BAB III METODE PENELITIAN. datanya berbentuk angka angka dan dianalisa menggunakan statistik.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODELOGI PENELITIAN. perananya dalam menentukan variabel secara teliti. Selain itu ia juga

BAB I PENDAHULUAN. sebuah hubungan keluarga. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Desa setempat:

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti untuk melakukan penelitianya. Penelitian ini berangkat dari adanya permasalahan.

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunahkan pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan komparasi, yaitu penelitian yang menekankan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif deskriptif korelasional

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. Serta mengunakan

BAB III METODE PENELITIAN. numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 1996). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel adalah sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan

BAB III METODE PENELITIAN. dibuat secara sistematis dan logis, sehingga dapat dijadikan pedoman yang

BAB III METODE PENELITIAN. empiric mengenai hubungan dalam masalah tersebut. Rancangan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan oleh penelitian dalam

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan metode penelitian kuantitatif sebagai upaya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara komunikasi interpersonal anak-orangtua (X) dengan manajemen konflik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Pada penelitian ini penulis ingin mengetahui ada tidaknya hubungan antara

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional, yakni penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta. penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006; 12).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitiannya, penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel. Alat ukur yang

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kebermaknaan Hidup sebagai variabel tunggal. hidup, dan mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif deskriptif korelasional. Penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, sehubungan dengan itu peneliti menggunakan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Devinisi Operasional Penelitian, (C) Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel (D)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penampilan dari hasilnya (Arikunto.2002.h;10).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, yaitu penelitian yang prosesnya banyak menggunakan angkaangka

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan tiga variable dalam penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan (Hadi, 2000). Oleh karena itu,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dibuat secara sistematis dan logis, sehingga dapat dijadikan pedoman yang. betul-betul dan mudah diikuti secara mendasar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. analisisnya pada data data numerikal (angka angka) tentang perilaku. yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang bermanfaat untuk meningkatakan mutu suatu hal yang menarik minat

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. karena analisisnya menggunakan data-data numerikal yang kemudian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dan mengkorelasikan variabel tanpa melakukan treatmen selama

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif deskriptif. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif deskriptif yaitu,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian adalah bagaimana suatu penelitian itu dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. kalimat-kalimat yang bersifat kualitatif maka teknik ini disebut teknik deskriptif. Tabel 1 Rancangan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. yang hati hati, teratur dan terus menerus, sedangkan untuk mengetahui bagaimana

Transkripsi:

48 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2009) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya berbentuk angka angka dan dianalisa menggunakan statistik. Pendekatan ini dipilih karena peneliti mengelola data dalam bentuk angka angka ke dalam analisis statistik. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian survei dengan melakukan pengukuran pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat tanpa memberikan perlakuan perlakuan khusus terhadap variabel terikat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kematangan emosi terhadap keharmonisan kehidupan pada pernikahan usia muda di wilayah Dusun Jangkung Desa Dadapan Wajak Malang. B. Identifikasi Variabel Menurut Sugiyono (2011), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat nilai dan orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas atau variabel independent adalah variabel yang mempengaruhi perubahan atau timbulnya variabel dependent (terikat). Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

49 Variabel adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian yang ditetapkan dalam suatu kegiatan penelitian yang menunjukkan variasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil judul Pengaruh Kematangan Emosi Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga Pada Pernikahan Usia Muda di Dusun Jangkung Desa Dadapan Wajak Malang. Pada penelitian ini terdapat hubungan sebab - akibat yang menjadikan variabel satu berpengaruh pada variabel lainnya. Jadi pada penelitian ini variabel yang menjadi objek penelitian yaitu: 1. Variabel Bebas (X) Independent variable, yaitu variabel yang menjadi penyebab terjadinya perubahan pada variabel terikat. Pada penelitian ini variabel bebas yaitu Kematangan Emosi 2. Variabel Terikat (Y) Dependent variable, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Pada penelitian ini variabel terikat yaitu Keharmonisan Keluarga. Pada Pernikahan Usia Muda C. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan semacam petunjuk dalam mengukur suatu variabel. Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu varibel ataupun konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut (Arikunto, 2002 ). Berikut ini adalah definisi operasional dari variabel variabel penelitian:

50 1. Kematangan emosi pada diri individu adalah kemampuan individu untuk menilai situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi secara emosional, tidak lagi bereaksi tanpa berpikir sebelumnya seperti anak - anak atau orang yang belum matang dalam berpikir, dan aspek yang diukur adalah: a. Mampu berkembang kearah kemandirian b. Mampu menerima kenyataan c. Mampu beradaptasi d. Mampu merespon dengan tepat e. Kapasitas yang seimbang f. Mampu berempati g. Mampu menguasai amarah 2. Keluarga yang harmonis atau keluarga bahagia adalah apabila kedua pasangan tersebut saling menghormati, saling menerima, saling menghargai, saling mempercayai, dan saling mencintai serta memiliki fisik biologis yang sehatbugar, psikis rohaniah yang utuh dan kondisi sosial dan ekonomi yang cukup memadai untuk memenuhi hidup rumah tangga 3. Pernikahan usia muda merupakan pernikahan atau perkawinan yang dilakukan pasangan atau salah satu pasangannya masih dikategorikan remaja. Dalam penelitian ini koresponden yang digunakan adalah istri yang menikah diusia muda. D. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian sosial didefinisikan sebagai kelompok subjek yang akan dikenai generalisasi hasil penelitian. Menurut Sugiyono (2010), populasi

51 adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan dari sumber yang sama diketahui bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sedangkan Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteli, untuk menentukan sampel yang dapat dijadikan pedoman adalah apabila subjeknya kurang dari 100. Sebaiknya diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi apabila jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-25% atau lebih. (Arikunto, 2002). Penelitian ini merupakan penelitian populasi karena jumlah subjek kurang dari 100. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 34 responden. Dimana peneliti menentukan sampel berdasarkan individu yang sesuai dengan kriteria sampel yang telah ditentukan oleh peneliti. Yang menjadi karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perempuan yang menikah di usia 20 tahun ke bawaah 2. Usia permikahan antara 1 6 tahun 3. Tinggal di wilayah dusun jangkung kecamatan Wajak Malang E. Tempat Penelitian Berdasarkan hasil judul dalam penelitian ini Pengaruh Kematangan Emosi Terhadap Keharmonisan Keluarga Pada Pernikahan Usia Muda. Maka penelitian ini dilaksanakan di Dusun Jangkung Desa Dadapan Kecamatan Wajak Malang Jawa Timur.

52 F. Metode Pengumpulan data 1. Kuesioner /Angket Merupakan salah satu bentuk instrument pengumpulan data yang sangat fleksibel dan relatif mudah digunakan. Dalam hal ini peneliti menggunakan beberapa pertanyaan tertulis yang disesuaikan dengan aspek aspek yag akan diteliti. 2. Observasi Observasi adalah cara memperoleh data atau mengumpulkan data melalui pengamatan dan catatan dan pencatatan secara sistematis fenomena yang diselidiki. Sedangkan Arikunto menyatakan, bahwa observasi atau disebut pula dengan pengamatan meliputi pengelihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Dalam arti yang luas observasi sebenarnya tidak hanya terbatas pada pengamatan yang dilakukan baik secara langsung ataupun tidak langsung. Pengamatan yang tidak langsung misalnya melalui kuesioner dan tes. 3. Wawancara Wawancara adalah dialog yang dilakukan untuk memperoleh informasi. Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang dengan cara percakapan langsung. Wawancara sebagai pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menentukan permasalahan yang hendak diteliti. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan dir sendiri atau pada pengetahuan dan kenyakinan pribadi.

53 4. Dokumentasi Dalam penelitian ini dokumentasi yang dimaksud menggunakan dokumentasi tertulis dan tidak tertulis. Dokumentasi tertulis meliputi data atau informasi dari web/ internet yang berkaitan dengan tema penelitian serta data dokumetasi dari dusun Jangkung kelurahan Dadapan kecamatan Wajak Malang Jawa Timur. G. Instrumen Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data, isntrumen yang dipergunakan dalam penellitian ini adalah skala. Skala yang digunakan adalah skala kematangan emosi dan skala keharmonisan keluarga yang disajikan dalam bentuk tabel yang telah berisi pernyataan pernyataan sesuia dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Kedua skala disusun dalam model skala likert, pada penelitian ini peneliti hanya menggunakan empat pilihan jawaban dengan meniadakan katergori jawaban di tengah atau netral, karena dapat menimbulkan kecenderungan subjek untuk menjawab di tengah terutama bagi subjek yang ragu ragu atas jawabannnya dan mendorong subjek untuk memutuskan sendiri apakah positif atau negatif (Sevilla, 1993). Peneliti membagi dua kategori item pernyataan, favorable dan unfavorable dan menetukan bobot nilai.

54 Tabel 3.1 Format Skoring Skala Kematangan Emosi SKOR Pilihan Jawaban Item Favorable Item Unfavorable Sangat Setuju (SS) 4 1 Setuju (S) 3 2 Tidak Setuju (TS) 2 3 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4 Tabel 3.2 Format Skoring Skala Keharmonisan Rumah Tangga SKOR Pilihan Jawaban Item Favorabel Item Unfavorabel Sangat Setuju (SS) 4 1 Setuju (S) 3 2 Tidak Setuju (TS) 2 3 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4 1. Skala Kematangan Emosi 1. Untuk mengukur kematangan emosi pada penelitian ini menggunakan skala Likert, berdasarkan teori smitson dan Katkovsky (1976) adaptasi dari Aulia (2010) mengenai kematangan emosi pada diri individu adalah kemampuan individu untuk menilai situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum bereaksi secara emosional, tidak lagi bereaksi tanpa berpikir sebelumnya

55 seperti anak-anak atau orang yang belum matang dalam berpikir. dan aspek yang diukur : 1) Mampu berkembang kearah kemandirian 2) Mampu menerima kenyataan 3) Mampu beradaptasi 4) Mampu merespon dengan tepat 5) Kapasitas yang seimbang 6) Mampu berempati 7) Mampu menguasai amarah. Adapun tabel distribusi penyebaran item kematangan emosi sebagai berikut: Tabel 3.3 Blue-print skala Kematangan Emosi No Aspek Indikator F No Item U-F 1 Mempunyai kemauan untuk mandiri - Dapat mengatur kehidupan Rumah Tangga - Tidak bergantung pada orang lain - Mampu mengambil keputusan - Dapat bertanggung jawab 1, 2, 4 3, 5, 6, 6 2 Mampu menerima kenyataan - Dapat menerima kenyataan hidup - Mau menerima kelebihan dan kekurangan diri dan pasangan 7, 8, 9, 12 10, 11,13 7 3 Mampu beradaptasi - Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan baik 14, 15,16 17,18 5

56 4 Mampu merespon dengan tepat - Peka terhadap kondisi pasangan - Memiliki sifat cepat tanggap terhadap ekspresi pasangan 19, 20,21 22,23, 24 6 5 Memiliki kapasitas yang seimbang - Menyadari akan kebutuhan bergantung pada pasangan - Memberikan kepercayaan terhadap pasangan 25, 26,27 28, 29, 30 6 6 Mampu berempati - Mampu memahami perasaan pasangan - Mampu memberikan perhatian dengan baik 31, 32 33, 34 4 7 Mampu menguasai amarah - Mampu mengendalikan emosi saat dihadapan pasangan 35,36 37 3 Total 37 2. Skala Keharmonisan Keluarga Adapun teori yang digunakan untuk mengukur keharmonisan keluarga dalam penelitian ini menggunakan Menurut Basri (2002) untuk meraih keharmonisan keluarga perlu memiliki sifat-sifat ideal dan menerapkannya dalam rumah tangga, yaitu fisik biologis yang sehat-bugar, psikis rohaniah yang utuh dan kondisi sosial dan ekonomi yang cukup memadai untuk memenuhi hidup rumah tangga Tabel 3.4 Blue- print skala keharmonisan keluarga No Aspek Indikator 1 Fisik biologis yang - Mampu berkomunikasi dengan baik No Item Fav Unfav

57 sehat dan bugar - Memiliki daya tarik terhadap 1,2,3,4 5,6,7,8,9, 10 pasangan - Kehidupan seksualitas yg baik 10 - Dapat melakukan tugas sebagai istri 2 Psikis yang utuh rohaniah - Mampu beradaptasi dengan efektif dan wajar - Mampu menghadapi kenyataan - Mampu bersikap jujur - Mampu bersikap adil 11,12,13, 14,15,16, 17,18,19 20,21,22, 23, 24,25 15 - Memiliki tanggung jawab sosial dan keagamaan - Dapat menahan amarah 3 Kondisi sosial ekonomi yang cukup - Memiliki semangat kerja yang baik - Memiliki semangat untuk berusaha mewujudkan keinginan 26,27,28, 29 30 5 Total 30 H. Teknik Analisis Data 1. Uji Validitas Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukuran (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 2007). Adapun jenis validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi, yang mana validitas ini yang menunjukkan sejauh mana isi alat ukur tersebut mewakili semua aspek yang dianggap sebagai

58 kerangka konsep. Data harus mencerminkan ciri ciri yang telah ditentukan yaitu : apa saja akan diukur (Iin Trirahayu & Tristiadi ardi ardani, 2004). Menurut Arikunto (2002) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat tingkat kevalidan atau keaslihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau shahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Analisis yang dilakukan adalah analisis logis untuk menetapkan apakah soalsoal yang telah dikembangkan memang mengukur apa yang dimaksud untuk mengukur. Pada skala ini peneliti menggunakan koefisien validitas yang dianggap memuaskan adalah hasil tertinggi yang diperoleh oleh peneliti mengambil standart minimal untuk menentukan koefisien validitas. Rumus untuk menghitung validitas dengan menggunakan product moment, sebagai berikut : Keterangan : r xy N x y = Koefisien korelasi product moment pearson = Jumlah Responden = Skor Aitem = Skor total angket Perhitungan validitas dihitung dengan menggunakan bantuan komputer versi SPSS 16.0 For Windows. Pada umumnya untuk penelitian dibidang ilmu

59 pendidikan digunakan taraf signifikansi 0,05 atau 0,01. Apakah suatu koefisien validitas dianggap memuaskan atau tidak, penilainya dikembalikan pada pihak pemakai skala atau kepada mereka yang berkepentingan dalam penggunaan hasil ukur skala yang bersangkutan (Azwar 2007). 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas untuk suatu prosedur adalah penting sebelum validitas dipertimbangkan, dan perangkat reliabilitas sebenarnya menetapkan validitas maksimum dari suatu instrument (Sevilla, 1993). Menurut Azwar (2007) reliabilitas diterjemahkan dari kata reliability, sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Untuk menentukan realibilitas dari tiap item maka peneliti menggunakan uji reliabilitas dengan rumus alpha Chronbach sebagai berikut : Keterangan : α k = Reliabilitas instrument = Banyak butir pertanyaan atau soal s = Jumlah varians butir S = Varians total Adapun perhitungan reabilitas ini menggunakan bantuan komputer program SPSS 16.0 For Windows. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reabilitas yang

60 angkanya berada dalam rentan 0 sampai 1,000. Semakin tinggi koefisien reabilitas mendekati angka 1,000 berarti semakin tinggi reabilitasnya. 3. Uji Regresi Peneliti menggunakan analisis regresi, Analisis regresi digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis regresi juga dapat dilakukan untuk mengetahui kelinieritasan variabel terikat dengan varibel bebasnya, selain itu juga dapat menunjukkan ada atau tidaknya data yang outlier atau data yang ekstrim. Analisis regresi linear sederhana terdiri dari satu variabel dependen dan satu variabel independen. Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan hasil analisis regresi, peneliti menggunakan bantuan komputer program SPSS 16.0 For Windows.