BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan bisnis di antara perusahaan-perusahaan semakin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua orang pernah minum kopi, namun yang berbeda hanya. masalah waktu dan tempat pada saat meminumnya. Dahulu, minum kopi

BAB I PENDAHULUAN. bermotor, pelaku bisnis yang memainkan perannya adalah Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki, Piggio, Kymco, Kanzen.

BAB I PENDAHULUAN. produk yang semakin tinggi, konsumen yang semakin smart, dan munculnya. kelangsungan hidup dalam dunia bisnis (Kotler, 2003:135).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perekonomian yang berorientasi perdagangan pasar maka. kesuksesan sebuah perusahaan ditentukan oleh kemampuan untuk

ABSTRAKSI. Kata-kata kunci: Brand Relationship, Perilaku Pembelian, Produk highinvolvement. xii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aset bisnis yang berharga bagi kelangsungan hidup perusahaan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. makanan, udara, air, pakaian, dan tempat berlindung untuk bisa bertahan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang kuat antara kategori produk dengan merek yang dilibatkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN. selektif dan smart dalam memilih suatu produk, sehingga mereka akan. mendapatkan kegunaan atau manfaat dari sebuah produk.

Bab I: Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. Konsep pemasaran mengarahkan perusahaan pada seluruh usaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. pangsa pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. Pesatnya perkembangan teknologi dan informasi ini turut memicu

BAB I PENDAHULUAN. dapat dihindari dengan adanya persaingan maka perusahaan-perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Pemasaran sangat penting bagi perusahaan atau organisasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pada giliran nya laba akan menurun. berusaha melakukan berbagai kegiatan yang menunjang, kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan Latar Belakang Penelitian. Manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas dengan sumber daya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus menerus mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. penting yang perlu diperhatikan dan dilakukan adalah mempertahankan pelanggan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dikonsumsi atau digunakannya. Banyak faktor yang digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini perilaku konsumen erat kaitannya dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di pasar untuk membeli produknya. merek yang mapan, sehingga telah memiliki kekuatan pasar. Di tengah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi dan kondisi ekonomi pada saat ini khususnya menjelang era

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi pemasar untuk dapat mencapai kesuksesan perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang melanda dunia menjanjikan suatu peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan semakin ketat. Setiap perusahaan ingin berhasil

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini yang mana perkembangan teknologi semakin berkembang

BAB 1 PENDAHULUAN. maka keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan besar pula.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memasarkan suatu produk kita dapat menggunakan pendekatan bauran

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. harus dapat menjawab tantangan tantangan yang ada di pasar saat ini dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar industri sejenis maupun tidak sejenis semakin ketat sehingga untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kebutuhan dasar manusia. Perkembangan teknologi smartphone sangat cepat. yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daya belinya.

BAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan persaingan bisnis dan meningkatnya era perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Pelaku bisnis beroperasi dalam perekonomian global, yakni segala sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. alat transportasi yang relatif terjangkau, praktis dan efisien.pasar sepeda motor di

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. cepat dimana fasilitas tersebut dapat dilakukan dimana saja dan kapanpun. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya suatu produk yang dikeluarkan pada masing masing perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat individu dan kelompok yang mendapatkan apa yang mereka. butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pemasaran pada dasarnya adalah membangun merek di benak konsumen. Merek menjadi semakin penting karena konsumen tidak lagi puas hanya

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang turut

penelitian, saran untuk penelitian selanjutnya dan implikasi penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. untuk menarik konsumen. Dalam menghadapi persaingan antar produk Air

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan tersebut. menarik konsumen untuk melakukan keputusan pembelian produk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada

BAB I PENDAHULUAN. memaksa perusahaanuntuk mencapai keunggulan kompetitif agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang semakin ketat. Persaingan yang semakin ketat membuat keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu yang hendak dicapai. Dalam usaha untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif. Selain itu, Indonesia merupakan negara dengan pasar potensial. dengan kemasan, rasa, dan harga yang bervariasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia bisnis dan usaha di Indonesia saat ini sangatlah berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan yang semakin ketat di zaman modern sekarang ini, pemasaran

Bab I PENDAHULUAN. Sebuah merek (brand) mempunyai kekuatan untuk memikat hati UKDW

BAB I PENDAHULUAN. diprediksi berdasarkan pada perilaku masa lalunya. Pembelajaran (learning)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan tak lepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembang pesat di era globalisasi ini dan keadaan tersebut memunculkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara mudah dan praktis. Dewasa ini banyak berbagai alat yang bisa

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan untuk berkomunikasi menjadi suatu hal yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ABSTRAK. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklan televisi dan brand equity terhadap loyalitas pelanggan produk air mineral Aqua.

I. PENDAHULUAN. cukup besar, dengan jumlah penduduk yang cukup besar tersebut Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang mengakibatkan persaingan yang ketat dalam dunia usaha. Sejak dibukanya

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha saat ini semakin ketat. Setiap perusahaan

LANDASAN TEORI. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan

BAB I PENDAHULUAN. memperluas pasar produk dari perusahaan di Indonesia. Keadaan ini

BAB I PENDAHULUAN. melalui pengembangan merek perusahaan yang kuat. Namun semakin

BAB I PENDAHULUAN. menjadi alat komunikasi paling dicari oleh seluruh lapisan masyarakat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persepsi yang baru dari seseorang. Inovasi adalah produk atau jasa yang

BAB I PEDAHULUAN. satu alat komunikasi yang digunakan saat ini adalah handphone.

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

DAFTAR ISI. ABSTRAK...iv KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH...v DAFTAR ISI...vii DAFTAR TABEL...xii DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR LAMPIRAN...

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan pada lingkungan yang bersifat dinamis. Bentuk persaingan salah

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. Di era modernisasi dan globalisasi seperti sekarang ini teknologi komunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen. Perilaku konsumen juga akan menentukan proses pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. pada awalnya air minum dalam kemasan lebih banyak di konsumsi untuk

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan perusahaan saat ini di Indonesia semakin lama semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pemasaran perusahaan bersaing semakin ketat terutama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seluruh makhluk hidup di dunia sangat membutuhkan air untuk dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan perusahaan adalah menjual produk atau jasanya semaksimal mungkin, sehingga memperoleh laba

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. disebabkan karena manusia dapat memenuhi kebutuhannya melalui kegiatan pemasaran

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN AIR MINUM TOTAL DI KECAMATAN LAWEYAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan bisnis di antara perusahaan-perusahaan semakin ketat. Hal ini menyebabkan perlunya suatu kebijaksanaan tertentu dari perusahaan untuk mencari cara yang tepat demi mempertahankan kelangsungan hidup perusahaannya dalam dunia bisnis (Kotler, 2003:135). Hal ini didukung oleh Fuad (2000) yang menyatakan bahwa pencapaian tujuan perusahaan dapat dilakukan dengan mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dalam persaingan yang semakin ketat, merupakan salah satu tujuan perusahaan yang harus dicapai sesuai dengan dasar konsep pemasaran yang mana merupakan suatu konsep memuaskan kebutuhan tertentu dari pelanggan adalah hal yang sangat penting untuk memperoleh sukses dalam usahanya. (Kotler, 1997:17). Hal ini disebabkan agar perusahaan tidak kalah dalam persaingan dengan perusahaan-perusahaan lain. Maka dari itu, setiap perusahaan selalu berusaha menciptakan barang atau jasa dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para stakeholder. Agar tujuan tersebut tercapai maka perusahaan harus melaksanakan kebijaksanaan yang berkaitan dengan pemasaran. Hal ini didukung oleh Kotler & Keller (2006) yang menjelaskan bahwa fungsi pemasaran adalah 1

sekumpulan proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan mengirimkan nilai ke konsumen serta mengelola hubungan dengan konsumen dengan cara yang menguntungkan organisasi maupun para stakeholder. Dalam menciptakan nilai bagi organisasi dan para stakeholder maka pemasar menggunakan bauran pemasaran. Hal ini didukung oleh Kotler (2005:17-18) yang mengatakan bahwa bauran pemasaran (marketing mix) adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terusmenerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Salah satu unsur bauran pemasaran yang dibahas dalam penelitian ini adalah produk. Produk adalah elemen kunci dalam penawaran pemasaran, karena produk sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan pasar untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan serta merupakan unsur utama pertama dan terpenting dalam bauran pemasaran (Kotler, 2003:69). Perencanaan bauran pemasaran dimulai dengan memformulasikan suatu penawaran produk untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan sasaran. Assael (2001) mengemukakan produk terbagi kedalam dua kategori yaitu high-involvement product dan low-involvement product. Assael (2001:141) menjelaskan bahwa high-involvement product merupakan produk yang mana konsumen mempertimbangkan dan mengidentifikasi pentingnya suatu produk. Sedangkan low-involvement product merupakan produk yang mana konsumen tidak mempertimbangkan dan tidak mengidentifikasi pentingnya suatu produk. 2

Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat diartikan bahwa highinvolvement product merupakan produk yang mana konsumen membutuhkan informasi mengenai produk yang akan dibeli dan perlu mengidentifikasi produk tersebut. Sedangkan low-involvement product merupakan produk yang mana konsumen tidak membutuhkan informasi produk yang akan dibelinya. Dengan demikian, Druker (1973) dalam Kotler (2003:10) menjelaskan mengenai tujuan pemasaran adalah mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa itu sesuai dengan pelanggan dan selanjutnya mampu menjual dirinya sendiri. Dengan kata lain, pekerjaan pemasaran bukan untuk menemukan pelanggan yang tepat bagi produk yang dihasilkan, melainkan menemukan produk yang tepat bagi pelanggan (Kotler, 2003:22). Dalam usaha menemukan produk yang tepat bagi pelanggan, maka perusahaan harus merancang strategi produk. Strategi produk membutuhkan pengambilan keputusan yang terkoordinasi atas bauran produk (marketing product), lini produk, merek, dan pengemasan dan pelabelan (Kotler, 2003:104). Salah satu masalah besar dalam strategi produk adalah penggunaan merek. Hal tersebut dikarenakan merek merupakan suatu simbol yang rumit dan dapat menyampaikan berbagai makna (Kotler, 2003:105). Salah satu strategi produk yang dibahas dalam penelitian ini adalah merek karena dapat membedakan dengan produk pesaing. Hal ini didukung 3

oleh Kotler & Keller (2006) yang menjelaskan bahwa merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang penjual atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. Kesuksesan sebuah merek adalah bagaimana pemasar dapat membangun suatu merek yang kuat bagi konsumen dan hal ini merupakan salah satu tujuan dari manajemen merek dan produk yang paling utama. Hal ini didukung oleh Aaker (1991,1996); Kapferer (2004); Keller (2003) dalam Esch & Langner et al (2006) yang mengatakan bahwa merek yang kuat dapat mengakibatkan arus pendapatan yang lebih tinggi, baik untuk jangka panjang dan jangka pendek. Dalam membangun merek yang kuat, pemasar perlu mengetahui mengenai konsep brand equity. Hal ini didukung oleh (Aaker, 1997:22) yang mengatakan bahwa brand equity adalah seperangkat aset dan liabilities merek yang berkaitan dengan sebuah merek, nama, dan simbol yang mengurangi dan menambah nilai yang diberikan oleh sebuah barang dan jasa kepada perusahaan atau para pelanggan perusahaan. Beberapa elemen dalam menciptakan brand equity yaitu terdiri dari brand awareness, brand image, brand responses dan brand relationship. Penelitian ini lebih menekankan pada salah satu elemen pembentuk brand equity yaitu brand relationship. 4

Brand relationship adalah hasil imajinasi atau keikutsertaan nyata konsumen di dalam merek tertentu (Fournier & Yao (1998), Muniz & O Guinn (2001) dalam Esch & Langner et al (2006)). Hal ini didukung oleh Kotler & Keller (2006) yang mengatakan bahwa brand relationship adalah mengubah cara pandang merek untuk menciptakan item baru sehingga menumbuhkan hubungan kesetiaan yang kuat antara pelanggan dengan merek yang dipakainya dan akhirnya tercipta hubungan jangka panjang. Dengan kata lain, brand relationship merupakan proses hubungan antara merek dengan konsumen yang dapat menghasilkan manfaat positif yang mana mempengaruhi pikiran dan perasaan konsumen dan akhirnya dampak hubungan merek dengan konsumen tersebut semakin erat (Fournier, 1998 dalam Esch & Langner et al, 2006). Fournier (1998) dalam Esch & Langner et al (2006) menjelaskan bahwa penelitian mengenai brand relationship menawarkan satu perspektif berbeda yaitu bahwa merek-merek mempengaruhi konsumen tidak hanya konsumen memiliki pengetahuan mengenai merek yang dipakainya, tetapi karena pengaruh bahwa konsumen juga merupakan bagian dari satu konteks psycho-sosial-budaya. Proses hubungan antara konsumen dengan merek menghasilkan keuntungan kognitif yang sebaik positif afeksi dan emosi yang menghasilkan ikatan antara merek dan konsumen (Fournier, 1998 dalam Esch & Langner et al, 2006). 5

Fournier dan Yao (1998) dan Muniz dan O Guinn (2001) dalam Esch & Langner et al (2006) menjelaskan bahwa sebuah merek dapat menjadi kuat apabila merek memiliki brand relationship yang membuat merek dapat mempengaruhi pikiran konsumen sehingga konsumen seperti mempunyai hubungan pribadi dengan merek tersebut. Selain itu, peneliti-peneliti memperdebatkan bahwa penting untuk memikirkan bagaimana konsumen itu membangun brand relationship dan membangun brand communities sama pentingnya dengan bagaimana konsumen membangun hubungan dan komunitas dalam kehidupannya (Fournier, 1998; Grossman, 1998; McAlexander et al, 2002; Muniz & O Guinn, 2001 dalam Esch & Langner et al, 2006). Menurut Fournier (1998) dalam Esch & Langner et al (2006) menjelaskan bahwa brand relationship mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Perilaku pembelian merupakan proses dimana konsumen melakukan pembelian produk atau merek untuk pertama kalinya, mengevaluasi, membelinya, menggunakannya, lalu melakukan pengulangan pembelian untuk meningkatkan kepuasan dan sampai pada konsumen mengambil komitmen jangka panjang untuk melakukan pembelian pada suatu produk atau merek (Schiffman & Kanuk (2004)). Jadi dapat disimpulkan bahwa brand relationship mengukur ikatan hubungan antara konsumen dengan merek dan dampaknya konsumen dapat melakukan pembelian di masa sekarang atau pembelian di masa yang akan datang. Hal ini didukung oleh Aaker (1991&1997); Keller (1993) dalam 6

Esch & Langner et al (2006) mengatakan bahwa beberapa peneliti merek sudah mengembangkan konsep-konsep merek dan bagaimana merek itu dapat mempengaruhi perilaku konsumen (pembelian sekarang dan pembelian yang akan datang). Berdasarkan seluruh latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya maka penelitian ini lebih mengarah pada merek produk Nokia sebagai high involvement product dan AQUA sebagai low involvement product. Kedua merek tersebut diperoleh karena peneliti melakukan riset awal di. Hasil riset menunjukkan bahwa dari 100 mahasiswa 65% yaitu 65 orang berpendapat bahwa jenis high-involvement product yang mereka beli adalah produk Nokia. Nokia merupakan produk handphone terbesar di Indonesia. Hal ini didukung oleh Gartner Inc (2007) yang menjelaskan bahwa empat merek handphone yang memiliki pangsa pasar terbesar di Indonesia, yaitu diantaranya Nokia 60 %, Samsung 13,5%, Sony Ericsson 13,4%, dan Motorola 6,8%. Selain itu, Nokia sudah berada dalam pasar handphone Indonesia kurang lebih 20 tahun terakhir sehingga merek ini sudah mempunyai posisi merek dan citra merek tersendiri di dalam pikiran konsumen, bahkan konsumen produk Nokia sudah mempunyai segmen pasar tersendiri yang terdiri dari konsumen yang loyal terhadap produk Nokia. Hasil riset awal juga menunjukkan dari 100 mahasiswa ternyata 70% yaitu 70 orang mengatakan bahwa low-involvement product adalah produk 7

AQUA. Berbagai merek low-involvement product dari air mineral yaitu AQUA, Vit, Ron 88, Ades, dsb. Salah satu merek yang terkenal di masyarakat Indonesia yaitu brand produk AQUA. Hal ini didukung oleh tulisan yang terdapat di www.aqua.com yang menjelaskan bahwa brand AQUA sudah 34 tahun berdiri sehingga brand AQUA sudah memiliki posisi merek dan citra merek tersendiri untuk masyarakat Indonesia, bahkan konsumen air mineral selalu menyebut brand AQUA sebagai air minum masyarakat Indonesia. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya maka peneliti dapat menarik simpulan bahwa perusahaan perlu berupaya membangun brand relationship yang tepat pada high-involvement product dan lowinvolvement product dalam mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Oleh karena itu, peneliti mengambil tema penelitian: PENGARUH BRAND RELATIONSHIP PADA PERILAKU PEMBELIAN PRODUK HIGH-INVOLVEMENT & LOW-INVOLVEMENT. 1.2. Identifikasi Masalah Bertitik tolak dari uraian tersebut maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh brand relationship pada perilaku pembelian konsumen produk high-involvement? 2. Apakah terdapat pengaruh brand relationship pada perilaku pembelian konsumen produk low-involvement? 8

1.3. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan ini secara khusus adalah : 1. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh brand relationship pada perilaku pembelian konsumen produk high-involvement. 2. Untuk menganalisis apakah terdapat pengaruh brand relationship pada perilaku pembelian konsumen produk low-involvement. 1.4. Kegunaan Penulisan 1. Penulis. Untuk menambah wawasan ilmu dan pengetahuan yang telah diperoleh selama di bangku kuliah dengan dunia praktika di perusahaan sehari-hari. Untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar sarjana ekonomi jurusan manajemen. 2. PT. Nokia Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan yang berharga dan informasi yang berharga mengenai brand relationship produk Nokia di mata masyarakat dalam hubungannya dengan perilaku pembelian konsumen, serta sebagai bahan pertimbangan untuk kebijakan pemasaran di masa yang akan datang. 3. PT. AQUA Diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan yang berharga dan informasi yang berharga mengenai brand relationship produk 9

AQUA di mata masyarakat dalam hubungannya dengan perilaku pembelian konsumen, serta sebagai bahan pertimbangan untuk kebijakan pemasaran di masa yang akan datang. 4. Pihak Lain Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi sehingga dapat menelaah unsur-unsur lain yang berkaitan dengan topik ini secara lebih lanjut. 1.5. Kerangka Pemikiran Gambar 1.1 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini menganalisis pengaruh brand relationship pada perilaku pembelian konsumen untuk produk high-involvement & low-involvement 10

pada konsumen produk Nokia dan produk AQUA. Penelitian ini dilakukan di, karena telah dilakukan riset dari 100 mahasiswa yang menggunakan produk Nokia dan 100 mahasiswa yang menggunakan produk AQUA. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan kuisioner yang berisi butir-butir pengukur konstruk atau dimensi dalam penelitian, yang disampaikan kepada responden untuk diisi, respondennya harus yang mengkonsumsi produk Nokia dan produk AQUA. Selain itu, pengukuran penelitian ini menggunakan instrumen penelitian yang diadopsi oleh Esch & Langner et al (2006) yang menganalisis penilaian brand relationship pada high-involvement & lowinvolvement product. 1.7 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan skripsi penulis lakukan terdiri dari lima bab dengan perincian sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan Bab ini berisi mengenai latar belakang dilakukannya penelitian, identifikasi masalah, manfaat dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, ruang lingkup penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II : Tinjauan Pustaka Bab ini berisi mengenai landasan teori hipotesis yang terdiri dari pembahasan mengenai perusahaan, pembahasan mengenai bauran 11

pemasaran, pembahasan mengenai produk, pembahasan mengenai merek, pembahasan mengenai brand equity, pembahasan mengenai brand relationship, pembahasan mengenai current and future purchase serta pengembangan hipotesis. BAB III : Metode Penelitian Bab ini berisi mengenai desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengambilan sampel, metode pengumpulan data, uji validitas, hasil uji validitas, uji reliabilitas, hasil uji reliabilitas, definisi operasional dan pengukuran variabel, serta metode analisis data. BAB IV : Pembahasan Bab ini berisi karakteristik responden, pengujian hipotesis, pembahasan hasil pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian. BAB V : Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi mengenai kesimpulan, implikasi manajerial, keterbatasan penelitian, dan saran. 12