BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat kuasi eksperimen menggunakan design Pretest-

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut tidak dipilih

BAB III METODE PENELITIAN

: Perlakuan (Pembelajaran dengan model pembelajaran M-APOS),

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan yaitu metode penelitian eksperimen dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. matematik siswa dengan menerapkan pendekatan Model Eliciting Activities

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

Kelas Eksperimen : O X O... Kelas Kontrol : O O Sumber : (Sugiyono, 2012)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen karena pemilihan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh, tetapi peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

Kelas Eksperimen : O X O

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Quasi Eksperimen. Adapun

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Way Pengubuan kabupaten Lampung

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. matematika berdasarkan strategi Rotating Trio Exchange dalam meningkatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan langkah-langkah yang diambil dalam suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan

Keterangan: O : Pretes dan postes X : Pembelajaran dengan pendekatan MEAs : Sampel penelitian tidak dipilih secara acak (Ruseffendi, 1994)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN O X O

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 28 Bandar Lampung.

METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 23

(Sumber: Fraenkel dan Wallen, 2007)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngambur Pesisir Barat. Populasi

III. METODE PENELITIAN. Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 262 siswa dan

Nonequivalent Control Group Design

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dirancang untuk mengungkapkan ada tidaknya hubungan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode pada penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen, sebab

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Metodologi Penelitian. Contextual Teaching and Learning (CTL). Metode penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 10 Bandarlampung yang berlokasi di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian ini merupakan urutan kegiatan yang ditempuh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELTIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Populasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan peneliti adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data, dan teknik analisis data. Penjelasan dari masing-masing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen karena pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen mempunyai ciri khas mengenai keadaan praktis suatu objek, yang di

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan untuk menyelidiki peningkatan pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian menurut Sugiyono (2012: 3) adalah cara ilmiah

BAB III METODE PENELITIAN. berbentuk kelomprok kontrol pretes-postes (pre-test post-test control group

Metode penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan dalam. suatu penelitian, dimana langkah-langkah tersebut meliputi pengumpulan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 2013/2014 pada tanggal tanggal 17 maret 11 april 2014 di SMKN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini diarahkan sebagai penelitian Quasi Eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Perlakuan pada penelitian ini yakni metode Active Learning, diatur

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen karena bertujuan untuk melihat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berbeda dengan metode eksperimen. Metode kuasi eksperimen ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebenarnya (Suryabrata, 2005 : 38). Dalam penelitian ini peneliti ingin

Transkripsi:

47 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Penelitian dilakukan di SMP Negeri 4 Cianjur yang beralamat di Jl. Adi Sucipta No. 2 Cianjur Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 4 Cianjur semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014 sebanyak 835 orang. Terdiri dari kelas VII yang berjumlah 316 orang (delapan kelas), kelas VIII berjumlah 276 orang (enam kelas), dan kelas IX berjumlah 243 orang (enam kelas). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik purposive sampling, sebanyak 2 kelas dari 20 kelas yang ada di SMP Negeri 4 Cianjur. Sugiyono (2009:124) menyatakan bahwa, Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII D dan VII G. Kelas VII D sebagai kelompok eksperimen dan kelas VII G sebagai kelompok kontrol.. Pemilihan dua kelas tersebut didasarkan pada kriteria kelas unggulan yang ditetapkan oleh sekolah. Tabel 3.1. Perhitungan Pengambilan Sampel Kelas Jumlah Sampel VII D 40 VII G 39 Jumlah 79 B. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Desain ini merupakan desain yang paling lazim digunakan dalam

48 penelitian pendidikan karena peneliti menggunakan kelompok yang sudah ditentukan. Dalam penelitian ini diambil dua kelompok siswa, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan pembelajaran yang berbeda. Kelompok yang satu merupakan kelompok eksperimen, yaitu kelompok siswa yang memperoleh pembelajaran IPS dengan pendekatan terpadu. Sedangkan kelompok lain adalah kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan seperti kelompok eksperimen, tetapi menggunakan pembelajaran IPS yang masih terpisah antara kajian geografi, sosiologi, sejarah, dan ekonomi. Kedua kelompok diberikan pretest dan posttest, dengan menggunakan instrumen tes yang sama. Pada tahap selanjutnya adalah membandingkan perbedaan skor rerata antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Desain penelitian tersebut berbentuk: Tabel 3.2 Desain Penelitian Kelompok Pretes Perlakuan Posttest Eksperimen O X O Kontrol O - O Sumber: diadaptasi dari Sugiyono(2009:116) Keterangan: O X : Tes awal (sebelum perlakuan)/tes akhir (setelah perlakuan) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol : Perlakuan dengan melaksanakan pembelajaran IPS Terpadu di kelas eksperimen. Desain proses pembelajaran IPS pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara lebih jelas digambarkan pada tabel 3.3 sebagai berikut:

49 Tabel 3.3 Desain Proses Pembelajaran Kelompok Eksperimen - Pretest - Kegiatan Pembelajaran dengan Perlakuan: 1. Pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan terpadu 2. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menyajikan satu tema 3. Siswa belajar IPS Terpadu dengan melakukan diskusi kelompok 4. Latihan soal dan evaluasi sesuai tema 5. Guru menutup pembelajaran - Posttest Kelompok Kontrol - Pretest - Kegiatan Pembelajaran: 1. Pembelajaran IPS dengan kajian materi IPS secara terpisah-pisah 2. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menyajikan satu Kompetensi Dasar 3. Siswa belajar IPS secara terpisah dengan melakukan diskusi kelompok 4. Latihan soal dan evaluasi melalui LKS 5. Guru menutup pembelajaran -Posttest - Kuesioner C. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian eksperimen kuasi, karena mengujicobakan perlakuan pembelajaran IPS Terpadu di dalam kelas. Dalam penelitian ini, unsur manipulasi perlakuan yaitu pelaksanaan pembelajaran IPS Terpadu yang dilakukakn peneliti untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh pembelajaran IPS Terpadu dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan pembelajaran bermakna pada siswa.

50 Penelitian ini menggunakan eksperimen kuasi karena penelitian yang dilakukan tidak memungkinkan untuk meneliti semua variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat karena keterbatasan waktu maupun biaya. D. Definisi Operasional Sesuai dengan judulnya, maka variabel yang akan diteliti adalah pendekatan terpadu dalam pembelajaran IPS, berpikir kritis dan pembelajaran bermakna. Berikut akan diuraikan definisi operasional yang terkait dengan variabel-variabel penelitian yang akan diteliti. 1. Pembelajaran IPS Terpadu Pembelajaran IPS Terpadu pada hakikatnya merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip secara holistik dan otentik (Kemdikbud, 2013:126). Pada pembelajaran IPS Terpadu, program pembelajaran disusun dari berbagai cabang ilmu dalam rumpun ilmu sosial. Pengembangan pembelajaran terpadu, dalam hal ini, dapat mengambil suatu topik dari suatu cabang ilmu tertentu, kemudian dilengkapi, dibahas, diperluas, dan diperdalam dengan cabang-cabang ilmu yang lain. Kompetensi Dasar IPS di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), meliputi bahan kajian: sosiologi, sejarah, geografi, dan ekonomi. Bahan kajian itu menjadi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). 2. Berpikir Kritis Menurut Ennis (1992), berpikir kritis merupakan suatu proses berpikir yang terjadi pada seseorang serta bertujuan untuk membuat keputusankeputusan yang rasional mengenai sesuatu yang dapat ia yakini kebenarannya. Keterampilan-keterampilan berpikir kritis merupakan kemampuan-kemampuan pemecahan masalah yang menghasilkan pengetahuan yang dapat dipercaya.

51 Indikator kemampuan berpikir kritis yang digunakan dalam penelitian ini adalah indikator kemampuan berpikir kritis yang dikembangkan oleh Ennis. Dari duabelas indikator dipilih sebanyak tujuh indikator, yaitu (1) memfokuskan pertanyaan; (2) bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan dan menantang; (3) mendefinisikan istilah; (4) membuat induksi dan mempertimbangkan hasil deduksi; (5) membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan; (6) mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi; dan (7) menentukan suatu tindakan 3. Pembelajaran Bermakna Titik tolak pembelajaran bermakna adalah pandangan Ausubel dan Robinson (Dahar, 2011: 95), yang menyatakan bahwa proses pertama dalam belajar bermakna adalah pemilahan (subsumption), di mana materi baru berhubungan dengan gagasan yang relevan dan telah dimiliki seseorang dalam struktur kognitifnya. Ahmad Yani (2011), menyatakan bahwa dalam proses subsumption, makna diperoleh melalui pengorganisasian pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa sebelumnya untuk kemudian dihubungkan dengan pengetahuan baru. Dengan demikian, suatu pembelajaran dikatakan bermakna jika siswa dapat menerima kebermaknaan secara logis dari apa yang dipelajarinya dengan gagasan yang ada dalam struktur kognitifnya. Indikator belajar bermakna yang digunakan dalam penelitian ini adalah indikator belajar bermakna yang dikembangkan Yani (2011) dengan merujuk pada Ausubel, yaitu: (1) menyebutkan sejumlah konsep dari tema tertentu yang dipelajari; (2) menghubungkan antara dua konsep atau lebih dari tema tertentu yang dipelajari; dan (3) menarik kesimpulan makna tentang sesuatu hal yang dipelajari. E. Instrumen Penelitian dan Pengembangannya Untuk memperoleh data yang refresentatif digunakan dua jenis instrumen, yaitu jenis tes dan non tes. Instrumen jenis tes adalah soal-soal

52 kemampuan berpikir kritis dan pembelajaran bermakna, dan IPS Terpadu, sedangkan instrumen non tes yaitu lembar observasi selama proses pembelajaran untuk mengetahui aktivitas guru dan peserta didik, angket, untuk mengetahui respon guru dan siswa terhadap proses pembelajaran IPS Terpadu. 1. Tes Instrumen ini dikembangkan melalui beberapa tahap, yaitu: tahap pembuatan instrumen dan tahap uji coba instrumen(untuk tes kemampuan berpikir kritisdan pembelajaran bermakna yang disusun secara terpadu). a. Tahap Pembuatan Instrumen Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes buatan guru yang berbentuk soal uraian. Tes tertulis ini disusun berdasarkan indikator kompetensi dasar pada materi pelajaran IPS Kelas VII semester ganjil yang dibuat juga berdasarkan indikator berpikir kritis dan pembelajaran bermakna yang akan dicapai siswa. Kompetensi dasar tersebut diambil dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 karena kurikulum tersebut masih digunakan di SMP Negeri 4 Cianjur. Langkah-langkah dalam membuat tes adalah: 1) Menentukan tujuan tes 2) Menentukan acuan yang akan dipakai dalam tes (acuan kriteria atau acuan norma) 3) Membuat kisi-kisi 4) Membuat soal sesuai kisi-kisi b. Tahap Uji Coba Instrumen Instrumen yang telah dibuat, diujicobakan terlebih dahulu agar dapat diketahui validitas dan reliabilitasnya. Uji coba dilaksanakan pada siswa kelas VIII F SMP Negeri 4 Cianjur dengan pertimbangan bahwa kelas VIII telah

53 mendapatkan materi tersebut pada waktu kelas VII. Analisis hasil uji coba instrumen meliputi uji validitas, uji reliabilitas, analisis tingkat kesukaran, dan analisis daya pembeda. Analisis hasil uji coba instrumen ini dilakukan dengan menggunakan Anates ver 4.0. 1) Validitas Item butir soal yang sudah diujicobakan, dihitung validitasnya dengan cara menghitung korelasi antara skor tiap butir soal (x) dengan skor total (y). Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2009:173). Hasil uji validitas kemudian diinterpretasikan seperti berikut ini: 2) Uji Reliabilitas Tabel 3.4 Interpretasi Validitas Item Soal No Tingkat Hubungan Interval 1 Sangat Kuat 0.80-1,00 2 Kuat 0,60-0,79 3 Sedang 0,40-0,59 4 Rendah 0,20-0,39 5 Sangat Rendah 0,00-0,19 Diadaptasi dari Sugiyono (2009:257) Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Hasil uji reliabilitas kemudian diinterpretasikan seperti berikut ini: Tabel 3.5 Kategori Reliabilitas Butir Soal

54 Batasan Kategori 0,80<ri 1,00 Tinggi 0,60<ri 0,80 Cukup 0,40<ri 0,60 Agak Rendah 0,20<ri 0,40 Rendah <ri 0,20 Sangat Rendah 3) Daya Pembeda Daya Pembeda sebuah soal merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan siswa yang belajar dengan siswa yang tidak belajar. Soal yang memiiki daya pembeda baik bila siswa yang belajar dapat menyelesaikan soal dengan baik, dan siswa yang tidak belajar tidak dapat menyelesaikan soal dengan baik. Klasifikasi daya pembeda yang digunakan adalah: Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda Rentang Kategori 0,70<DP 1,00 Sangat Baik 0,40<DP 0,70 Baik 0,20<DP 0,40 Cukup 0,00<DP 0,20 Jelek Diadaptasi dari Suherman (Ariani, 2013:54) 4) Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran suatu soal menunjukkan bahwa soal tersebut termasuk kategori sukar, sedang atau mudah, dengan kriteria sebagai berikut: Tabel 3.7

55 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Rentang 0,70 TK 1,00 0,31 TK 0,70 0,00 TK 0,30 Kategori Mudah Sedang Sukar 2. Format Observasi Observasi dilakukan tiap pertemuan dalam pembelajaran terhadap aktivitas guru dan siswa. Data observasi dicatat dalam lembar observasi. Instrumen ini digunakan untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa yang menjadi subjek penelitian selama pembelajaran IPS Terpadu. Data yang diperoleh dari observasi dijadikan sumber kesimpulan penelitian. Observasi dilaksanakan untuk melihat apakah pembelajaran IPS Terpadu ini efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan bermakna. Format observasi yang dibuat disesuaikan dengan indikator yang akan diukur melalui rentangan antara nilai 1 sampai 4. Skor dihitung dengan rumus: (Jumlah Skor yang diperoleh : Skor ideal) x 100% Skala yang digunakan adalah skala Likert, dengan kriteria interpretasi skor sebagai berikut: Tabel 3.8 Kriteria Interpretasi Skor Persentase Kategori 0% - 20% Sangat Lemah 21% - 40% Lemah 41% - 60% Cukup 61% - 80% Kuat

56 81% - 100% Sangat Kuat Diadaptasi dari Riduan (2010:88) 3. Angket/Kuesioner Penelitian ini juga menggunakan angket sebagai alat pengumpul datanya, maka yang menjadi sumber data adalah responden. Responden penelitian ini adalah siswa kelas VII D SMP Negeri 4 Cianjur sebagai sumber data primer dan guru sebagai sumber data sekunder. Menurut Sugiyono (2009:199), angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pertanyaan terbuka (untuk guru) dan pertanyaan tertutup (untuk siswa). Pertanyaan-pertanyaan tersebut terutama berkaitan dalam hal tanggapan guru dan siswa terhadap pembelajaran IPS terpadu kaitannya dengan upaya peningkatan berpikir kritis dan belajar bermakna pada siswa. Skor yang diperoleh dari angket siswa dihitung dengan rumus: (Jumlah Skor yang diperoleh : Skor ideal) x 100% Skala yang digunakan adalah skala Guttman, karena pertanyaan yang diajukan menghendaki jawaban tegas yaitu setuju atau tidak setuju. Tafsiran persentasinya (Warsito, 1992:10-11) adalah sebagai berikut: 0% = tidak satupun 1% - 25 % = sebagian kecil 26% - 49% = hampir setengahnya 50% = setengahnya 51% - 75% = sebagian besar 76% - 99% = hampir seluruhnya 100% = seluruhnya F. Teknik Pengumpulan Data

57 Dalam penelitian ini data diperoleh dari hasil pretest dan pottest, observasi, dan wawancara mengenai proses pembelajaran IPS Terpadu. Untuk memperoleh data tersebut, penulis melakukan serangkaian langkah, yaitu melakukan pretes, posttes, wawancara dan observasi terhadap sampel yang sudah ditentukan, baik sampel yang mendapat perlakuan pembelajaran IPS Terpadu (kelompok eksperimen), maupun terhadap sampel yang tidak mendapat perlakuan (kelompok kontrol). Secara keseluruhan, teknik pengumpulan data dapat dilihat pada tabel 3.9. No Sumber Data Tabel 3.9 Teknik Pengumpulan Data Jenis Data 1. Siswa Pembelajaran IPS Terpadu, Keterampilan Berpikir Kritis, dan Belajar Bermakna Aktifitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung Teknik Pengumpulan Data Tes Tertulis Observasi Keterangan Dilakukan pada awal dan akhir pembelajaran Dilakukan saat proses pembelajaran Tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPS Terpadu 2. Guru Aktifitas guru selama proses pembelajaran berlangsung Tanggapan guru terhadap pembelajaran IPS Terpadu Kuesioner siswa Observasi Wawancara Dilakukan setelah proses pembelajaran Dilakukan saat proses pembelajaran Dilakukan setelah proses pembelajaran G. Teknik Analisis Data

58 Penghitungan dan analisis data dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk mengetahui makna dari data yang diperoleh dalam rangka memecahkan masalah penelitian. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan data adalah sebagai berikut: 1. Menyeleksi data hasil tes, baik pretes maupun posttes, hasil observasi dan hasil wawancara yang terkumpul. Proses ini dilakukan karena mungkin saja terdapat perbedaan antara jumlah peserta tes dengan jumlah yang terkumpul, atau terdapat jawaban yang tidak diisi oleh siswa. 2. Memberikan skor pada tiap-tiap butir soal dalam data hasil tes sesuai dengan kriteria penilaian yang telah ditentukan. 3. Memasukkan atau melakukan input data dari skor tersebut pada program komputer Microsoft Excel 2007. 4. Selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisis dengan statistik dengan tujuan dapat memperoleh kesimpulan penelitian. Analisis data dilaksanakan dengan menggunakan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) ver 16 dengan tahapan sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Uji normalitas data dilaksanakan dengan tujuan agar dapat memperoleh informasi apakah data berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan Korelasi Product Moment. Kondisi normalitas menjadi syarat pengujian hipotesis dengan ststistik parametrik. Selain itu, uji normalitas data juga akan menentukan langkah yang harus ditempuh selanjutnya, yaitu analisis statistik apa yang harus digunakan, apakah statistik parametrik atau non-parametrik. Jika hasil uji tidak normal dan tidak homogen, dilakukan uji non parametrik. Langkah yang dilakukan adalah dengan menginput dan menganalisa menggunakan SPSS ver 16. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas data dilaksanakan setelah uji normalitas data. Tujuan uji homogenitas data adalah untuk mengetahui apakah data tersebut berasal

59 dari sampel atau populasi yang homogen atau tidak. Selain itu juga untuk menentukan jenis analisis statistik apa yang selanjutnya digunakan dalam uji hipotesis data. Karena syarat dari uji statistik parametrik, data penelitian harus berdistribusi normal dan homogen. Melakukan Uji Homogenitas untuk menguji kesamaan (homogen) beberapa bagian sampel. Dalam peneilitian ini perhitungan homogenitas menggunakan teknik Uji statistic Lavene dibantu dengan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) ver 16 yang membandingkan nilai hasil pretest dan postest dengan ketentuan jika hitung lebih besar dari taraf signifikansi 0,05 maka nilai tes tersebut tidak memiliki perbedaan varian/ homogen. 3. Uji Hipotesis penelitian Uji Hipotesis dalam penelitian ini dihitung dengan uji t untuk mengetahui nilai rata-rata dari kedua kelompok tersebut memiliki perbedaan yang signifikan atau tidak. Jenis analisis statistik yang digunakan untuk melakukan uji hipotesis dalam rangka mencari kesimpulan ditentukan oleh hasil uji normalitas dan homogenitas data. Dalam uji hipotesis ini penulis membandingkan hasil pretes dan posttes kelompok eksperimen (Pembelajaran IPS Terpadu) dengan kelompok kontrol (Pembelajaran IPS secara terpisah). Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang signifikan penggunaan IPS Terpadu terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis dan bermakna pada siswa.