PENGARUH METODE PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS V SDN

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PEMBELAJARAN MASALAH TERBUKA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS IV

PENGARUH MODEL INTERACTIVE CONCEPTUAL INTRUCTION (ICI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POLYA BERBANTUAN MEDIA VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI GUGUS IV KABUPATEN BULELENG

PENGARUH STRATEGI PEMECAHAN MASALAH BERBASIS TEORI POLYA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS PROYEK TERHADAP PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DI GUGUS III DESA MAMBANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN IKRAR (INISIASI KONTRUKSI- REKONTRUKSI APLIKASI DAN REFLEKSI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN IKRAR (INISIASI, KONTRUKSI- REKONTRUKSI, APLIKASI DAN REFLEKSI) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP HASILBELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 TULAMBEN

PENGARUH MODEL TELAAH YURISPRODENSI INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS V SD NO 1 KAMPUNG BUGIS

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN MEDIA KONKRET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN RESOLUSI KONFLIK TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MATA PELAJARAN PKN KELAS V SD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT BERBANTUAN PENILAIAN PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS V

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD BERBANTUAN LINGKUNGAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

1,2,3. Jurusan PGSD, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POLYA BERBANTUAN MEDIA BY DESIGN TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH BERBANTUAN MEDIA KONKRET TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS V SD N DESA PENGLATAN KECAMATAN BULELENG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN VCT BERBANTUAN POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR PKn KELAS V

PENGARUH KETERAMPILAN PEMECAHAN MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SD NEGERI 1 BANYUNING

PENGARUH METODE EDUTAINMENT TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD DI GUGUS XV

PENGARUH METODE PICTURE AND PICTURE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD SEMESTER GENAP DI GUGUS I KECAMATAN BULELENG

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERORIENTASI MASALAH MATEMATIKA TERBUKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD GUGUS VI KECAMATAN BANJAR

PENGARUH STRATEGI REACT DAN MOTIVASI BELAJARTERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V

PENGARUH MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KLS V SD DI GUGUS III KECAMATAN TAMPAKSIRING

PENGARUH MODEL HEURISTIK VEE DENGAN PETA PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. Abstrak

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI DI DESA SEBATU KECAMATAN TEGALLALANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS OTAK (BRAIN-BASED LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS IV SD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI DI SAMBIRENTENG

PENGARUH MODELTTWBERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SD KELAS IV

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI SD NEGERI KALIBUKBUK

PENGARUH PEMBELAJARAN ATI (APTITUDE TREATMENT INTERACTION) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SEMESTER II DI SD KELURAHAN BANYUNING

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 1, 2,

PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN SPASIAL SISWA

PENGARUH MODEL SFAE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION BERBANTUAN MEDIA GAMBAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS V SD GUGUS I KECAMATAN BULELENG

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TERPADU TIPE CONNECTED BERBANTUAN MEDIA KOMIK TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS V

PENGARUH STRATEGI TRADING PLACES PADA PEMBELAJARAN PKN TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SOSIAL SISWA KELAS V SD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN METAKOGNITIF TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS V SD DI GUGUS III KECAMATAN TEJAKULA

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 1, 2,

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. 2,

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS IPA SISWA KELAS V DI GUGUS VIII KECAMATAN BULELENG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONFLIK KOGNITIF BERBANTUAN PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS IV SD

PENGARUH STRATEGI PROBLEM SOLVING BERBANTUAN KARTU KERJA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD DI DESA TEJAKULA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN METAKOGNITIF BERBASIS MASALAH TERBUKA TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NO.

PENGARUH CRH BERBANTUAN MEDIA QUESTION CARDS TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD

PENGARUH MODEL KOOPERATIF TIPE TAPPS TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY TERHADAP KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHTDAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD GUGUS II KECAMATAN MELAYA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GI (GROUP INVESTIGATION) BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD

PENGARUH PENDEKATAN I2M3 TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD DI GUGUS I BANYUNING

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TSTS TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD DI DESA KALIASEM KECAMATAN BANJAR KABUPATEN BULELENG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TAI BERBANTUAN MEDIA KONKRET TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MINAT BACA DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA SISWA KELAS V SD. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PENGARUH MODEL SIKLUS BELAJAR PAUS (PRATYAKSA PRAMANA, ANUMANA PRAMANA, UPAMANA PRAMANA DAN SABDA PRAMANA) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

PENGARUH PEMBELAJARAN KUANTUM BERBANTUAN MEDIA TIGA DIMENSI TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MOODY DENGAN MEMANFAATKAN CERITA RAKYAT TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI PADA SISWA KELAS IV SDN 1 UBUD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III KECAMATAN BULELENG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING BERMUATAN GERAKAN LITERASI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS IV SD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA KELAS V SDN DI KELURAHAN KALIUNTU

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN IKRAR BERBASIS KEARIFAN LOKAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS IV DI DESA SARI MEKAR

PENGARUH MODEL NHT BERBASIS PENILAIAN KINERJA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN NUMERIK SISWA KELAS IV

ISSN Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 5, Juli 2013

PENGARUH MODEL STAD BERBANTUAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA SD KELAS V

PENGARUH METODE TALKING STICK BERBANTUAN PETA KONSEP TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPA SISWA KELAS V SD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MEANS-ENDS ANALYSIS (MEA) DENGAN SETTING BELAJAR KELOMPOK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV SD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN POE DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MEDIA LINGKUNGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS V

PENGARUH STRATEGI REACT TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD GUGUS XIV KECAMATAN BULELENG

PENGARUH MODEL IKRAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD DI GUGUS VIII KECAMATAN BULELENG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS V SD

Andrie Eka Priyanti, I Wayan Wiarta, I Ketut Ardana. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA BENDA KONKRET TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

PENGARUH MODEL SIKLUS BELAJAR 5E TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN GUGUS KOMPYANG SUJANA KECAMATAN DENPASAR BARAT TAHUN AJARAN 2016/2017

PENGARUH TEKNIK KANCING GEMERINCING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E BERBANTUAN MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR IPA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBANTUAN MEDIA QUESTION CARD TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia. Abstrak

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN JUST IN TIME TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS IV

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SSCS TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP IPA SISWA KELAS V SD DI GUGUS I KECAMATAN BULELENG

PENGARUH TEKNIK PEMETAAN PIKIRAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SEMESTER II DI SD GUGUS V KECAMATAN SAWAN

PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HOREY PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS X SMA NEGERI 13 PADANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V

e-journal PJKR Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (Vol 8, No 2, Tahun 2017)

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD GUGUS VII KECAMATAN TEJAKULA

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN BRAINSTORMING TERHADAP KEMAMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD

MODEL PEMBELAJARAN TAKE AND GIVE BERBASIS KEBUDAYAAN LOKAL TERHADAP HASIL BELAJAR PKN KELAS V SD

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MOODY TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V SD DI GUGUS VI KECAMATAN BULELENG

Transkripsi:

PENGARUH METODE PROBLEM POSING TERHADAP KEMAMPUAN PROBLEM SOLVING MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS V SDN Ni Matul Ulfa 1, I Gusti Ngurah Japa 2, Made Sumantri 3 1,2,3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia Email: ulfa109@yahoo.co.id 1, ngrjapa_pgsd@yahoo.co.id 2, madesumantri_pgsd@yahoo.co.id 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode problem posing terhadap kemampuan problem solving pada pembelajaran matematika bagi siswa kelas V SDN Gugus VI Kecamatan Sawan tahun pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Populasi penelitian ini adalah seluruh kelas V SDN di Kecamatan Sawan tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 158 orang. Sampel penelitian ini yaitu kelas V SDN 8 Sangsit yang berjumlah 38 orang dan siswa kelas V SDN 4 Sangsit yang berjumlah 25 orang. Data hasil belajar dikumpulkan dengan menggunakan tes isian. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial yaitu uji-t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan perbedaan yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode problem posing dan siswa yang mengikuti pada siswa kelas V SDN Gugus VI Kecamatan Sawan tahun pelajaran 2015/2016. Perbandingan hasil perhitungan rata-rata skor kemampuan problem solving matematika kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode problem posing adalah 70,15 lebih besar dari rata-rata skor kemampuan problem solving matematika kelompok siswa yang mengikuti sebesar 55,92. Adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa pembelajaran berpengaruh terhadap siswa dibandingkan dengan bukan. Kata Kunci : metode problem posing, kemampuan problem solving Abstract This study was aimed to determine the effect of problem posing method on Mathematics problem solving skill for fifth grade students of SDN VI in district of Sawan in the academyc year of 2015/2016. This research is quasi-experimental research. The population of this study was the whole class of fifth grade that is 158 students total in the district of Sawan in the academic year of 2015/2016. The samples of this research are 38 students of fifth grade on SDN 8 Sangsit and 25 fifth grade students of SDN 4 Sangsit. Learning outcomes data of this study was collected using field test. The data study was analyzed using descriptive statistical analysis statistic techniques and inferential statistics ie t-test. The result of this study was indicated that there are differences in mathematical problem solving skill between students who take the problem posing teaching methods and students who following the study by not using problem posing methods in fifth grade of SDN VI district of Sawan in the academyc year of 2015/2016. The result comparison of the average score of the mathematics problem solving skill of the group of students who take the problem posing learning methods was 70,15 higher than the average score of mathematical problem solving skill group of students who take the learning by not using the methods of problem posing at 50,92. Any significant differences indicate 1

that the problem posing learning methods affect the students mathematical problem solving skill compared to not using the problem posing learning method. Keywords: Problem Posing Method, Problem Solving Skill PENDAHULUAN Matematika merupakan salah satu bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Pembelajaran matematika merupakan suatu proses belajar-mengajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa. Materi pelajaran matematika, terutama di sekolah dasar diajarkan secara bertahap yaitu dimulai dari konsep-konsep yang sederhana, menuju konsep yang lebih sulit. Untuk mempermudah siswa memahami objek matematika maka benda-benda konkret digunakan pada tahap konkrit, kemudian gambar-gambar pada tahap semi konkrit dan akhirnya ke simbol-simbol pada tahap abstrak. Salah satu tolak ukur keberhasilan seorang pendidik dalam menyampaikan pembelajaran adalah bila dalam pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai hasil yang optimal. Keberhasilan tersebut sangat bergantung pada kemampuan pendidik untuk mengelola pembelajaran. Hal ini memiliki makna bahwa proses pembelajaran merupakan kegiatan yang perlu mendapatkan perhatian lebih, karena pada proses pembelajaran diharapkan terjadi interaksi antarsiswa. Untuk itu diperlukan pemilihan metode pembelajaran yang tepat untuk dapat meningkatkan kemampuan kualitas peserta didik. Secara umum, Susanto (2015:189) menyatakan bahwa, Tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar adalah agar siswa mampu dan terampil menggunakan Matematika. Selain itu juga, dengan pembelajaran matematika dapat memberikan tekanan penataran nalar dalam penerapan matematika. Depdiknas (dalam Susanto:2013) menyatakan, Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut. (1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah. (2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. (3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. (4) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. (5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalahberdasarkan tujuan di atas, pemecahan masalah memiliki peranan penting dalam pendidikan matematika. Siswa sebagai salah satu komponen dalam pendidikan harus selalu dilatih dan dibiasakan berpikir mandiri untuk memecahkan masalah. Selain menuntut siswa untuk berpikir, kemampuan pemecahan masalah juga merupakan alat utama untuk melakukan atau bekerja dalam matematika. Pemecahan masalah atau sering disebut problem solving merupakan komponen yang sangat penting dalam matematika karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang dimiliki untuk diterapkan pada penyelesaian pemecahan masalah.. Secara umum, problem solving merupakan proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh siswa sebelumnya ke dalam situasi yang baru. Kemampuan problem solving siswa harus 2

terus dilatih sehingga akan terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Namun, di SDN 8 Sangsit, berdasarkan pernyataan guru Kelas V Bapak Komang Sumaedi, M.Pd., kemampuan siswa masih dirasa kurang saat memecahkan soal matematika, khususnya soal yang disajikan dalam bentuk uraian. Siswa belum mampu menghubungkan soal dengan konsep yang telah dimiliki, sehingga mereka tidak mampu membuat perencanaan penyelesaian soal tersebut. Fakta tersebut tercermin dari hasil Ulangan Tengah Semester siswa yang berada pada nilai KKM minimum yaitu 63. Berdasarkan permasalahan di atas, diperlukan solusi agar pembelajaran yang dilaksanakan dapat memberikan hasil yang optimal dan mampu meningkatkan kemampuan problem solving siswa. Salah satunya dengan menerapkan metode problem posing. Ngalimun (2014:43) menyatakan bahwa problem posing yaitu pemecahan masalah dengan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana sehingga mudah dipahami. Padanan istilah problem posing yang digunakan dalam pembelajaran adalah pembentukan soal (Japa dan Suarjana, 2015). Dalam penerapannya, siswa dituntun untuk membentuk soal baru dari soal matematika yang ada. Pembentukan soal baru dapat dilakukan dengan mengubah, menambah data atau informasi dari soal awal. Metode problem posing tepat digunakan untuk meningkatkan kemampuan problem solving (pemecahan masalah) siswa, karena dengan membuat soal baru merupakan tahap awal dalam memecahkan masalah. Problem posing adalah pembelajaran yang menekankan pada pengajuan soal oleh siswa. Oleh karena itu, problem posing dapat menjadi salah satu alternatif untuk mengembangkan berpikir matematis atau pola pikir matematis. Suryanto (1998:3) merumuskan soal merupakan salah satu dari tujuh kriteria berpikir atau pola berpikir matematis. Respon siswa yang diharapkan dari situasi atau informasi problem posing adalah respon berupa soal buatan siswa. Kualitas soal baru yang mampu dirangkai oleh peserta didik menunjukan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah. Keberhasilan pembelajaran yang dicapai dengan menggunakan pembelajaran problem posing ini telah dibuktikan oleh beberapa peneliti, di antaranya oleh Ike Rasmianti (2012), yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemecahan masalah (problem solving) matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran problem posing dengan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji-t yang menunjukkan t hitung > t tabel, dengan nilai t hitung sebesar 3,03 dan nilai t tabel = 2,00. Dari rata-rata ( x ) hitung, diketahui nilai rata-rata kelas yang dibelajarkan dengan metode problem posing lebih besar dari pada nilai rata-rata kelas yang dibelajaarkan dengan model konvensional. Hal ini berarti metode pembelajaran problem posing berpengaruh positif terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika pada siswa kelas V Sekolah Dasar. Berdasarkan pemamparan tersebut, diyakini bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran problem posing mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika dibandingkan pembelajaran dengan bukan menggunakan metode problem posing. Berkaitan dengan hal tersebut, sangat perlu diadakan penelitian yang berjudul Pengaruh Metode Problem Posing Terhadap Kemampuan Problem Solving Pada Pembelajaran Matematika Bagi Siswa Kelas V SDN Gugus VI Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng. METODE Rancangan penelitian kuasi eksperimen ini menggunakan Posttest- Only Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di SDN Gugus VI di Kecamatan Sawan yang berjumlah 6 kelas. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik random sampling. Cara penarikan sampel menggunakan 3

sistem undian. Setelah dilakukan teknik random sampling, SDN 8 Sangsit terpilih sebagai kelas eksperimen yang selanjutnya diberi perlakuan pembelajaran posing dan SDN 4 Sangsit sebagai kelas kontrol yang diberi perlakuan. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes esai yang divalidasi dari segi isi dan melalui tahap uji coba instrumen. Data hasil uji coba instrumen akan dijadikan pedoman dalam menyusun soal post-test yang akan diujikan untuk mengetahui perbedaan siswa. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis statistik deskriptif dan uji prasyarat analisis. Teknik analisis statistik deskriptif dilakukan untuk mengetahui tinggi rendahnya kemampuan problem solving matematika siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada analisis statistik deskriptif, data dianalisis dengan menghitung modus, median, mean, skor minimum, skor maksimum, standar deviasi, dan varian. Dalam penelitian ini data disajikan dalam bentuk grafik poligon.tujuan penyajian data ini adalah untuk menafsirkan sebaran data hasil belajar Matematika siswa pada kelompok eksperimen dan kontrol. Pada uji prasyarat analisis dilakukan uji normalitas sebaran data, uji homogenitas varians, dan uji hipotesis. Uji normalitas sebaran data dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa sampel benarbenar berasal dari sampel yang berdistribusi normal. Uji homogenitas dilakukan untuk mencari tingkat kehomogenan secara dua pihak yang diambil dari kelompok-kelompok terpisah dari satu populasi yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Teknik yang digunakan untuk menganalisis data guna menguji hipotesis penelitian adalah uji-t. Sebelum melakukan uji hipotesis, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dan perlu dibuktikan Persyaratan yang dimaksud yaitu: (1) data yang dianalisis harus berdistribusi normal, (2) mengetahui data yang dianalisis bersifat homogen atau tidak. Untuk memenuhi persyaratan tersebut maka dilakukan uji prasyarat analisis dengan uji normalitas dan uji homogenitas. HASIL PENELITIAN Untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan problem solving Matematika, data dianalisis dengan analisis deskriptif. Adapun hasil analisis data statistic deskriptif disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Deskripsi Data Kemampuan Problem Solving Matematika Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Statistik Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol Mean 70,15 55,92 Median 72,5 54,5 Modus 77 42,8 Varians 186,20 187,49 Standar Deviasi 13,64 13,69 Berdasarkan tabel di atas, mean kelompok eksperimen lebih besar daripada mean kelompok kontrol. Kemudian data kemampuan problem solving Matematika dapat disajikan ke dalam bentuk grafik poligon seperti pada Gambar 1 4

Frekuensi Frekuensi e-journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha 10 8 6 4 2 0 Gambar 1 Kurve Polygon Kemampuan Problem Solving Matematika Siswa Kelompok Eksperimen Mean (M), Median (Md), Modus (Mo) digambarkan dalam kurve polygon tampak bahwa sebaran data kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran Group Investigation (GI) merupakan juling negatif karena Mo > Md > M (77 > 72,5 > 70,15). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar skor siswa kelompok eksperimen cendrung tinggi. Rata-rata skor kemampuan problem solving matematika siswa kelompok eksperimen selanjutnya dikonversi ke dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima untuk menentukan tinggi rendahnya sebaran. Hubungan antara mean (M), median (Md), dan modus (Mo) dapat digunakan untuk menentukan kemiringan kurve polygon. Data kemampuan problem solving matematika kelompok kontol disajikan dalam gambar 2 berikut. 10 8 6 4 2 0 41 50 59 68 77 86 41,5 49,5 57,5 65,5 73,5 81,5 Gambar 2 Kurve Poligon Data Kemampuan problem solving Matematika Siswa Kelompok Kontrol Mean (M), Median (Md), Modus (Mo) digambarkan dalam grafik polygon tampak bahwa sebaran data kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional merupakan juling positif karena Mo < Md < M (42,83 > 54,5 >55,92). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian basar skor siswa kelompok control cendrung rendah. Rata-rata skor siswa kelompok kontrol selanjutnya dikonversi ke dalam Penilaian Acuan Patokan (PAP) skala lima untuk menentukan tinggi rendahnya sebaran. Setelah mengetahui hasil analisis deskriptif kemudian dilakukan uji hipotesis. Namum sebelum melakukan uji hipotesis maka harus dilakukan uji prasyarat terhadap sebaran data yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas terhadap data tes Kemampuan problem solving Matematika. Uji normalitas dilakukan untuk membuktikan bahwa kedua sampel tersebut bedistribusi normal. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus chi-kuadrat (χ 2 ), diperoleh χ 2 hit kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa kelompok eksperimen adalah 2,3544 dan χ 2 tab dengan taraf signifikansi 5% dan dk = 3 adalah 7,82. Hal ini berarti, χ 2 hit hasil post-test kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa kelompok eksperimen lebih kecil dari χ 2 tab (χ 2 hit < χ 2 tab) sehingga data kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika siswa kelompok eksperimen berdistribusi normal. Setelah melakukan uji normalitas, selanjutnya dilakukan uji homogenitas varians.uji homogenitas dilakukan terhadap varians pasangan antar kelompok eksperimen dan control. Uji yang digunakan adalah uji-f dengan kriteria data homogenitas jika F hit< F tab.berdasarkan hasil perhitungan uji homogenitas didapatkan F hit kemampuan menyelesaikan problem solving matematika siswa kelompok eksperimen dan control adalah 1,00. Sedangkan F tab dengan db pembilang = 24, db penyebut = 3, dan taraf signifikansi 5% adalah 1,87. Hal ini berarti, varian data kemampuan problem 5

solving matematika siswa kelompok eksperimen dan kontrol adalah homogen. Berdasarkan uji prasyarat analisis data, diperoleh bahwa data kemampuan problem solving matematika siswa kelompok eksperimen dan kontrol adalah dan homogen. Setelah diperoleh hasil dari uji prasyarat analisis data, dilanjutkan dengan pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan menggunakan uji-t sampel independent (tidak korelasi) dengan rumus polletd varians dengan kriteria H 0 ditolak jika t hit > t tab dan H 0 terima jika t hit < t tab. rangkuman uji hipotesis disajikan pada Tabel 2 Kelompok Data Hasil Belajar Kelompok Eksperimen Tabel 2 Hasil Uji Hipotesis Hasil Uji Hipotesis Standar Deviasi n db (n1+n2-2) t hitung t tabel Kesimpulan 13,64 32 55 14,61 2,004 T hitung> t tabel H 0 ditolak Berdasarkan hasil perhitungan uji-t, diperoleh t hit sebesar 14,61. Sedangkan, t tab dengan db = 55 dan taraf siginifikansi 5% adalah 2,004. Hal ini berarti, t hit lebih besar dari t tab (t hit > t tab) sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima. Dengan demikian, dapat diinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan kemampuan problem solving matematika yang signifikan antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan bukan menggunakan metode problem posing pada siswa kelas V SDN di Gugus VI Kecamatan Sawan. Tahun pelajaran 2015/2016. PEMBAHASAN Pembahasan hasil-hasil penelitian dan pengujian hipotesis menyangkut tentang skor kemampuan problem solving matematika siswa pada kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan dan kelompok siswa yang mengikuti. Metode problem posing yang diterapkan pada kelompok eksperimen dan metode konvensional (bukan problem posing) yang diterapkan pada kelompok kontrol dalam penelitian ini menunjukkan pengaruh yang berbeda pada siswa. Hal ini dapat dilihat dari skor kemampuan problem solving (pemecahan masalah) matematika siswa. Secara deskriptif, skor kemampuan problem solving (pemecahan masalah) matematika siswa yang mengikuti pembelajaran posing lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang mengikuti. Tinjauan ini didasarkan pada rata-rata skor kemampuan problem solving matematika siswa dan kecenderungan skor kemampuan problem solving matematika. Rata-rata skor kemampuan problem solving matematika kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran posing adalah 70,15 berada pada katagori tinggi sedangkan skor kemampuan problem solving matematika kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan bukan menggunakan metode problem posing adalah 55,92 berada pada katagori rendah. Jika skor kemampuan problem solving matematika kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran posing digambarkan dalam grafik poligon tampak bahwa kurve sebaran data merupakan juling negatif yang artinya sebagian besar skor siswa cenderung tinggi. Pada kelompok siswa yang mengikuti, jika skor kemampuan problem solving matematika siswa digambarkan dalam grafik poligon tampak bahwa poligon sebaran data merupakan juling positif 6

yang artinya sebagian besar skor siswa cenderung rendah. Berdasarkan analisis data menggunakan uji-t yang ditunjukkan pada diketahui t hitung = 14,61 dan t tabel (db = 55 dan taraf signifikansi 5%) = 2,04. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel (t hitung > t tabel) sehingga hasil penelitian adalah signifikan. Hal ini berarti, terdapat perbedaan kemampuan problem solving matematika yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode problem posing dan siswa yang mengikuti pada siswa kelas V SDN di Gugus VI Kecamatan Sawan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016. Adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa pembelajaran dengan metode problem posing berpengaruh terhadap kemampuan problem solving (pemecahan masalah) siswa pada pembelajaran matematika. Besarnya pengaruh antara pembelajaran posing dan bukan menggunakan metode problem posing dapat dilihat dari analisis deskriptif. Analisis deskriptif menunjukkan bahwa skor kemampuan problem solving matematika kelompok eksperimen lebih baik dari pada kelompok kontrol. Dengan demikian, dapat disimpilkan bahwa pembelajaran dengan metode problem posing berpengaruh positif terhadap siswa kelas V SDN di Gugus VI Kecamatan Sawan tahun pelajaran 2015/2016 dibandingkan dengan. Temuan penelitian yang menunjukan bahwa metode problem posing berpengaruh positif terhadap siswa dengan kecendrungan sebagian besar skor siswa tinggi disebabkan karena dalam pembelajaran di kelas eksperimen dengan menerapkan metode problem posing menekankan kepada para siswa untuk mengajukan masalah (soal) baru dari permasalahan yang telah disediakan dimana pengajuan soal dapat merangsang peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika. Ketika siswa membuat soal, siswa dituntut untuk memahami soal dengan baik. Hal ini merupakan tahap pertama dalam penyelesaian masalah. Mengingat soal yang dibuat siswa juga harus diselesaikan, tentu siswa berusaha untuk dapat membuat perencanaan penyelesaian berupa pembuatan model matematika untuk kemudian menyelesaikannya. Hal ini juga merupakan tahapan penyelesaian masalah seperti dikemukakan Polya. Sejalan dengan pernyataan Japa dan Suarjana (2015:45), yang menyatakan bahwa Semakin kompleks pemecahan soal yang mampu dikembangkan siswa, tentu memerlukan kreatifitas berfikir yang semakin tinggi. Karena itu, semakin tinggi kemampuan siswa melakukan problem posing, semakin tinggi kemampuannya dalam memecahkan masalah. Menurut English (dalam Mahmudi, 2008:8) menyatakan bahwa pembuatan soal dapat membantu siswa dalam mengembangkan keyakinan dan kesukaan terhadap matematika, sebab ide-ide matematika siswa dicobakan untuk memahami masalah yang sedang dikerjakan dan dapat menguatkan performannya dalam pemecahan masalah. Temuan lain akibat penerapan metode problem posing yaitu diketahui bahwa penerapan metode problem posing juga meningkatkan kinerja siswa dalam memecahkan masalah. Hal ini menekankan siswa pada cara penyelesaian masalah dari yang sebelumnya mengalami kesulitan pada perumusan masalah dan penentuan prosedur, dimana pada saat diberikan masalah siswa langsung menentukan hasil akhirnya tanpa merumuskan dan menentukan prosedur penyelesaian. Melalui penerapan problem posing, siswa memiliki tanggung jawab lebih, yaitu siswa harus menguasai setiap indicator materi dan konsep-konsep matematika secara jelas, karena hanya dengan cara demikian siswa dapat menyusun/mengajukan soal yang baik. Melalui kegiatan ini siswa akan mampu merumuskan masalah dan menentukan prosedur penyelesaian ketika diberikan masalah. Hal ini karena dalam 7

metode problem posing dapat meningkatkan kreatifitas siswa, aktivitas belajar siswa, pemahaman siswa, kemampuan penalaran, dan komunikasi siswa, serta meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika. Hal ini sejalan dengan pendapat Winograd (dalam Mahmudi, 2008:8), menyatakan bahwa pemberian tugas kepada siswa untuk membuat soal dapat meningkatkan kemampuan siswa memecahkan masalah dan sikap mereka terhadap matematika. Problem posing dapat meningkatkan kemampuan berpikir, kemampuan memecahkan masalah, sikap serta kepercayaan diri siswa dalam menyelesaikan masalah dan secara umum berkontribusi terhadap pemahaman konsep matematika (Mahmudi, 2008:8). Selain itu, aktifitas belajar siswa di kelas eksperimen, menjadi lebih meningkat. Hal ini terlihat dari diskusi dalam kelompok kecil yang menjadi lebih kondusif, dan juga ditandai dengan dominasi guru yang semakin berkurang. Siswa bisa menyelesaikan permasalahan yang diberikan secara lebih mandiri. Berbeda halnya dengan kegiatan pembelajaran problem posing, dalam lebih bersifat teacher centered. Dalam proses pembelajaran, guru menyampaikan materi dan siswa bertugas untuk menyimak materi yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran lebih berpusat pada guru, komunikasi lebih banyak satu arah dari guru ke siswa dengan menggunakan metode ceramah, demonstrasi dan tanya jawab serta materi pembelajaran lebih banyak pada penguasaan konsep-konsep bukan kompetensi. Penelitian ini memberikan implikasi bahwa metode problem posing berpengaruh terhadap kemampuan problem solving matematika siswa. Pembelajaran dengan dapat menciptakan pembelajaran yang lebih realistis dan bermakna sehingga berpengaruh terhadap kemampuan problem solving (pemecahan masalah) matematika siswa. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut. Terdapat perbedaan kemampuan problem solving yang signifikan pada pembelajaran matematika antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan metode problem posing dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan bukan menggunakan metode problem posing pada siswa kelas V Semester II di SDN Gugus VI Kecamatan Sawan Kabupaten Buleleng tahun ajaran 2015/2016. Perbandingan hasil perhitungan rata-rata skor kemampuan problem solving siswa kelompok ekperimen adalah 70,15 lebih besar dari rata-rata skor kemampuan problem solving siswa kelompok kontrol sebesar 55,92. Adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa pembelajaran berpengaruh terhadap kemampuan problem solving (pemecahan masalah) matematika siswa dibandingkan. Saran Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut. (1) Guru-guru di Sekolah Dasar agar lebih berinovasi dalam pembelajaran dengan menerapkan metode problem posing untuk dapat meningkatkan kemampuan problem solving siswa dalam mata pelajaran matematika. (2)Peneliti yang berminat untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang metode problem posing dalam bidang matematika maupun bidang ilmu lainnya yang sesuai agar memperhatikan kendala-kendala yang dialami dalam penelitian ini sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan penelitian yang akan dilaksanakan. Adapun kendala yang dihadapi peneliti antara lain keterbatasan waktu dalam pembelajaran, karena proses pembelajaran dengan metode problem posing tentunya memerlukan waktu yang cukup banyak karena metode problem posing dianggap metode yang baru bagi siswa.(3) Siswa lebih aktif dalam 8

mengikuti pembelajaran Matematika di kelas, sehingga kemampuan problem solving siswa khususnya pada mata pelajaran Matematika meningkat. (4) Guru disarankan untuk memahami dan mampu menerapkan metode problem posing sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kemampuan problem solving Matematika siswa. (5) Pengelola di sekolah utamanya bagi kepala sekolah disarankan mampu membina dan mengembangkan kemampuan guru untuk menerapkan metode problem posing di sekolah dasar sehingga mampu meningkatkan kemampuan problem solving Matematika siswa. (6) Peneliti sebagai calon tenaga pendidik disarankan mampu menerapkan dan mengembangkan metode Problem posing dengan baik sehingga mampu meningkatkan kemampuan problem solving Matematika siswa. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tentang Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Japa, I Gusti Ngurah dan Suarjana, Made. 2015. Buku Ajar Pandidikan Matematika 1. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Press. Mahmudi, Ali. 2008. Pembelajaran Problem Posing untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. Makalah disajikan dalam Seminar Nasionar Matematika. Jurusan Matematika FMIPA UNPAD, 13 Desember 2008. Ngalimun. 2014. Strategi. dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressido. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Kharisma Putra Utama 9