Disampaikan Dalam Pengarahan kepada Civitas Akademik UNS

dokumen-dokumen yang mirip
ARAH DAN KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISTEKDIKTI Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti

OPTIMALISASI PERAN SPI DALAM PENGAWASAN DI PERGURUAN TINGGI

Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi Aplikasi SAK BLU 2015 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten di The Royale Krakatau Hotel - Cilegon

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI)

Kebijakan Pengawasan Intern tahun 2017

Kebijakan Pengawasan Intern tahun 2017

PERAN PENGAWASAN INTERN DALAM RANGKA PTN BLU

Disampaikan Dalam Forum Diskusi Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan ITS Menjadi PTNBH INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Curiculum Vitae. Pekerjaan : - Inspektur Jenderal Kemenristek Dikti

KEBIJAKAN ANGGARAN DAN PELAPORAN KEUANGAN. KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI 19 Agustus 2015

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENRISTEKDIKTI

H. JAMAL WIWOHO, S.H., : : : 1/ : S1 FH UNS, S2 PPS UNDIP, S3 DOKTOR ILMU HUKUM UNDIP : BERKELUARGA, 1 ISTRI, 3 ANAK

Kebijakan Pengawasan Inspektorat Jenderal

KEBIJAKAN TEKNIS KERJASAMA PENGAWASAN TAHUN 2016 ITJEN KEMENRISTEKDIKTI DENGAN BPKP

PEMERIKSAAN KEUANGAN DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL (SPI) DI PERGURUAN TINGGI

DISAMPAIKAN DALAM KEGIATAN SOSIALISASI INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

PENGUATAN MANAJEMEN PERGURUAN TINGGI MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti

IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO BAGI SPI PTN

PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DALAM PENGELOAAN KEUANGAN SNMPTN- SBMPTN

PEMERIKSAAN KEUANGAN

Pengawalan dan Pengawasan Isu Strategis Inspektorat Jenderal Kemristekdikti

Fungsi SPI PTN. 4. Pemantauan dan pengkoordinasian tindak lanjut hasil pemriksaan internal dan eksternal

9 AGENDA NAWACITA. 2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya; 8. Melakukan revolusi karakter bangsa;

KEBIJAKAN PELAKSANAAN TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BPK RI DAN PENYAMPAIAN LHKPN/LHKASN DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI

Kebijakan Pengawasan Proyek Pinjaman/ Hibah Luar Negeri (PHLN) dari IsDB dan SFD

Disampaikan Dalam Seminar Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan di UNIVERSITAS TIDAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENRISTEKDIKTI

BOPTN dan BPPTNBH. Bahan Biro Perencanaan dalam Rakor Pengawasan Bersama Itjen-BPKP. Solo, 28 Februari 2017

STRATEGI PENGENDALIAN RISIKO DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. Inspektur Jenderal Kemristekdikti

Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum. Inspektur Jenderal Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

DUKUNGAN PENGANGGARAN UNTUK KEGIATAN KEMAHASISWAAN DI PERGURUAN TINGGI RINTO SUBEKTI, S.E., M.M. ANGGOTA KOMISI X DPR-RI

16 Maret Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SOSIALISASI LHKPN, GRATIFIKASI DAN WHISTLEBLOWER MEMBANGUN PERINGATAN DINI DAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS MANAJEMEN RISIKO PENGAWASAN INTERNAL

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2016 KEMENRISTEKDIKTI

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

IMPLEMENTASI PARADIGMA ITJEN

KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA NEGARA. No.787, 2011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Sistem Pengendalian Internal dan Pemeriksaan Pengelolaan Tanggungjawab Keuangan Negara. Oleh : Lutfi Harris, M.Ak., Ak. Satuan Pengawasan Internal

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

PERAN SPI DALAM MENINGKATKAN TATA KELOLA PERGURUAN TINGGI

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 /M/PER/XII/2011 TENTANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERN TAHUN 2018 DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

PROGRAM KERJA PENGAWASAN SATUAN PENGAWASAN INTERNAL

RISIKO DALAM PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BAB I PENDAHULUAN

2012, No.51 2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Peme

PERAN DEWAS PENGAWAS PTN BLU ; KONFLIK DAN PERMASALAHAN

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

Apa sebenarnya SPI dan SPIP?

BAB I PENDAHULUAN. transparan dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur dan

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 51 TAHUN 2010

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

Kebijakan Perencanaan dan Penganggaran Kemristekdikti Tahun Anggaran 2019

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. SPIP. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN GUBERNUR JAWA TIMUR,

HASIL REVIU LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015 DAN PROBLEMATIKANYA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

BUPATI BANDUNG BARAT

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA BLITAR

INTEGRASI SPIP DAN QMS ISO 9001:2015 SEBAGAI KUNCI KEBERHASILAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI BADAN POM DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KEBIJAKAN PENERAPAN SPIP DALAM PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA. Disampaikan oleh: Kepala BPKP DALAM RAKER BNPB TAHUN FEBRUARI 2018

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016

IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT JENDERAL KEMENRISTEKDIKTI PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM MONITORING DAN INFORMASI PENGAWASAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui

PERAN APIP DALAM PERCEPATAN PENCAPAIAN WTP

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 pasal

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 22/MENHUT-II/2010 TENTANG PEDOMAN AUDIT KINERJA LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN

Transkripsi:

EFEKTIFITAS PENGAWASAN INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI MELALUI PEMBERDAYAAN SPI Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti Disampaikan Dalam Pengarahan kepada Civitas Akademik UNS 13 OKTOBER 2015 1

Proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

TUJUAN SPI Dari definisi di atas dapat kita lihat bahwa tujuan adanya pengendalian intern: Menjaga kekayaan organisasi. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi. Mendorong efisiensi. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen 3

1) Pengendalian Intern Akuntansi (Preventive Controls) Pengendalian Intern Akuntansi dibuat untuk mencegah terjadinya inefisiensi yang tujuannya adalah menjaga kekayaan perusahaan dan memeriksa keakuratan data akuntansi. Contoh : adanya pemisahan fungsi dan tanggung jawab antar unit organisasi. 2) Pengendalian Intern Administratif (Feedback Controls). Pengendalian Administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakkan manajemen.(dikerjakan setelah adanya pengendalian akuntansi) Contoh : pemeriksaan laporan untuk mencari penyimpangan yang ada, untuk kemudian diambil tindakan. 4

Membantu manajemen dalam mengendalikan dan memastikan keberhasilan kegiatan organisasi Menciptakan pengawasan melekat, menutupi kelemahan dan keterbatasan personel, serta mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan kecurangan. Membantu auditor dalam menentukan ukuran sampel dan pendekatan audit yang akan diterapkan Audit, dengan keterbatasan waktu dan biaya audit Membantu auditor dalam memastikan efektifitas 5

SPI Satuan Pengawasan yang dibentuk untuk terlaksananya pengawasan terhadap satuan tugas unit kerja

PENGENDALIAN INTERN PP NOMOR 60 TAHUN 2008 Menristekdikti wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dengan berpedoman pada SPIP SPIP memberikan keyakinan yang memadai bagi: 1. Tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan penyelenggaraan pemerintahan negara, 2. Keandalan laporan keuangan, 3. Pengamanan aset negara, dan 4. Ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan Dilakukan Pengawasan Intern Oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) 6

KEMRISTEKDIKTI PERPRES NOMOR 13 TAHUN 2015 Mengendalikan KEMRISTEKDIKTI: Menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang riset, teknologi, dan pendidikan tinggi untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara PERPRES NO. 13 TAHUN 2015 UUD 45: sebagian fungsi pendidikan dengan -/- 20% dari APBN dan mencerdaskan kehidupan bangsa 150 satker 120.000 orang pegawai Rp41,507 T APBN P Rp92,478 T Aset Penerimaan dan penggabungan P3D Ristek dengan Dikti 9

11 5 14 Audit Universe PTN 35 Unit Utama Program Nasional 118 Kegiatan Mandatori Satker non PTN Kopertis 38 Dari data lingkup audit tersebut, disusun Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) dengan menggunakan pendekatan Audit Berbasis Risiko Hibah dan PHLN termasuk dalam data Program Nasional yang menjadi salah satu lingkup pengawasan Itjen Kemristekdikti 10

Belanja Negara APBNP 2015 Rp. 1.994,89 T Anggaran Pendidikan (20.39%) Rp.406,70 T (37,5%) (Rp. Milyar) Belanja Pemerintah Pusat 152.451,7 1. Kementerian Ristek dan Dikti 41.507,7 2. Kementerian Dikbud 53.278,5 3. Kementerian Agama 48.662,0 4. K/L lainnya 9.003,4 (62,5%) (Rp. Milyar) Belanja Transfer Daerah 254.252,3 1. Anggaran Pendidikan dalam DBH 1,337.7 2. DAK Pendidikan 10,041.3 3. Anggaran Pendidikan dalam DAU 134,970.3 4. Dana Tambahan Penghasilan Guru 1,096.0 PNSD 5. Tunjangan Profesi Guru 70,252.7 6. Anggaran Pendidikan dalam OTSUS 4,234.7 7. Dana Insentif Daerah 1,664.5 8. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 31,298.3 11

Penerimaan Belanja Rp. 1. 898 T Defisit KEMRISTEKDIKTI 2016 RP. 37.987.978.612.000,- PAGU ANGGARAN TAHUN 2016 Rp. 2. 121 T Rp. 273,2 T Untuk Pelayanan Umum Rp. 975.881.712.000,- Untuk Pendidikan Rp.37.022.096.900.000,- 12

PAGU ANGGARAN KEMRISTEKDIKTI TAHUN 2016 (PER PROGRAM PER FUNGSI) NO PROGRAM / FUNGSI PAGU ANGGARAN 2016 (SEBELUM RAKER DAN RDP) PAGU ANGGARAN 2016 (SETELAH RAKER DAN RDP) SELISH (1) (2) (3) (4=3-2) *) 1 Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya 28.354.264.876.000 28.327.184.876.000 (27.080.000.000) Pelayanan Umum (Ristek) 175.842.812.000 175.842.812.000 - Pendidikan 28.178.422.064.000 28.151.342.064.000 (27.080.000.000) 2 Penyelenggaraan Pengawasan dan Pemeriksaan Akuntabilitas 50.475.000.000 50.475.000.000 - Pelayanan Umum (Ristek) - - - Pendidikan 50.475.000.000 50.475.000.000-3 Peningkatan Kualitas Kelembagaan Iptek dan Dikti 939.920.000.000 967.000.000.000 27.080.000.000 Pelayanan Umum (Ristek) 169.500.000.000 169.500.000.000 - Pendidikan 770.420.000.000 797.500.000.000 27.080.000.000 4 Pembelajaran dan Kemahasiswaan 6.062.976.061.000 6.062.976.061.000 - Pelayanan Umum (Ristek) - - - Pendidikan 6.062.976.061.000 6.062.976.061.000-5 Peningkatan Kualitas Sumber Daya Iptek dan Dikti 1.436.981.771.000 1.436.981.771.000 - Pelayanan Umum (Ristek) 356.930.000.000 356.930.000.000 - Pendidikan 1.080.051.771.000 1.080.051.771.000-6 Penguatan Riset dan Pengembangan 1.052.752.004.000 1.052.752.004.000 - Pelayanan Umum (Ristek) 173.000.000.000 173.000.000.000 - Pendidikan 879.752.004.000 879.752.004.000-7 Penguatan Inovasi 90.608.900.000 90.608.900.000 - Pelayanan Umum (Ristek) 90.608.900.000 90.608.900.000 - Pendidikan - - - Total Fungsi Pelayanan Umum ( Ristek) 965.881.712.000 965.881.712.000 - Total Fungsi Pendidikan 37.022.096.900.000 37.022.096.900.000 - TOTAL 37.987.978.612.000 37.987.978.612.000 - Catatan: *) Alokasi anggaran untuk PTN yang terdiri dari: a) Gaji dan Tunjangan PNS dan Operasional Perkantoran Rp. 9,3 T b) Tunjangan profesi dosen dan kehormatan Guru Besar Rp. 4,4 T c) Tunjangan Kinerja Rp. 950 M d) PNBP/BLU PTN Rp. 10,1 T e) BOPTN Non Penelitian dan BPPTN-BH Rp 2,972 T

PAGU ANGGARAN KEMRISTEKDIKTI TAHUN 2016 (MENURUT PRIORITAS FUNGSI PENDIDIKAN ) NO. URAIAN PAGU APBN-P 2015 PAGU ANGGARAN 2016 USULAN SETELAH RAKER DAN RDP PERUBAHAN SETELAH RAKER DAN RDP TERHADAP PAGU ANGARAN 2016 Ribu Rp USULAN SETELAH RAKER DAN RDP VS PAGU APBN-P 2015 1 2 3 4 5 6=(5-4) 7=(5-3) A. PRIORITAS NASIONAL 17.654.340.509 8.963.474.171 8.977.744.171 14.270.000 (8.676.596.338) 1 Beasiswa Bidikmisi dan Beasiswa Lainnya 3.093.576.260 3.337.002.400 3.337.002.400-243.426.140 2 Beasiswa SM3T 365.610.000 290.000.000 290.000.000 - (75.610.000) 3 Beasiswa KNB 33.720.000 73.270.000 66.770.000 (6.500.000) 33.050.000 4 BOPTN 4.550.000.000 3.790.000.000 3.762.920.000 (27.080.000) (787.080.000) BOPTN Non Penelitian (Non PTN-BH) 1.935.000.000 1.750.000.000 1.750.000.000 - (185.000.000) BOPTN (Penelitian) Non PTN-BH 944.593.524 790.000.000 740.000.000 (50.000.000) (204.593.524) BOPTN (Penelitian) PTN-BH 320.406.476 - - - (320.406.476) BOPTN ( Penelitian Inovasi ) Non PTN BH (Desa Inovasi) - - 50.000.000 50.000.000 50.000.000 Bantuan Pendanaan PTN-BH 1.250.000.000 1.250.000.000 1.222.920.000 (27.080.000) (27.080.000) 5 SNMPTN dan SBMPTN 200.000.000 - - - (200.000.000) 6 LPTK yang direvitalisasi - 26.000.000 26.000.000-26.000.000 7 Beasiswa Dosen S2/S3 1.651.708.576 919.051.771 919.051.771 - (732.656.805) 8 Peningkatan sarana dan prasarana PT 6.901.800.000 - - - (6.901.800.000) 9 Pengabdian Pada Masyarakat 32.075.000 - - - (32.075.000) 10 Pendirian PT Baru dan Akademi Komunitas 525.850.673 328.150.000 326.000.000 (2.150.000) (199.850.673) 11 Pelaksanaan Program Hibah Pembinaan PTS 300.000.000-50.000.000 50.000.000 (250.000.000) 12 Kegiatan BAN PT (Termasuk LAM PTKes) - 200.000.000 200.000.000-200.000.000 13 Percepatan Insinyur - - - - - B. PRIORITAS K/L 479.181.022 1.006.546.690 992.276.690 (14.270.000) 513.095.668 1 Pelaksanaan Kegiatan Kemahasiswaan di PTN dan Politeknik & KOPERTIS 160.983.140 - - - (160.983.140) 2 Pelaksanaan Kegiatan di Kopertis 134.495.200 105.000.000 105.000.000 - (29.495.200) 3 Kegiatan Tusi dan Pengawasan ( 7 Eselon I ) 183.702.682 901.546.690 887.276.690 (14.270.000) 703.574.008 C. BELANJA MENGIKAT 12.906.894.861 14.783.344.896 14.783.344.896-1.876.450.035 1 Belanja Pegawai. Pemeliharan dan Operasional Perkantoran 9.212.495.121 9.368.933.782 9.368.933.782-156.438.661 2 Tunjangan Kinerja - 950.000.000 950.000.000-950.000.000 3 Tunjangan Profesi Dosen dan Guru Besar 3.694.399.740 4.464.411.114 4.464.411.114-770.011.374 D. PHLN DAN RM PENDAMPING 2.749.273.961 2.162.233.657 2.162.233.657 - (587.040.304) 1 PHLN 2.183.728.700 1.811.164.993 1.811.164.993 - - 2 RM Pendamping 565.545.261 351.068.664 351.068.664 - - E. PNBP/BLU 8.918.074.254 10.106.497.486 10.106.497.486-1.188.423.232 - - JUMLAH 42.707.764.607 37.022.096.900 37.022.096.900 - (5.685.667.707)

1. Membangun komitmen seluruh jajaran Kemristekdikti, mulai dari pimpinan sampai staf terbawah. 2. Membangun sinergitas dengan pihak-pihak terkait (BPKP, Auditi, dan pihak ekternal lainnya) 3. Mengoptimalkan Kapasitas Inspektorat Jenderal: a. Mengoptimalkan peran dan layanan Inspektorat Jenderal audit kinerja, pemberian peringatan dini, dan konsultasi. b. Mengoptimalkan manajemen sumber daya manusia Inspektorat Jenderal dengan kuantitas dan kualitas yang memadai. c. Menerapkan praktik-praktik pemeriksaan intern yang profesional. d. Meningkatkan akuntabilitas dan manajemen kinerja Inspektorat Jenderal secara baik. e. Membangun hubungan dan budaya organisasi yang baik dengan pihakpihak lain yang terkait. f. Menerapkan struktur tata kelola yang baik. 4. Mengoptimalkan Kapasitas dan Peran Satuan Pengawas Intern (SPI) PTN: a. Meningkatkan peran dan fungsi SPI sebagai pengawal PTN b. Mengupayakan penegasan struktur organisasi SPI PTN c. Meningkatkan kapabilitas SDM SPI PTN 15

TUGAS ITJEN: Menyelenggarakan pengawasan intern di lingkungan Kemristek dan Dikti PERPRES NO. 13 TAHUN 2015 PENGAWALAN TUGAS DAN FUNGSI KEMENRISTEK DAN DIKTI KEGIATAN 1. AUDIT 2. REVIU 3. EVALUASI 4. PEMANTAUAN 5. PENGAWASAN LAINNYA Mencegah dan melindungi sesuatu Dari ketidaknyamanan dan kehancuran Mencegah Mendorong Mengarahkan Menghentikan PERAN DAN POSISI ITJEN 1. PEMBERI PERINGATAN DINI 2. KATALISATOR 3. KONSULTAN 16

(1) Pengendalian internal perjalanan dinas, seperti kelemahan penyusunan SOP, TOR dan RAB, pengawasan penerbitan surat tugas, pengawasan pertanggung jawaban pelaksanaan perjalanan dinas. (2) Aturan internal yang mengatur narasumber FGD, rapat koordinasi. (3) Kejelasan output untuk membedakan narasumber dan peserta. (4) Koordinator Kegiatan seringkali tdk mencatat dan membukukan pengelolaan dana yang diterimanya (5) Belum adanya SOP baku mengenai mekanisme pembayaran UP dan TUP. (6) SOP pengadaan barang (7) Up dating inventarisasi aset (8) Lemahnya catatan pendistribusian barang habis pakai (9) Dokumentasi dan pelaporan kegiatan 17

(1) Perjalanan Dinas a. tidak melakukan perjalanan dinas b. tidak menerima lumpsum sesuai standard biaya c. tandatangan tidak sesuai d. pejabat penandatangan lembar SPPD tidak sesuai e. pelaksana perjalanan dinas melakukan absensi di kantor f. tidak ada surat penugasan g. salah penjumlahan sehingga terdapat lebih bayar h. pelaksana perjalanan dinas tidak jelas lembaganya (2) Pengadaan Barang a. tidak diketahui berapa unit barang yg diadakan dan berapa harga per unit barang b. kelebihan pembayaran atas pelaksanaan kegiatan yg dilaksanakan oleh EO c. pengadaan tidak didukung bukti yg sah d. pengadaan tidak didukung dokumen penawaran e. pengadaan tidak ada bukti penerimaan barang (3) Pembayaran Narasumber a. tandatangan berbeda; di daftar hadir, form honor dan lembar pertanggung jawaban b. narasumber tidak jelas instansinya c. ketidaksesuaian jumlah narasumber dan peserta rapat 18

PERAN ITJEN KEMRISTEKDIKTI Jangan Sampai Seperti ini!!! Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Mantan Menteri Agama 19

20