Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Kimia (JIMPK)-Vol 1. No. 4 ( ) Suzanna Binti Safwan, M. Nasir, Latifah Hanum

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN METODE PENUGASAN DAN TANYA JAWAB TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA KIMIA PADA KONSEP SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA PADA MATA PELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR FISIKA DI SMAN 4 BANDA ACEH

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR JURNAL. Oleh YOCIE CALLISTA PUTRI BAHARUDDIN RISYAK SYAIFUDDIN LATIF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebagaimana adanya secara sistematis, akurat, aktual dan kemudian ditentukan

Keyword: four-tier multiple choice, level of understanding, chemical bonding.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh REMILDA TRINORA RISWANDI ERNI MUSTAKIM

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM

Abstract

ABSTRAK. Oleh. Tunggono

HUBUNGAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH GENETIKA

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh RIZKI RAMADHANI ERNI MUSTAKIM CUT ROHANI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI METODE DEMONSTRASI

ISSN Anggit Grahito Wicaksono Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Slamet Riyadi Surakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

PENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN MAKE A MATCH SISWA KELAS VII F SMP 1 BANGUNTAPAN

[53] Jurnal Biotik, ISSN: , Vol. 2, No. 1, Ed. April 2014, Hal ABSTRAK

HUBUNGAN SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VII MTSN PARAK LAWAS PADANG

BAB IV ANALISIS HUBUNGAN KOMPETENSI SOSIAL GURU TERHADAP MOTIVASI EKSTRINSIK SISWA DI MTS AL ITTIFAQIAH INDRALAYA OGAN ILIR

HUBUNGAN MINAT BELAJAR DAN KOMUNIKASI GURU-SISWA DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR

Kata kunci : Efikasi Diri, Kemandirian Belajar, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEPTUAL DAN ALGORITMIK SISWA KELAS XI SMAN 4 BANDA ACEH PADA MATERI TERMOKIMIA TAHUN AJARAN 2014/2015

PERBEDAAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INDEX CARD MATCH

FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017 HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NUR LAILI KHUSNA NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M.TARUNA

: KASIH ERLIANA K

matematis siswa SMPN 1 Karangrejo Tulungagung Tahun Pelajaran 2016/2017 yang menggunakan model discovery learning lebih baik daripada menggunakan mode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA. yang dalam hal ini yaitu siswa SMP Quraniah kelas VIII. Adapun teknik yang

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DAN FASILITAS BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VA SDN SUMBERSARI 03 JEMBER

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN.,, dan

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh IMAM SUBIANTO NAZARUDIN WAHAB TAMBAT USMAN

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETRAMPILAN MENGAJAR GURU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA

Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol 3 no.2, Juni

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJARSISWA JURNAL. Oleh ERNILA INDAH FEBRIKA SUGIYANTO BAHARUDDIN RISYAK

DESKRIPSI PENGUASAAN KONSEP VEKTOR DAN JENIS KESALAHANNYA DITINJAU DARI TINGKAT PENCAPAIAN KOGNITIF PADA MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA

PENERAPAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 1 BANGUNTAPAN

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU MENURUT PERSEPSI SISWA DENGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

HUBUNGAN ANTARA PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI DENGAN PRESTASI BELAJAR

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED SISWA KELAS X SMA TAMAN MADYA JETIS YOGYAKARTA

PENGARUH PERSIAPAN MATERI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA SMP NEGERI 19 PALU

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA REALIA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA JURNAL. Oleh NUR INDAH KURNIAWATI NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M TARUNA

ABSTRAK. by Desty Yusniarti. S. A, Sumadi, Dedy Miswar ABSTRACK

PENGARUH PEMBELAJARAN DIAGRAM ROUNDHOUSE DISERTAI MODUL TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN DI MTSN DEWANTARA

TESIS. Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama: Pendidikan Kimia

HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM ORGANISASI KEMAHASISWAAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN IPS FIS UNY

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional dengan pendekatan ex post facto dan survey. Metode asosiatif

KONTRIBUSI MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA KELAS VII SMP

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI KELAS X SMA NEGERI 2 KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

KAJIAN KEBERLANJUTAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN REDOKS KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 5 BANJARMASIN TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KEAKTIFAN SISWA BERORGANISASI TERHADAP PENINGKATAN SOFT SKILLS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK MUHAMMADIYAH PRAMBANAN

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program studi Teknologi Pendidikan. Oleh. Istanto S

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode dan

Meli Andani (1), Cut Nurmaliah (2), Safrida (3) Jurusan Pendidikan Biologi, FKIP Universitas Syiah Kuala

Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika; Vol. 4, No. 1; 2015 ISSN Diterbitkan oleh PYTHAGORAS Universitas Riau Kepulauan

JURNAL OLEH: ADRIYAN MUTMAYANI E1M

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Abstrak. Abstract. Wijayanti, et al., Analisis Butir Soal Objektif UAS...

PENGEMBANGAN TES UNTUK MENGANALISIS KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS XI

iii Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMP

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI WANGON

PEMBELAJARAN DENGAN MODEL INKUIRI PADA MATERI KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Antok Dian Pranadi, Dr. H. Roemintoyo. S.T., M.Pd., Drs. Bambang Sulistyo Budhi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP Universitas Sebelas Maret

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII MTs UNIT SEKOLAH BARU (USB) SAGULUNG BATAM

TINJAUAN PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN ASAM DAN BASA PADA TINGKAT MAKROSKOPIK DAN TINGKAT MIKROSKOPIK SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 BATU

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA SISWA KELAS VII TAMAN DEWASA IBU PAWIYATANYOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dirumuskan, maka jenis penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH BIOLOGI UMUM DI UNIVERSITAS PAPUA

HUBUNGAN ASPIRASI MELANJUTKAN KE PERGURUAN TINGGI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XII

Pengaruh Penerapan Strategi Belajar Aktif Tipe Index Card Match

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

BAB IV ANALISIS DATA. Mengklarifikasi Nilai (Value Clarification Technique-VCT). Sebagaimana telah

PRESTASI BELAJAR IPA

HUBUNGAN METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR

HUBUNGAN LINGKUNGAN AKADEMIS DI SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SISWA JURNAL. Oleh:

Anggun Triana *), Ahmad Hamid, Tarmizi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Unsyiah

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI I NATAR

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SD KELAS V ARTIKEL JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF MATEMATIKA

KORELASI ANTARA KETERAMPILAN PEMBERIAN PENGUATAN DENGAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS III

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 6 BINTAN KABUPATEN BINTAN

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

EFEKTIFITAS STRATEGI PEMBELAJARAN SISWA AKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

KEMAMPUAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA DALAM MENGIKUTI PENGAJARAN MIKRO

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

STUDI KORELASI KECENDRUNGAN BERPIKIR DIVERGEN DAN KONVERGEN DENGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X MAN 2 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2012/2013

EFEKTIVITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

Transkripsi:

Hubungan Kemampuan Spasial dengan Kemampuan Konseptual dalam Menyelesaikan Soal-Soal Kimia Dasar II (Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNSYIAH Tahun Akademik 2015/2016) Suzanna Binti Safwan, M. Nasir, Latifah Hanum Prodi Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh 23111 *Corresponding Author: suzannasbs@gmail.com Abstrak Telah dilakukan penelitian dengan judul Hubungan Kemampuan Spasial dengan Kemampuan Konseptual dalam Menyelesaikan Soal-Soal Kimia Dasar II (Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNSYIAH Tahun Akademik 2015/2016). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan spasial dengan kemampuan konseptual dalam menyelesaikan soal-soal kimia dasar II. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNSYIAH tahun akademik 2015/2016, dengan penentuan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah soal tes yang terdiri dari 10 soal kemampuan spasial dan 10 soal kemampuan konseptual. Soal tes yang diberikan berbentuk pilihan ganda biasa dan 4 pernyataan yang terdiri dari materi konsep spasial dan kimia dasar II. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi Product-Moment untuk data 30. Pada taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan (db) 55, diperoleh nilai rxy = 0,162 dan rtabel = 0,220, sehingga rhitung rtabel. Maka hipotesis alternatif (Ha) ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kemampuan spasial dengan kemampuan konseptual dalam menyelesaikan soal-soal kimia dasar II pada mahasiswa Pendidikan Kimia tahun akademik 2015/2016. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka disarankan untuk melakukan analisis lanjutan tentang hubungan kemampuan spasial dengan kemampuan konseptual pada mata kuliah kimia lainnya, dengan menggunakan metode expost facto. Selain itu, sebaiknya soal tes dipisahkan untuk kedua kemampuan, dengan materi soal konseptual pada tingkat submikroskopik. Kata kunci : Spasial, Konseptual, Soal-soal kimia dasar II. Abstract The research has conducted entitled "Relationship between Spatial Ability and Conceptuall Ability in Solving Second General Chemistry Test Materials (Case Study Chemistry Education Student of FKIP UNSYIAH Academic Year 2015/2016)". This study aims to determine the relationship between spatial ability and conceptual ability in solving second general chemistry test materials. The type of research was correlational study with a quantitative approach. Subjects in this study were students of Chemistry Education of FKIP UNSYIAH academic year 2015/2016 by using purposive sampling technique. The instrument used was test that consists of 10 questions of spatial abilities and 10 questions of conceptual abilities. The tests given are regular multiple choices and 4 statements that consist of spatial and second general chemistry concepts. Data were analyzed by using the Product-Moment correlation technique for data 30. At the significance level 5% and degrees of freedom (df) 55, the value of rxy = 0.162 and rtabel = 0.220, so rhitung rtabel. Then the alternative hypothesis (Ha) was rejected, so it could be concluded that there was no relationship between spatial ability and conceptual ability in solving second general chemistry test materials on Chemistry Education student academic year 2015/2016. Based on the result, it is advisable to conducted further analysis of the relationship between spatial ability and conceptual ability in other chemistry subjects by using ex-post facto methode. In addition, the test should be separated for those two abilities with conceptual material at submicroscopic level. Keywords: Spatial, Conceptual, Second General Chemistry Test Material. 125

Pendahuluan Kimia dasar merupakan salah satu mata kuliah wajib pada Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNSYIAH yang diajarkan pada semester pertama dan kedua. Kimia dasar yang dipelajari oleh mahasiswa tingkat awal merupakan lanjutan dari ilmu kimia yang dipelajari saat berada di sekolah tingkat atas. Mata kuliah kimia dasar berisi konsep-konsep dasar yang diperlukan untuk dapat mempelajari mata kuliah lanjutan yang ada pada Program Studi Pendidikan Kimia. Pada Program Studi Pendidikan Kimia, mata kuliah kimia dasar terdiri dari kimia dasar I dan II. Mata kuliah kimia dasar I berisi topik materi seperti tatanama senyawa kimia, stoikiometri, termokimia, ikatan kimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia, dan senyawa hidrokarbon, sedangkan kimia dasar II terdiri dari materi seperti sifat koligatif larutan, kelarutan dan hasil kali kelarutan, titrasi asam basa, kimia unsur, radiokimia, koloid, dan elektrokimia. Topik materi tersebut harus dipelajari oleh mahasiswa agar dapat menyelesaikan mata kuliah kimia dasar dengan baik. Karakteristik materi pada kimia dasar yang bersifat abstrak dan terdapat banyak materi yang harus dipelajari menyebabkan diperlukannya kemampuan yang baik untuk mempelajarinya. Kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa akan mempengaruhi dalam memahami dan mempelajari topik materi pada mata kuliah kimia dasar. Kemampuan mahasiswa pada kimia dasar I dapat dilihat dari nilai kimia dasar I yang diperoleh pada mata kuliah tersebut. Data dari Program Studi Pendidikan Kimia menunjukkan bahwa dari 57 orang mahasiswa tahun akademik 2015/2016, sebanyak 30% memperoleh nilai C + dan 11% memperoleh nilai C pada mata kuliah kimia dasar I. Data ini memperlihatkan bahwa lebih dari 1/3 mahasiswa pendidikan kimia tahun akademik 2015/2016 belum mampu memperoleh nilai dengan kategori yang baik pada kimia dasar I. Hal ini menunjukkan bahwa masih ada sebagian dari mahasiswa pendidikan kimia yang belum mampu mempelajari kimia dasar I dengan baik, khususnya dalam menyelesaikan soal-soal kimia dasar I. Kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan soal-soal kimia dasar I akan berpengaruh terhadap kemampuan dalam menyelesaikan soal-soal kimia dasar II yang merupakan mata kuliah lanjutan dari kimia dasar I. Kemampuan konseptual merupakan dasar agar sukses dalam mempelajari dan memahami suatu materi. Kemampuan konseptual yang baik akan membantu mahasiswa meningkatkan kemampuannya dalam menyelesaikan soal-soal kimia dasar II. Salah satu alasan utama mahasiswa berusaha untuk memecahkan masalah adalah karena kurang memiliki pemahaman konsep kimia yang diperlukan (Gabel dan Bunce, 1994, dalam Holme, dkk., 2015). Ilmu kimia sebagian besar terdiri dari konsep yang bersifat abstrak. Konsep kimia dapat dipahami dengan baik jika mahasiswa memiliki kemampuan konseptual, spasial dan algoritmik yang baik. Pemahaman konsep yang baik dapat memudahkan mahasiswa dalam menyelesaikan soal-soal kimia, termasuk soal-soal kimia dasar II. Penelitian yang dilakukan oleh Sorby menunjukkan bahwa mahasiswa yang telah mengambil kursus kemampuan spasial selama satu semester memperoleh nilai yang lebih tinggi pada pelajaran kalkulus I, fisika I, dan kimia I (Sorby, 2009). Penelitian Bodner dan McMillen (1986) mengidentifikasi adanya hubungan antara kemampuan spasial dengan prestasi dalam bidang kimia yang menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara kemampuan spasial dan kinerja dalam kimia dasar untuk jurusan sains dan teknik. Penelitian selanjutnya oleh Carter, dkk. (1987) menemukan hasil yang signifikan antara nilai uji-t dari dua kemampuan spasial (ROT dan FASP) dengan kinerja pada kimia dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan spasial merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja pada kimia dasar selain kemampuan verbal dan matematika, sehingga kemampuan spasial perlu untuk dikembangkan. Namun sejauh ini, kemampuan spasial belum diajarkan secara khusus pada pembelajaran di mata kuliah. Selain itu, analisis permasalahan 126

terkait dengan hubungan kemampuan spasial dengan kemampuan konseptual dalam menyelesaikan soal-soal kimia dasar II juga masih jarang dilakukan. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dilakukan penelitian dengan judul Hubungan Kemampuan Spasial dengan Kemampuan Konseptual dalam Menyelesaikan Soal-Soal Kimia Dasar II (Studi Kasus Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNSYIAH Tahun Akademik 2015/2016). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kemampuan spasial dengan kemampuan konseptual dalam menyelesaikan soal-soal kimia dasar II (studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNSYIAH tahun akademik 2015/2016). Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang hubungan antara kemampuan spasial dengan kemampuan konseptual dalam menyelesaikan soal-soal kimia dasar II bagi peneliti, memberikan informasi tentang kelemahan dan kelebihan yang dimiliki oleh mahasiswa pada kelas kimia dasar II, sehingga dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam mengajar kimia dasar II bagi dosen, serta membuat mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan spasial dan konseptual dalam menyelesaikan soal-soal kimia dasar II. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif karena data yang telah dikumpulkan dalam penelitian diolah dengan menggunakan rumus-rumus statistik, baik secara manual maupun menggunakan komputer. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya dan berapa eratnya serta berarti atau tidak hubungan itu (Arikunto, 2010). Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2016 di lokasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendididian Universitas Syiah Kuala. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa kimia tahun akademik 2015/2016 yang terdiri dari 55 orang, dengan jumlah laki-laki sebanyak 1 orang dan perempuan 54 orang. Penentuan subjek menggunakan teknik purposive sampling dengan pertimbangan karena mahasiswa kimia tahun akademik 2015/2016 sedang menyelesaikan mata kuliah kimia dasar II pada semester genap 2015/2016. Teknik Pengumpulan Data 10 soal soal tes kemampuan spasial pilihan berganda dan 10 Soal tes kemampuan konseptual pilihan berganda dan 4 pernyataan yang telah disesuaikan dengan materi pembelajaran kimia dasar II diberikan kepada mahasiswa untuk evaluasi. Analisis Instrumen Validasi instrumen soal tes kemampuan spasial dan kemampuan konseptual dilakukan oleh dua validator ahli. Soal tes yang telah divalidasi selanjutnya dilakukan uji secara kuantitatif, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap secara tepat data dari variabel yang diteliti (Arikunto, 2010). Reliabilitas menunjuk pada suatu instrumen yang dapat cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010). Instrumen yang reliabel dapat mengukur sesuatu secara konsisten dari waktu ke waktu, sehingga menghasilkan instrumen yang dapat dipercaya. Instrumen dapat dikatakan valid dan reliabel jika mempunyai validitas dan realibilitas yang tinggi dan lebih besar dari rtabel, sehingga soal tes dapat digunakan sebagai instrumen penelitian. Teknik Analisis Data 127

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik korelasi untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan antara kemampuan spasial dan kemampuan konseptual mahasiswa kimia tahun akademik 2015/2016 dalam menyelesaikan soal-soal kimia dasar II. Perhitungannya dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa Peta Korelasi, dengan variabel X untuk mengukur kemampuan spasial dan variabel Y untuk kemampuan konseptual kimia dasar II. Skor yang didapatkan kemudian dikorelasikan dengan menggunakan teknik korelasi Product- Moment untuk data 30, yaitu: rxy = x y N (Cx )(Cy ) (SDx )(SDy ) Keterangan: x y = Jumlah hasil perkalian silang antara frekuensi sel (f) dengan x dan y. Cx = Nilai koreksi pada variabel X. Cy = Nilai koreksi pada variable Y. SDx = Deviasi standar skor X dalam arti tiap skor sebagai 1 unit (dimana i = 1) SDy = Deviasi standar skor X dalam arti tiap skor sebagai 1 unit (dimana i = 1) N = Number of cases Nilai dari Cx, Cy, SDx, dan SDy dapat dicari dengan menggunakan rumus di bawah ini: Cx = fx N Cy = fy N SDx = fx 2 N ( fx N )2 SDy = fy 2 ( fy N N )2 Nilai r yang diperoleh dapat dikonsultasikan dengan menggunakan Tabel 1. Tabel.1 Interpretasi dari Nilai r r 0,00-0,20 0,20-0,40 0,40-0,70 0,70-0,90 0,90-1,00 (Sumber: Sudijono, 2005) Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi Interpretasi Pengujian Hipotesis Pada taraf signifikan 5%, besarnya nilai r yang tercantum dalam tabel Poduct-Moment dapat dicari dengan nilai db (derajat kebebasan). Jika r hitung lebih besar atau sama dengan r tabel, maka Ha diterima dan H0 ditolak, sedangkan jika r hitung lebih kecil atau sama dengan r tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Hasil dan Pembahasan Berdasarkan data hasil penelitian tentang hubungan kemampuan spasial dengan kemampuan konseptual dalam menyelesaikan soal-soal kimia dasar II, pembahasan tentang hasil penelitian ini terdiri dari analisis kemampuan spasial, kemampuan konseptual, dan korelasi. 1. Kemampuan Spasial Tabel 2 menunjukkan pencaran frekuensi untuk skor nilai pada tes kemampuan spasial. Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa rata-rata dari mahasiswa mampu menjawab lebih dari lima soal kemampuan spasial, dengan frekuensi tertinggi pada nilai 7, 8, dan 9. Nilai-nilai dengan frekuensi tertinggi ini diperoleh sebanyak 68% mahasiswa yang mengikuti tes. Berdasarkan persentase ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata mahasiswa pendidikan kimia mempunyai kemampuan spasial yang baik. 128

Tabel.2 Distribusi Frekuensi Relatif Nilai Tes Kemampuan Spasial Nilai (X) Frekuensi (f) Persentase (p) 10 1 1,818 9 10 18,181 8 11 20,000 7 16 29,090 6 9 16,363 5 5 9,090 4 2 3,636 3 1 1,818 Total N = 55 p = 100 Berdasarkan data dari pilihan jawaban yang diberikan mahasiswa, Tabel 3 menunjukkan data rekapitulasi dalam menjawab soal tes kemampuan spasial. Tabel.3 Data Rekapitulasi Jawaban Mahasiswa Pendidikan Kimia dalam Soal Tes Kemampuan Spasial No Soal Kunci Jumlah Mahasiswa yang Menjawab Spasial Jawaban A B C D E 1 A 37 10 4 3 1 4 B 3 28 5 8 11 5 D 5 47 1 1 1 7 C 7 0 33 14 1 10 E 0 22 1 3 29 11 B 4 22 24 0 5 13 A 50 0 1 4 0 14 D 1 2 0 52 0 18 C 5 4 40 0 6 19 A/E 29 3 0 0 23 Berdasarkan Tabel 3 diperoleh informasi bahwa secara keseluruhan mahasiswa mempunyai kemampuan spasial yang baik sehingga rata-rata mampu menyelesaikan setiap konsep kemampuan spasial dengan baik. Kemampuan spasial yang baik yang telah dimiliki mahasiswa dapat terus dikembangkan untuk membantu mahasiswa dalam memahami konsep kimia khususnya dalam konsep yang membutuhkan kemampuan spasial yang lebih tinggi didalamnya. Kemampuan spasial merupakan salah satu faktor kognitif yang relevan untuk membantu menguasai konsep kimia (Wu dan Shah, 2004). 2. Kemampuan Konseptual Tabel 4 menunjukkan pencaran frekuensi untuk skor nilai pada tes kemampuan konseptual. Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa dalam menyelesaikan soal-soal konseptual kimia dasar II rata-rata mahasiswa hanya dapat menjawab kurang dari lima soal, dengan frekuensi tertinggi pada nilai 3, 2, dan 4. Nilai-nilai dengan frekuensi tertinggi ini diperoleh sebanyak 60% oleh mahasiswa yang mengikuti tes. Berdasarkan persentase ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata mahasiswa pendidikan kimia belum mampu menyelesaikan soal-soal konseptual kimia dasar II dengan baik atau masih mempunyai kemampuan konseptual yang lemah. Tabel.4 Distribusi Frekuensi Relatif Nilai Tes Kemampuan Konseptual 129

Nilai (X) Frekuensi (f) Persentase (p) 8 2 3,636 7 4 7,272 6 6 10,909 5 7 12,727 4 8 14,545 3 13 23,636 2 12 21,818 1 3 5,454 Total N = 55 p = 100 Berdasarkan data dari pilihan jawaban yang diberikan mahasiswa, Tabel 5 menunjukkan data rekapitulasi dalam menjawab soal tes kemampuan konseptual. Tabel.5 Data Rekapitulasi Jawaban Mahasiswa Pendidikan Kimia dalam Soal Tes Kemampuan Konseptual No Soal Kunci Jumlah Mahasiswa yang Menjawab Konseptual Jawaban A B C D E 2 A 35 10 5 3 2 3 A 13 20 4 1 16 6 E 6 4 2 17 25 8 B 9 22 9 3 12 9 B 11 14 1 4 25 12 E 28 15 0 0 12 15 D 3 9 21 22 0 16 A 25 0 4 20 6 17 C 3 15 21 14 2 20 C 5 20 24 3 2 Berdasarkan Tabel 5 diperoleh informasi bahwa sebagian besar mahasiswa masih kurang baik dalam menyelesaikan soal-soal kimia dasar II untuk setiap materinya. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa hanya konsep pada materi sifat koligatif larutan yang mampu dipahami dengan baik oleh mahasiswa, sedangkan untuk materi lainnya sebagian besar mahasiswa atau lebih dari 50% mahasiswa masih mempunyai kemampuan konseptual yang lemah, khususnya untuk materi yang berhubungan dengan reaksi redoks. Lemahnya kemampuan konseptual pada materi tertentu menyebabkan mahasiswa kesulitan dalam menyelesaikan soal tes (James dan Adewale, Tanpa tahun). 3. Hubungan Kemampuan Spasial dengan Kemampuan Konseptual dalam Menyelesaikan Soal-Soal Kimia Dasar II Pada penelitian ini sampel yang diteliti merupakan sampel besar (yaitu N = 55), sehingga supaya lebih efektif perhitungannya dilakukan dengan menggunakan alat bantu berupa Peta Korelasi atau Diagram Korelasi atau dikenal Scatter Diagram (Sudijono, 2005). Berdasarkan skor tes kemampuan spasial sebagai variabel X dan nilai tes kemampuan konseptual sebagai variabel Y diperoleh Peta Korelasinya seperti pada Tabel 6 berikut: Tabel.6 Peta Korelasi Nilai Tes Kemampuan Spasial dengan Kemampuan Konseptual 130

Y \X 3 4 5 6 7 8 9 10 f(y) y fy fy 2 x y 8 2 2 +3 6 18 6 +6 7 1 3 4 +2 8 16 6 0 +6 6 1 1 2 2 6 +1 6 6 10-1 +1 +4 +6 5 2 3 1 1 7 0 0 0 0 0 0 0 0 4 1 1 2 4 8-1 -8 8-11 +2 +1-2 -12 3 1 1 2 3 4 2 13-2 -26 52-28 +4 +2 0-6 -16-12 2 1 1 3 1 4 1 1 12-3 -36 108-36 +9 +3 0-3 -24-9 -12 1 1 1 1 3-4 -12 48 0 +4 0-4 f(x) 1 2 5 9 16 11 10 1 N=55 =- =256 =-53 62 x -3-2 -1 0 +1 +2 +3 +4 fx -3-4 -5 0 16 22 30 4 =60 fx 2 9 8 5 0 16 44 90 16 =188 x y 9 6 9 0-2 -36-27 -12 =-53 Setelah memperoleh nilai setiap variabel yang dibutuhkan melalui Peta Korelasi, selanjutnya mencari Cx, Cy, SDx, dan SDy, dengan nilai yang diperoleh berturut,-turut adalah 1,090; - 1,272; 1,492; 1,742. Berdasarkan data yang diperoleh, selanjutkan dilakukan analisis dengan menggunakan teknik korelasi, sehingga diperoleh hasil perhitungan korelasi dengan nilai rxy sebesar 0,162. Nilai rxy yang diperoleh menunjukkan bahwa varibel X dan Y mempunyai hubungan yang sifatnya satu arah atau berkorelasi positif, dan jika diiterpretasikan mempunyai korelasi yang sangat lemah (Sudijono, 2005). Pada taraf signifikan 5%, nilai rtabel dengan db sebesar 53 tidak terdapat dalam tabel r Product Moment, sehingga digunakan db yang terdekat yaitu 55 dengan nilai sebesar 0,220 (Sudijono, 2005). Dengan demikian, maka rhitung lebih kecil atau sama dengan rtabel (0,162 0,220). Disebabkan rhitung lebih kecil atau sama dengan rtabel, maka Ha ditolak dan H0 diterima. Hasil tersebut menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara kemampuan spasial dengan kemampuan konseptual dalam menyelesaikan soal-soal kimia dasar II. Hal ini menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil dari mahasiswa pendidikan kimia tahun akademik 2015/2016 yang mempunyai kemampuan spasial yang baik juga mempunyai kemampuan konseptual yang baik dalam menyelesaikan soal-soal kimia dasar II. Berdasarkan data dari skor nilai yang diperoleh, didapat informasi bahwa terdapat perbedaan yang besar dalam menjawab soal tes kemampuan spasial dengan kemampuan konseptual dalam menyelesaikan soal-soal kimia dasar II, dimana soal tes kemampuan spasial dapat dijawab lebih baik oleh mahasiswa dibandingkan dengan kemampuan konseptual dalam menjawab soal-soal kimia dasar II. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa pendidikan kimia tahun akademik 2015/2016 mempunyai kemampuan yang baik dalam menyelesaikan soal kemampuan spasial sehingga memperoleh skor yang lebih tinggi. Namun, mempunyai kemampuan konseptual yang lemah sehingga memperoleh skor yang lebih rendah dalam menyelesaikan soal-soal konseptual kimia dasar II. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan: Tidak terdapat hubungan antara kemampuan spasial dengan kemampuan konseptual dalam menyelesaikan 131

soal-soal kimia dasar II pada mahasiswa pendidikan kimia angkatan 2015, karena pada taraf signifikan 5% dan db 55, rhitung rtabel atau 0,162 0,220. Saran Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan kemampuan spasial dengan kemampuan konseptual dalam menyelesaikan soal-soal kimia dasar II (studi kasus mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNSYIAH angkatan 2015/2016), maka penulis menyarankan: 1. Perlu dilakukan analisis lanjutan tentang hubungan kemampuan spasial dengan kemampuan konseptual pada mata kuliah kimia lainnya dengan menggunakan metode expost facto. 2. Soal tes dipisahkan untuk kedua kemampuan, dengan materi soal konseptual pada tingkat submikroskopik. Referensi Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Penerbit Rineka Cipta. Bodner, M. G. dan McMillen, B. L. T. 1986. Cognitive & Restructuring as The First Step in Problem Solving. Journal of Research in Science Teaching, 23: 727-738. Carter, S. C., LaRussa, A. M., dan Bodner, M. G. 1987. A Study of Two Measures of Spatial Ability as Predictors of Success In Different Levels of General Chemistry. Journal of Research in Science Teaching, 24: 645-657. Holme, A. T., Luxford, J. C., dan Brandriet, A. 2015. Defining Conceptual Understanding in General Chemistry. Journal of Chemical Education, 92: 1477 1483. Hsin-Kai Wu dan Shah, P. 2004. Exploring visuospatial thinking in chemistry learning. Science Education, 88 (3): 465-492. James, A. O., dan Adewale, O. A. Tanpa Tahun. Relationship Between Senior Secondary Schools Students Achievement In Mathematical Problem Solving And Intellectual Abilities Tests. European Scientific Journal, 8 (15): 169-179. Sorby, S. 2009. Educational Research In Developing 3-D Spatial Skills For Engineering Students. International Journal of Science Education, 31 (3): 459 480. Sudijono, A. 2005. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 132