BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahan bakar, hal ini didasari oleh banyaknya industri kecil menengah yang

Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

PENDAHULUAN. diperbahurui makin menipis dan akan habis pada suatu saat nanti, karena itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFATAN LIMBAH SERBUK GERGAJI ULIN DAN KAYU BIASA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI BAHAN BAKAR MINYAK

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6 No. 2 Desember 2014 Hal :

RANCANG BANGUN ALAT PENCETAK BRIKET ARANG PADA PEMANFAATAN LIMBAH CANGKANG BIJI BUAH KARET

Karakteristik Pembakaran Briket Arang Tongkol Jagung

PENGEMBANGAN SERBUK GERGAJI MENJADI BIO-OIL MENGGUNAKAN PROSES PIROLISIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu masalah terbesar yang dihadapi oleh negara-negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram Kondisi Energi Nasional 2014 (Sumber: Badan Geologi Kementrian Energi Sumber Daya Mineral 2014)

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN AMPAS AREN, SEKAM PADI, DAN BATUBARA SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non Karbonisasi

BAB I PENDAHULUAN. krusial di dunia. Peningkatan pemakaian energy disebabkan oleh pertumbuhan

PENGARUH PERBANDINGAN MASSA ECENG GONDOK DAN TEMPURUNG KELAPA SERTA KADAR PEREKAT TAPIOKA TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET

ANALISA PROKSIMAT BRIKET BIOARANG CAMPURAN LIMBAH AMPAS TEBU DAN ARANG KAYU

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di dalam menunjang kehidupan manusia. Aktivitas sehari-hari

Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIO-COAL CAMPURAN BATUBARA DENGAN SERBUK GERGAJI DENGAN KOMPOSISI 100%, 70%, 50%, 30%

Pembuatan Biocoal Sebagai Bahan Bakar Alternatif dari Batubara dengan Campuran Arang Serbuk Gergaji Kayu Jati,Glugu dan Sekam Padi

PERSETUJUAN PEMBIMBING. Oleh Emilia Usman

LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI

Ratna Srisatya Anggraini ( )

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA KUALITAS BRIKET ARANG KULIT DURIAN DENGAN CAMPURAN KULIT PISANG PADA BERBAGAI KOMPOSISI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal Einstein 4 (1) (2016): Jurnal Einstein. Available online

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Uji Proksimat Bahan Baku Briket Sebelum Perendaman Dengan Minyak Jelantah

Analisis Variasi Suhu Tekan Pada Karakteristik Briket Arang Ampas Tebu sebagai Bahan Bakar Alternatif

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. areal Hutan Tanaman Indusrti (HTI) telah banyak digunakan sebagai bahan baku kayu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. minyak bumi semakin menipis bisa dilihat dari produksi minyak bumi dari tahun

PEMBUATAN BIOBRIKET DARI CAMPURAN BUNGKIL BIJI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DENGAN SEKAM SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Wahyu Kusuma A Pembimbing : Ir. Sarwono, MM Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes

KARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN BATUBARA DAN SABUT KELAPA

PENAMBAHAN ARANG SERBUK GERGAJI PADA BRIKET JERAMI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI MUTU BRIKET ARANG DENGAN BAHAN BAKU LIMBAH BIOMASSA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. meningkat. Peningkatan tersebut disebabkan karena banyak industri yang

LAPORAN PENELITIAN BRIKET ARANG KULIT KACANG TANAH DENGAN PROSES KARBONISASI. Oleh : REZY PUTRI RAGILIA ( )

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN ARANG KAYU DAN JERAMI

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BIOBRIKET CAMPURAN ARANG KAYU DAN SEKAM PADI TERHADAP LAJU PEMBAKARAN, TEMPERATUR PEMBAKARAN DAN LAJU PENGURANGAN MASA

PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH FLY ASH PABRIK GULA DENGAN PEREKAT LUMPUR LAPINDO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK GERGAJI KAYU JATI

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi biomassa adalah jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN LIMBAH SABUT DAN TEMPURUNG KELAPA MUDA (CocosNucifera) SEBAGAI BAHAN BAKU BRIKET ARANG. Oleh: NICO PRADANA NIM.

RANCANG BANGUN MESIN PENYULING MINYAK ATSIRI DENGAN SISTEM UAP BERTINGKAT DIKENDALIKAN DENGAN MIKROKONTROLLER DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU PRODUK

Dylla Chandra Wilasita Ragil Purwaningsih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EFFEKTIFITAS BRIKET BIOMASSA. Jl Raya Solo Baki km 2 Kwarasan Grogol Solobaru Sukoharjo. *

BAB I PENDAHULUAN. ( Jamilah, 2009 ). Menurut Direktorat Bina Produksi Kehutanan (2006) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Sementara produksi energi khususnya bahan bakar minyak yang berasal dari

Aditya Kurniawan ( ) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH ORGANIK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KOMPOSISI DAN UKURAN BAHAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH VARIASI BAHAN PEREKAT TERHADAP LAJU PEMBAKARAN BIOBRIKET CAMPURAN BATUBARA DAN SABUT KELAPA

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIOMASSA JERAMI-BATUBARA DENGAN VARIASI KOMPOSISI

OPTIMASI BENTUK DAN UKURAN ARANG DARI KULIT BUAH KARET UNTUK MENGHASILKAN BIOBRIKET. Panggung, kec. Pelaihari, kab Tanah Laut, Kalimantan Selatan

Pengaruh Prosentase Campuran Briket Limbah Serbuk Kayu Gergajian Dan Limbah Daun Kayuputih Terhadap Nilai Kalor Dan Kecepatan Pembakaran

III. METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Suprihatin (1999) dan Nisandi (2007) dalam Juhansa (2010), menyatakan

Konsumsi BB yang meningkat. Biobriket. Pencarian BB alternatif. Yang ramah lingkungan. Jumlahnya Banyak

PEMBUATAN BIOBRIKET DENGAN LIMBAH AMPAS DAN DAUN TEBU MENGGUNAKAN PEREKAT LIGNIN DENGAN PROSES PIROLISIS PENELITIAN. Oleh :

BRIKET KULIT BATANG SAGU (Metroxylon sagu) MENGGUNAKAN PEREKAT TAPIOKA DAN EKSTRAK DAUN KAPUK (Ceiba pentandra) Nurmalasari, Nur Afiah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. bahan baku industri terus meningkat jumlahnya, akan tetapi rata-rata pertumbuhan

Studi Kualitas Briket dari Tandan Kosong Kelapa Sawit dengan Perekat Limbah Nasi

PENGARUH KOMPOSISI BATUBARA TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DAUN CENGKEH SISA DESTILASI MINYAK ATSIRI

BRIKET ARANG DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU MERANTI DAN ARANG KAYU GALAM

BAB I PENDAHULUAN. dan energi gas memang sudah dilakukan sejak dahulu. Pemanfaatan energi. berjuta-juta tahun untuk proses pembentukannya.

OPTIMASI PRODUKSI BIOBRIKET DARI KULIT BUAH KARET

PENGARUH VARIASI JUMLAH CAMPURAN PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK BRIKET ARANG TONGKOL JAGUNG

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air

PENERAPAN IPTEKS PEMANFAATAN BRIKET SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF PENGGAANTI MINYAK TANAH. Oleh: Muhammad Kadri dan Rugaya

EKO-BRIKET DARI KOMPOSIT SAMPAH PLASTIK HIGH-DENSITY POLYETHYLENE (HDPE) DAN ARANG SAMPAH ORGANIK KOTA

pemilihan kayu sangat penting guna untuk meningkatkan kalor. Kayu sonokeling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PROKSIMAT TERHADAP PEMANFAATAN LIMBAH KULIT DURIAN DAN KULIT PISANG SEBAGAI BRIKET BIOARANG

I. PENDAHULUAN. Sebenarnya kebijakan pemanfaatan sumber energi terbarukan pada tataran lebih

Briket dari Char Hasil Pirolisa Tempurung Kelapa (Coconut Shells)

PEMANFAATAN KOTORAN AYAM DENGAN CAMPURAN CANGKANG KARET SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF

BAB I PENDAHULUAN. Energi (M BOE) Gambar 1.1 Pertumbuhan Konsumsi Energi [25]

The effect of starch adhesive variation to the calory value of corncob briquettes

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Konsumsi bahan bakar di Indonesia sejak tahun 1995 telah melebihi produksi dalam negeri. Dalam kurun waktu 10-15 tahun kedepan cadangan minyak bumi Indonesia diperkirakan akan habis. Perkiraan ini terbukti dengan seringnya terjadi kelangkaan BBM di beberapa daerah di Indonesia [1]. Isu kenaikan harga BBM (khususnya minyak tanah) dan BBG (elpiji) menyadarkan kita bahwa konsumsi energi yang semakin meningkat dari tahun ke tahun tidak seimbang dengan ketersediaan sumber energi tersebut. Kelangkaan dan kenaikan harga minyak akan terus terjadi karena sifatnya yang tidak dapat diperbaharui. Hal ini harus segera diimbangi dengan penyediaan sumber energi alternatif yang dapat diperbaharui, melimpah jumlahnya, dan murah harganya sehingga terjangkau oleh masyarakat luas [2]. Disamping untuk mendapatkan sumber energi baru, usaha yang terusmenerus dilakukan dalam rangka mengurangi emisi CO 2 guna mencegah terjadinya pemanasan global telah mendorong penggunaan energi biomassa sebagai pengganti energi bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batu bara. Bahan bakar biomassa merupakan energi paling awal yang dimanfaatkan manusia dan dewasa ini menempati urutan keempat sebagai sumber energi yang menyediakan sekitar 14% kebutuhan energi dunia [3]. Sumber energi terbarukan merupakan bahan bakar alternatif lain yang efisien dan ekonomis untuk kebutuhan sehari-hari. Sumber energi alternatif tersebut berasal dari sumber daya alam yang dapat diperbaharui, antara lain bersumber pada tenaga air (hydro), panas bumi, dan biomassa. Di antara sumber-sumber energi alternatif, energi biomassa merupakan sumber energi alternatif yang perlu mendapatkan prioritas dalam pengembangannya karena Indonesia sebagai negara agraris banyak menghasilkan limbah pertanian yang belum dimanfaatkan secara optimal. Selain itu, penggunaan energi biomassa cenderung murah karena bahan baku yang digunakan juga murah, ketersediaannya melimpah, serta teknologi pengolahannya tidak rumit. Beberapa 1

contoh biomassa antara lain kulit kelapa, ampas tebu, serbuk gergaji, sekam padi, jerami padi, kulit kopi, dan tempurung kelapa [1]. Produksi padi di Indonesia pada tahun 2012 adalah 3.552.373 ton [4]. Setiap tahun produksi padi menghasilkan limbah sekam sekitar 20%. Sehingga diperkirakan sekam padi yang dihasilkan pada tahun 2012 adalah 710474,6 ton. Dengan potensi limbah sekam padi yang demikian besar, pemanfaatan sekam padi sebagai bahan baku biobriket sangatlah mungkin dan menjanjikan [5]. Di Indonesia, sejumlah besar ketaman kayu tidak digunakan secara optimal. Seringkali ketaman kayu tersebut menumpuk di kilang dan kemudian dibakar. Hal ini dapat menyebabkan pencemaran air jika bukit ketaman kayu yang membusuk terletak di samping sungai. Jika ketaman kayu dibakar, akan menyebabkan emisi karbon. Oleh karena itu, perlu dikembangkan cara untuk memanfaatkan ketaman kayu sebagai bahan baku pembuatan briket serta mengurangi polusi dan emisi karbon dioksida [2]. Bahan ketaman kayu mudah diperoleh dan dapat terbarukan. Bahan ini juga banyak terdapat di Indonesia sebagai negara yang kaya akan kayu hutan [3]. Banyaknya limbah ketaman kayu yang berasal dari industri penggergajian adalah 15% yang terdiri dari 1,5% serbuk dari unit utama, 13% serbuk dari unit kedua dan 0,5% dari unit trimmer [4]. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Bina Produksi Kehutanan (2011) produksi kayu gergajian di Sumatera Utara pada tahun 2011 mencapai 66.616 m 3. Dengan asumsi bahwa produksi limbah kayu gergajian sebesar 50% dan serbuk gergajian sebesar 15% [2], maka besarnya limbah kayu gergajian yang dihasilkan adalah sebesar 9.992,4 m 3. Sudah banyak peneliti terdahulu yang menggunakan sekam padi dan serbuk gergaji sebagai bahan baku dalam pembuatan briket atau sebagai sumber energi lainnya. Tabel 1.1 menunjukkan rangkuman dari beberapa hasil penelitian yang terdahulu. Dari rangkuman penelitian terdahulu tersebut dapat diperoleh kesimpulan, bahwa sekam padi dan serbuk gergaji kayu paling banyak digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan briket. Hasil kalor yang diperoleh dari dua bahan baku ini juga tinggi. Pada penelitian sebelumnya belum dilakukan pengkombinasian sekam padi dan ketaman kayu sebagai bahan baku dalam pembuatan briket serta penggunaan daun jambu mete sebagai perekat. Padahal 2

ketaman kayu memiliki karbon yang tinggi, dan dilihat dari ukurannya ketaman kayu dan sekaman padi memiliki waktu karbonisasi optimal yang sama. Dalam proses pembuatan briket dibutuhkan perekat yang berfungsi untuk merekatkan bahan baku. Perekat yang biasa kotoran sapi, umbi singkong, tepung ketan, molase, tanah liat, dan pati. Bahan perekat yang berasal dari tumbuhan jarang dimanfaatkan sebagai perekat, padahal bahan perekat dari tumbuh-tumbuhan lebih ramah lingkungan. Salah satunya adalah daun jambu mete. Daun jambu mete dapat dimanfaatkan sebagai perekat karena kandungan tannin, asam anakardat, kardol, glikosida, dan fenol. Dari penjelasan di atas perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kombinasi kedua bahan baku ini dalam pembuatan briket serta penggunaan daun jambu mete sebagai perekat dalam pembuatan briket. Nama Peneliti (Tahun) David K Chirchir, Daudi M Nyaanga, dan Jason M Githeko (2013) Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian Effect of Binder Types and Amount on Physical and Combustion Characteristic Bahan baku yang sekam padi, debu arang,dan ampas tebu. Rasio bahan baku yang sekam padi : debu arang : ampas tebu = 6 : 1 : 3 dengan konsentrasi tiap perekat (molase, kotoran sapi, dan tanah liat) 10%, 15% dan 25%. Densitas paling tinggi dihasilkan briket dengan konsentrasi perekat molase 25% yaitu 0,703 g/cm 3. Nilai kalor paling tinggi dihasilkan briket dengan konsentrasi perekat molase 10%. 3

Emerhi, E.A (2011) Asmamaw, Kindie Fan Mulugeta, Nigussie (2013) Physical and Combustion Properties of Briquettes Produced from Sawdust of Three Harwood Species and Different Organic Binders Experimental Investigations on Briquettes Produced from Maize Cobs and Rice Husk Bahan baku yang serbuk gergaji tiga jenis kayu keras yaitu jenis Afzelia Africana, Terminalia Superba, dan Melicia Elcelsa. Variasi bahan baku yang digunakan adalah campuran perbandingan bahan baku yang digunakan yaitu serbuk gergaji : kotoran sapi = 70 : 30, serbuk gergaji : abu kayu = 70 : 30, serbuk gergaji : pati = 70 : 15 dengan campuran serbuk gergaji tiap kombinasi = 50 : 50 Variasi bahan baku yang digunakan adalah 100% tongkol jagung ; campuran tongkol jagung dengan sekam padi (50% : 50%) dengan perekat dari umbi singkong (20% dan 30%), tekanan pengempaan 0,05 dan 0,26 MPa Nilai kalor yang paling tinggi dari campuran serbuk gergaji Afzelia africana dan Terminalia superba dengan perekat pati yaitu 3.316 kal/kg. Nilai fixed carbon yang paling tinggi diperoleh pada briket dari 100% tongkol jagung, 0,26 MPa dan konsentrasi perekat 20% sebesar 4589 kal/kg. Nilai uji kalor paling tinggi yaitu briket dari 100% tongkol jagung, 0,26 MPa dan konsentrasi perekat 30%. 4

Lia Dwi Heruwati, 2009 Pengaruh Variasi Tekanan Pada Pembuatan Briket Arang Tempurung Kelapa Dengan Perekat Daun Jambu Mete Muda (Anacardium Occidentale L.) Terhadap Nilai Kalor Yang Dihasilkan Bahan baku yang arang tempurung kelapa menggunakan perekat daun jambu mete muda. Perbandingan arang tempurung kelapa dengan perekat adalah 87,5% : 12,5% dengan variasi tekanan 50 kg/cm 2, 100 kg/cm 2, 200 kg/cm 2, dan 300 kg/cm 2. Nilai kalor paling tinggi diperoleh pada tekanan 300 kg/cm 2 yaitu 4,332 kkal/kg = 4.332 kal/kg. 1.2 RUMUSAN MASALAH Pembuatan briket menggunakan kombinasi bahan baku sekam padi dan ketaman kayu belum pernah diteliti padahal ketaman kayu dan sekam padi merupakan limbah yang cukup besar dihasilkan dari industri kayu dan pertanian. Pada penelitian ini digunakan sekam padi dan ketaman kayu sebagai bahan baku dalam pembuatan briket. Perekat yang digunakan yaitu daun jambu mete karena daun jambu mete merupakan perekat organik memiliki sifat ramah lingkungan dan mudah didapat dibandingkan perekat anorganik. Oleh karena itu, perlu diteliti bagaimana pengaruh kombinasi komposisi serta ukuran partikel sekam padi dan ketaman kayu yang terbaik dengan perekat daun jambu mete terhadap sifat briket dan bagaimana kualitas briket yang dihasilkan. 1.3 TUJUAN PENELITIAN Beberapa tujuan penelitian yang dicapai antara lain: 1. Menentukan komposisi serta ukuran partikel sekam padi dan ketaman kayu yang terbaik pada proses pembuatan briket. 2. Menentukan sifat fisik briket yang paling baik dari beberapa jenis perlakuan yang dilakukan. 5

1.4 MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti Dapat memberikan wawasan tambahan dalam bidang ilmu pengetahuan terkait penerapannya dalam mengkonversi limbah menjadi suatu bahan bakar alternatif. 2. Bagi Perguruan Tinggi Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian selanjutnya. 3. Bagi Masyarakat Dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari sebagai alternatif bahan bakar dan meningkatkan nilai tambah limbah sekam padi dan ketaman kayu. 1.5 RUANG LINGKUP PENELITIAN Lokasi proses pembuatan briket adalah di Laboratorium Proses Industri Kimia dan Laboratorium Operasi Teknik Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik,, Medan serta Laboratorium Proses Manufaktur, Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan. Analisis produk briket yang dihasilkan adalah di Laboratorium Penelitian, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik,, Medan dan Laboratorium Kimia Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,, Medan. Penelitian ini dilakukan selama lebih kurang 6 bulan. Adapun variabelvariabel dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel tetap: a. Jenis bahan baku : sekam padi dan ketaman kayu mahoni. b. Jenis perekat : daun jambu mete c. Suhu pengarangan T = 400 C d. Waktu pengarangan : 2 jam e. Konsentrasi perekat : 12,5 % f. Tekanan pengempaan 85 kg/cm 2 6

2. Variabel bebas: a. Rasio sekam padi dengan ketaman kayu : 1:1 ; 1:2 ; 2:1 b. Ukuran partikel : 50 mesh, 70 mesh, dan 100 mesh c. Proses Pengarangan (PP): - PP 1 : Masing-masing bahan baku diarangkan kemudian dicampur - PP 2 : Kedua bahan baku dicampur kemudian diarangkan Ketaman kayu mahoni yang digunakan pada penelitian ini diperoleh dari tempat pembuatan furniture di daerah Medan Johor sedangkan bahan baku sekam padi diperoleh dari pasar di daerah Padang Bulan. Daun jambu mete yang digunakan sebagai perekat dalam penelitian ini didapatkan dari Fakultas Hukum,. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisis pada produk yang dihasilkan terdiri dari : 1. Analisis kadar air (basis kering) 2. Analisis kadar senyawa volatil 3. Analisis kadar abu 4. Analisis fixed carbon 5. Uji kalor 7