BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK INJEKSI DAN KINERJA MESIN DIESEL SATU SILINDER KETIKA MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian

KARAKTERISTIK INJEKSI DAN KINERJA MOTOR DIESEL SATU SILINDER KETIKA MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TUGAS AKHIR

Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG?

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

PENGARUH TEMPERATUR BAHAN BAKAR BIO-SOLAR DAN SOLAR DEX TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL PUTARAN KONSTAN

Pengaruh Penambahan Gas HHO Terhadap Unjuk Kerja Mesin Diesel Putaran Konstan Dengan Variasi Massa Katalis KOH pada Generator Gas HHO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

BAB IV PERHITUNGAN HASIL PENGUJIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari eksperimen yaitu berupa tegangan out put

BAB III METODOLOGI. Genset 1100 watt berbahan bakar gas antara lain. 2 perangkat berbeda yaitu engine dan generator atau altenator.

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB 4 HASIL & ANALISIS

ANALISA PENGARUH TEMPERATUR UDARA MASUK TERHADAP TEKANAN DAN TEMPERATUR GAS BUANG PADA PLTD PULO PANJANG BANTEN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH TIMING INJECTION TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL 1 SILINDER PUTARAN KONSTAN DENGAN BAHAN BAKAR BIO SOLAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jurnal FEMA, Volume 2, Nomor 1, Januari 2014

F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB IV PEMBAHASAN. Percepatan Grafitasi (g) = 9,81m/s 2. Beda ketinggian air (Δh) = 0,83 m

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Nugrah Rekto P 1, Eka Bagus Syahrudin 2 1,2

PENGARUH INJEKSI GAS HIDROGEN TERHADAP KINERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH 1 SILINDER

Pengaruh Temperatur Pada Campuran Minyak Kelapa dan Bahan Bakar Solar Terhadap Sudut Injeksi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. t 1000

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI PROSES PENGGILINGAN KEDELAI DENGAN PENGGERAK MESIN DIESEL DAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI TAHU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

BAB IV ANALISA DATA. 4.1 Pemakaian Beban Saat Kondisi Filter Bersih. 35PK, langsung pada sub distribution panel di area ruang serbaguna.

OPTIMALISASI KINERJA MOTOR DIESEL DENGAN SISTEM PEMANASAN BAHAN BAKAR

III. METODE PENELITIAN. Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan didalam penelitian ini adalah:

Pengaruh Temperatur Pada Campuran Minyak Kelapa dan Bahan Bakar Solar Terhadap Sudut Injeksi

KINERJA GENSET TYPE EC 1500a MENGGUNAKAN BAHAN PREMIUM DAN LPG PENGARUHNYA TERHADAP TEGANGAN YANG DIHASILKAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA PENGARUH PEMANASAN AWAL BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PERFORMA DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MESIN MOTOR DIESEL SATU SILINDER

PERUBAHAN BENTUK THROTTLE VALVE KARBURATOR TERHADAP KINERJA ENGINE UNTUK 4 LANGKAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH VARIASI MAIN JET NOZZEL PADA SISTEM KARBURATOR TERHADAP UNJUK KERJA MESIN

Sandblasting Macam-Macam Abrasif Material untuk Sandblasting

BAB IV HASIL DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Waktu rata rata penggulungan benang

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan alat transportasi seperti kendaraan bermotor kian hari kian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MODIFIKASI MESIN DIESEL SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR SOLAR MENJADI LPG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GAS MIXER

Gambar 4.1 Grafik perbandingan Daya dengan Variasi ECU Standar, ECU BRT (Efisiensi), ECU BRT (Performa), ECU BRT (Standar).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN UNJUK KERJA GENSET 4-LANGKAH MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BENSIN DAN LPG DENGAN PENAMBAHAN MIXER VENTURI

Pengaruh Penggunaan Busi Terhadap Prestasi Genset Motor Bensin

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

PENGARUH BERAT RODA GILA (FLYWHEEL) TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MOTOR DIESEL STASIONER SATU SILINDER

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

5 HASIL. kecepatan. dan 6 Sudu. dengan 6 sudu WIB, yaitu 15,9. rata-rata yang. sebesar 3,0. dihasilkan. ampere.

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB V Aliran bahan bakar II. Pompa bahan bakar BOSCH

Pengaruh Parameter Tekanan Bahan Bakar terhadap Kinerja Mesin Diesel Type 6 D M 51 SS

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah melakukan pengujian, penulis memperoleh data-data hasil pengujian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

LAMPIRAN A PERHITUNGAN DENGAN MANUAL. data data dari tabel hasil pengujian performansi motor diesel. sgf = 0,845 V s =

Jurnal Teknik Mesin. menggunakan alat uji percikan bunga api, dynotest, dan uji jalan.proses pengujian dapat dilihat dibawah ini.

KAJIAN EKSPERIMENTAL UNJUK KERJA DUAL FUEL ENGINE HASIL MODIFIKASI DARI DIESEL ENGINE

BAB II DASAR TEORI 2.1. Motor Bensin Penjelasan Umum

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah dilakukan pengujian, maka didapatkan data yang merupakan parameterparameter

PERUBAHAN BENTUK THROTTLE VALVE KARBURATOR TERHADAP KINERJA ENGINE UNTUK 4 LANGKAH

UJI PERFORMANSI MESIN DIESEL BERBAHAN BAKAR LPG DENGAN MODIFIKASI SISTEM PEMBAKARAN DAN MENGGUNAKAN KONVERTER KIT SEDERHANA

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010


Jurnal Teknik Mesin UMY

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BAKAR INJEKSI ABSTRAK

TUGAS AKHIR TM Ari Budi Santoso NRP : Dosen Pembimbing Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

Bab 4 Data dan Analisis Hasil Pengujian

Uji Performance Mesin Diesel Menggunakan Biodiesel Dari Minyak Goreng Bekas

M.Mujib Saifulloh, Bambang Sudarmanta Lab. TPBB Jurusan Teknik Mesin FTI - ITS Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya

RANCANG BANGUN DRAFT TUBE,TRANSMISI DAN PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS DENGAN KAPASITAS 500 L/MIN DAN HEAD 3,5 M

PENGARUH PENGGUNAAN INJECTOR VIXION DAN ECU RACING PADA SEPEDA MOTOR YAMAHA MIO J TERHADAP DAYA MOTOR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil pengujian Pengaruh Perubahan Temperatur terhadap Viskositas Oli

STUDI PERBANDINGAN KINERJA MOTOR STASIONER EMPAT LANGKAH SATU SILINDER MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR GAS LPG DAN BIOGAS

TUGAS AKHIR STUDI UKURAN, BENTUK, DAN KEKERASAN HASIL COR ULANG SERBUK HASIL ATOMISASI SEMPROT UDARA KARBON DUA ARAH TIMAH PUTIH

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB III PROSES MODIFIKASI DAN PENGUJIAN. Mulai. Identifikasi Sebelum Modifikasi: Identifikasi Teoritis Kapasitas Engine Yamaha jupiter z.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Kerenggangan Celah Busi terhadap Konsumsi Bahan Bakar pada Motor Bensin

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Transkripsi:

39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengujian Kinerja Mesin Diesel Hasil penelitian dan pembahasan dimulai dari proses pengambilan data dan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan meliputi data spesifikasi obyek penilitian dan hasil pengujian. Data hasil pengujian diolah dengan analisis dan perhitungan untuk mendapatkan variable yang diinginkan dan dilanjutkan dengan pembahasan. Berikut ini merupakan proses pemgumpulan data, perhitungan, dan pembahasan. Pengujian kinerja mesin diesel dilakukan untuk mengetahui perbandingan performa yang dihasilkan mesin dengan menggunakan bahan bakar biosolar dan pertamina dex. 4.1.1. Pengaruh Jenis Bahan Bakar Terhadap Kinerja Mesin Diesel Pada pengujian ini menggunakan mesin diesel jiangdong satu silinder dengan putaran maksimal sebesar 2600 rpm. Bahan bakar yang digunakan adalah biosolar dan pertamina dex. Untuk mengetahui kinerja mesin dilakukan pembebanan terhadap mesin diesel (alternator) menggunakan 5 lampu yang masing-masing lampu memiliki daya sebesar 500 watt, kemudian lampu tersebut dinyalakan satu per satu hingga kelima lampu tersebut menyala semuanya. Selain dengan pembebanan lampu, dalam pengujian kinerja mesin diesel ini juga melakukan variasi bukaan throttle yaitu dari 50%, 75% dan 100% (throttle terbuka penuh). Berikut ini merupakan tabel data pengujian kinerja mesin diesel menggunakan bahan bakar biosolar dan pertamina dex dengan variasi bukaan throttle 50%, 75% dan 100% (throttlr terbuka penuh) :

40 Tabel 4.1. Pembebanan lampu terhadap Putaran mesin ketika menggunakan Biosolar dan Pertamina Dex. Bukaan Throttle Beban Lampu (watt) Biosolar Pertamina Dex 0 2400 2400 500 2370 2340 100% 1000 2315 2295 1500 2300 2290 2000 2264 2287 2500 2259 2256 0 2000 2000 500 1985 1986 75% 1000 1950 1947 1500 1943 1937 2000 1938 1929 2500 1925 1909 0 1800 1800 500 1775 1785 50% 1000 1740 1756 1500 1725 1736 2000 1738 1735 2500 1745 1721

Beban (watt) 41 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 2240 2260 2280 2300 2320 2340 2360 2380 2400 2420 Biosolar Pertamina Dex Poly. (Biosolar) Poly. (Pertamina Dex) Gambar 4.1. Grafik perbandingan putaran mesin terhadap beban lampu dengan variasi bukaan throttle 100% Dari grafik perbandingan putaran mesin dengan variasi bukaan throttle 100% menunjukkan bahwa pada pembebanan 0 sampai 1500 watt, putaran mesin diesel menggunakan bahan bakar pertamina dex lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar biosolar. Pada pembebanan 2000 watt, putaran mesin menggunakan bahan bakar biosolar lebih rendah daripada pertamina dex yaitu biosolar (2264 rpm) dan pertamina dex (2287 rpm). Putaran mesin menggunakan bahan bakar biosolar lebih tinggi dibandingkan ketika menggunakan bahan bakar pertamina dex. Pada bukaan throttle 100% ini terjadi kerja maksimal atau puncak pada mesin diesel tersebut, semakin tinggi pembebanan pada mesin diesel maka semakin rendah putaran mesin diesel tersebut.

Beban (watt) 42 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 1900 1920 1940 1960 1980 2000 2020 Biosolar Pertamina Dex Poly. (Biosolar) Poly. (Pertamina Dex) Gambar 4.2 Grafik perbandingan putaran mesin terhadap beban lampu dengan variasi bukaan throttle75% Pada grafik perbandingan putaran mesin dengan variasi bukaan throttle 75% diatas menunjukkan bahwa bahan bakar biosolar dan pertamina dex memiliki kesamaan putaran mesin pada pembebanan 500 watt. Pada pembebanan 1000 sampai 2500 watt bahan bakar pertamina dex cenderung memiliki putaran mesin yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar biosolar yang memiliki putaran mesin yang relatif tinggi. Sedangkan putaran mesin terendah kedua bahan bakar terjadi pada pembebanan 2500 watt adalah biosolar (1925 rpm) dan pertamina dex (1909), pada putaran mesin tersebut pertamina dex memiliki putaran mesin yang lebih redah dibandingkan dengan biosolar.

Beban (watt) 43 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 1700 1720 1740 1760 1780 1800 1820 Putaran Mesin (RPM) BIOSOLAR PERTAMINA DEX Poly. (BIOSOLAR) Poly. (PERTAMINA DEX) Gambar 4.3. Grafik perbandingan putaran mesin terhadap beban lampu dengan variasi bukaan throttle 50% Dari grafik diatas, perbandingan putaran mesin menggunakan bahan bakar biosolar dan pertamina dex pada bukaan throttle 50% menunjukkan bahwa bahan bahan bakar pertamina dex memiliki penurunan putaran mesin yang konstan sesuai dengan beban, apabila mesin diesel diberikan pembebanan yang besar maka putaran mesin diesel tersebut akan semakin turun karena kerja mesin diesel yang maksimal ketika mendapatkan beban yang besar. Sedangkan putaran mesin dengan menggunakan bahan bakar biosolar cenderung naik turun dan tidak sesuai dengan pembebanan. Pada beban 2000 watt putaran mesin diesel menggunakan bahan bakar biosolar dan pertamina dex memiliki putaran mesin yang hampir sama yaitu biosolar (1738 rpm) dan pertamina dex (1735 rpm). Dari grafik diatas pada pembebanan 2500 watt, putaran mesin diesel menggunakan bahan bakar pertamina dex adalah 1721 rpm (putaran mesin terendah) sedangkan ketika menggunakan bahan bakar biosolar putaran mesin terendah ada pada pembebanan 1500 watt yaitu 1725 rpm (lebih tinggi dari putaran mesin terendah pertamina dex).

44 4.1.2. Data Hasil Pengujian Konsumsi Bahan Bakar Mesin Diesel Pengujian ini menggunakan mesin diesel jiangdong satu silinder dengan kondisi mesin standar tanpa perubahan pada bagian mesin serta menggunakan bahan bakar biosolar dan pertamina dex dengan variasi bukaan throttle dari 50%, 75% dan 100% (throttle terbuka penuh). Pengujian ini dilakukan dengan menhitung waktu konsumsi bahan bakar per 10 ml bahan bakar dengan menggunakan tangka mini dan buret. 4.1.2.1. Perhitungan Konsumsi Bahan Bakar Spesifik SFC = Mf = x Jika : V = 10 ml P = 2,5 kw t = 51 detik bahan bakar = 0,815 kg/l Mf = = x = 0,575 kg/jam Maka : SFC = = 0.23 kg/kw.jam

45 4.1.2.2. Hasil Pengaruh Jenis Bahan Bakar Terhadap Konsumsi Bahan Bakar Pada pengujian ini digunakan bahan bakar biosolar dan pertamina dex. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan besar konsumsi bahan bakar dengan menggunakan kedua bahan bakar tersebut. Pengujian ini menggunakan tangki mini dengan buret karena untuk mempermudah perhitungan konsumsi bahan bakar tersebut. Tabel 4.2. Konsumsi bahan bakar mesin diesel Bukaan Throttle Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (kg/kwjam) Biosolar Pertamina Dex Biosolar Pertamina Dex 2370 2340 0.888 0.678 2315 2295 0.473 0.527 100% 2300 2290 0.376 0.357 2264 2287 0.271 0.268 2259 2256 0.23 0.218 1985 1986 0.698 0.698 1950 1947 0.407 0.393 75% 1943 1937 0.271 0.289 1938 1929 0.218 0.218 1925 1909 0.177 0.187 1775 1785 0.63 0.615 1740 1756 0.345 0.331 50% 1725 1736 0.23 0.246 1738 1735 0.177 0.177 1745 1721 0.142 0.145

konsumsi bahan bakar spesifik (kg/kwjam) 46 1 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 2240 2260 2280 2300 2320 2340 2360 2380 2400 biosolar pertamina dex Poly. (biosolar) Poly. (pertamina dex) Gambar 4.4. Grafik perbandingan putaran mesin terhadap konsumsi bahan bakar spesifik dengan variasi bukaan throttle 100% Dari grafik konsumsi bahan bakar spesifik di atas menunjukkan bahwa bahan bakar biosolar memiliki konsumsi bahan bakar spesifik paling tinggi sebanyak 0,888 kg/kwjam pada putaran mesin 2370 rpm. Sedangkan bahan bakar pertamina dex memiliki konsumsi bahan bakar paling tinggi sebanyak 0,678 kg/kwjam pada putaran mesin 2340 rpm. Pada variasi bukaan throttle 100 % ini bahan bakar biosolar lebih tinggi dibandingkan dengan bahan bakar pertamina dex.

konsumsi bahan bakar spesifik (kg/kwjam) 47 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 1900 1910 1920 1930 1940 1950 1960 1970 1980 1990 2000 biosolar pertamina dex Poly. (biosolar) Poly. (pertamina dex) Gambar 4.5. Grafik perbandingan putaran mesin terhadap konsumsi bahan bakar spesifik dengan variasi bukaan throttle 75% Dari grafik di atas menunjukkan bahwa penggunaan bahan bakar biosolar memiliki konsumsi bahan bakar spesifik sebanyak 0.689 kg/kwjam pada putaran mesin 1985 sama tingginya dengan penggunaan bahan bakar pertamina dex memiliki sebesar 0,689 kg/kwjam pada putaran mesin 1986. Pada putaran 1910 sampai 1950 rpm konsumsi bahan bakar biosolar lebih tinggi dibandingkan dengan bahan bakar pertamina dex sedangkan pada putaran mesin 1985 rpm (biosolar) dan 1986 rpm (pertamina dex) terdapat kesamaan konsumsi bahan bakar spesifik yaitu sebanyak 0.689 kg/kwjam. Pada variasi bukaan throttle 75 % ini bahan bakar biosolar lebih tinggi dibandingkan dengan pertamina dex.

konsumsi bahan bakar spesifik (kg/kwjam) 48 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 1710 1720 1730 1740 1750 1760 1770 1780 1790 1800 biosolar pertamina dex Poly. (biosolar) Poly. (pertamina dex) Gambar 4.6. Grafik perbandingan putaran mesin terhadap konsumsi bahan bakar dengan variasi bukaan throttle 50% Dari grafik di atas menunjukkan bahwa penggunaan bahan bakar biosolar paling tinggi sebanyak 0,630 kg/kwjam pada putaran mesin 1775 rpm sedangkan bahan bakar pertamina dex memiliki konsumsi bahan bakar paling tinggi sebanyak 0,615 kg/kwjam pada putaran mesin 1785 rpm. Terdapat kesamaan konsumsi bahan bakar pada putaran mesin 1738 rpm (biosolar) dan 1735 rpm (pertamina dex) sebesar 0,177 kg/kwjam. Pada variasi bukaan throttle 50% ini konsumsi bahan bakar pertamina dex lebih tinggi dibandingkan dengan biosolar.

49 4.1.3. Data Hasil Pengujian Daya listrik pada mesin diesel dengan bahan bakar biosolar dan pertamina dex dengan variasi bukaan throttle 50%, 75% dan 100% Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan alternator yang terdapat pada mesin diesel jiangdong, serta menggunakan bahan bakar biosolar dan pertamina dex dengan variasi bukaan throttle dari 50%, 75% dan 100% (throttle terbuka penuh). Setelah melakukan pengujian tersebut dilakukan pencatatan hasil pengujian berupa arus dan tegangan. 4.1.3.1. Perhitungan daya listrik : P = V x I Dimana, P V I Misal : V I : Daya listrik (kilowatt) : Tegangan (volt) : Arus (ampere) : 170 volt : 7,05 ampere Maka : P = V x I = 170 x 7,05 = 1198 watt = 1.198 kilowatt

50 Tabel 4.3. Hasil pengujian daya yang dihasilkan mesin diesel Bukaan Throttle Daya (kw) Biosolar Pertamina Dex Biosolar Pertamina dex 2400 2400 0 0 2370 2340 2.15 2.27 100% 2315 2295 2.79 2.73 2300 2290 2.51 2.47 2264 2287 2.01 2.04 2259 2256 1.53 1.73 2000 2000 0 0 1985 1986 1.5 1.48 75% 1950 1947 1.83 1.77 1943 1937 1.7 1.66 1938 1929 1.38 1.36 1925 1909 1.17 1.06 1800 1800 0 0 1775 1785 1.16 1.09 50% 1740 1756 1.37 1.35 1725 1736 1.27 1.26 1738 1735 1.04 1.03 1745 1721 0.88 1.03

Daya (kw) 51 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 2240 2260 2280 2300 2320 2340 2360 2380 2400 2420 Biosolar Pertamina Dex Poly. (Biosolar) Poly. (Pertamina Dex) Variasi pembebanan lampu sebagai berikut : 0 watt 500 watt 1000 watt 1500 watt 2000 watt 2500 watt Gambar 4.7. Grafik perbandingan putaran mesin terhadap daya yang dihasilkan mesin diesel dengan bukaan throttle 100% dan variasi pembebanan Dari grafik di atas menunjukkan bahwa penggunaan bahan bakar biosolar memiliki daya listrik yang paling tinggi pada putaran mesin 2315 rpm yaitu sebesar 2.79 kw sedangkan penggunaan bahan bakar pertamina dex memiliki daya listrik paling tinggi pada putaran mesin 2295 yaitu sebesar 2.73 kw. Pada variasi bukaan throttle 100% ini bahan bakar biosolar menghasilkan daya yang paling tinggi dibandingkan dengan pertamina dex.

Daya (kw) 52 2.5 2 1.5 1 0.5 0 1900 1920 1940 1960 1980 2000 2020 Biosolar Pertamina Dex Poly. (Biosolar) Poly. (Pertamina Dex) Variasi pembebanan lampu sebagai berikut : 0 watt 500 watt 1000 watt 1500 watt 2000 watt 2500 watt Gambar 4.8. Grafik perbandingan putaran mesin terhadap daya yang dihasilkan mesin diesel dengan bukaan throttle 75% dan variasi pembebanan Dari grafik di atas menunjukkan bahwa penggunaan bahan bakar biosolar menghasilkan daya listrik yang paling tinggi pada putaran mesin 1950 rpm yaitu sebesar 1.83 Kw. Sedangkan penggunaan bahan bakar pertamina dex menghasilkan daya listrik paling tinggi pada putaran mesin 1947 rpm yaitu sebesar 1.77 Kw. Pada variasi bukaan throttle 75% ini bahan bakar biosolar menghasilkan daya paling tinggi dibandingkan dengan bahan bakar pertamina dex.

Daya (kw) 53 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 1700 1720 1740 1760 1780 1800 1820 Biosolar Pertamina Dex Poly. (Biosolar) Poly. (Pertamina Dex) Variasi pembebanan lampu sebagai berikut : 0 watt 500 watt 1000 watt 1500 watt 2000 watt 2500 watt Gambar 4.9. Grafik perbandingan putaran mesin terhadap daya yang dihasilkan mesin diesel dengan bukaan throttle 50% dan variasi pembebanan Dari grafik di atas menunjukkan bahwa penggunaan bahan bakar biosolar menghasilkan daya listrik yang paling tinggi adalah pada putaran mesin 1740 rpm yaitu sebesar 1.37 kw sedangkan penggunaan bahan bakar pertamina dex menghasilkan daya listrik yang paling tinggi ketika putaran mesin 1756 rpm yaitu sebesar 1.35 kw selain itu terdapat kesamaan daya listrik ketika putaran mesin 1735 dan 1738 yaitu sebesar 1.03 kw. Pada variasi bukaan throttle 50% ini penggunaan bahan bakar biosolar menghasilkan daya yang paling tinggi dibandingkan dengan bahan bakar pertamina dex.

Debit Bahan Bakar (ml/s) 54 4.2. Hasil Pengujian Karakteristik Injeksi dan Debit Bahan Bakar Pada pengujian ini digunakan bahan bakar biosolar dan pertamina dex. Alat yang digunakan adalah alat uji semprotan bahan bakar dengan nosel mesin diesel yang sama. Pengambilan data dalam pengujian ini menggunkan kamera dengan merekam video kemudian merubah format video menjadi format gambar. Karakteristik semprotan bahan bakar dipengaruhi oleh sifat fisik bahan bakar berupa densitas, viskositas dan tegangan permukaan. Untuk semprotan pada ruang terbuka, semakin tinggi sifat fisik bahan bakar akan menghasilkan penetrasi semprotan semakin panjang. Sedangkan kenaikan tekanan dan suhu menyebabkan phase cairan semprotan menjadi lebih pendek dan tipis. Pengujian debit bahan bakar dilakukan dengan menghitung volume bahan bakar (10ml) per waktu (detik). Berikut ini adalah hasil pengujian debit dan karakteristik injeksi mesin diesel ketika menggunakan bahan bakar biosolar dan pertamina dex. Tabel 4.4 Hasil pengujian debit bahan bakar biosolar dan pertamina dex Bahan Bakar Putaran Mesin (rpm) Volume Bahan Bakar (ml) Waktu (s) Debit (ml/s) Biosolar 1200 10 6.23 1.605 Pertamina Dex 1200 10 6.76 1.479 1.62 1.6 1.58 1.56 1.54 1.52 1.5 1.48 1.46 1.44 1.42 1.4 BIOSOLAR, 1.605 PERTAMINA DEX, 1.479 Gambar 4.10. Grafik perbandingan debit bahan bakar biosolar dan pertamina dex

55 4.2.1. Hasil uji semprotan menggunakan bahan bakar biosolar dan pertamina dex dengan tekanan 1 atm : 00:00 dtk 00:01 dtk 00:02 dtk 00:03 dtk 00:04 dtk 00:05 dtk 00:06 dtk Gambar 4.11. Semprotan Bahan Bakar Biosolar 00:00 dtk 00:01 dtk 00:02 dtk 00:03 dtk 00:04 dtk 00:05 dtk 00:06 dtk Gambar 4.12. Semprotan Bahan Bakar Pertamina Dex

56 4.2.2. Pembahasan Uji Karakteristik Injeksi dan debit bahan bakar 4.2.2.1 Pembahasan uji karakteristik injeksi Pengujian semprotan dilakukan secara visual dengan merekam video kemudian mengubah format video tersebut menjadi format gambar/foto. Hasil visualisasi semprotan ditunjukkan pada gambar 4.11 dan 4.12 menyatakan kecepatan jet bahan bakar menimbulkan gaya aerodinamis terhadap udara, sehingga menyebabkan jet tersebut terdeformasi dan terpecah menjadi ligament. Ligament tersebut pecah menjadi butiran droplet, dan selanjutnya berubah sebelum kemudian pecah lagi menjadi butiran-butiran dengan berbagai macam ukuran dan menyebar. Dalam proses semprotan bahan bakar, ada kemungkinan butiran hasil pemecahan bertumbukan saatu dengan yang lain membentuk droplet yang lebih besar. Pada gambar pengujian semprotan 4.11 dan 4.12 bahan bakar biosolar dan pertamina dex. Pengujian ini dilakukan dengan putaran mesin 1200 rpm (setengah dari putaran maksimal mesin diesel). Hasilnya adalah semprotan ketika menggunakan biosolar pada detik pertama bahan bakar mulai menyemprot berupa butiran-butiran yang mengarah lurus kebawah, kemudian pada detik ketiga sampai keenam semprotan bahan bakar mulai berubah menjadi butiran dan kabut tipis. Sedangkan hasil dari semprotan menggunakan pertamina dex adalah pada detik pertama bahan bakar mulai menyemprot berupa butiran-butiran, kemudian pada detik kedua butiran-butiran tersebut ada yang mulai berubah menjadi kabut tipis dan pada detik ketiga sampai keenam butiran dan kabut tipis berubah menjadi lebih tebal kabutnya. Dibandingkan dengan biosolar kabut hasil semprotan bahan bakar pertamina dex lebih tebal daripada biosolar. Pengabutan bahan bakar pertamina dex lebih maksimal bandingkan dengan bahan bakar biosolar karena bahan bakar pertamina dex memiliki tiga paket aditif yaitu anti foaming, anti korosi dan detergenasi aditif. Ketiga aditif ini berfungsi untuk membersihkan injector, mencegah korosi pada bagian mesin yang dilalui bahan bakar serta membantu menyempurnakan pembakaran karena memecah molekul bahan bakar menjadi lebih kecil.

57 Pada gambar pengujian semprotan bahan 4.11 dan 4.12 bakar biosolar dan pertamina dex ini menggunakan aquarium dengan panjang 60 cm dan tekanan 1 atm. Tekanan pada ruang bakar sangat berpengaruh terhadap hasil semprotan. Semakin tinggi tekanan pada suatu ruang bakar maka semakin tinggi penetrasi semprotan dan penambahan sudut semprotan. 1.2.2.2. Pembahasan Uji Debit Bahan Bakar Pengujian ini dilakukan pada putaran mesin sebesar 1200 rpm, menggunakan bahan bakar biosolar dan pertamina dex. Pada pengujian debit menggunakan stopwatch untuk menghitung waktu konsumsi bahan bakar per 10 ml bahan bakar, kemudian waktu hasil konsumsi bahan bakar dibagi dengan volume bahan bakar yang digunakan (10 ml). hasil dari perhitungan debit adalah bahan bakar pertamina dex memiliki debit sebanyak 1.479 ml/s sedangkan biosolar memiliki debit sebanyak 1.605 ml/s. bahan bakar pertamina dex lebih hemat dibandingkan bahan bakar biosolar.