PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PEMERIKSAAN KUALITAS AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 21 TAHUN 2001 TENTANG PENGESAHAN PENDIRIAN DAN PERUBAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 10 TAHUN 2002 TENTANG IJIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA DEPOT AIR MINUM

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI PENGUMPULAN KAYU RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA APOTEK DAN IZIN USAHA PEDAGANG ECERAN OBAT

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU. Nomor 5 Tahun 2006 Seri C PERATURAN DAERAH KOTA LUBUKLINGGAU NOMOR 16 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG IZIN PENGELOLAAN LOGAM TUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG IZIN USAHA APOTEK DAN IZIN USAHA PEDAGANG ECERAN OBAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR : 18 TAHUN 2002 TENTANG PENGAWASAN KUALITAS AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 2001 TENTANG IJIN MEMAKAI TANAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

WALIKOTA PAYAKUMBUH PROVINSI SUMATERA BARAT PANGAN SEHAT DAN BEBAS BAHAN BERBAHAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAYAKUMBUH,

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG RETRIBUSI PENYELENGGARAAN TOKO OBAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PENGATURAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 75 TAHUN 2001 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 38 TAHUN 2001 TENTANG IJIN USAHA PERDAGANGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG SERTIFIKASI LAIK SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMBAWA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 33 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA INDUSTRI

PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPARKIRAN DALAM WILAYAH KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA TITIPAN DAN TELEKOMUNIKASI DI KOTA TARAKAN

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2009 PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR : 8 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

WALIKOTA PANGKALPINANG

Dengan Persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA TARAKAN, MEMUTUSKAN :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 5 TAHUN 2002 TENTANG PENGAWASAN KUALITAS AIR UNTUK KONSUMSI MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 24 TAHUN 2001 TENTANG SURAT IJIN USAHA PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 18 Tahun : 2005 Serie : E Nomor : 8

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 74 TAHUN 2001 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 37 TAHUN 2001 TENTANG WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO BUPATI WONOSOBO,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 09 TAHUN 2003 TENTANG PENYALURAN BAHAN BAKAR MINYAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 4 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN PERPARKIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SOLOK,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 76 TAHUN 2001 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 41 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 19 TAHUN 2003 TENTANG LEGES DAN BIAYA ADMINISTRASI DALAM KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 16 TAHUN 2003 TENTANG PERIZINAN USAHA JASA PERJALANAN WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH BUPATI LEBAK,

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN PRAKTEK TENAGA KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 14 TAHUN 2001 TENTANG LABORATORIUM PEMBINAAN DAN PENGUJIAN MUTU HASIL PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA PENGGILINGAN PADI, HULLER DAN PENYOSOHAN BERAS

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 21 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 15 TAHUN 2005 TENTANG PENJUALAN, PEMILIKAN DAN PENGGUNAAN GERGAJI RANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 08 TAHUN 2001 T E N T A N G PENGENDALIAN PENEBANGAN DAN PEREMAJAAN TANAMAN KELAPA BUPATI LAMPUNG BARAT

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2003 SERI C NOMOR 12 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN PENGGUNAAN JALAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

BUPATI SORONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SORONG NOMOR 17 TAHUN 2013 T E N T A N G RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SORONG,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

BUPATI GOWA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 08 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GOWA,

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PERIZINAN USAHA PENGGILINGAN PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 09 TAHUN 2006 TENTANG IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PENGAWASAN SANITASI DAN KEAMANAN PANGAN, TEMPAT-

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2005

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PENGATURAN PEDAGANG KAKI LIMA DAN PEDAGANG KAKI LIMA MUSIMAN

Kota Sahalun Suhak Saletuh Bedil

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 03 TAHUN 2007 TENTANG PELARANGAN DAN PENGENDALIAN PEREDARAN GARAM TIDAK BERYODIUM DI KABUPATEN LAMONGAN

L E M B A R AN D A E R A H KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 07 TAHUN 2006 T E N T A N G

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN PASAR RAKYAT

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2001 SERI B NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENYEDIAAN DAN/ATAU PENYEDOTAN KAKUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA SUKABUMI

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PEMBERIAN IJIN USAHA DI BIDANG KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN TAHUN 2008 NOMOR 30

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR : 7 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU,

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENGGUNAAN JALAN BAGI KENDARAAN YANG MELEBIHI MUATAN SUMBU TERBERAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

Transkripsi:

SALINAN PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG PEMERIKSAAN KUALITAS AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, Menimbang Mengingat a. bahwa dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, perlu dilaksanankan pemeriksaan kualitas air secara intensif dan terus menerus; b. bahwa Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 10 Tahun 2003 tentang Pemeriksaan Kualitas Air dipandang tidak memadai lagi dalam rangka pelaksanaan Pemeriksaan dan Pengawasan Kualitas Air yang memenuhi persyaratan Kesehatan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Pemeriksaan Kualitas Air. 1. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonomi Kota besar Dalam lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 20); 2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) Sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4858); 7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih; 8. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Nomor 651/MPP/Kep/10/2004 tentang Persyaratan Depot Air; 9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum; 10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 736 /Menkes/Per/VI/2010 tentang Tata Laksana Pengawasan Kualitas Air Minum; 11. Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pembentukan Dinas-dinas Daerah Kota jabi (Lembaran Daerah Kota Jambi Tahun 2008 Nomor 10) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Jambi Nomor 10 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Dinasdinas Daerah Kota Jambi (Lembaran Daerah Kota Jambi Tahun 2015 Nomor 4); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA JAMBI dan WALIKOTA JAMBI MEMUTUSKAN Menetapkan PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI TENTANG PEMERIKSAAN KUALITAS AIR BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan 1. Daerah adalah Daerah Kota Jambi. 2. Pemerintah Daerah adalah Penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah Kota Jambi. 4. Kepala Daerah adalah Walikota Jambi. 5. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kota Jambi. 6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi. 7. Penyelenggara Air Minum adalah Badan Usaha Milik Daerah, kopersi, badan usaha swasta, usaha perorangan, kelompok masyarakat dan atau individual yang melakukan penyelenggaraan penyediaan air minum. 8. Air adalah Air Minum, Air Bersih, Air Kolam Renang, Air Pemandian Umum. 9. Air minum adalah Air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. 10. Air Bersih adalah Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan yang didistribusikan melalui jaringan perpipaan ataupun yang berasal dari bukan jaringan perpipaan yaitu sumur dangkal, sumur pompa tangan, sumur bor, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, atau bangunan perlindungan air dan dapat diminum apabila telah dimasak. 11. Air kolam Renang adalah Air didalam Kolam Renang yang digunakan untuk olahraga renang dan kualitasnya memenuhi syarat- syarat kesehatan. 12. Air Pemandian Umum adalah Air yang digunakan pada tempat pemandian bagi umum tidak termasuk pemandian untuk pengobatan tradisional dan kolam renang yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan. 13. Mobil Tangki air adalah mobil tangki untuk mengangkut air dari penyelenggara air minum dengan jaringan perpipaan maupun bukan jaringan perpipaan ke terminal air dan / atau depot air minum yang memenuhi syarat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 14. Depot Air Minum atau yang disingkat DAM adalah usaha Industri yang melakukan proses pengolahan air baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen. 15. Laboratorium adalah tempat untuk melakukan pemeriksaan contoh air secara fisik, kimia, mikrobiologis dan radio aktif yang ditunjuk oleh Walikota Jambi. 16. Pengelolaan air minum adalah badan usaha/organisasi/ perusahaan/perorangan yang mengelola air minum untuk keperluan masyarakat. 17. Pengujian Lapangan adalah pengujian kualitas air yang dilakukan di lokasi pengambilan sampel 18. Inspeksi sanitasi adalah Pemeriksaan dan pengamatan secara langsung terhadap fisik sarana dan Kualias Air; 19. Pengawasan Eksternal Kualitas Air adalah pengawasan yang dilakukan terhadap air yang digunakan oleh masyarakat yaitu terhadap air minum dengan system jaringan perpipaan, depot air minum, air minum bukan jaringan perpipaan untuk tujuan komersial dan bukan komersil oleh Dinas Kesehatan Kota Jambi. 20. Pengawasan Internal Kualitas Air adalah pengawasan yang dilakukan terhadap air yang digunakan oleh masyarakat yaitu terhadap air minum dengan system jaringan perpipaan, depot air minum, air minum bukan jaringan perpipaan untuk tujuan komersial dan bukan komersil oleh Penyelenggara Air Minum. 21. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kota Jambi;

22. Sample air adalah air yang diambil sebagai contoh yang digunakan untuk keperluan pemeriksaan laboratorium. 23. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, Firma, kongsi, Koperasi, Yayasan atau Organisasi sejenis,usaha perorangan, Lembaga, dan Dana pensiun, Bentuk Usaha Tetap Serta Bentuk Usaha lainnya. 24. Sertifikat Laik Sehat adalah tanda pengesahan tertulis yang dikeluarkan Dinas Kesehatan Kota Jambi yang menerangkan bahwa kualitas air telah memenuhi standar baku atau persyaratan yang berlaku. 25. Hygiene Sanitasi adalah upaya untuk mengendalikan factor risiko terjadinya kontaminasi yang berasal dari tempat, peralatan dan penjamah terhadap air minum agar aman dikonsumsi. 26. Penjamah adalah orang yang secara langung menangani proses pengolahan air Minum agar aman dikonsumsi. 27. Pemerintah Daerah sebagai tanda bukti kelayakan terhadap air yang diperiksa untuk di konsumsi oleh masyarakat. 28. Penyidikan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan Penyidik Pegawai Negeri Sipil untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana dibidang Pemeriksaan Kualitas Air. 29. Penyidik adalah Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas melakukan penyelidikan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. BAB II KETENTUAN PEMERIKSAAN Pasal 2 (1) Setiap orang atau badan yang mengelola dan mendistribusikan air Wajib memiliki sertifikat Laik Sehat. (2) Untuk memperoleh sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setiap orang atau badan wajib dilakukan pemeriksaan terhadap kualitas airnya yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kota Jambi. (3) Jenis air yang wajib diperiksakan adalah a. air yang disitribusikan melalui perpipaan, melalui tangki air dan depot air minum dan air yang di produksi PDAM serta badan usaha lainnya; b. air Bersih; c. air Kolam renang;dan d. air pemandian umum. (4) Format permohonan sertifikat laik higiene sanitasi tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisah dari Peraturan Walikota ini. (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai Format pedoman dan syarat pelaksanaan Pemeriksaan dan Pengawasan kualitas air diatur dengan Peraturan Walikota Pasal 3 (1) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) dilakukan di Laboratorium Dinas Kesehatan atau laboraturium rujukan dengan metode pengujian sesuai dengan parameter yang telah ditetapkan. (2) Metode pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara pengambilan contoh (sampel) dan banyaknya contoh (sampling size) untuk kepentingan pemeriksaan harus sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku.

(3) Jumlah parameter dan kadar maksimum yang diperbolehkan sebagai syarat untuk memenuhi kualitas air sesuai dengan standar Peraturan Menteri Kesehatan nomor 492 tahun 2010 tentang pengawasan kualitas air. (4) Parameter dan kadar maksimum sebagaimana pada ayat (3) dilakukan pemeriksaannya di Laboratorium Dinas Kesehatan Kota atau Laboratorium rujukan. Pasal 4 (1) Terhadap parameter selain dari parameter sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3) dapat dilakukan pemeriksaan bila diperlukan, terutama karena adanya indikasi pencemaran tersebut. (2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku juga untuk ketentuan dalam Pasal 3 ayat (4). Pasal 5 (1) Hasil pemeriksaan kualitas air dimuat dalam berita acara pemeriksaan dan disampaikan kepada yang bersangkutan paling lama 14 (empat belas) hari kerja. (2) Berdasarkan Berita Acara yang dimuat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi yang memenuhi persyaratan diterbitkan sertifikat paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah berita acara dibuat. Pasal 6 (1) Sertifikat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) berlaku paling lama 3 (tiga) tahun. (2) Setiap orang atau badan usaha yang telah memiliki sertfikat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diwajibkan memeriksakan kualitas air secara berkala. (3) Pemeriksaan secara berkala dilakukan sebagai berikut a. penyediaan air minum perpipaan 1. pemeriksaan bakteriologi Jumlah minimal sampel air minum perpipaan pada jaringan distribusi adalah a) penduduk yang dilayani < 5000 jiwa sebanyak 1 sampel setiap bulan. b) penduduk yang dilayani 5.000 s/d 10.000 jiwa sebanyak 1 sampel per 5.000 jiwa setiap bulan. c) penduduk yang dilayani > 10.000 sebanyak 1 sampel per 10.000 jiwa ditambah 10 sampel tambahan setiap bulan. 2. pemeriksan kimiawi. Jumlah sampel yang diperiksa minimal 10 % dari jumlah sampel untuk pemeriksaan bakteriologis per bulan. b. depot air minum 1. pemeriksan bakteriologis. a) air baku diperiksa minimal 1 (satu) sampel 3 (tiga) bulan sekali. b) air yang siap dimasukkan kedalam kemasan /botol, minimal satu sampel sebulan sekali.

2. pemeriksaan kimiawi a) untuk pemeriksaan awal diperiksa lengkap (air baku 1 (satu) sampel dan air yang siap dimasukkan kedalam botol/galon isi ulang satu sampel). b) untuk pemeriksaan berkala satu sampel enam bulan sekali, parameter yang diperiksa disesuaikan dengan yang dicurigai berindikasi pencemaran. c. air bersih 6 (enam) bulan sekali d. air kolam renang 6 (enam) bulan sekali e. air pemandian umum 6 (enam) bulan sekali Pasal 7 Setiap orang atau badan yang tidak termasuk dalam ketentuan dalam Pasal 2 ayat (1) dapat memanfaatkan jasa laboratorium untuk Pemeriksaan Kualitas Air. BAB III PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 8 (1) Pemerintah Daerah berwenang melaksanakan Pembinaan dan Pengawasan terhadap Kualitas air yang dikelola dan distribusikan yang diperuntukkan bagi orang banyak. (2) Pembinaan dan Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Dinas Kesehatan bekerjasama dengan instansi terkait. Pasal 9 (1) Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) meliputi penyuluhan dan Bimbingan teknis. (2) Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (1) dilakukan pengawasan eksternal dan pengawasan internal. (3) Pengawasan eksternal dan pengawasan internal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan cara a. pengawasan berkala; dan b. pengawasan atas indikasi pencemaran Pasal 10 (1) Pengawasan eksternal berkala untuk air minum dengan system jaringan perpipaan dilakukan di titik terjauh pada unit distribusi. (2) Pengawasan eksternal berkala untuk depot air minum dilakukan di unit pengisian gallon/wadah air minum. (3) Pengawasan eksternal berkala untuk air minum bukan jaringan perpipaan dilakukan pada setiap sarana air minum (4) Pengawasan eksternal berkala untuk air bersih, air kolam renang, air pemandian umum dilakukan pada setiap sarana air.

Pasal 11 (1) Pengawasan internal berkala untuk air minum dengan system jaringan perpipaan dilakukan di setiap unit produksi dan unit distribusi. (2) Pengawasan internal berkala untuk depot air minum dilakukan di unit produksi dan unit pengisian gallon/wadah air minum. (3) Pengawasan internal berkala untuk air minum bukan jaringan perpipaan dilakukan di sarana air minum (4) Pengawasan internal berkala untuk air bersih, air kolam renang, air pemandian umum dilakukan di sarana air. Pasal 12 Pengawasan eksternal dan internal atas indikasi pencemaran dilakukan pada seluruh unit penyelenggaraan penyediaan air minum dan pengelola air BAB IV PELAKSANAAN PENGAWASAN Pasal 13 (1) Kegiatan pengawasan kualitas air meliputi a. inspeksi sanitasi dilakukan dengan cara pengamatan dan penilaian kualitas fisik air dan factor risikonya; b. pengambilan sampel air dilakukan berdasarkan hasil inspeksi sanitasi; c. pengujian kualitas air dilakukan di laboratorium Dinas Kesehatan Kota atau laboratorium yang ditunjuk sebagai laboratorium penguji kualitas air d. analisis hasil pengujian laboratorium e. rekomendasi untuk tindak lanjut; dan f. pemantauan pelaksanaan tindak lanjut. (2) Penyelenggara air dalam melaksanakan pengawasan internal wajib melaksanakan analisis risiko kesehatan dan di dokumentasikan. Pasal 14 (1) Pelaksanaan inspeksi sanitasi dilakukan melalui a. penetapan lokasi titik dan frekuensi inspeksi sanitasi; b. pengamatan dan penilaian terhadap sarana air dengan menggunakan formulir inspeksi sanitasi sanitasi sarana air; dan c. menetapkan tingkat risiko pencemaran berdasarkan hasil penilaian. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan inspeksi sanitasi tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan ini. BAB V KEWAJIBAN DAN LARANGAN Pasal 15 Setiap orang atau badan yang mengelola dan mendistribusikan Air diwajibkan a. memeriksakan kualitas air secara berkala. b. membantu petugas yang melakukan pemeriksaan.

c. melaporkan pada Dinas Kesehatan apabila ada dugaan terjadi gangguan pada kualitas air. d. menjaga dan memelihara kualitas air. Pasal 16 Setiap orang atau badan yang mengelola dan mendistribusikan Air dilarang a. mendistribusikan air yang tidak memenuhi persyaratan kualitas air. b. menghalang-halangi petugas dalam melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan kualitas air. c. memberikan keterangan tidak sesuai dengan data sumber air. BAB VI SANKSI ADMINISTRATIF Pasal 17 (1) Setiap Orang atau Badan Usaha yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dikenakan sanksi Administratif berupa Penghentian kegiatan secara paksa. (2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai dengan sanksi berupa denda masing-masing sebesar sebagai berikut a. air perpipaan dan atau melalui tangki... Rp.30.000.000 b. depot air minum...rp.20.000.000 c. air bersih... Rp.20.500.000 d. air kolam renang... Rp.20.000.000 e. air pemandian umum... Rp.10.000.000 Pasal 18 (1) Setiap orang atau badan yang tidak melakukan pemeriksaan kualitas air secara berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (2) dikenakan sanksi administrasi. (2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa denda dengan klasifikasi sebagai berikut a. denda untuk 1. air perpipaan dan atau melalui tangki..rp.3.000.000 2. depot air minum... Rp. 2.000.000 3. air bersih... Rp.2.500.000 4. air kolam renang... Rp.2.000.000 5. air pemandian umum... Rp. 1.000.000 b. penghentian secara paksa kegiatan produksi dan distribusi air. (3) Setiap orang atau badan yang mengelola pendistribusian air yang telah dikenakan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 juga dilakukan pencabutan sertifikasi.

Pasal 19 (1) Denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 dan Pasal 18 disetor ke Kas Daerah. (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 dan Pasal 18 adalah Pelanggaran. BAB VII PENYIDIKAN Pasal 20 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana dibidang pemeriksaan kualitas Air. (2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana dibidang pemeriksaan kualitas air. b. meneliti,mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatanyang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana dibidang pemeriksaan kualitas air. c. memeriksa buku-buku catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pedana pemeriksaan kualitas air. d. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan barang bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana pemeriksaan kualitas air. e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan barang bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut. f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang pemeriksaan kualitas air. g. menyuruh berhenti dan atau melarang seseorang meninggalkan ruangan pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e. h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana dibidang pemeriksaan kualitas air. i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi. j. menghentikan penyidikan. k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang pemeriksaan kualitas air. (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum melalui koordinasi Penyidik POLRI.

BAB VII KETENTUAN PIDANA Pasal 21 Setiap orang atau badan yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 dan Pasal 18 ayat (2) diancam dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan dan denda paling banyak Rp.50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah). BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 22 Bagi pengelola pendistrribusian air yang telah menjalankan kegiatannya sebelum diundangkannya Peraturan Daerah ini harus menyesuaikan dengan ketentuanketentuan yang diatur dalam Peraturan Daerah ini paling lama 3 (tiga) bulan setelah Peraturan Daerah ini diundangkan. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 23 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka ketentuan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2003 tentang Pemeriksaan Kualitas Air di cabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 24 Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Jambi. Ditetapkan di Jambi pada tanggal, 30 Desember 2015 WALIKOTA JAMBI, ttd SYARIF FASHA Diundangkan di Jambi pada tanggal, 30 Desember 2015 SEKRETARIS DAERAH KOTA JAMBI, Salinan Sesuai Dengan Aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN SETDA KOTA JAMBI ttd DARU PRATOMO LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2015 NOMOR 14 NOREG PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI PROVINSI JAMBI (14/2015) ttd EDRIANSYAH, SH., MM Pembina NIP.19720614 199803 1 005

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2015 TANGGAL 30 DESEMBER 2015 TENTANG PEMERIKSAAN KUALITAS AIR Formulir 1 PERMOHONAN SERTIFIKAT LAIK HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM Kepada Yth Kepala Dinas Kesehatan Kota Jambi di Jambi Saya yang bertanda tangan di bawah ini Nama Tempat/ Tanggal Lahir Nomor KTP Alamat Nama DAM Alamat No. Telp/ Hp Pengelola/ Penanggung Jawab Pemasang.... Dengan ini mengajukan permohonan untuk mendapatkan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi DAM. Sebagai dasar pertimbangan kami lampirkan 1. Fotokopi KTP 1 Lembar 2. Foto terbaru 4x6 2 lembar 3. Surat keterangan domisili usaha 4. Denah lokasi dan bangunan tempat usaha 5. Surat Rekomendasi Jenis Peralatan system filterisasi yang digunakan 6. Fotokopi sertifikat pelatihan/kursus Higiene Sanitasi DAM bagi pemilik dan Penjamah Demikian permohonan ini kami sampaikan, atas perhatiannya diucapkan terima kasih. Kota Jambi,..20 Pemohon (...) (nama lengkap)