BAB I PENDAHULUAN. Keluaga mempunyai fungsi tidak hanya terbatas sebagai penerus keturunan

dokumen-dokumen yang mirip
formal, non formal, dan informal. Taman kanak-kanak (TK) adalah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. minat, sikap, perilaku, maupun dalam hal emosi. Tingkat perubahan dalam sikap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu kebijakan pemerintah di sektor pendidikan yang mendukung

BAB I PENDAHULUAN. penggemarnya amat luas. Jika kita bicara di era globalisasi sepak bola,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan salah satu tempat bertumbuh dan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan generasi penerus bangsa di masa depan, harapanya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. adalah bahwa aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal sudah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akhir-akhir ini sangat memprihatinkan. Perilaku Agresi sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diah Rosmayanti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas, sumber daya manusia yang diharapkan adalah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini sering kita dengar tentang banyaknya kasus kekerasan yang

III. METODE PENELITIAN. suatu keadaan atau situasi. Jenis penelitian eksplanatori tersebut sama

BAB I PENDAHULUAN. adalah kekerasan yang terjadi pada anak. Menurut data yang di dapat dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dan saling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya perilaku agresif saat ini yang terjadi di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Kontrol..., Agam, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

PENGARUH BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK MODELING UNTUK MENGURANGI PERILAKU AGRESIF PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 WERU TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. dan lain sebagainya yang semuanya menyebabkan tersingkirnya rasa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu komponen dalam sistem pendidikan adalah adanya siswa, siswa

I. PENDAHULUAN. Lingkungan keluarga seringkali disebut sebagai lingkungan pendidikan informal

Konsep Dasar Metodologi adalah pengetahuan tentang cara-cara (science of methods). Dalam kontek penelitian, metodologi adalah totalitas cara untuk men

BAB I PENDAHULUAN. lain, saling memberikan pengaruh antara satu dengan yang lain dan ingin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Bullying. itu, menurut Olweus (Widayanti, 2009) bullying adalah perilaku tidak

PEDOMAN WAWANCARA AGRESIF VERBAL. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Instrumen dan Media Bimbingan Konseling

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan pendidikan kedua setelah lingkungan keluarga, manfaat

Pengembangan Agresi o Sejak usia prasekolah beberapa anak menunjukkan tingkat abnormalitas yang tinggi terhadap permusuhan atau perlawanan. o Anak mel

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergabung dengan teman seusianya, mempelajari budaya masa kanakkanak,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori

BAB I PENDAHULUAN. baik dari faktor luar dan dalam diri setiap individu. Bentuk-bentuk dari emosi yang

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. psikis, maupun secara sosial (Hurlock, 1973). Menurut Sarwono (2011),

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. mulai memasuki masa dewasa. Oleh karena itu, periode remaja dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap hari kasus perilaku agresi remaja selalu ditemukan di media

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa dimana seseorang akan mulai

BENTUK AGRESIF REMAJA PELAKU KEKERASAN (SURVEY PADA SISWA KELAS 11 SMA NEGERI 2 KAB. TANGERANG)

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR BAGAN DAN TABEL DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN BAB 1 PENDAHULUAN 1

BAB 1 PENDAHULUAN. penuh gejolak dan tekanan. Istilah storm and stress bermula dari psikolog

Hubungan antara Penerapan Teknik Disiplin Power Assertion dengan Penyesuaian Sosial Remaja di Panti Sosial Asuhan Anak Fajar Harapan Bandung

PETUNJUK PENGISIAN ANGKET PENELITIAN. pernyataan tersebut. Selanjutnya pilihlah salah satu dari beberapa alternative

BAB I PENDAHULUAN. ilmu-ilmu agama di suatu pondok-pondok pesantren tertentu. Seperti halnya di

BAB I PENDAHULUAN. mereka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Siswa Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bagi sebagian besar orang, masa remaja adalah masa yang paling berkesan

BAB III METODE PENELITIAN. metode pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto (2002) bahwa penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Salah satunya adalah krisis multidimensi yang diderita oleh siswa sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Selamat membaca, mempelajari dan memahami materi Rentang Perkembangan Manusia II

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah internasional adalah sekolah yang melayani siswa yang berasal dari sejumlah

BAB I PENDAHULUAN. berupa ejekan atau cemoohan, persaingan tidak sehat, perebutan barang

BAB I PENDAHULUAN. menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik dan psikisnya. Karena dalam

BAB III METODE PENELITIAN. tidak adanya hubungan antara dua variabel atau lebih. Dengan teknik korelasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang sangat luar biasa, karena anak akan menjadi generasi penerus dalam keluarga.

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP PERILAKU MORAL SISWA KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI NO. 95/I OLAK KECAMATAN MUARA BULIAN SKRIPSI OLEH :

MODUL PERKULIAHAN. Pengertian agresi, teori-teori agresi, pengaruh terhadap agresi, cara mengurangi agresi

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah. Perkelahian tersebut sering kali menimbulkan

I. PENDAHULUAN. pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peristiwa merosotnya moral di kalangan remaja, akhir-akhir ini

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil proyeksi sensus penduduk 2011, jumlah penduduk Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. remaja (Hurlock, 2003). Di dalam masa remaja juga terdapat tahapan perkembangan yang

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN PENGELOLAAN EMOSI DENGAN PERILAKU AGRESIF SISWA KELAS X UPTD SMAN 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan kita sehari-hari tidak pernah terlepas dari percakapan.

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA TERHADAP AGRESIFITAS ANAK DI TAMAN KANAK-KANAK KARTIKA 1-61 PADANG

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KECEMASAN KOMUNIKASI PADA REMAJA DI JAKARTA BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia pendidikan terhadap remaja semakin besar dan. meningkat.banyak ahli maupun praktisi yang memberikan perhatian besar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebagaimana adanya secara sistematis, akurat, aktual dan kemudian ditentukan

yang melihat bagaimana perilaku konseli secara langsung. Teknik analisa tingkah laku sebelum dan sesudah dilakukan proses bimbingan.

BAB I PENDAHULUAN. Hukuman adalah menciptakan pribadi anak yang disiplin karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. penuh dengan kenangan yang tidak mungkin akan terlupakan. Menurut. dari masa anak ke masa dewasa yang mengalami perkembangan semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia,1998), seringkali menjadi tema dari banyak artikel, seminar, dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. menyakiti, mengancam atau membahayakan individu-individu atau objek-objek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahwa aksi-aksi kekerasan baik individual maupun massal sudah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memasuki masa dewasa (Rumini, 2000). Berdasarkan World Health. Organization (WHO) (2010), masa remaja berlangsung antara usia 10-20

BAB I PENDAHULUAN. sangat mudah untuk diakses dan dibaca oleh masyarakat luas. Dalam menghadapi

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional peneliti dapat mengetahui hubungan sebuah variabel dengan variabel

BAB I PENDAHULUAN. agresif atau korban dari perilaku agresif orang lain tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan yang dia lihat. Istilah yang sering didengar yaitu chidren see children

BAB I PENDAHULUAN. yang berpendidikan akan mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya dan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan anak yang berbeda-beda. Begitu pula dengan pendidikan dan

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan manusia untuk mengubah

2015 KONTRIBUSI POLA ASUH ORANG TUA DI DALAM KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD KELAS III

Pssst... Ada Bahaya di Sekitar Kita

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keluaga mempunyai fungsi tidak hanya terbatas sebagai penerus keturunan saja, dalam bidang pendidikan pun, keluarga merupakan sumber pendidikan utama karena dari lingkungan keluarga anak memperoleh semua kemampuan dasar baik secara kognitif, sosial bahkan emosi banyak ditiru dan dipelajari dalam keluarga. (Gunarsa, 1979: 14). Setiap orang tua memiliki cara yang berbeda dalam mendidik dan mendisiplinkan anaknya. Menurut Martin Leman, disiplin yang diterapkan oleh orang tua dimaksudkan untuk mengajarkan kepada anak tentang perilaku moral yang dapat diterima oleh masyarakat. Keluarga sebagai lingkungan sosial yang pertama, dituntut untuk dapat memahami dan mengerti perubahan yang terjadi pada diri siswa Sekolah Dasar (SD). Dalam menjalankan tugas-tugas perkembangannya, anak sering menemui hambatanhambatan dan permasalahan-permasalahan sehingga mereka banyak bergantung kepada orang lain, terutama orang tua. Anak usia SD memerlukan perhatian khusus dari para orang tua dan guru, karena mereka belum dapat menyelesaikan masalah secara sendiri. Penguasaan tugas perkembangan pada masa anak sangat penting karena menjadi dasar bagi perkembangannya pada masa berikutnya yaitu masa remaja dan dewasa. Pengawasan serta bimbingan dari orang tua dan guru sangatlah penting agar siswa SD tidak menjadi mudah terpengaruh oleh lingkungan yang

2 biasanya menjurus pada perbuatan yang negatif, antara lain perilaku agresi seperti berlaku tidak sopan dengan berkata kasar, memukul seorang teman, mengolokngolok, dan lainnya. Apabila tingkah laku seperti ini dibiarkan maka akan menjadikan anak sebagai anak yang bermasalah. Setiap orang tua tentunya tidak mengharapkan anaknya menjadi orang yang bermasalah termasuk tidak ingin anaknya berperilaku agresi. Orang tua mendidik anak dengan berbagai cara dengan harapan anak tumbuh sesuai dengan norma-norma dan sesuai dengan perkembangannya. Salah satu cara yang dilakukan oleh orang tua adalah dengan menerapkan teknik disiplin, Dalam teknik disiplin ini orang tua mendidik, mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mampu mencapai tugas-tugas perkembangannya dan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Hoffman (1983), bahwa teknik disiplin adalah suatu cara untuk mengatur tingkah laku anak agar sesuai dengan harapan orang tua. Teknik disiplin orang tua dibagi menjadi tiga yaitu: pertama teknik disiplin power assertion (orang tua memberikan peraturan yang kaku dan keras), kedua teknik disiplin love withdrawal (orang tua memberikan ekspresi dari kemarahan, ketidaksenangan, atau kekecewaan dengan cara mengabaikan anak), dan yang ketiga teknik disiplin induction (orang tua memberikan perlakuan dengan memberikan penjelasan pada anak). Akan tetapi, tidak semua orang tua menyadari bahwa teknik disiplin yang diterapkan kepada anaknya merupakan teknik disiplin yang kurang tepat. Terkadang, orang tua secara tidak sadar justru membuat jalan atau

3 melangkah ke arah yang berlawanan dengan yang dikehendakinya. Kecenderungan teknik disiplin tertentu yang diterapkan oleh orang tua akan mewarnai tingkah laku tertentu pada anak, walaupun pada intinya teknik disiplin diterapkan agar dapat mendidik dan mendisiplinkan anak. Keinginan para orang tua untuk mendidik dan mendisiplinkan anak ternyata tidak selalu sejalan dengan kenyataannya, seperti fenomena yang ditemukan oleh peneliti di sebuah Sekolah Dasar Negeri Panorama IV kota Bandung. Berdasarkan hasil wawancara pada bulan Juli 2009 dengan para gurunya bahwa di sekolah tersebut sering terjadi pelanggaran sekolah oleh para siswa seperti berkelahi, dan menyerang dengan mengejek siswa kelas lain. Bahkan menurut penuturan wali kelas V di sekolah tersebut, terdapat siswa kelas V yang sering mengganggu siswa lain saat belajar di dalam kelas seperti, melemparkan pensil kepada siswa lain, mengejek, menarik buku siswa lain saat menulis, dan berkata kasar. Fenomena ini tentu saja menjadi perhatian guru dan orang tua. Tingkah laku yang ditunjukkan oleh para siswa kelas V di sekolah tersebut termasuk ke dalam tingkah laku agresi yang berakibat menyakiti siswa lain. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Leonard Berkowitz (1993: 4), bahwa tingkah laku agresi itu adalah segala bentuk perilaku yang bertujuan untuk menyakiti orang lain baik secara verbal maupun fisik atau merusak milik orang lain. Banyak orang yang ketika dewasa menjadi sangat agresif dalam menghadapi suatu permasalahan, mereka terbiasa memukul, memaksa atau bahkan mengancam orang

4 lain untuk mendapatkan apa yang diinginkan atau untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Hal ini disebabkan karena sejak kecil mereka seringkali melihat, melakukan, atau merasakan tindakan agresi. Banyak orang menganggap bahwa keterjerumusan seorang anak lebih karena pengaruh yang tidak baik dari lingkungannya seperti teman-temannya, media massa, dan sebagainya. Padahal lingkungan anak yang terdekat seperti orang tua dan anggota keluarga merupakan lingkungan yang paling berpengaruh dalam tingkah laku agresi anak. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh (Berkowitz, 1993; Bandura, 1977), anak belajar melakukan tindakan agresi melalui imitasi atau model terutama dari orang tuanya. Anak menjadi sering membentak, memaksa dan juga memukul karena mereka belajar dari teknik disiplin orang tuanya. Teknik disiplin yang diterapkan oleh orang tua kepada anak dipercaya memberikan kontribusi dalam terbentuknya tingkah laku agresi anak. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Eko Agung Maulana (Skripsi, 2008) yang menyatakan bahwa teknik disiplin yang diterapkan oleh orang tua terutama teknik disiplin power assertion sangat mempengaruhi perkembangan tingkah laku agresi anak. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Fox & Gilbert (1994), agresi yang dilakukan berturut-turut dalam jangka lama mempunyai dampak pada perkembangan kepribadiannya pada masa remaja dan dewasa nanti. Dari fenomena tersebut peneliti tertarik untuk melihat Hubungan Teknik Disiplin yang Diterapkan Orang Tua dengan Tingkah Laku Agresi Siswa di SD X.

5 B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Di dalam keluarga orang tua mendidik anak dengan berbagai cara dengan harapan anak tumbuh sesuai dengan norma-norma dan sesuai dengan perkembangannya. Salah satu cara yang dilakukan oleh orang tua adalah dengan menerapkan teknik disiplin, Dalam teknik disiplin ini orang tua mendidik, mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mampu mencapai tugas-tugas perkembangannya dan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Hoffman (1983), bahwa teknik disiplin adalah suatu cara untuk mengatur tingkah laku anak agar sesuai dengan harapan orang tua. Masih menurut Hoffman, teknik disiplin orang tua dibagi menjadi tiga yaitu: pertama, power assertion, kedua love withdrawal dan ketiga Induction. Dalam teknik disiplin power assertion orang tua memberikan peraturan yang kaku dan keras, hal ini akan menimbulkan perasaan tidak suka dan keadaan marah pada diri anak sehingga anak cenderung akan bersikap oposisi dan menimbulkan rasa permusuhan terhadap orang tua. Dalam teknik disiplin love withdrawal orang tua memberikan ekspresi dari kemarahan, ketidak senangan, atau kekecewaan dengan cara mengabaikan anak, dampak yang ditimbulkan dari teknik disiplin seperti ini adalah anak tidak tahu mana yang sebaiknya dilakukan dan tidak sebaiknya dilakukan. Sedangkan pada teknik disiplin induction, orang tua memberikan perlakuan dengan memberikan penjelasan pada anak, mengutamakan penjelasan-penjelasan sehingga anak tersebut dapat

6 memahami keberadaan orang lain maupun segala konsekuensi tingkah lakunya baik terhadap dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Teknik disiplin yang diterapkan oleh orang tua kepada anak dipercaya memberikan kontribusi dalam terbentuknya tingkah laku agresi anak. misalnya berkelahi, mengolok-ngolok teman, menjelek-jelekkan teman, mengaggu teman saat belajar di kelas dengan melemparkan pensil, menarik buku siswa lain, dan berlaku tidak sopan dengan berkata kasar. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Eko Agung Maulana (Skripsi, 2008) yang menyatakan bahwa teknik disiplin yang diterapkan oleh orang tua terutama teknik disiplin power assertion sangat mempengaruhi perkembangan tingkah laku agresi anak. Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu : Bagaimana hubungan Teknik Disiplin Orang Tua dengan Tingkah Laku Agresi Siswa kelas V di SD Negeri Panorama IV Bandung? Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dikembangkan menjadi pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran umum teknik disiplin orang tua pada siswa kelas V SD Negeri Panorama IV Bandung Tahun Ajaran 2009 / 2010 2. Bagaimana gambaran umum tingkah laku agresi pada siswa kelas V SD Negeri Panorama IV Bandung Tahun Ajaran 2009 / 2010

7 3. Bagaimana hubungan Teknik Disiplin Orang Tua dengan Tingkah Laku Agresi Siswa kelas V di SD Negeri Panorama IV Bandung Tahun Ajaran 2009 / 2010 C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat tingkah laku agresi anak berdasarkan perbedan teknik disiplin yang dirasakan oleh anak. di kelas V SD Negeri Panorama IV Bandung. D. Manfaat Penelitian Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan akan berguna memberikan sumbangan untuk mengembangkan ilmu psikologi pendidikan dan bimbingan, khususnya yang berkaitan dengan agresi anak. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat sebagai bahan masukan bagi orang-orang terdekat seperti kerabat, tetangga, guru untuk memahami perilaku apa saja yang berperan untuk munculnya dan pencegahan tingkah laku agresi pada siswa kelas V di SD Negeri Panorama VI Bandung. E. Hipotesis 1. Terdapat hubungan antara teknik disiplin power assertion dengan tingkah laku agresi siswa kelas V SD Negeri Panorama IV Bandung.

8 2. Terdapat hubungan antara teknik disiplin love withdrawal dengan tingkah laku agresi siswa kelas V SD Negeri Panorama IV Bandung. 3. Terdapat hubungan antara teknik disiplin induction dengan tingkah laku agresi siswa kelas V SD Negeri Panorama IV Bandung. F. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode penelitian Deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok, manusia, objek, suatu set kondisi, suatu set pemikiran, atau pun peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah membuat deskriptif, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta fakta, sifat sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Tipe penelitian ini didasarkan pada pertanyaan dasar : bagaimana (Gulo, 2003). Sesuai dengan tujuan maka digunakan rancangan penelitian deskriptif, dimana teknik penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan suatu gambaran dari suatu situasi tertentu atau kejadian, atau rangkaian kejadian (Christense 1997). Dalam penelitian ini yang akan dilihat adalah hubungan antara teknik disiplin power assertion yang diterapkan oleh orang tua dengan tingkah laku agresi pada siswa kelas V di SD Negeri panorama IV Bandung.

9 2. Pendekatan Penelitian Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu penelitian untuk meneliti populasi atau sampel tertentu dan pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian. Maksimalisasi objektivitas dilakukan dengan menggunakan angka-angka dan pengolahan statistik. 3. Populasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas V SD X dengan mengambil sampel seluruh siswa. Pada penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah total sampling dimana seluruh anggota populasi akan dijadikan sampel yaitu seluruh siswa kelas V SD Negeri Panorama IV Bandung 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik no-tes dengan menggunakan angket dan pedoman wawancara. Angket digunakan untuk mengungkap teknik disiplin orang tua dan tingkah laku agresi pada siswa kelas V SD Negeri Panorama IV Bandung.