BAB I PENDAHULUAN. usia Taman Kanak-kanak memiliki karakteristik yaitu rasa ingin tahu dan antusias

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini adalah anak yang unik, dan memiliki karakteristik khusus,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan yang. memfasilitasi proses pertumbuhan dan perkembangan anak.

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan sosial dan keterampilan berbicara merupakan hal yang paling

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:117). Populasi

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tertulis dalam pasal 1 butir 14 Undang-undang RI Nomor 20. tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, orang lain, dan lingkungan anak dalam dunia bermain.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK B TK TERATAI SUNJU

BAB 1 PENDAHULUAN. Ia memiliki dunia dan karakteristik sendiri yang jauh berbeda dari orang dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

MEDIA GAMBAR BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS RENDAH DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK PERMAINAN TEBAK BENDA

BAB I PENDAHULUAN. lukisan, dan mimik muka. (Syamsu Yusuf, 2000:118)

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Erni Nurfauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

2015 PENERAPAN METODE BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Pendidikan Taman Kanak-Kanak memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nuraeni, 2014 Meningkatkan kemampuan berbicara melalui Penggunaan media puzzle

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siska Novalian Kelana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Elis Khaerunnisa,2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan usia dini (Early childhood education) adalah pendidikan

PERKEMBANGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK PRASEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan alat menyatakan pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. sebagai anak usia prasekolah. Perkembangan kecerdasan pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Miranti Rachmawati, 2014 Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Melalui Metode Bercerita Menggunakan Boneka Tangan

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. kata yang sesuai yang terdapat pada KD menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan.

JURNAL PENDIDIKAN E-ISSN TEMATIK DIKDAS Vol 1 (1) 2016 UNIVERSITAS JAMBI Page 37-41

belajar, belajar seraya bermain, dengan demikian anak akan memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan dan

II. KAJIAN PUSTAKA. dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pengetahuan bila anak mengadakan hubungan dengan orang lain. Anak yang

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan sikap positif terhadap bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai. berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek yang

II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Salah satu bidang pengembangan dalam pertumbuhan keterampilan dasar

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renni Rohaeni, 2013

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4 sampai 5 tahun memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pemikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

BAB 1 PENDAHULUAN. datang. Anak dilahirkan dengan potensi dan kecerdasannya masing-masing.

JURNAL PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka seolah olah

BAB I PENDAHULUAN. pikiran sikap dan perbuatan dengan menggunakan bahasa. Kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah rangkaian bunyi-bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI PERMAINAN TEBAK SUARA PADA ANAK KELOMPOK A TK AL HIDAYAH SUMBERAGUNG 02 KECAMATAN GANDUSARI KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia bukan tentang ilmu bahasa atau ilmu sastra, melainkan peningkatan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini mendasari jenjang pendidikan selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Masa ini dapat disebut juga sebagai The Golden Age atau masa. pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN USIA 5 6 TAHUN DI TK 011 PERMATAKU MERANGIN KABUPATEN KAMPAR

Dwi Oktaviani Wulandari, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat sehingga masa ini disebut golden age (masa emas). Masa

BAB I PENDAHULUAN. menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

PENGARUH METODE BERCERITA MENGGUNAKAN BUKU CERITA BERGAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN ANAK BERBICARA DI TK BETHEL KECAMATAN LORE SELATAN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. memiliki dunia dan karakteristik tersendiri yang jauh berbeda dari dunia karakteristik orang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional Pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa Pendidikan. Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Juwita Mega Ningsih, 2015 Meningkatkan Kreativitas Menari Anak D engan Menggunakan Properti Tari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI NYANYIAN/LAGU BAGI ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fifit Triana Dewi, 2013

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari orang tua, guru, dan orang dewasa lainya yang ada disekitarnya. Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kognitif saja tetapi juga tidak mengesampingkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) saja, tetapi masyarakat mulai mengenal PAUD. Dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia TK memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasai karena anak usia TK adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan sangat pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya, karena anak usia TK memiliki karakteristik tersendiri yang jauh berbeda dari dunia dan karakteristik orang dewasa (Ernawulan, 2005:4). Anak usia Taman Kanak-kanak memiliki karakteristik yaitu rasa ingin tahu dan antusias yang kuat terhadap segala sesuatu, memiliki sikap berpetualang (adventurousness) yang begitu kuat, banyak memperhatikan dan bertanya, keinginan mengenal tubuhnya sendiri, senang bernyanyi, mengobservasi lingkungan dan benda-benda disekitarnya, aktif melakukan berbagai aktivitas, tidak dapat lama-lama duduk dan berdiam diri, menunjukkan hubungan dan kerjasama dengan teman-temannya (Solehuddin, 1997:40). Rasa keingintahuan tersebut tentu harus ada cara untuk mengungkapkannya yaitu dengan cara memperhatikan, membicarakan, mempertanyakan hal-hal yang didengar dan dilihatnya. Anak memperoleh pengetahuan dan kemampuan tidak hanya dari kematangan, tetapi justru lingkunganlah yang memberi kontribusi yang berarti dan sangat mendukung proses belajar anak (Masitoh dkk, 2005). Pada hakekatnya anak senang meniru, anak senang meniru bunyi-bunyi tertentu ataupun ucapan orangorang disekitarnya. Perkembangan anak yang pertama kali dikuasai adalah keterampilan berbahasa yaitu berbicara. Tarigan (1985:1) mengemukakan bahwa 1

2 berbicara merupakan salah satu komponen dari keterampilan berbahasa, berbicara merupakan keterampilan yang pertama kali dikuasai. Melalui berbicara, anak dapat menyampaikan keinginan, harapan juga permintaannya. Karena berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan (Tarigan, 1985:15). Memperkuat pendapat tersebut Suhartono (2005:22) mengatakan yang dimaksud dengan berbicara adalah suatu penyampaian maksud tertentu dengan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa supaya bunyi tersebut dapat dipahami oleh orang yang ada dan mendengar disekitarnya. Pembicara harus memiliki kemampuan dan keterampilan untuk menyampaikan informasi kepada orang lain, agar orang-orang yang mendengar dapat mengerti apa yang dibicarakan. Hal itu sejalan dengan Hurlock (1990:82) yang mengatakan bahwa ada dua fungsi berbicara untuk berkomunikasi yaitu kemampuan untuk mengerti apa yang dikatakan oleh orang lain, sehingga dapat menangkap maksud yang ingin dikomunikasikan orang lain, serta kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain sedemikian rupa sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicaranya. Kenyataannya pengembangan keterampilan berbicara anak di Taman Kanakkanak belum maksimal dan cendrung mendapat hambatan sehingga anak kurang berani untuk berbicara atau mengungkapkan pendapatnya. Seperti yang diketahui kemampuan setiap anak berbeda-beda sehingga tidak semua anak mampu menguasai keterampilan berbicara, salah satu penyebab yang terjadi dilapangan

3 adalah pembelajaran masih bersifat konvensional, interaksi antara guru dengan anak masih terlihat kaku dan guru lebih dominan. Rendahnya keberanian berbicara anak terlihat saat guru memberikan pertanyaan kepada anak, anak tidak mampu mengungkapkan gagasannya, volume suara yang anak keluarkan sangat kecil, sehingga anak sulit berkomunikasi dengan bahasa lisan, sulit mengemukakan pendapat secara sederhana, sulit memberikan informasi, sulit menjawab pertanyaan, malu untuk bertanya, juga sulit untuk menceritakan pengalaman yang sederhana. Berkenaan dengan paparan di atas, keterampilan berbicara dalam hal ini adalah kemampuan anak untuk mengubah wujud fikiran atau perasaan menjadi wujud bunyi berbahasa yang bermakna, kemampuan berkomunikasi secara lisan sebagai media bagi setiap individu untuk menuangkan ide, gagasan dan pikiran kepada orang lain untuk berbagai kepentingan (Suhendar, 1992). Keterampilan berbahasa anak akan berkembang dengan baik bila guru di Taman Kanak-Kanak memberikan stimulus untuk merangsang mengembangkan keterampilan berbicaranya. Berhasil tidaknya pembelajaran bidang pengembangan bahasa, khususnya untuk mencapai keberhasilan keterampilan berbicara ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan. Faktor tersebut antara lain guru, siswa, metode, dan teknik pembelajaran, serta kurikulum (Alrochmah, 2010:4). Berdasarkan pernyataan di atas, maka memilihan metode pembelajaran yang dapat merangsang anak berbicara haruslah menarik agar dapat memotivasi anak untuk mengeluarkan kata-kata atau berbicara. Berdasarkan hasil observasi awal

4 yang telah dilakukan maka peneliti berpendapat bahwa berimajinasi adalah hal yang sangat mengungkinkan bagi anak untuk berbicara, anak-anak dapat berimajinasi atau bertamasya jiwa sesuka hati mereka. Berimajimasi adalah hal yang menyenangkan bagi anak, menurut Alrochmah (2010:4) berimajinasi merupakan sifat manusiawi yang akan selalu ada selama manusia terus mempunyai keinginan atau harapan. Intinya dalam pelajaran apapun dan siapapun, berimajinasi dibutuhkan dalam pembelajaran. Melalui imajinasi anak dapat mengembangkan daya pikir dan daya ciptanya tanpa dibatasi kenyataan dan realitas. Ia bebas berpikir sesuai pengalaman dan khayalannya, imajinasi akan membantu kemampuan berpikir fluency, fleksibility dan originary pada anak (Rachmawati dan Kurniati, 2005:62). Pernyataan di atas sejalan dengan Kieran Egan (2009:15) yang menyebutkan bahwa semua ilmu pengetahuan adalah hasil dari harapan, ketakutan, dan gairah manusia. Untuk menghadirkan ilmu pengetahuan di dalam pikiran anak, kita harus memperkenalkan dalam konteks harapan, ketakutan, dan gairah manusia di mana ilmu pengetahuan itu akan menemukan makna sepenuhnya. Sarana terbaik untuk melakukan hal itu adalah dengan imajinasi. Berimajinasi juga termasuk bermain, melalui bermain juga anak dapat mengembangkan kemampuan bahasa dan sosial, seperti mendengarkan beraneka bunyi, mengucapkan suku kata atau kata, memperluas kosa kata, membina hubungan dengan anak lain, bertingkah laku sesuai dengan tuntutan masyarakat, menyesuaikan diri dengan teman sebaya, dan paham bahwa setiap perbuatan ada konsekuensinya (Moeslichatoen, 2004: 27). Bermain adalah suatu aktivitas yang langsung dan spontan dimana seorang anak

5 menggunakan orang lain atau benda-benda disekitarnya dengan senang, sukarela dan dengan imajinatif, menggunakan perasaannya, tangannya atau seluruh anggota tubuhnya (Gallahue dalam Tinny, 2009: 34). Satu bentuk permainan atau alat permainan semestinya diciptakan dengan tujuan yang jelas sehingga pertumbuhan dan perkembangan yang diharapkan akan tercapai. Bermain merupakan kepuasan pada diri anak yang bersifat non serius, lentur dan bahan mainan terkandung dalam kegiatan dan yang secara imajinatif ditransformasikan sepadan dengan dunia orang dewasa (Moeslichatoen, 2004:24). Imajinasi dapat diintegrasikan dengan sebuah permainan, dimana anak akan diminta untuk berimajinasi dalam sebuah permainan untuk menebak gambar yang tersembunyi dalam 20 kotak. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:288) gambar adalah tiruan barang (orang, binatang, tumbuhan dan sebagainya) yang dibuat dengan coretan pensil ataupun yang lainnya pada kertas ataupun yang lainnya. Anak sangat menyukai gambar, jika gambar dibuat menarik dan disajikan dengan persyaratan yang baik, lalu anak diminta untuk berimajinasi yang diarahkan melalui cerita atau sebuah petunjuk yang berhubungan dengan gambar bersebut. Setiap guru selesai memberikan petunjuk maka akan terbuka sebuah kotak yang akan menampilkan atau memperlihatkan sebagian dari gambar, melalui permainan imajinatif tebak gambar ini diharapkan anak dapat termotivasi untuk berbicara mengemukakan pendapat dan memberikan komentar melalui permainan imajinatif tersebut. Imajinasi ini dijadikan stimulus dalam pembelajaran agar keterampilan berbicara anak dapat meningkat.

6 Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan keterampilan berbicara anak di TK/RA Al-Fikri setelah menggunakan teknik reka cerita gambar dalam kegiatan pembelajaran pengembangan bahasa mengalami peningkatan baik dilihat dari aspek kosakata meliputi kosakata umum dan kosakata khusus, juga dalam menceritakan isi gambar secara sederhana dengan urut berkembang dengan baik serta kegiatan pembelajaran bahasa menjadi lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tanpa menggunakan teknik reka cerita gambar (Hani Solihah Apriani, 2010). Berdasarkan paparan di atas kemampuan berbicara merupakan salah satu komponen berbahasa yang harus dikuasai agar anak dapat menggunakan bahasa secara baik, dan untuk meningkatkan keberanian berbicara anak, akan efektif bila diterapkan permainan imajinatif tebak gambar, karena bermain, imajinasi dan gambar adalah dunia anak. Berdasarkan permasalahan yang berkembang di atas, maka penelitian ini memfokuskan kajian pada PENGARUH PERMAINAN IMAJINATIF TEBAK GAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA ANAK TK DALAM KEGIATAN APERSEPSI B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini dituangkan ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana keterampilan berbicara anak dalam kegiatan apersepsi di kelompok B TK Darussalam Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013 sebelum penerapan permainan imajinatif tebak gambar?

7 2. Bagaimana keterampilan berbicara anak dalam kegiatan apersepsi di kelompok B TK Darussalam Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013 sesudah penerapan permainan imajinatif tebak gambar? 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada keterampilan berbicara anak dalam kegiatan apersepsi di kelompok B TK Darussalam Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013 sebelum dan sesudah penerapan permainan imajinatif tebak gambar? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana keterampilan berbicara anak dalam kegiatan apersepsi di kelompok B TK Darussalam Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013 sebelum penerapan permainan imajinatif tebak gambar. 2. Untuk mengetahui bagaimana keterampilan berbicara anak dalam kegiatan apersepsi di kelompok B TK Darussalam Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013 sesudah penerapan permainan imajinatif tebak gambar. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada keterampilan berbicara anak dalam kegiatan apersepsi di kelompok B TK Darussalam Bandung Tahun Pelajaran 2012-2013 sebelum dan sesudah penerapan permainan imajinatif tebak gambar. D. Manfaat Penulisan Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

8 1. Untuk anak, diharapkan dapat mengembangkan keterampilan berbicaranya dengan cara berani berbicara sehingga dapat memberikan pengalaman berbicara. 2. Untuk guru, diharapkan dapat menambah wawasan serta memberikan pengalaman langsung dalam proses pembalajaran keterampilan berbicara dengan menggunakan permainan imajinatif tebak gambar. 3. Untuk lembaga taman kanak-kanak, diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan kebijakan untuk melakukan inovasi pendidikan dan peningkatan kualitas pendidikan. E. Struktur Organisasi Struktur organisasi atau urutan penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penulisan E. Struktur Organisasi BAB II KAJIAN TEORETIS PERMAINAN IMAJINATIF TEBAK GAMBAR TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA ANAK USIA DINI A. Konsep Perkembangan Bahasa 1. Pengertian Bahasa 2. Fungsi Bahasa 3. Aspek-aspek Keterampilan Bahasa B. Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini

9 1. Pengertian Keterampilan Berbicara 2. Tujuan Berbicara bagi Anak 3. Perkembangan Berbicara Anak 4. Kegiatan Pembelajaran Berbicara C. Konsep Bermain dan Permainan 1. Pengertian Bermain 2. Tujuan Bermain Bagi Anak 3. Konsep Permainan 4. Variasi dan keseimbangan dalam aktivitas bermain D. Konsep Permainan Imajinatif Tebak Gambar 1. Pengertian Permainan Imajinatif 2. Konsep Permainan Tebak Gambar E. Perkembangan dan Karakteriktik Anak F. Penelitian Terdahulu G. Hipotesis Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian 2. Sampel Penelitian B. Metode Penelitian C. Definisi Operasional D. Instrumen Penelitian 1. Kisi-kisi Instrumen E. Analisis Instrumen F. Teknik Pengumpulan Data G. Teknik Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian B. Pembahasan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan

10 B. Rekomendasi