BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk mempercepat pembangunan. menjadi cerminan dinamika ekonomi suatu negara.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola

BAB I PENDAHULUAN. ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Pesatnya perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. sarana yang berguna untuk menggalang pengerahan dana jangka panjang dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Di dalam Undang-undang Pasar Modal no. 8 tahun 1995: Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini perkembangan terasa begitu cepat, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia pada tahun 2015 meningkat sekitar 5,8 persen.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Astra International, Tbk)

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. investor/pemilik modal. Media yang digunakan perusahaan dalam menjual

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang pesat dari periode ke

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara dapat dilihat dan diukur melalui berbagai cara, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perekonomian yang terus berkembang, perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan global dimulai dengan kasus subprime mortgage dan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Sistematika Penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange (JSX) adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadinya penurunan perekonomian di suatu negara. Menurut Tandelilin (2010:26) pasar modal (capital market) adalah

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga profesi yang berkaitan dengan efek. dividen atau Capital Gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semua perusahaan manufaktur di Indonesia dalam era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. dan memegang peranan penting bagi perekonomian di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ekonomi suatu negara tertentu, dalam kaitannya dengan dana, ada

Bab I PENDAHULUAN. ekspansi dengan lingkup ekonomi global seiring perkembangan ekonomi dunia.

BAB I PENDAHULUAN. dipakai oleh perusahaan-perusahaan di negara lain.

ANALISIS VARIABEL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjadi perusahaan yang lebih kompetitif dan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dimana pertumbuhan tersebut sejalan dengan era globalisasi ekonomi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang membutuhkan dana. Transaksi yang dilakukan dapat dengan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan penerimaan devisa. Di Negara yang sedang berkembang usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. dana pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa datang

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perekonomian di Indonesia mengalami krisis moneter yang sempat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tabungan di bank, digunakan untuk modal usaha sendiri maupun

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam jenis salah satunya adalah pasar modal (capital market), pasar

BAB I PENDAHULUAN. jumlah transaksi perusahaan yang go public, dan jumlah investor domestik. lembaga profesi yang berkaitan dengan efek.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan hasil (Ali, 2012). Investasi memiliki dua alternatif yaitu investasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (investor), dapat menyalurkan dananya dengan berinvestasi

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999 (Susilo dalam. di Bursa Efek Indonesia mencapai 442 emiten (

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai sumber dana ekstern pasar modal merupakan suatu pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Fenomena berinvestasi dalam bentuk jual-beli saham akhir-akhir ini menjadi topik

BAB I PENDAHULUAN. yang luar biasa secara global. Krisis ini tentunya berdampak negatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi adalah salah satu aspek penting di dalam suatu negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia telah menjadi salah satu alternatif pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan non bank, pasar modal berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. negara tentunya memerlukan dana, salah satu altenatif yang dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. obligasi (Tandelilin, 2008:13). Setiap perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal dapat dijadikan salah satu alternatif bagi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan ekonomi, terutama di negara yang menganut sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak

BAB I PENDAHULUAN. karena pasar modal menjalankan dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang listing di Bursa Efek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu perusahaan diharapkan dapat terus berkembang. Sementara pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan besar bagi perekonomian suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. luas. Banyak orang yang menginvestasikan uang mereka dalam pasar modal, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang semakin maju dan modern ini, keberadaan pasar modal di

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi harga saham.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan bisnisnya agar tetap berjalan, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. investasi (return) dari investasi yang dilakukan. Return yang diperoleh berupa

BAB I PENDAHULUAN. hlm Inggrid Tan, Bisnis dan Investasi Sistem Syariah, Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, 2009,

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian suatu negara sangat dipengaruhi oleh banyak faktor.

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk penggalangan dana publik. Bagi investor, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi),

BAB I PENDAHULUAN. tertarik dengan Earning per Share (EPS). Selain melakukan pengukuran laba

BAB I PENDAHULUAN. Industri pasar modal merupakan salah satu industri yang diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi, dengan dukungan teknologi informasi, telah membuka peluang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan perusahaan di Indonesia yang semakin lama semakin pesat

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. surat berharga di pasar modal. Surat berharga yang baru dikeluarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal di era globalisasi saat ini mengalami kemajuan yang pesat baik dari segi finansial, teknologi, maupun fasilitasnya. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Hal ini dikarenakan pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang banyak. Selain itu, pasar modal juga sebagai indikator ekonomi makro suatu negara. Naik turunnya indeks suatu bursa bisa menjadi cerminan dinamika ekonomi suatu negara. Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi), ekuitas (saham), reksadana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Perkembangan pasar modal di Indonesia telah mendorong banyak perusahaan untuk menjual sahamnya kepada masyarakat. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. Salah satu instrumen yang diperjualbelikan di pasar modal adalah saham. Menurut Samsul (2006:45) menyatakan bahwa Saham adalah tanda bukti Rory Dwiyoga, 2014 PENGARUH DIVIDEN, PREOFITABILITAS DAN EARNING PER SHARE (eps) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG TERGABUNG DALAM INDEKS KOMPAS 100 BUR SA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2009-2013 Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2 kepemilikan perusahaan dimana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham. Dalam berinvestasi pemegang saham memiliki dua keuntungan yaitu dividen dan capital gain. Capital gain akan diperoleh setelah terjadi transaksi dimana harga jual saham lebih tinggi dari harga belinya dan terjadi di pasar sekunder. Sedangkan, Dividen merupakan keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Sebelum menentukan akan membeli saham suatu perusahaan, hal utama yang akan dilihat oleh investor adalah harga saham. Harga saham mencerminkan kinerja keuangan suatu perusahaan. Fluktuasi harga saham dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran pasar. Semakin banyak investor yang ingin membeli atau menyimpan suatu saham, maka harganya akan semakin naik, dan sebaliknya jika semakin banyak investor yang menjual atau melepaskan saham maka akan berdampak pada turunnya harga saham. Dalam suatu investasi saham, harga dapat dianggap penting karena dari harga saham tersebut investor dapat menyesuaikan dengan dana yang dimilikinya serta memberikan ukuran yang objektif tentang nilai investasi pada perusahaan. Dikarenakan harga pasar saham terbentuk berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran, sehingga harga dapat meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan. Banyaknya permintaan akan saham tersebut dapat disebabkan oleh meningkatnya kinerja perusahaan emiten. Selain permintaan dan penawaran saham masih banyak lagi faktor-faktor baik internal maupun eksternal yang mempengaruhi harga saham.

3 Berikut adalah kinerja indeks saham tahun 2012-2013 di BEI yang disajikan pada tabel di bawah ini: Tabel 1.1. Perbandingan Kinerja Indeks Saham 2012-2013 Indeks 2012 2013 Penurunan Kompas 100 946,226 910,088-3,82% IHSG 4.316,687 4.274,177-0,98% LQ45 735,042 711,135-3,25% Sumber: www.idx.co.id Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa terjadi penurunan di indeks-indeks saham utama, penurunan paling besar terjadi pada indeks Kompas 100 sebesar 3,82% disusul LQ45 yang menurun sebesar 3,25% dan IHSG sebesar 0,98%. Hal ini dikarenakan pada pertengahan 2013 terjadi fenomena fluktuasi indeks yang cepat naik dan cepat turun yang disebabkan ketidakstabilan ekonomi global. Kondisi ini diawali oleh rencana pengurangan stimulus ekonomi di Amerika Serikat yang berdampak pada proyeksi pertumbuhan ekonomi Negara tersebut dan proyeksi pertumbuhan ekonomi global. Di dalam negeri sendiri permasalahan yang mempengaruhi laju indeks saham domestik, yaitu dampak kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang dapat mendorong sejumlah emiten mulai mengoreksi proyeksi pertumbuhan pendapatannya karena naiknya harga BBM terkait dengan masalah inflasi dan lainnya. Untuk jangka pendek, mengingat pergerakan indeks regional yang berfluktuasi, karena belum stabilnya perekonomian global, setidaknya pasar saham Indonesia pun ikut terseret. (www.vivanews.co.id, 4 Juli 2013). Salah satu indeks saham yang ada di bursa efek Indonesia adalah Indeks Kompas 100. Saham-saham yang termasuk dalam Kompas 100 diperkirakan

4 mewakili sekitar 70-80% dari total Rp 1.582 triliun nilai kapitalisasi pasar seluruh saham yang tercatat di BEI, maka dengan demikian investor bisa melihat kecenderungan arah pergerakan indeks dengan mengamati pergerakan indeks Kompas 100. Dikarenakan indeks Kompas 100 memiliki likuiditas yang tinggi dan nilai kapitalisasi pasar yang besar, serta merupakan saham-saham yang memiliki fundamental dan kinerja yang baik sehingga sangat cocok digunakan sebagai populasi dan sampel dalam penelitian ini dan juga sebagai referensi bagi investor. Berikut adalah rata-rata harga saham pada perusahaan indeks kompas yang konsisten berada dalam indeks dari tahun 2009-2013 disajikan dan bentuk grafik seperti di bawah ini: 10000.00 9000.00 8000.00 7000.00 6000.00 5000.00 4000.00 3000.00 2000.00 1000.00 0.00 8775.97 8830.61 9285.30 8109.85 6209.69 2009 2010 2011 2012 2013 Gambar 1.1. Grafik Rata-rata Harga Saham Pada Perusahaan Indeks Kompas 100 Tahun 2009-2013. Sumber: www.idx.co.id Berdasarkan grafik diatas terlihat terjadi fluktuasi pada harga saham dan terjadi peningkatan pada 2010 menjadi sebesar 8775,95 kemudian terus

5 meningkat pada 2012 menjadi 9285,30. Namun terjadi penurunan pada 2013 menjadi 8109.85. Penurunan harga saham akan merugikan pemegang saham sehingga kepercayaan investor pada perusahaan pun akan menurun dan berimbas pada penurunan harga saham. Perusahaan yang terpilih ke dalam indeks kompas 100 dipilih dan disesuaikan setiap 6 bulan sekali. Oleh karena itu perusahaan dalam indeks tersebut akan selalu berubah sehingga perusahaan yang dipilih adalah yang konsisten berada dalam indeks tersebut dari tahun 2009-2013. Dalam proses pengambilan keputusan, Selain mengetahui harga saham perusahaan tersebut, para investor pun membutuhkan informasi keuangan lain yang memadai sehingga dapat memberikan informasi mengenai saham perusahaan mana yang layak untuk dimiliki yaitu dengan cara menganalisis laporan keuangan perusahaan tersebut. Dalam menganalisis saham dikenal analisis fundamental. Analisis fundamental menitikberatkan pada data-data kunci dalam laporan keuangan untuk memperhitungkan apakah harga saham sudah diapresiasi secara akurat. Dalam penelitian ini adalah dengan melihat jumlah dividen yang dibagikan oleh perusahaan (dividend payout ratio), mengukur profitabilitas dengan menghitung return on asset (ROA) atau pun menganalisis earning per share (EPS). Dividen adalah keuntungan yang diperoleh pemegang saham dari investasi saham, pembagian persentase dividen ini ditentukan oleh kebijakan dividen dalam rapat umum pemegang saham (RUPS), persentase pembagian dividen ini disebut dividen payout ratio (DPR). Kebanyakan perusahaan enggan untuk menurunkan

6 deviden. Jika perusahaan memotong deviden, maka akan dianggap sebagai sinyal yang buruk karena perusahaan dianggap membutuhkan dana. Untuk itu informasi mengenai DPR dapat berguna bagi para investor untuk menentukan saham perusahaan mana yang akan dibeli (Zuliarni, 2012:40). Permasalahannya adalah pembayaran dividen yang cenderung menurun seperti pada perusahaan emiten yang tergabung dalam indeks Kompas 100. Berikut adalah rata-rata dividend payout ratio (DPR) pada perusahaan Indeks Kompas 100 tahun 2009-2013 yang disajikan dalam bentuk grafik: 50.00 40.00 30.00 32.38 39.47 38.85 41.08 20.00 23.51 10.00 0.00 2009 2010 2011 2012 2013 Gambar 1.2. Grafik Persentase Pembayaran Dividen Pada Perusahaan Indeks Kompas 100 Tahun 2009-2013. Sumber: www.idx.co.id Berdasarkan grafik di atas terjadi Penurunan yang drastis pada tahun 2013 menjadi 23,51% meskipun terjadi peningkatan pada tahun 2012 sebesar 41,08%. Hal ini mengindikasikan bahwa telah terjadi penurunan pembagian dividen kepada pemegang saham perusahaan yang tergabung dalam indeks kompas 100 tahun 2009-2013.

7 Selain itu, variabel lain yang digunakan untuk menilai pengaruhnya terhadap harga saham adalah profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber daya yang ada di dalam perusahaan. (Harahap, 2006:304). Dalam mengukur profitabilitas perusahaan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Return on asset (ROA), pengukuran profitabilitas tersebut disinyalisasi dapat mempengaruhi harga saham suatu perusahaan. Berikut adalah rata-rata ROA pada perusahaan Indeks Kompas 100 tahun 2009-2013 yang disajikan dalam bentuk grafik: 16.00 14.00 12.00 10.00 8.00 6.00 4.00 2.00 0.00 12.89 13.60 12.49 12.37 10.60 2009 2010 2011 2012 2013 Gambar 1.3. Grafik Persentase Return On Assets (ROA) Pada Perusahaan Indeks Kompas 100 Tahun 2009-2013. Sumber: www.idx.co.id Berdasarkan grafik 1.2. diatas terjadi fluktuasi meskipun terjadi peningkatan pada 2011 sebesar 13,60% dan juga terjadi penurunan pada 2013 sebesar 10,60%. Penurunan ini mengindikasikan perusahaan mengalami penurunan tingkat laba sehingga aset yang berputar untuk menghasilkan laba tidak efisien. Variabel ketiga adalah earning per share (EPS) atau laba per saham, yaitu laba dari setiap saham biasa. EPS sering dijadikan patokan kinerja perusahaan

8 dikaitkan dengan saham beredar, oleh karena itu pemilihan EPS sebagai variabel yang disinyalisasi berpengaruh terhadap harga saham sangat beralasan. Bagi para investor, informasi EPS merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan berguna karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan di masa depan. Laba per lembar saham (Earning per share) juga merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemilik saham dalam perusahaan. Berikut adalah rata-rata EPS tahun 2009-2013 pada perusahaan Indeks Kompas 100 yang disajikan dalam bentuk grafik: 800.00 700.00 600.00 500.00 400.00 300.00 200.00 100.00 0.00 698.73 571.50 594.89 520.42 459.42 2009 2010 2011 2012 2013 Gambar 1.4. Grafik Earning Per Share (EPS) Pada Perusahaan Indeks Kompas 100 Tahun 2009-2013. Sumber: www.idx.co.id Berdasarkan grafik 1.3. di atas terjadi penurunan pada perusahaan indeks kompas 100 di tahun 2013 sebesar 459,42 meskipun mengalami peningkatan pada 2011 sebesar 698,73. Hal ini mengindikasikan bahwa pada 2013 kinerja perusahaan mengalami penurunan. Penelitian-penelitian terdahulu yang meneliti mengenai harga saham seperti penelitian yang dilakukan oleh Yuneita Anisma (2012) yang menunjukkan

9 harga saham pada perusahaan perbankan yang go public di BEI selama periode 2006 2009 dipengaruhi oleh return on asset (ROA). Sama halnya dengan Niekie Arwiyati Shidiq (2012) yang menunjukkan bahwa EPS berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham sedangkan return on asset (ROA) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham. Berbeda dengan penelitian yang dilkukan Deasy Rachmasari Hasanah (2010) yang menyimpulkan bahwa return on assets (ROA) tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan food and beverages di BEI, Sedangkan earning per share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham. Febri Rahmadsyah Harahap (2012) menunjukkan berdasarkan hasil uji parsial diperoleh bahwa variabel earning per share (EPS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham sedangkan variabel dividen payout ratio (DPR) tidak berpengaruh terhadap harga saham. Berdasarkan hasil uji simultan diperoleh kesimpulan bahwa variabel dividen payout ratio (DPR)dan earning per share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham. Dengan melihat penurunan yang terjadi pada harga saham indeks kompas 100 dan faktor-faktor yang mempengaruhi seperti dividen yang diukur dengan dividend payout ratio (DPR), profitabilitas yang diukur dengan return on assets (ROA) dan earning per share (EPS). Ditambah banyaknya perbedaan dan inkonsistensi di antara penelitian penelitian sebelumnya sehingga menciptakan gap penelitian, maka peneliti tertarik dan termotivasi untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Dividen, Profitabilitas, dan Earning per share (EPS)

10 Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Go Public yang Tergabung Dalam Indeks Kompas 100 di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-2013. 1.2. Rumusan Masalah Penelitian 1. Bagaimanakah gambaran dividen, profitabilitas dan Earning per share (EPS) pada perusahaan go public yang tergabung dalam Indeks Kompas 100 periode 2008-2012. 2. Bagaimanakah gambaran harga saham pada perusahaan go public yang tergabung dalam Indeks Kompas 100 periode 2009-2013. 3. Bagaimanakah pengaruh dividen, profitabilitas dan earning per share (EPS) terhadap harga saham secara parsial pada perusahaan go public yang tergabung dalam Indeks Kompas 100 periode 2009-2013. 4. Bagaimanakah pengaruh dividen, profitabilitas dan earning per share (EPS) terhadap harga saham secara simultan pada perusahaan go public yang tergabung dalam Indeks Kompas 100 periode 2009-2013. 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk memberi gambaran mengenai faktorfaktor fundamental yang mempengaruhi harga saham seperti dividen, profitabilitas, dan earning per share terhadap harga saham pada perusahaan-

11 perusahaan go public yang tergabung dalam Indeks Kompas 100 di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013. 1.3.2. Tujuan Penelitian untuk : Berdasarkan rumusan-rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan 1. Mengetahui gambaran dividen, profitabilitas dan earning per share (EPS) pada perusahaan go public yang tergabung dalam Indeks Kompas 100 periode 2008-2012. 2. Mengetahui gambaran harga saham pada perusahaan go public yang tergabung dalam Indeks Kompas 100 periode 2009-2013. 3. Mengetahui pengaruh dividen, profitabilitas, dan earning per share (EPS) terhadap harga saham secara parsial pada perusahaan go public yang tergabung dalam Indeks Kompas 100 periode 2009-2013. 4. Mengetahui pengaruh dividen, profitabilitas, dan earning per share (EPS) terhadap harga saham secara simultan pada perusahaan go public yang tergabung dalam Indeks Kompas 100 periode 2009-2013. 1.4. Manfaat Penelitian

12 Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi penulis maupun pihak-pihak yang berkepentingan yaitu: 1.4.1. Akademik 1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang penelitian yang diteliti sehingga dapat diperoleh gambaran lebih jelas mengenai kesesuaian di lapangan dengan teori yang ada sehubungan dengan pengaruh dividen, profitabilitas dan earning per share (EPS) terhadap harga saham perusahaan yang tergabung dalam Indeks Kompas 100 di Bursa Efek Indonesia. 2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi, dan dapat menambah kepustakaan sebagai informasi bahan pembanding bagi penelitian sejenis serta dapat dipergunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan memperluas pandangan mengenai ilmu-ilmu yang didapatkan di bangku kuliah dan memperdalam pengetahuan terutama dalam bidang yang dikaji. 1.4.2. Praktis 1. Bagi perusahaan penerbit saham, Penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pengambilan kebijakan yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan. 2. Bagi investor penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi, khususnya investasi saham. Serta dapat digunakan sebagai bahan pengambil

13 keputusan dengan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham dan menilai kinerja saham suatu perusahaan.