BAB I PENDAHULUAN. Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan yang cepat dalam lingkungan bisnis yang semakin

BAB II TINJAUAN TEORETIS

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bebas antar bangsa di dunia serta didukung dengan semakin canggihnya teknologi

BAB I PENDAHULUAN. maksimal sehingga laba yang diharapkan untuk diperoleh juga maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan atau organisasi yang relatif kecil, pimpinan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk dapat merencanakan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat ketat antar perusahaan saat ini terjadi di dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin canggih. Salah satu aspek yang mengalami banyak perubahan ialah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman pada saat ini, pengendalian internal

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha kini semakin meningkat bukan saja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. usaha menghadapi perubahan lingkungan dengan karakteristik yang jauh berbeda

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, maupun bidang industri lainnya. Sehingga perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Suatu pengendalian internal yang tepat dan memadai sangatlah diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini negara kita sedang mengalami berbagai masalah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk merencanakan,

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. usaha dituntut untuk lebih meningkatkan kualitas pengelolaannya. Dalam hal

PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia, banyak perusahaan atau badan usaha yang tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. krisis global, berhasil atau tidaknya suatu perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keadaan perekonomian yang tidak menentu, berhasil atau

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pengertian pengendalian menurut William K. Carter (2009:6) yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perekonomian sekarang ini, perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Perusahaan harus menggunakan segala kemampuannya, metode-metode, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

KUESIONER PENELITIAN PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman, teknologi, dan perekonomian dunia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi telah menjadi suatu tuntutan bahwa di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. PT. Modern Internasioanal, Tbk Bandung, penulis menyimpulkan bahwa: dilaksanakan dengan cukup efektif dan efisien, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Adapun alat pengendali pada organisasi adalah metode-metode yang

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan konsumen akan produk atau barang yang dikonsumsinya. mengelola semua sumber daya yang dimilikinya seoptimal mungkin supaya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I. Pendahuluan. Sarana transportasi berperan sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial

BAB I PENDAHULUAN. baik sektor industri maupun jasa. Perkembangan dunia usaha pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan dalam lingkungan bisnis sangat cepat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan dalam hasil penelitian dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Pengendalian Internal. Pengertian pengendalian internal merupakan metode yang berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami penyempurnaan untuk dapat memenuhi kebutuhan manusia dengan lebih

MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dalam era globalisasi mengalami pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem merupakan istilah dari bahasa Yunani yaitu system yang artinya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control)

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan untuk menjadi lebih baik dalam memperoleh laba. Untuk memperoleh

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mengakibatkan tingkat persaingan di dalam dunia usaha akan

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT NORITA MULTIPLASTINDO

BAB I PENDAHULUAN. bergerak semakin dinamis, perusahaan dituntut untuk melakukan kegiatan usahanya. perusahaan berjalan secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup suatu perusahaan dan juga menjadi sumber pendapatan yang utama untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Negara mempunyai suatu pemerintahan yang berfungsi sebagai kesatuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengendalian Intern. Pengendalian intern merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh pihak

BAB I PENDAHULUAN. disini tidak hanya dilakukan pada bidang keuangan saja, tetapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Orang yang melaksanakan fungsi auditing dinamakan pemeriksa atau auditor. Pada mulanya

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas penjualan merupakan aktivitas yang penting dalam suatu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi organisasi untuk mempertahankan dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. jasa, perdagangan, maupun bidang industri lainnya. Semua itu dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dapat diterapkan berbagai kebijakan yang menguntungkan perusahaan. Untuk

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis ekonomi yang menimpa Indonesia, tak sedikit pula

BAB I PENDAHULUAN. dengan semakin ketatnya persaingan usaha. Persaingan sehat sangat dibutuhkan

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi akuntansi adalah suatu kesatuan aktivitas, data, dokumen

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Ada yang berpendapat bahwa manajemen adalah seni atau ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang harus segera diatasi oleh para pengusaha dalam mempertahankan

Bab 1. Pendahuluan. Persediaan bahan baku dalam perusahaan industri memegang peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri memegang peranan yang penting untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam menunjang operasi (kegiatan) dari perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. concern) dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) (Brigham et al

BAB II URAIAN TEORITIS. penelitian yang dilakukan oleh Dian Radiani (2004) dengan judul Peranan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi sekarang ini, persaingan global yang tajam banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. sistematis serta mengevaluasi pengendalian intern dalam perusahaan. Namun pada. penyimpangan-penyimpangan dalam perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan antar perusahaan yang semakin ketat dan kondisi perekonomian yang tidak menentu, maka setiap perusahaan dituntut untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Didalam perusahaan manufaktur, persediaan bahan baku merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Dengan adanya bahan baku maka suatu perusahaan manufaktur bisa membuat produk jadi, sehingga apabila terjadi kekurangan bahan baku maka kelancaran kegiatan produksi akan terhambat. Oleh karena itu, perusahaan perlu mengadakan persediaan bahan baku yang cukup. Menurut Freddy Rangkuti, pentingnya persediaan bagi perusahaan adalah: Persediaan bahan baku biasanya digunakan untuk mengantisipasi permintaan konsumen yang tidak menentu atau suplai bahan baku dari pemasok terlambat datang sehingga perusahaan dapat kekurangan bahan baku untuk melakukan kegiatan produksi, padahal permintaan akan produk jadi dari konsumen banyak. (Rangkuti Freddy, 2002: 1) Persediaan bahan baku dapat menjaga kelancaran kegiatan produksi dalam memenuhi permintaan konsumen, tetapi jika perusahaan terlalu banyak menyimpan

2 bahan baku dapat menimbulkan masalah bagi perusahaan. Masalahnya adalah semakin besar biaya untuk menyimpan bahan baku tersebut selama disimpan di gudang. Apabila persediaan bahan baku juga terlalu sedikit dapat mengganggu kegiatan produksi perusahaan. Oleh karena itu, penting bagi semua perusahaan untuk mengadakan pengawasan atas persediaannya, karena kegiatan ini dapat membantu tercapainya suatu tingkat efektifitas dan efisiensi penggunaan persediaan. (Rangkuti Freddy, 2002 : 5). Untuk mencapai hal tersebut, maka pemilik perusahaan melimpahkan wewenang dan tanggung jawab kepada bawahannya. Agar pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan atasan di patuhi bawahannya, maka diperlukan suatu alat yang dapat mengamankan aktiva perusahaan serta memberikan keyakinan yang memadai bahwa apa yang dilaporkan oleh bawahannya. Sebagai bentuk pertanggungjawaban bawahan terhadap atasan adalah benar dan dapat dipercaya, diperlukan suatu pengendalian internal. Secara umum pengendalian internal didefinisikan sebagai berikut: Pengendalian internal adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendaorong dan memperbaiki efisiensi jalannya operasi perusahaan, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan. (Romney, M. B. & Paul, J. S., 2003: 229) Pengendalian internal terdiri dari lima komponen yang membentuknya, yaitu: lingkungan pengendalian, penetapan risiko oleh manajemen, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, pemantauan. Jika komponen-komponen ini dapat dilaksanakan dengan baik, maka tujuan-tujuan perusahaan dapat tercapai. Dengan

3 pengendalian internal yang handal, maka terjadinya kesalahan dan penyelewengan dalam perusahaan dapat dideteksi sehingga dapat diatasi dengan cepat dan dicari solusi pemecahannya. Pengendalian internal tidak menjamin, tetapi hanya berusaha meminimalkan penyimpangan ataupun kesalahan-kesalahan yang ada, oleh karena itu diperlukan staff audit internal. Auditor internal dapat membantu meningkatkan operasi perusahaan agar berjalan lebih efektif. Sebagai bagian dari pengendalian internal, auditor internal menyediakan penilaian keefektifan pengendalian internal. Audit internal juga mencakup penilaian kesadaran pegawai terhadap prosedur dan kebijakan manajemen, hukum dan peraturan yang berlaku, serta mengevaluasi efisiensi dan keefektifan manajemen. Seorang auditor internal harus independen dan bertanggung jawab langsung kepada direktur. (Romney, M. B. & Paul, J. S., 2004 : 250). Dengan adanya pengendalian internal atas persediaan bahan baku yang handal akan menghasilkan laporan keuangan yang akurat, khususnya dalam penyajian nilai persediaan bahan baku dalam neraca. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian oleh auditor internal dengan tujuan memeriksa dan mengawasi keefektifan pelaksanaan kegiatan perusahaan dalam melaksanakan pencatatan terhadap nilai persediaan bahan baku yang ada. Sehingga persediaan bahan baku yang ada di gudang, nilainya tidak terlalu besar atau terlalu kecil. Untuk menilai keefektifan pengendalian internal atas persediaan bahan baku yang ada di perusahaan berkaitan erat dengan pengujian yang dilakukan oleh auditor internal. Audit internal wajib memberikan informasi yang

4 berharga bagi pihak manajemen untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan operasi perusahaan. (Arens & Loebbecke, 2003 : 7). Berdasarkan uraian diatas, saya sebagai penulis merasa tertarik untuk meneliti sampai seberapa jauhkah peranan audit internal dalam menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan bahan baku. Penelitian ini akan dilakukan pada PT. Bayer Indonesia sebuah perusahaan farmasi. Sebagai perusahaan farmasi, masalah yang ada dalam mengatur persediaan bahan bakunya dilakukan untuk menjaga agar jumlah, kualitas, dan waktu tersedianya bahan baku tersebut dapat diperoleh sesuai dengan kebutuhan produksi. Oleh karena itulah saya sebagai penulis merasa terdorong untuk menyusun sebuah skripsi yang berjudul: Peranan Audit Internal Sebagai Alat Bantu Manajemen Untuk Menunjang Efektivitas Pengendalian Internal Atas Persediaan Bahan Baku 1.2 Perumusan Masalah Masalah yang akan di bahas penulis sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan pada PT. Bayer Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana efektivitas audit internal yang dijalankan oleh perusahaan. 2. Bagaimana efektivitas pengendalian internal atas persediaan bahan baku yang diterapkan oleh perusahaan. 3. Bagaimana peranan audit internal untuk menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan bahan baku.

5 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah diatas tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan menilai efektivitas audit internal yang dijalankan oleh PT. Bayer Indonesia. 2. Untuk mengetahui dan menilai efektivitas pengendalian internal atas persediaan bahan baku yang diterapkan oleh PT. Bayer Indonesia 3. Untuk mengetahui peranan audit internal untuk menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan bahan baku pada PT. Bayer Indonesia. 1.4. Kegunaan Penelitian Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperlihatkan adanya peranan audit internal dalam menunjang efektivitas suatu perusahaan. Dari praktek hasil penelitian ini diharapkan dapat menunjukan manfaat dari penerapan konsep audit internal dalam perusahaan untuk meningkatkan efektivitas penggunaan sumber ekonomis suatu usaha sehingga tercapainya tujuan organisasi. Selain itu penulis mengharapkan hasil penelitian ini akan berguna bagi : a. Bagi Perusahaan Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemikiran yang berguna bagi pihak perusahaan, yaitu dengan memperoleh informasi mengenai aktivitas yang dilaksanakan perusahaan dan mengetahui sejauh

6 mana efesiensi dan efektivitas yang dapat di capai perusahaan, serta dapat dijadikan bahan pertimbangan dan perbaikan pada masa yang akan datang. b. Bagi Umum Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah wawasan pembaca dan dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai bagaimana peranan audit internal sebagai alat bantu manajemen suatu perusahaan untuk meningkatkan efektivitas pengendalian internal atas persediaan bahan baku. 1.5. Rerangka Pemikiran Setiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda, tetapi pada dasarnya setiap perusahaan ingin mendapatkan laba yang besar dan ingin mempertahankan kelangsungan hidupnya. Agar bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya perusahaan melakukan kegiatan produksi. Oleh karena itu, persediaan bahan baku sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan produksi. Tanpa adanya persediaan bahan baku, para pengusaha akan dihadapkan pada risiko bahwa perusahaannnya pada suatu waktu tidak mampu memenuhi kebutuhan pelanggan yang memerlukan barang yang dihasilkan perusahaan tersebut. Hal ini mungkin terjadi, karena tidak selamanya bahan baku tersedia sehingga perusahaan tidak bisa memproduksi barang yang dibutuhkan pelanggan. Dengan demikian perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang seharusnya didapatkan. Dengan adanya persediaan bahan baku dapat mengurangi keterlambatan datangnya bahan baku sehingga kegiatan produksi tetap berjalan lancar. (Rangkuti Freddy, 2002 : 1).

7 Mengingat bahwa kelangsungan hidup perusahaan sangat ditentukan dengan adanya persediaan, maka kecermatan dalam perhitungan persediaan yang akan disediakan di dalam perusahaan jumlahnya harus dihitung dengan setepat mungkin sehingga pemborosan biaya dalam pembelian bahan baku dapat dihindari atau setidaknya dapat dikurangi. Besarnya persediaan bahan baku dipengaruhi oleh perkiraan produksi, sifat musiman produksi, dapat diandalkannya pihak pemasok serta tingkat efisiensi penjadwalan pembelian dan kegiatan produksi. Persediaan barang dalam proses sangat dipengaruhi oleh lamanya produksi, yaitu waktu yang dibutuhkan sejak saat bahan baku masuk ke proses produksi sampai dengan saat penyelesaian barang jadi. Perputaran persediaan dapat ditingkatkan dengan jalan memperpendek lamanya produksi. Dalam rangka memperpendek waktu produksi, salah satu cara adalah dengan menyempurnakan teknik-teknik baru seperti manajemen persediaan tepat waktu (JIT). Untuk itu penting mengembangkan sistem perencanaan persediaan bahan baku yang dapat meminimalkan biaya pemesanan (ordering cost) ataupun biaya penyimpanan (carrying cost), dengan begitu kualitas produk akan terjaga. Meminimalkan biaya pemesanan dapat dilakukan dengan menentukan jumlah pesanan ekonomis (EOQ) yang dapat dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut : EOQ = 2 PR/ C Keterangan : P = Biaya pemesanan per order.

8 R = Jumlah bahan baku yang akan dibeli selama satu periode. C = Biaya penyimpanan per unit periode. T Selain itu perusahaan perlu memperhatikan titik pesan kembali (Reorder point) dan safety stock sehingga jumlah persediaan yang ada digudang akan tetap terjaga. Safety Stock (reorder point) Mengingat besarnya nilai dan sifatnya yang aktif dan berputar secara terus menerus, maka persediaan bahan baku yang terlalu banyak akan mengakibatkan adanya pemborosan biaya yang disebabkan oleh lamanya waktu penyimpanan. Demikian pula apabila jumlah persediaan bahan baku yang terlalu sedikit akan mengakibatkan terhambatnya proses produksi serta timbulnya biaya tambahan untuk mencari bahan baku pengganti secepatnya, dengan demikian perlu dilakukan

9 penanganan yang baik terhadap persediaan dengan menerapkan pengendalian internal bahan baku yang tepat yang dapat membantu manajemen dalam memutuskan berapa banyak persediaan bahan baku yang dibutuhkan pengadaannya serta dalam pemeliharaannya untuk mencapai keuntungan perusahaan yang optimal. Dalam organisasi, ada struktur organisasi yang menetapkan garis otoritas dan tanggung jawab, serta menyediakan kerangka umum untuk perencanaan, pengarahan dan pengendalian operasinya. Aspek-aspek penting organisasi termasuk sentralisasi atau desentralisasi otoritas, penetapan tanggung jawab untuk tugas-tugas tertentu, cara alokasi tanggung jawab mempengaruhi permintaan informasi pihak manajemen dan organisasi fungsi sistem informasi dan akuntansi. (Romney Marshall B. & Paul John Steinbart, 2004: 234). Dengan adanya pelimpahan wewenang, tugas dan tanggung jawab tersebut pimpinan perusahaan memerlukan suatu pengendalian internal dengan tujuan: Menjaga aktiva perusahaan, memastikan akurasi dan dapat diandalkannya catatan dan informasi akuntansi, meningkatkan efisiensi operasi perusahaan, dan untuk mengukur kesesuaian dengan kebijakan dan prosedur yang telah di tetapkan oleh manajemen. ( James A. Hall, 2001 : 150) Oleh sebab itu diperlukan suatu pengendalian internal yang memadai yang dirancang dan digunakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan, bahwa tujuan pengendalian internal dapat dipenuhi. Seperti yang telah dikemukakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia berikut ini :

10 Pengendalian internal adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang sesuai untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : (a) keandalan pelaporan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2001: 319.2) Dari definisi intern diatas terdapat beberapa konsep dasar berikut ini: 1. Pendendalian intern merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu. Pengendalian intern itu sensdiri bukan merupakan suatu tujuan. Pengendalian intern merupakan suatu tindakan yang bersifat pervasive dan menjadi bagaian tidak terpisahkan, bukan hanya sebagai tambahan, dari infrastruktur entitas. 2. Pengendalian intern dijalankan oleh orang. Pengendalian intern bukan hanya terdiri dari pedoman kebijakan dan formulir, namun dijalankan oleh orang dari setiap jenjang organisasi, yang mencakup dewan komisaris, manjemen, dan personel lain. 3. Pengendalian intern dapat diharapkan mampu memberikan keyakinan memadai, bukan keyakinan mutlak bagio manajemen dan dewan komisaris entitas. Keterbatasan yang melekat dalam semua sistem pengendalian intern dan pertimbangan manfaat dan pengorbanan dalam pencapaian tujuan pengendalian menyebabkan pengendalian intern tidak dapat memberikan keyakinan mutlak. 4. Pengendalian intern di tujukan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan: Pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi. ( Mulyadi, 2002 : 180) Pengendalian internal yang diterapkan atas persediaan bahan baku merupakan salah satu bagian dari pengendalian internal secara keseluruhan yang meliputi: Pengendalian atas kondisi fisik dapat dipercaya data-data akuntansi mengenai persediaan, efisiensi pengelolaannya, serta ditaatinya kebijakan dan prosedur yang mencakup pembelian, penyimpanan, pencatatan dan pengeluaran persediaan. Untuk memantau efektivitas kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan pengendalian perlu dilakukan audit internal.

11 Menurut Tugiman Hiro (1997 : 11) pengertian pemeriksaan internal (audit internal) sebagai berikut: Pemeriksaan internal adalah suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan. Fungsi audit internal dalam pengendalian internal persediaan bahan baku meliputi seluruh aspek yang bersangkutan dengan persediaan bahan baku. Berdasarkan fungsi audit internal dapat disimpulkan hubungan audit internal dengan pengendalian internal persediaan bahan baku adalah sebagai berikut: 1. Penelitian dan penilaian pelaksanaan pengendalian internal dibidang persediaan bahan baku. 2. Audit terhadap kebijakan dan ketaatan terhadap prosedur persediaan bahan baku yang telah digariskan. 3. Penilaian terhadap aktivitas untuk menghindari kecurangan dan efisiensi. 4. Pengujian terhadap tingkat kepercayaan data akuntansi dan laporan laporan mengenai persediaan bahan baku. 5. Penelitian terhadap pelaksanaan tugas yang diberikan kepada setiap karyawan. 6. Memberikan saran saran perbaikan bila perlu.

12 Dalam melakukan penilaian yang objektif dan independent yang dilaksanakan oleh auditor internal akan menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan bahan baku karena adanya pengamatan dan perbaikan audit internal, pimpinan perusahaan dapat memperoleh informasi yang akurat dan cepat mengenai persediaan bahan baku, misalnya persediaan yang usang. (Romney Marshall B. & Paul John Steinbart, 2004 : 251). Seorang auditor internal wajib memberikan informasi yang berharga bagi pihak manajemen untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan operasi perusahaan setelah melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap catatan informasi keuangan dan semua pekerjaan yang dilaksanakan oleh bagian yang menangani persediaan dan membuat laporan hasil audit. (Arens & Loebbecke, 2003 : 7). Dengan adanya laporan yang dibuat oleh auditor internal mengenai hasil auditnya dapat dijadikan dasar bagi manajemen dalam memperbaiki kelemahan kelemahan yang mungkin terjadi pada pengendalian internal persediaan bahan baku sehingga pengendalian persediaan bahan baku akan lebih efektif. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengajukan analisis data sebagai berikut: Audit internal memiliki peran yang signifikan untuk menunjang efektivitas pengendalian internal atas persediaan bahan baku.

13 Audit Internal H a (+) Efektivitas Pengendalian Internal Persediaan X Berpengaruh signifikan untuk menunjang Y Dimana: H 0 = Audit internal tidak memiliki peran yang signifikan untuk menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan bahan baku. H a = Audit internal memiliki peran yang signifikan untuk menunjang efektivitas pengendalian internal persediaan bahan baku. Peranan Audit Internal sebagai alat bantu manajemen untuk meningkatkan efektifitas pengendalian internal atas persediaan bahan baku, dapat digambarkan dengan bagan sebagai berikut:

14 Auditor Internal Temuan atas pemeriksaan yang dilakukan auditor Membuat rekomendasi perbaikan atas pengendalian internal persediaan bahan baku Berperan dalam meningkatkan efektifitas pengendalian internal persediaan bahan baku 1.6. Alat Uji Hipotesis Pengujian hipotesis secara statistik dilakukan dengan menghitung persentase frekuensi jawaban yang menunjukkan hubungan peranan audit internal dalam peningkatan efektivitas pengendalian internal persediaan bahan baku. Dari data yang telah diperoleh dilakukan analisis untuk pengujian hipotesis. Metode statistik yang digunakan adalah korelasi Pearson dengan skala Interval. Alasan penulis menggunakan metode ini karena skala ini bertujuan untuk menganalisis kuat atau lemahnya hubungan antara dua variabel.

15 Rumus korelasi Pearson adalah sebagai berikut: r = n xy x y 2 2 2 ( ( ) ) 2 n ( ) x x n y y Dimana : N : Jumlah Responden x : Skor variabel x y : Skor variabel y Kriteria pengambilan keputusan : 1. Tolak H 0 jika probabilitas H 0 < 0.05 2. Terima H 0 jika probabilitas H 0 0.05 Beberapa asumsi yang digunakan apabila akan melakukan analisis korelasi produk momen atau korelasi Pearson, antara lain: Distribusi nilai dari variabel berdistribusi normal atau mendekati berdistrbusi normal. Dua variabel yang akan dicari korelasinya adalah variabel kontinum yang bersifat interval. Hubungan dari dua variabel adalah linier.

16 Hipotesis akan diuji dengan menggunakan statistik analisis korelasi Pearson. Penarikan simpulan dilakukan berdasarkan hipotesis dengan menghitung hasil kuesioner dan didukung oleh teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti sehingga dapat digunakan untuk menilai efektivitas pengendalian internal persediaan bahan baku. 1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis melaksanakan penelitian pada PT. Bayer Indonesia, perusahaan yang bergerak pada bidang usaha farmasi atau obat-obatan, berlokasi di Jalan Raya Jakarta-Bogor Km 28 Cibubur. Waktu penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan September 2006 sampai dengan selesai.