Perancangan Kapal Trimaran Untuk Kapal Puskesmas Keliling Di Daerah Kepulauan : Studi Kasus Kepulauan Kangean, Madura

dokumen-dokumen yang mirip
ISTA RICKY SURYOPUTRANTO ( ) PEMBIMBING: PROF. DJAUHAR MANFAAT. Ph,D

DESAIN KAPAL PENUMPANG BARANG UNTUK PELAYARAN GRESIK-BAWEAN

Desain Kapal Pembangkit Listrik 30 Megawatt untuk Perairan di Indonesia

Analisa Penerapan Bulbous Bow pada Kapal Katamaran untuk Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar

Analisa Pengaruh Trim terhadap Konsumsi Bahan Bakar

DESAIN ULANG KAPAL PERINTIS 200 DWT UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA KAPAL

PENENTUAN UKURAN UTAMA KAPAL OPTIMAL DENGAN METODE BASIS SHIP MENGGUNAKAN SISTEM KOMPUTER

ANALISA PENERAPAN BULBOUS BOW PADA KAPAL KATAMARAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PEMAKAIAN BAHAN BAKAR

Analisa Perhitungan Fixed Pitch Propeller (FPP) Tipe B4-55 Di PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero)

Presentasi Ujian Tugas Akhir (MN )

Perancangan Self Unloading Coal Carrier Untuk Alternatif Distribusi Batubara Dari Pulau Kalimantan ke Pulau Jawa

ANALISA PERUBAHAN SISTEM PROPULSI DARI SCHOTTLE MENJADI TWIN SCREW PADA KAPAL PENUMPANG KMP NIAGA FERRY II

Desain Kapal Khusus Pengangkut Daging Sapi Rute Nusa Tenggara Timur (NTT) Jakarta

Studi Eksperimental Tahanan dan Momen Melintang Kapal Trimaran Terhadap Variasi Posisi Dan Lebar Sidehull

Desain Kapal Amfibi Water School Bus sebagai Sarana Transportasi Pelajar untuk Rute Pelayaran Kepulauan Seribu - Jakarta Utara

JUDUL TUGAS AKHIR STUDI PERBANDINGAN PERENCANAAN KAPAL KATAMARAN DAN MONOHULL SEBAGAI KAPAL RISET DIPERAIRAN BENGKALIS RIAU

Pengaruh Pemasangan Vivace Terhadap Intact Stability Kapal Swath sebagai Fleksibel Struktur Hydropower Plan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut

TUGAS AKHIR (LS 1336)

USULAN BIDANG MARINE MANUFACTURE AND DESIGN (MMD) Oleh: Hanifuddien Yusuf NRP

Desain Ulang Kapal Perintis 200 DWT untuk Meningkatkan Performa Kapal

EVALUASI PERBANDINGAN DRAFT KAPAL IKAN FIBERGLASS DAN KAYU BERDASARKAN SKENARIO LOADCASE, STUDI KASUS KAPAL IKAN 3GT

BAB V PENUTUP. dapat mengambil beberapa kesimpulan antara lain: 1. Kondisi rute pelayaran perintis di Kepulauan Riau merupakan salah satu

Desain Kapal Layanan Publik Di Kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep

Desain Kapal Pembangkit Listrik Menggunakan Tenaga Gelombang Air Laut Untuk Daerah Papua

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. displacement dari kapal tersebut. Adapun hasil perhitungan adalah : 2. Coefisien Blok (Cb) = 0,688

Model Konseptual Perencanaan Transportasi Bahan Bakar Minyak (BBM) Untuk Wilayah Kepulauan (Studi Kasus: Kepulauan Kabupaten Sumenep)

Desain Kapal Pengangkut LPG dengan Memanfaatkan Teknologi ISO TANK Untuk Memenuhi Kebutuhan di Kepulauan Karimunjawa

Oleh : Febriani Rohmadhana. Pembimbing : Ir. Hesty Anita Kurniawati, M.Sc. Selasa, 16 Februari

Estimasi Kebutuhan BBM

Desain Trash Skimmer Amphibi-Boat di Sungai Ciliwung Jakarta

Perancangan Kapal LCT (Landing Craft Tank) Pengangkut CNG (Compressed Natural Gas) Berbahan Bakar Gas di Daerah Kalimantan Timur

Desain Kapal 3-in-1 Penumpang-Barang- Container Rute Surabaya Lombok

Desain Kapal Pembangkit Listrik Menggunakan Tenaga Gelombang Air Laut Untuk Daerah Papua

Desain Self-Propelled Barge Pengangkut Limbah Minyak Di Kawasan Pelabuhan Indonesia III

OPTIMISASI BENTUK BULBOUS BOW DENGAN MENGGUNAKAN KONEKSI (LINK) ANTARA MAXSURF DAN MICROSOFT EXCEL (STUDI KASUS : KAPAL TANKER 6500 DWT)

Optimasi Skenario Bunkering dan Kecepatan Kapal pada Pelayaran Tramper

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 1

SOFTWARE QUANTITAVE SYSTEM FOR BUSINESS (QSB)

Desain Water Bus Sebagai Alat Transportasi Dan Wisata Rute Probolinggo-Surabaya

Desain Kapal Pengangkut LPG dengan Memanfaatkan Teknologi ISO TANK Untuk Memenuhi Kebutuhan di Kepulauan Karimunjawa

BAB III METODE PELAKSANAAN

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: E-33

Desain Kapal Penumpang Katamaran untuk Rute Dermaga Boom Marina, Banyuwangi Pelabuhan Benoa

Pembuatan Konsep Desain Unmanned Surface Vehicle (USV) untuk Monitoring Wilayah Perairan Indonesia

PENGARUH BENTUK LAMBUNG KAPAL TERHADAP POLA ALIRAN DAN POWERING PADA KAPAL PERAIRAN SUNGAI DAN LAUT

Analisa Rekondisi Main Engine dan System Propulsi Kapal Kumawa Jade 20.7 Meter Catamaran

Pengembangan Software Loading Manual Tanker Ukuran Sampai Dengan DWT

PERHITUNGAN DAYA MOTOR PENGGERAK UTAMA a. EHP (dinas) = RT (dinas) x Vs = 178,97 Kn x 6,172 m/s = Kw = Hp

Studi Desain Model Konfigurasi Lambung pada Kapal Trimaran dengan bantuan CFD

Analisis Teknis dan Ekonomis Konversi Landing Craft Tank (LCT) Menjadi Self-Propelled Oil Barge (SPOB)

HAMBATAN, PROPULSI & MOTOR INDUK KAPAL

Studi Perancangan Kapal Penumpang Untuk Pelayanan. Transportasi Laut Antar Pulau Daerah Kabupaten Kepulauan Anambas

PRESENTASI TUGAS AKHIR (MN091382)

Investigasi Efisiensi Propeler Kapal Ikan Tradisional

ANALISIS TEKNIS STABILITAS KAPAL LCT 200 GT

STUDI PERANCANGAN FERRY HEMAT BAHAN BAKAR UNTUK WILAYAH MALUKU

MODIFIKASI BENTUK BURITAN KAPAL DAN SISTEM PROPULSI KT ANGGADA XVI AKIBAT RENCANA REPOWERING. A.K.Kirom Ramdani ABSTRAK

KOMPARASI HULL PERFORMANCE PADA KONSEP DESIGN KAPAL IKAN MULTI FUNGSI DENGAN LAMBUNG KATAMARAN

RANCANG BANGUN KAPAL HYBRID TRIMARAN YANG HANDAL DAN EFISIEN

ANALISA PENGARUH PEMASANGAN CADIK PADA KAPAL NELAYAN 3 GT DITINJAU DARI POWER ENGINE

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

BAB IV PERHITUNGAN & ANALISA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

MODIFIKASI BENTUK BURITAN PADA SHALLOW DRAFT BULK CARRIER UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI SISTEM PROPULSI

Desain Etnik Yacht sebagai Sarana Wisata di Pulau Lombok

Optimasi Kinerja Propulsi pada Kapal Ikan Studi Kasus : Kapal Ikan di Perairan Brondong, Lamongan

Analisa Hambatan Kapal dengan Bulous Bow dan tanpa Bulbous Bow di Perairan Dangkal. Dr. Ir. I Ketut Suastika, M. Sc.

PRA PERANCANGAN KAPAL PARIWISATA DI GREEN CANYON PANGANDARAN. Parlindungan Manik, Sarjito Jokosisworo, Biwa Abi Laksana 1) ABSTRAK

Desain Konseptual Hybrid Propulsion Mesin Diesel dengan Motor Listrik pada Tugboat 70 Ton Bollard Pull Untuk Aplikasi di Pelabuhan

Pengembangan Software Loading Manual Kapal Tanker Ukuran Sampai Dengan DWT

ANALISA ENGINE PROPELLER MATCHING PADA KAPAL PERINTIS BARU TYPE 200 DWT UNTUK MEDAPATKAN SISTEM PROPULSI YANG OPTIMAL

PERANCANGAN SISTEM PERMESINAN PADA TRAILING SUCTION DREDGER (TSD) SEBAGAI SARANA PENGERUKAN PADA PERAIRAN PELABUHAN

Dosen Pembimbing : Ir. H. Agoes Santoso, M.Sc

Analisa Penerapan Mesin Hybrid Pada Kapal KPC-28 dengan Kombinasi Diesel Engine dan Motor Induksi Yang Disuplai Dengan Batterai

PENENTUAN UKURAN UTAMA KAPAL PENYEBERANGAN SEBAGAI SARANA TRASNPORTASI LAUT RUTE PULAU PADANG- BENGKALIS

PENGARUH BENTUK LAMBUNG KAPAL TERHADAP TAHANAN KAPAL

Studi Perancangan Trash-Skimmer Boat di Perairan Teluk Jakarta

Perancangan Stadion Apung Dengan Kapasitas Penonton Untuk Wilayah Teluk Jakarta

Desain Water Bus Sebagai Sarana Penunjang Pariwisata Di Pulau Biawak Kabupaten Indramayu, Jawa Barat

DESAIN KAPAL TANKER 3500 DWT

Desain High Speed Passenger Craft (Ferry Hydrofoil) untuk Daerah Pelayaran Batam - Singapura

ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PERANCANGAN KAPAL CRUISE WISATA DENGAN BENTUK HULL KATAMARAN PADA RUTE PELAYARAN PELABUHAN MANADO-TAMAN NASIONAL BUNAKEN

Perancangan Self Propelled Container Barge (SPCB) Sebagai Alternatif Angkutan Container Pelayaran Pantura Untuk daerah Jawa Timur

Kajian penggunaan daya mesin penggerak KM Coelacanth di Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara

PERBAIKAN DESAIN KAPAL PERIKANAN PADA TAHAP PLERIMINARY DESAIN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI BAHAN BAKAR

JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

STUDI HULLFORM KAPAL IKAN 201 GT UNTUK DAERAH KOTA PEKALONGAN DENGAN RADIUS PELAYARAN 1000 MIL LAUT

Oleh : Febrina Ikaningrum

ANALISA KARAKTERISTIK KEBUTUHAN DAYA LISTRIK PADA KAPAL FERRY DALAM RANGKA EFISIENSI ENERGI

Bilge keel. Bilge keel. JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) G-174

ANALISA KINERJA HULL FORM METODE FORMDATA KAPAL IKAN TRADISIONAL 28 GT KM. SIDO SEJATI

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) 1

PERANCANGAN KAPAL GENERAL CARGO 1500 DWT RUTE PELAYARAN JAKARTA-SURABAYA

ANALISIS KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DARI PENGOPERASIAN KAPAL 5000 GT DI PERAIRAN GRESIK-BAWEAN

STUDI PERANCANGAN SISTEM PROPULSI WATERJET PADA KAPAL PENUMPANG 200 PAX TIPE WAVE PIERCHING CATAMARAN

PENGGUNAAN SKALA 1 : 100 DAN RUMUS PENGUKURAN SHIP SECTIONAL AREA

Analisa Penerapan Sistem Hybrid Pada Kapal KPC-28 Dengan Kombinasi Diesel Engine dan Motor Listrik yang Disuplai Dengan Batterai

Studi Perancangan Trash-Skimmer Boat di Perairan Teluk Jakarta

PERUBAHAN BENTUK LAMBUNG KAPAL TERHADAP KINERJA MOTOR INDUK. Thomas Mairuhu * Abstract

III. METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada minggu awal Mei sampai dengan bulan Juni

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Perancangan Kapal Trimaran Untuk Kapal Puskesmas Keliling Di Daerah Kepulauan : Studi Kasus Kepulauan Kangean, Madura Agus Randi D, Djauhar Manfaat Jurusan Teknik Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: dmanfaat@na.its.ac.id Abstrak Kemajuan di bidang pembangunan infrstrktur, pendidikan, kesehatan adalah tolok ukur kemajuan suatu bangsa. Di Negara Indonesia yang wilayahnya cukup luasdan terdiri dari pulau-pulau cenderung terjadi ketidakseimbangan pembangunan.terutama di beberapa pulau kecil yang pembangunannya dirasa kurang. Dari sini perlu adanya pemikiran atau strategi khusus untuk memajukan pembangunan terutama di bidang kesehatan. Ide kami adalah perancangan sebuah kapal Puskesmas Keliling yang diharapkan mampu memajukan pelayanan kesehatan dipulaupulau kecil. Kepulauan Kangean yang secara geografis berada di wilayah timur pulau Madura, khususnya berada di wilayah kabupaten Sumenep. Sebagai wilayah kecamatan kepulauan, kecamatan Arjasa dan Kangayan keduanya memiliki fasilitas kesehatan yang cukup terbatas. Tugas akhir ini bertujuan untuk mendapatkan desain konseptual kapal puskesmas untuk daerah kepulauan Kangean, Madura. Proses desain kapal dimulai dengan merumuskan owner requirement yang dilanjutkan dengan penentuan ukuran utama kapal trimaran dengan metode parent design dan optimasi kombinasi ukuran utama kedua lambung sisi dan satu lambung utama (side hull dengan main hull) ditinjau dari segi teknis maupun ekonomis kapal. Dari hasil optimasi diperoleh ukuran utama main hull L = 44.923 m, B = 2.972 m, T = 1.472 m, H = 3.679 m, ukuran utama side hull L = 13.701 m, B = 0.788 m, T = 0.780 m, H = 2.987 m dan ukuran utama total trimaran adalah L = 44.923 m, B = 15 m, T = 1.472 m, H = 3.679 m. Kata Kunci kapal puskesmas, Kangean, Trimaran K I. PENDAHULUAN emajuan di bidang pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan adalah tolok ukur kemajuan suatu bangsa. Di Negara Indonesia yang wilayahnya cukup luas dan terdiri dari pulau-pulau cenderung terjadi ketidakseimbangan pembangunan. Kepulauan Kangean yang secara geografis berada di timur pulau Madura, khususnya berada di wilayah kabupaten Sumenep terdiri dari gugusan pulau-pulau kecil yang banyak. Sebagai wilayah kecamatan kepulauan, kecamatan Arjasa dan Kangayan keduanya memiliki fasilitas kesehatan yang cukup terbatas. Data yang diperoleh dari BPS Sumenep menunjukkan bahwa fasititas kesehatan dan tenaga kesehatan di Kecamatan Arjasa dan Kangayan terbatas. Dari data tersebut diketahui bahwa setiap kecamatan memiliki fasilitas kesehatan tertinggi berupa puskesmas dengan peralatan yang cukup terbatas. Keduanya tidak memiliki Rumah Sakit sehingga jika terjadi keadaan darurat dan memerlukan rujukan ke rumah sakit maka akan dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah yang ada di Sumenep daratan atau ke Banyuwangi. Sulitnya pemenuhan kebutuhan di bidang kesehatan, salah satunya disebabkan oleh minimnya pembangunan pelayanan kesehatan misalnya rumah sakit, puskesmas di daerahdaerah ini. Hal tersebut seringkali mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap kesehatan masyarakat. Kondisi ini diperburuk dengan kurangnya kemampuan kapal dalam mengatasi permasalahan gelombang laut yang ada di daerah tersebut. Sehingga, tidak jarang pula dalam kondisi gelombang laut yang sedikit lebih tinggi saja, kapal sudah tidak berani berlayar. Sementara kondisi gelombang di perairan ini cukup ekstrim. Refleksi tersebut salah satunya terjadi di wilayah timur Madura, yaitu kabupaten Sumenep yang memiliki pulaupulau kecil yang tersebar di sepanjang perairan timur Madura. Kabupaten ini memiliki jumlah pulau terbesar diantara kabupaten yang ada di Madura yaitu 126 pulau dimana 48 diantaranya berpenghuni. Dalam kesehariannya, kebutuhan pelayanan kesehatan di kepulauan ini seperti posyandu, poliklinik, maupun praktek dokter swasta tergantung pada rumah sakit di pulau besar. Perlu adanya usaha agar penduduk tersebut dapat menikmati fasilitas pelayanan kesehatan dengan keadaan geografis pulau tersebut, sehingga penggunaan fasilitas umum terapung adalah metode yang tepat dalam menjangkau penduduk pulau kecil. Sedangkan untuk meningkatkan kecepatan tanggap dalam hal pelayanan kesehatan maka saya membuat kapal yang lebih cepat, dibutuhkan power mesin dan konsumsi bahan bakar yang lebih besar. Untuk itu diperlukan konsep desain lambung kapal yang memiliki tahanan yang lebih kecil dimana kapal mampu berlayar lebih cepat dengan power mesin yang sama (relatif kecil) [1]. Selain itu juga di tinjau dari segi kenyamanan, artinya kapal haruslah mempunyai stabilitas yang baik [2]. II. METODOLOGI PENELITIAN Tahap awal yang dilakukan dalam pengerjaan Tugas Akhir adalah dimulai dengan membaca dan mencari referensi studi literatur terkait dengan Tugas Akhir yang akan dikerjakan. Studi literatur dilakukan guna lebih memahami permasalahan yang ada, sehingga memunculkan dugaan awal yang selanjutnya bisa disusun menjadi sebuah hipotesa.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 2 Studi literatur ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan teknologi perkapalan khususnya dalam bidang perancangan kapal trimaran. Pada tahap ini dilakukan studi pustaka terhadap berbagai referensi terkait dengan topik penelitian. Selain untuk mengetahui, tahapan ini juga untuk mencari konsep dan metode yang sesuai agar dapat menyelesaikan masalah yang ada. Studi literatur ini juga meliputi pencarian referensi atas teori-teori terkait atau hasil penelitian sebelumnya, data peralatan dan obat yang diperlukan oleh puskesmas. Kemudian dilakukan studi lapangan dilakukan untuk mengetahui kondisi real di lapangan berkaitan dengan peta wilayah pulau kangean, kondisi perairan, sarana kesehatan setempat, data kependudukan, sketsa puskesmas yang akan digunakan. Hasil tahapan ini kemudian menjadi dasar perumusan requirement kapal trimaran yang akan direncanakan dengan berorientasi pada prospek kemungkinan mendatang sehingga mampu menjadi sarana kesehatan yang memadai di daerah kepulauan kangean Untuk tahap pengerjaan dimulai dengan Penentuan data payload dan sketsa Puskesmas ini dilakukan untuk menentukan ukuran utama yang akan didesain. Payload ditentukan dengan mendata perlengkapan dan obat-obatan yang dibutuhkan sedangkan sketsa didapat dari data sketa yang sudah ada di dinas kesehatan. Ada berbagai sketsa yang ada dipilih salah satu yang tepat. Selanjutnya hasil dari kedua hal tersebut digunakan sebagai dasar perumusan requirement kapal trimaran yang di desain. Setelah owner requirement didapat maka dilakukan tahap Optimasi ukuran utama kapal trimaran dilakukan dengan dua bagian utama yaitu optimisasi karakteristik kapal trimaran dan analisa teknis. Optimasi karakteristik kapal trimaran dilakukan dengan mengacu pada karakteristik trimaran secara umum hasil studi dari University Colledge London (UCL). Karakteristik trimaran yang digunakan meliputi principal characteristics trimaran (karakteristik masing-masing lambung) dan additional characteristics trimaran (karakteristik hubungan antara main hull dengan side hull). Sedangkan jenis kapal yang digunakan untuk batasan karakteristik adalah kapal jenis ferry (Fast dan Canadian Ferry) disesuaikan dengan jenis kapal yang akan didesain Kemudian dilakukan analisa teknis pada keseluruhan kapal trimaran hasil variasi yang diiringi dengan variasi ukuran utama masing-masing lambung hingga didapatkan ukuran utama kapal yang optimal. Kapal trimaran yang memenuhi batasan kriteria karakteristik trimaran dan analisa teknis adalah yang paling optimum dan kemudian didesain lines plan dan general arrangement Setelah didapat ukuran utama dengan optimasi dan analisa secara teknis dilakukan pembuatan model kapal secara tiga dimensi dengan menggunakan software Maxsurf Pro sehingga didapatkan rencana garis kapal. Tahap ini disebut juga tahap permodelan awal dimana model yang dihasilkan akan menjadi acuan untuk tahapan selanjutnya. Perencanaan general arrangement trimaran dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan kondisi di lapangan serta aspek keselamatan para penumpang (pasien). Desain general arrangement mengacu pada gambar rencana umum (general arrangement) kapal penumpang barang yang ada serta dengan mempertimbangkan kebutuhan ruangan pada kapal dan peraturan penentuan tata letak ruangan kapal yang berlaku. Penyusunan kesimpulan dari keseluruhan penelitian yang dilakukan. Kesimpulan tersebut merupakan pembuktian dari hipotesis awal serta jawaban dari keseluruhan permasalahan yang ada meliputi evaluasi ketercapaian tujuan penelitian. Pada tahapan ini juga dilakukan penyusunan laporan tugas akhir yang merupakan keseluruhan report penelitian yang telah dilakukan. Studi Literature Pengumpulan data: kapal pembanding trimaran Mulai Sinkronisasi Antara Survey Lapangan Dengan Studi Literature Mengoptimasi data: Ukuran utama awal Hambatan, Koreksi displasemen, trim, stabilitas, freeboard Perhitungan biaya produksi Penentuan ukuran utama Tidak Optimal III. ANALISA DAN PEMBAHASAN Sketsa yang dipilih adalah sketsa puskesmas rawat jalan karena kapal puskesmas ini nantinya mengelilingi kepulauan, sehingga tidak bisa digunakan untuk menginapkan pasien. Untuk sketsa rawat jalan yang dipilih adalah skesa b karena lebih luas dan memiliki 3 ruang pemeriksaan sehingga mampu memeriksa lebih banyak pasien dan pasien tidak hanya menunggu di salah satu sisi. Nantinya akan menjadi dasar dalam menetukan ukuran utama kapal yang akan di desain. Karena penyakit pada manusia tidak dapat di prediksi maka dalam menentukan pasien acuannya tidak pada pengobatan penyakit namun lebih kepada penanggulangan penyakit atau penyuluhan. Penanggulangan penyakit biasanya dilakukan pada usia dini. Untuk itu saya menyimpulkan dari data kependudukan yang dijadikan acuan adalah penduduk usia 0-5 tahun. Dari tabel Ya Pembahasan dan Kesimpulan Survey Lapangan Identifikasi Masalah: Hal yang dibutuhkan penduduk setempat di bidang kesehatan Pembuatan rencana garis dan rencana umum

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 3 kependudukan, penduduk usia 0-5 tahun yang terbanyak adalah di desa pajananggar. Pada usia 0-5 tahun biasanya pasien didampingi oleh orang tua. Jadi asumsi berat per pasien sekitar 75 kg. Penentuan kecepatan kapal yang optimal dilakukan dengan rumus dasar penentuan kecepatan. Yaitu jarak yang ditempuh dibagi dengan waktu yang diperlukan. Berikut perhitungannya. Tabel 1: rute kapal puskesmas [3] jarak yang jarak yang Rute ditempuh(nm) Rute ditempuh (nm) KAPAL 1 KAPAL 2 a-b 2 a-c 6 b-o 13 c-d 3 o-n 10 d-e 3 n-m 8 e-f 1 m-l 4 f-g 6 l-k 3 g-h 7 k-j 3 h-i 4 j-a 22.5 i-a 22 Total 65.5 total 52 Tabel 2: jadwal kerja puskesmas Titik Waktu kerja waktu kerja Titik kapal 1 kapal 2 a 07.00-11.30 c 07.00-11.30 b 12.30-17.00 d 12.30-17.00 o 07.00-11.30 e 07.00-11.30 n 12.30-17.00 f 12.30-17.00 m 07.00-11.30 g 07.00-11.30 l 12.30-17.00 h 12.30-17.00 k 07.00-11.30 i 07.00-11.30 j 12.30-17.00 OWNER REQUIREMENT OF SHIP No. Penentuan Data jarak Desaintempuh yang dijadikan Keterangan acuan adalah 1 Jenis Kapal Puskesmas Trimaran jarak terjauh. Jarak dari titik J A dan I ke A tidak 2 Jenis Muatan Penumpang dijadikan 3 Kapasitas pertimbangan Penumpang karena 205rute Orang tersebut adalah rute Perkiraan Pasien untuk 4 Payload kembali Kapal ke titik awal. Table 33.3 diatas Ton dapat dilihat jarak tempuh 5 Kecepatan terjauh Dinassebenarnya adalah 16 dari Knot titik B ke 8.2304 O, m/s namun penentuan 6 Kecepatan tidak Percobaan hanya dari segi 16.96 jarak, Knot namun juga 8.7242dari m/s segi 7 Rute Pulau Kangean waktu. Penentuan waktu tempuh dapat dilihat dari jadwal 8 Radius Pelayaran 65.5 Mil Laut waktu kerja, dapat disimpulkan Penentuan Radius bahwa Pelayaran waktu terpendek pelayaran terjadi pada waktu siang Radius setelah jam 12.30 WIB. Rute Karena untuk sore tidak terbatas Pelayaran waktu. Satuan Waktu Satuan Jadi Tempuh yang dipilih dalah Pelabuhan rute dari batu titik guluk- O P Mamburit ke N. 2 Mil Laut 0.13 jam Dari P Mamburit- penentuan Desa Timur sketsa, Jangjang payload 13 dan Mil Laut kecepatan, 0.81 didapat jam owner Desa requirement Timur Janjang- Desa sebagai berikut, 10 OWNER Kangayan REQUIREMENT OF SHIP Mil Laut 0.63 jam No. Desa Kangayan- Data Desain Keterangan 8 1 Jenis Tembayangan Kapal Puskesmas Mil Trimaran Laut 0.50 jam 2 Jenis Desa Muatan Tembayangan-Desa Batu Penumpang 4 jam 3 Kapasitas Putih Penumpang 205 Orang Mil Laut 0.25 Perkiraan Pasien 4 Payload Desa Batu Kapal Putih- Desa Gelaman 33.3 3 Ton Mil Laut 0.19 jam 5 Kecepatan Desa Gelaman- DinasPulau Sapapan 16 3 Knot Mil Laut 8.2304 0.19 m/sjam 6 Kecepatan Pulau Sapapan- Percobaan Pelabuhan batu gulu 16.96 22.5 Knot Mil Laut 8.7242 1.41 m/sjam 7 Rute Total Pulau 65.5Kangean Mil Laut 4.09 jam 8 Radius Pelayaran 65.5 Mil Laut 9 Daerah Pelayaran Penentuan Pelayaran Radius Pelayaran Indonesia 10 Bunkering Port batuguluk 11 Klasifikasi yang Dipakai Biro Klasifikasi Indonesia Gambar 1: tabel owner requirement Ukuran utama dasar trimaran merupakan ukuran utama dasar kapal sebagai acuan variasi ukuran utama. Penentuan ukuran utama dasar ini diambil dari ukuran utama kapal trimaran pembanding yang selanjutnya dikonversikan ke dalam ukuran utama individu lambung dengan batasan ratio ukuran utama hasil University Colledge Studies (UCL) [4]. Dengan penentuan kapal pembanding yaitu kapal Trimaran atau masuk dalam kategori Fast Ferry Trimaran. Principal and additional characteristics of UCL trimaran studies untuk kapal trimaran jenis Fast Ferry Setelah dilakukan 64 variasi didapatlah beberapa variasi kapal yang sesuai dengan persyaratan kapal trimaran. Dengan beberapa batasan antara lain, Tabel 3: ukuran utama yang dijadikan acuan Item Fast Ferry Canadian Ferry Main Hull Relation Main Hull L/B 14.56 17.69 Main Hull B/T 2.00 2.03 Main Hull D/T 2.50 2.50 Tabel 4: batasan agar variasi main hull diterima Main Hull L/B 14.56 L/B 7.69 Main Hull B/T 2.00 B/T 2.03 Main Hull D/T D/T = 2.50 Untuk side hull juga sama dilakukan variasi dengan batasan sesuai dengan karakteristik trimaran. Perhitungan hambatan kapal trimaran mengacu pada buku Multi-Hull Ship yang ditulis oleh V. Dubrovsky dan A. Lyakhoviysky. Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa hambatan total trimaran merupakan akumulasi dari hambatan masing-masing lambung dan hambatan interferensi antar lambung. Hambatan masing-masing lambung diperhitungkan secara individu pada masingmasing lambung yang dilakukan dengan metode yang sama dengan perhitungan pada kapal monohull. Metode yang digunakan untuk menghitung hambatan individu ini adalah metode Holtrop pada buku Principles of Naval Architecture, Volume II Resistance, Propulsion and Vibration yang ditulis oleh Lewis, Edward V. Bahwa pada konsep desain trimaran, adanya hambatan interferensi akan dapat mereduksi hambatan total trimaran. Hal ini terjadi karena jika ditinjau dari dua persamaan di atas, dan jika harga jumlah hambatan individu lambung (RW2 + 2RW1) bernilai positif dan harga KW < 1 maka nilai penjumlahan hambatan interferensi yang disebabkan antar side hull (catamaran effect) dan hambatan interferensi yang disebabkan antara side hull dengan main hull (trimaran effect) atau (ΔRWC + ΔRWT) pasti bernilai negatif. Nilai negatif ini menunjukkan bahwa hambatan interferensi akan mereduksi hambatan total trimaran. Sehingga pada perhitungan pendekatan hambatan trimaran ini diasumsikan bahwa hambatan trimaran dihitung pada kondisi paling besar. Sedangkan hambatan interferensi akan diperhitungkan dengan program michlet berikut validasinya Penentuan daya motor induk ini dimulai dari perhitunga EHP, THP, DHP, SHP dan BHP. Hasil perhitungan tersebut selanjutnya ditambahkan margin akibat letak kamar mesin dan daerah pelayaran. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut,

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 4 Perhitungan Effective Horse Power (EHP), EHP (P E ) = Rt. Vs = 7.797 x 8.2304 = 64.174 kw. Perhitungan Thrust Horse Power (THP), THP (P T ) = EHP / H = Hull effisiensy H H = (1-t)/(1-w) t = thrust deduction [4] = 0.1 (untuk single screw with open stern) w = Wake Fraction [4] = 0.3 x Cb + 10 x Cv x Cb - 0.1 Dimana Cb merupakan koefisien blok dari keseluruhan trimaran yaitu merupakan perbandingan volume displacement dari ketiga lambung dengan volume balok (blok) pada ukuran total kapal trimaran. Cb = = (110.501 + 2 x 4.752 )/ (46.542 x 15 x 1.525) = 0.113 Cv = (1+k) x C Fo + C A = 3.1107 x 0.00184 x 0.00213 = 0.00764 w = 0.3 x 0.116 x 10 x 0.00790 x 0.116 0.1 = -0.0576 H = (1-0.1)/(1 (-0.0643)) = 0.8510 THP = 64.174/ 0.8510 = 75.409 kw. Perhitungan Delivery Horse Power (DHP), DHP (P D ) = EHP / D = quasi-propulsive coefficient D R = H x R x O [4] = Relative Rotative effisiensy =0.98 Untuk Single Srew Propeller,[5] O = Open water propeller efficiency [5]. Open water propeller efficiency untuk propeller yang terpasang di buritan kapal adalah, O = 0.55 D = 0.8456 x 0.98 x 0.55 = 0.4558 DHP (P D ) = 64.174 / 0.4587 = 139.91 kw Perhitungan Shaft Horse Power (SHP), SHP (P S ) = DHP / S B S B = Stertube bearing efficiency and shaft efficiency = 0.98 for machinery aft = 0.97 for machinery amidship [6] SHP (P S ) = 139.91 / 0.98 = 142.76 kw. Perhitungan Break Horse Power (BHP), BHP (P B ) = SHP / g g = Reduction gear efficiency = 0.975-0.98 = 0.975 for medium speed diesel = 0.98 for low speed diesel [6] BHP (P B ) = 142.76 /0.98 = 145.67 kw. Koreksi letak kamar mesin, Koreksi = 3% untuk kamar mesin dibelakang = 5% untuk kamar mesin ditengah Koreksi = 3 % x 145.67 = 4.370 kw. Koreksi daerah pelayaran, Koreksi = 10-15 % untuk perairan Indonesia = 20-30 % untuk Samudera Pasifik = 25-35 % untuk Samudera Atlantik = 30-40 % untuk Atlantik Utara Koreksi = 15 % x 145.67 = 21.851 kw. Total kebutuhan power mesin adalah, Daya mesin = BHP (P B ) +koreksi = 145.67 + 4.370 + 21.851 =171.895 Kw = 233.709 HP Besarnya daya generator diasumsikan, Daya Generator = 0.273 x Daya Mesin = 63.802 HP Perhitungan Effective Horse Power (EHP), Komponen LWT kapal trimaran terdiri dari berat permesinan, berat equipment dan outfitting serta berat baja kapal dimana khusus untuk berat baja kapal dihitung secara parsial untuk masing-masing lambung. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut LWT = W mt + W E & O + Wst = 66,747 ton. Komponen DWT kapal diantaranya adalah berat bahan bakar, minyak pelumas, air tawar, provision, crew, luggage dan payload kapal. Perhitungan tampak sebagai berikut, DWT = Wconsumable + WPayload = 9.462 + 33.3 = 41.855 ton Displacement kapal trimaran dihitung berdasarkan ukuran utama dan koefisien-koefisien ukuran utama kapal trimaran dibandingkan dengan Displacement kapal trimaran dihitung berdasarkan pada LWT dan DWT kapal trimaran. Maksudenya dihitung selisihnya untuk dilakukan koreksi, apakah memenuhi dengan koreksi displacement sebesar 5%. Untuk menghitung trim, digunakan persamaan Parson (2001) yaitu, Trim LCG = T A -T F = ( ) = titik berat kapal LCG diperhitungkan sebagai suatu kesatuan titik berat komponen-komponen berat kapal meliputi titik berat baja, permesinan, equipment and outfitting dan consumable. Pendekatan titik berat tersebut dihitung dengan rumus yang disajikan oleh Parson pada Parametric Ship Design Chapter 11 sehingga mendapatkan LCG total. Besarnya LCG total dari hasil perhitungan pendekatan LCG tersebut adalah. LCG = -1.898 m dari midship. LCB bagian sebelumnya) GM L BM L = I L / KB = 20.402 m dari AP. = 19.563 m dari AP (telah dihitung pada = BM L + KB KG = 166979.515 / 115.092 = 1156.981 m = 1.038 m

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 5 KG = 0.976 m GM L = 1136.431 + 1.070-0.914 = 1157.042 m Trim = ( ) = 0.033 Adapun batasan yang diberikan untuk trim adalah 0.1 % L = 0.1 % x 46.719= 0.047 m karena trim < batasan trim, maka koreksi trim kapal adalah diterima. Perhitungan stabilitas kapal trimaran dilakukan dengan menggunakan software hidrodinamika. Batasan untuk perhitungan stabilitas trimaran adalah berdasarkan MSC 36 pasal 63 (HSC Code, Annex 7). Selain kriteria hal yang diperlukan adalah data loadcase. Kriteria batasan stabilitas dari regulasi ini adalah sebagai berikut : a. Luas gambar di bawah kurva dengan kurva penegak GZ pada sudut 30 o > 0.055 m.rad b. Sudut dimana nilai GZ maksimum adalah > 12 o c. Luas gambar di bawah kurva GZ (A 2 ) pada sudut GZ maksimum > 0.028 m.rad. Kapal multi-hull dapat dipastikan stabil, biasanya dalam merancang kapal perhitungan stabilitas tidak harus dihitung [7]. Jadi perhitungan stabilitaas kapal trimaran tidak dimasukkan dalam pertimbangan analisa teknis. Namun tetap dihitung hanya untuk mengetahui hasilnya. Sehingga untuk ukuran utama dan untuk loadcase sudah ditentukan. Berdasarkan ukuran utama yang sudah dipilih. Perhitungan lambung timbul (freeboard) trimaran dihitung berdasarkan Peraturan Garis Muat Indonesia (PGMI) KM No. 3 Tahun 2005 karena kapal berlayar di perairan antar pulau kecil dan masih dalam perairan Indonesia. Karena actual freeboard lebih besar dari perhitungan freeboard PGMI maka freeboard memenuhi. Besarnya tonase kapal dihitung berdasarkan International Convention Tonnage Measurement 1969. Dari hasil perhitungan yang dilakukan, besarnya tonase kapal adalah, Gross Tonnage (GT) = 475.878 m 3 Net Tonnage (NT) = 207.397 m 3 Characteristic Trimaran Vol vs Main Hull Trimaran Analisa Hull No. Trim Status Freeboard Main Hull Side Hull Displ. Stabilitas Stabilitas Invesstasi Status Q-17 NO YES Rejected Accepted OK OK Accepted Accepted Failed R-18 NO YES Rejected Accepted OK OK Accepted Accepted Failed S-19 NO YES Rejected Accepted OK OK Accepted Accepted Failed T-20 NO YES Rejected Accepted OK OK Accepted Accepted Failed U-21 NO YES Rejected Accepted OK OK Accepted Accepted Failed V-22 NO YES Rejected Accepted OK OK Accepted Accepted Failed W-23 YES YES Accepted Accepted OK OK Accepted Accepted Successfull X-24 NO YES Accepted Accepted OK OK Accepted Accepted Failed Y-25 NO YES Accepted Accepted OK OK Accepted Accepted Failed Z-26 NO YES Accepted Accepted OK OK Accepted Accepted Failed AA-27 YES YES Accepted Accepted OK OK Accepted Accepted Successfull AB-28 NO YES Accepted Accepted OK OK Accepted Accepted Failed AC-29 NO YES Accepted Accepted OK OK Accepted Accepted Failed AD-30 NO YES Accepted Accepted OK OK Accepted Accepted Failed AE-31 YES YES Accepted Accepted OK OK Accepted Accepted Successfull AF-32 NO YES Rejected Accepted OK OK Accepted Accepted Failed AG-33 NO YES Accepted Accepted OK OK Accepted Accepted Failed AH-34 NO YES Accepted Accepted OK OK Accepted Accepted Failed AI-35 NO YES Accepted Accepted OK OK Accepted Accepted Failed AJ-36 NO YES Rejected Accepted OK OK Accepted Accepted Failed Gambar 2: Tabel rekapitulasi analisa teknis Dilakukan perhitungan biaya modal untuk menentukan kapal yang akan di desain, tentunya dipilih yang paling rendah diantara 3 kapal tersebut. Perhitungan biaya merupakan harga (price) dari kapal ketika dibeli atau dibangun Setelah total biaya didapat, maka selanjutnya diperhitungkan perkiraan profit yang akan diambil, inflasi dan dukungan pemerintah dimana besarnya profit adalah 5 % dari total biaya, inflasi adalah 2 % dari total biaya sedangkan dukungan pemerintah adalah 9% dari total biaya. Adanya profit dan inflasi akan menambah biaya sedangkan dukungan pemerintah akan mengurangi biaya, sehingga diperoleh total biaya akhir atau yang disebut biaya modal (capital cost) Kemudian tahap perhitungan terakhir yaitu iterasi proses optimasi tingkat lanjut untuk mencari ukuran utama kapal trimaran yang paling optimum. Proses optimasi ini dilakukan beberapa kali (iterasi) dengan mengkorelasikan dan mempertimbangkan perubahan variabel 64 ukuran utama kapal karena penambahan/ pengurangan ratio ukuran utama masing-masing lambung sebesar X% ratio tersebut. Dimana X merupakan interval prosentase yang ditambahkan (1.667 % atau 3.333%). Tampak sebagai berikut, Gambar 3: contoh iterasi dengan excel Tabel 5: ukuran utama masing-masing hull Dimensi Mainhull Sidehull Satuan Hull No. AA 27 L 44.923 13.701 B 2.972 0.788 T 1.472 0.780 H 3.679 2.987 Cb 0.506 0.508 Cm 0.922 0.923 Cp 0.549 0.550 Cwp 0.671 0.672 LCB midship -2.898-2.578 99.374 4.274 Δ 101.859 4.381 [m 3 ] [Ton] Vs 16 [knot]

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 6 Tabel 6: ukuran utama kapal puskesmas Item Nilai Satuan Lwl 46.719 m Lpp 44.923 m B 15 m T 1.472 m H 3.679 m LCB FP (m) 25.359 m 107.922 m 3 Δ 110.621 ton Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan linesplan dan general arrangement. dengan owner requirement perairan laut setempat adalah seperti yang ditunjukkan pada rencana garis kapal trimaran yang didesain berdasarkan hasil optimasi dan UCL Trimaran Studies. 3) Desain rencana umum (general arrangement) kapal Puskesmas dengan bentuk lambung trimaran. untuk pelayaran Kepulauan Kangean UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih Penulis tujukan, yang pertama kepada Bapak Prof.Ir. Djauhar Manfaat, M.Sc, Ph.D selaku dosen pembimbing, Bapak Dr.Ir. I Ketut Suastika. sebagai dosen wali Penulis. Kedua kepada Ayah dan Ibu yang telah memberikan dukungan doa dan biaya demi terselesaikannya penelitian ini. Ketiga kepada teman-teman dan pihak-pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu per satu. DAFTAR PUSTAKA [1] Wahyudi, Dedi dkk. Hybrid Propulsion System (DMP & DEP) for Trimaran Type Fast Patrol Boat. [2] Indiyono, Paul. 2010. Rancang Bangun Kapal Trimaran Untuk Meningkatkan Efisiensi Bahan Bakar, Waktu Tempuh dan Kinerja Moda Transportasi Laut Antar Pulau. LPPM ITS. Surabaya. [3] Siswanto, Mohammad. 2010. Tugas Akhir:Perencanaan Armada Dan Pola Operasi Kapal Puskesmas Keliling Untuk Daerah Kepulauan: Studi Kasus Kepulauan Kangean, Jawa Timur. Surabaya. Jurusan Teknik Perkapalan, FTK, ITS. [4] Apri H, Yuda. 2011. Tugas Akhir : Perancangan Kapal Penumpang Barang Tipe Trimaran Untuk Pelayaran Antar Pulau: Studi Kasus Pelayaran Kalianget-Kangean-Sapekan-Masalembu. Surabaya : Jurusan Teknik Perkapalan, FTK, ITS. [5] Lewis, Edward. V. 1988. Principles of Naval Architecture Second Revision. Vol II. The Society of Naval Architects and Marine Engineers. Jersey City. [6] Parson, Michael. G. 2001. Parametric Design Chapter 11. Michigan : University of Michigan, Dept. of Naval Architecture and Marine Engineering. [7] Dubrovsky, V. Lyakhovitsky,A. 2001. Multihull-Ship. USA : Backbone Publishing Company. Gambar 4: linesplan dan rencana umum kapal puskesmas keliling IV. KESIMPULAN Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Ukuran utama kapal Puskesmas Keliling trimaran dapat ditentukan dengan metode optimasi ukuran utama dari masing-masing lambung dimana pada proses tersebut dilakukan pula analisa teknis dan ekonomis kapal trimaran. Adapun hasil ukuran utama kapal trimaran yang sesuai dengan perairan setempat adalah sebagai berikut. Untuk ukuran utama main hull L = 44.923 m, B = 2.972 m, T = 1.472 m, H = 3.679 m, ukuran utama side hull L = 13.701 m, B = 0.788 m, T = 0.780 m, H = 2.987 m dan ukuran utama total trimaran adalah L = 44.923 m, B = 15 m, T = 1.472 m, H = 3.679 m. 2) Desain bentuk lambung kapal trimaran yang sesuai