada umumnya masih berpusat pada guru, menggunakan sumber belajar hanya buku paket, prestasi belajar siswa masih belum optimal khususnya materi statistika terutama sub materi pengolahan data pada indikator menentukan ukuran penyebaran. Oleh karena itu berpotensi untuk dikembangkan bahan ajar terutama pada konsep yang masih belum dikuasai oleh siswa tersebut. 2) Proses pengembangan modul yaitu: (1) analisis kebutuhan, modul dikembangkan pada konsep yang masih belum dikuasai siswa, yaitu menentukan ukuran penyebaran, (2) perencanaan atas dasar konsep yang masih belum dikuasai siswa, dan dikembangkan untuk menentukan SK, KD, indikator, silabus, RPP, (3) menentukan unsur-unsur modul, (4) mengumpulkan materi, dan (5) menyusun draft modul, (6) validasi, (7) revisi, (8) uji produk, dan (9) penyempurnaan produk. 3) Modul yang dikembangkan dapat meningkatkan prestasi belajar sebesar 52,9% 4) Modul efektif digunakan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran

11 karena lebih dari 60% siswa menguasai tujuan pembelajaran (mencapai ketuntasan) berdasarkan uji proporsi. 5) Modul efisien digunakan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran dilihat dari lebih sedikit waktu yang digunakan dalam pembelajaran jika dibandingkan dengan waktu yang diperlukan, dengan nilai efisiensi 1,25. 6) Modul matematika materi statistika menarik bagi siswa, digunakan sebagaibahan ajar suplemen pada mata pelajaran matematika berdasarkan uji daya tarik (kemenarikan) modul dengan ratarata persentase 87,3%. Saran 1) Guru hendaknya memanfaatkan modul matematika materi statistika untuk siswa SMP kelas VII dalam pembelajaran baik secara mandiri, kelompok, dan belajar di rumah, karena modul dapat membantu siswa belajar mandiri dan dapat meningkatkan prestasi belajar. 2) Siswa hendaknya memanfaatkan modul matematika materi statistika, untuk belajar mandiri di rumah, dengan mengikuti langkah-langkah kegiatan belajar pada modul. IV. DAFTAR RUJUKAN Baharuddin dan Wahyuni, Esa Nur. 2009. Teori Belajar dan pembelajaran. Ar-Ruzz Media Group. Jogjakarta. Depdiknas. 2008. Pengembangan Bahan Ajar. Sosialisasi KTSP 2008. DiDownload pada tanggal 1 Februari 2014 jam 20.00 WIB darihttp://dc218.4shared.com/dow nload/vj4m9kio/5_pengemba NGAN_BAHAN_AJAR.rar?tsid= 20120227-061731-a8f2e27. Elice, Deti. 2012. Pengembangan Desain Bahan Ajar Keterampilan Aritmatika Menggunakan Media Sempoa Untuk Guru Sekolah Dasar. Tesis. FKIP Unila PPSJ Teknologi Pendidikan. Bandar Lampung. Hamalik Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Herdian. 2010. http://herdy07.wordpress.com/201 0/05/27/teori-teori-belajar-piagetbruner-v (diakses 19 Oktober 2013, pukul 20.30). Herpratiwi. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Karwono & Heni Mularsih. 2010. Belajar dan Pembelajaran serta Pemanfaatan Sumber Belajar. Penerbit Cerdas Jaya. Jakarta. Miarso, Yusufhadi. 2011. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Kencana. Jakarta Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).CV Alfabeta. Bandung.

12 Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Widiatmoko, Arif. 2008. http://arifwidiyatmoko.wordpress. com/2008/07/29/%e2%80%9djer ome-bruner-belajarpenemuan%e2%80%9d/. Diakses 19 Oktober 2013 pukul 22.15.

13