Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

UJI EKSPERIMENTAL BAHAN BAKAR CAMPURAN BIOSOLAR DENGAN ZAT ADITIF TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL PUTARAN KONSTAN

PENGARUH PENGGUNAAN FREKUENSI LISTRIK TERHADAP PERFORMA GENERATOR HHO DAN UNJUK KERJA ENGINE HONDA KHARISMA 125CC

Fahmi Wirawan NRP Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M. Eng. Sc

BAB III METODE PENELITIAN. Daya motor dapat diketahui dari persamaan (2.5) Torsi dapat diketahui melalui persamaan (2.6)

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL

Bagaimana perbandingan unjuk kerja motor diesel bahan bakar minyak (solar) dengan dual fuel motor diesel bahan bakar minyak (solar) dan CNG?

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF NABATI SOLAR TERHADAP UNJUK KERJA DAN KETAHANAN MESIN DIESEL GENERATOR SET TF55R

Grafik bhp vs rpm BHP. BHP (hp) Putaran Engine (rpm) tanpa hho. HHO (plat) HHO (spiral) Poly. (tanpa hho) Poly. (HHO (plat)) Poly.

PENGARUH INJEKSI GAS HIDROGEN TERHADAP KINERJA MESIN BENSIN EMPAT LANGKAH 1 SILINDER

PERBANDINGAN UNJUK KERJA GENSET 4-LANGKAH MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BENSIN DAN LPG DENGAN PENAMBAHAN MIXER VENTURI

STUDI KOMPARASI KINERJA MESIN BERBAHAN BAKAR SOLAR DAN CPO DENGAN PEMANASAN AWAL SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

Dosen Pembimbing Dr. Bambang Sudarmanta, ST, MT

PENGARUH VARIASI ELEKTROLIT KALIUM HIDROKSIDA (KOH) PADA GENERATOR HHO TERHADAP UNJUK KERJA & EMISI GAS BUANG MESIN SUPRA X PGMFi 125 cc

PROGRAM STUDI DIPLOMA III JURUSAN TEKNIK MESIN Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

TUGAS AKHIR TM Ari Budi Santoso NRP : Dosen Pembimbing Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

Andik Irawan, Karakteristik Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah Dengan Variasi Volume Silinder Dan Perbandingan Kompresi

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Premium, Pertamax, Pertamax Plus Dan Spiritus Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN BIODIESEL BIJI NYAMPLUNG PADA MESIN DIESEL MULTI INJEKSI DENGAN VARIASI KOMPOSISI CAMPURAN BIODIESEL DAN BIOSOLAR

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF ABD 01 SOLAR KE DALAM MINYAK SOLAR TERHADAP KINERJA MESIN DIESEL

STUDI PERBANDINGAN KINERJA MOTOR STASIONER 4 LANGKAH SATU SILINDER MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BENSIN DAN BIOGAS

BAB II LANDASAN TEORI

KAJIAN PENAMBAHAN ADITIF NABATI PADA MESIN GENERATOR SET BENSIN TYPE EC 2900L

PENGARUH JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR SISTEM INJEKSI DAN KARBURATOR

UJI PERFORMANSI MESIN OTTO SATU SILINDER DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS

Pengaruh Variasi Durasi Noken As Terhadap Unjuk Kerja Mesin Honda Kharisma Dengan Menggunakan 2 Busi

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

BAB II TINJAUAN LITERATUR

PENGARUH TEMPERATUR BAHAN BAKAR BIO-SOLAR DAN SOLAR DEX TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL PUTARAN KONSTAN

OLEH : DADANG HIDAYAT ( ) DOSEN PEMBIMBING : Dr. Bambang Sudarmanta, ST., MT.

Pengaruh Penambahan Gas HHO Terhadap Unjuk Kerja Mesin Diesel Putaran Konstan Dengan Variasi Massa Katalis KOH pada Generator Gas HHO

KARAKTERISASI UNJUK KERJA SISTEM DUAL FUEL GASIFIER DOWNDRAFT SERBUK KAYU DAN DIESEL ENGINE GENERATOR SET 3 KW

PENGARUH PENAMBAHAN GENERATOR HHO TERHADAP UNJUK KERJA MESIN DIESEL OTOMOTIF KAPASITAS BESAR. Tugas Akhir Konversi Energi TEKNIK MESIN FTI-ITS

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bahan Penelitian

ABSTRAK. Kata kunci : Mesin diesel, minyak solar, Palm Methyl Ester, simulasi. 1. Pendahuluan

I.PENDAHULUAN. Kata kunci: Biodiesel minyak jelantah, Start of Injection dan Durasi Injeksi, Injeksi bertingkat

KARAKTERISASI UNJUK KERJA MESIN DIAMOND TYPE Di 800 DENGAN SISTEM INJEKSI BERTINGKAT MENGGUNAKAN BIODIESEL B-20

PENGARUH PENGGUNAAN VARIASI ELEKTRODA BUSI TERHADAP PERFORMA MOTOR BENSIN TORAK 4 LANGKAH 1 SILINDER HONDA SUPRA-X 125 CC

STUDI PERBANDINGAN KINERJA MOTOR STASIONER EMPAT LANGKAH SATU SILINDER MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR GAS LPG DAN BIOGAS

OPTIMALISASI KINERJA MOTOR DIESEL DENGAN SISTEM PEMANASAN BAHAN BAKAR

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 November 2013

UJI PERFORMANSI MESIN YANMAR TS 50 MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI MINYAK KEPAYANG (PANGIUM EDULE)

LAMPIRAN A PERHITUNGAN DENGAN MANUAL. data data dari tabel hasil pengujian performansi motor diesel. sgf = 0,845 V s =

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KARET DENGAN PENGUJIAN MENGGUNAKAN MESIN DIESEL (ENGINE TEST BED)

M.Mujib Saifulloh, Bambang Sudarmanta Lab. TPBB Jurusan Teknik Mesin FTI - ITS Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya

PERBANDINGAN PENGARUH TEMPERATUR SOLAR DAN BIODIESEL TERHADAP PERFORMA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION PUTARAN KONSTAN

ANALISA KINERJA MESIN OTTO BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PENAMBAHAN ADITIF OKSIGENAT DAN ADITIF PASARAN

KARAKTERISTIK INJEKSI DAN KINERJA MESIN DIESEL SATU SILINDER KETIKA MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX

Unjuk Kerja Motor Bakar Bensin Dengan Turbojet Accelerator

PERFORMANSI MESIN SEPEDA MOTOR SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR PREMIUM DAN PERTAMAX PLUS DENGAN MODIFIKASI RASIO KOMPRESI

PENAMBAHAN ADITIF PRESTONE, REDEX DAN BAHAN BAKAR SOLAR TERHADAP PRESTASI MESIN DIESEL, TORSI, DAYA, DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR CAIR SPESIFIK.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mesin Kompresi Udara Untuk Aplikasi Alat Transportasi Ramah Lingkungan Bebas Polusi

Pengaruh Suhu dan Tekanan Udara Masuk Terhadap Kinerja Motor Diesel Tipe 4 JA 1

KAJIAN VARIASI KUAT MEDAN MAGNET PADA ALIRAN BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA DAN EMISI MESIN SINJAI 2 SILINDER 650 CC

PENGARUH VARIASI PERBANDINGAN BAHAN BAKAR SOLAR-BIODIESEL (MINYAK JELANTAH) TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR DIESEL

PETUNJUK PRAKTIKUM MESIN KAPAL JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN MARINE ENGINEERING

EFISIENSI GAS ENGINE PADA BERBAGAI PUTARAN: STUDI EKSPERIMEN PADA JES GAS ENGINE J208GS

PEMBAHASAN. 1. Mean Effective Pressure. 2. Torque And Power. 3. Dynamometers. 5. Specific Fuel Consumption. 6. Engine Effeciencies

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

Gambar 3.1 Diagram alir metodologi pengujian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi otomotif saat ini semakin pesat, hal ini didasari atas

Studi Eksperimental Kinerja Mesin Kompresi Udara Satu Langkah Dengan Variasi Sudut Pembukaan Selenoid

MODIFIKASI MESIN MOTOR BENSIN 4 TAK TIPE 5K 1486 cc MENJADI BAHAN BAKAR LPG. Oleh : Hari Budianto

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN WATER COOLANT TERHADAP PERFORMANCE MESIN DIESEL. Gatot Soebiyakto 1)

TUGAS SARJANA BIDANG KONVERSI ENERGI

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DARI VARIASI CAMPURAN ETHANOL-GASOLINE (E30-E50) TERHADAP UNJUK KERJA SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH FUEL INJECTION 125 CC

F. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 1. Prinsip Kerja

Jurnal Teknik Mesin UMY

PENGARUH VARIASI SUDUT BUTTERFLY VALVE PADA PIPA GAS BUANG TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR BENSIN 4 LANGKAH

TUGAS SARJANA BIDANG KONVERSI ENERGI

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN


PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN CAMPURAN SOLAR DAN BIOSOLAR TERHADAP PERFORMANSI MESIN DIESEL

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN:

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISA AKHIR. pengujian Dynotest dan Uji Konsumsi Bahan Bakar Pada RPM Konstan untuk

Studi Eksperimen Unjuk Kerja Mesin Diesel Menggunakan Sistem Dual Fuel Solar-Gas CNG dengan Variasi Tekanan Injeksi Gas dan Derajat Waktu Injeksi

KARAKTERISASI BAHAN BAKAR PADA MOTOR DIESEL DIESEL FUEL CHARACTERIZATION

PENGARUH PEMASANGAN SUPERCHARGER TERHADAP UNJUK KERJA PADA MOTOR BENSIN SATU SILINDER

ANALISIS PERFORMANSI MOTOR BAKAR DIESEL SWD 8FG PLTD AYANGAN TAKENGON ACEH TENGAH

PENGARUH VARIASI TIMING INJECTION DAN CAMPURAN BAHAN BAKAR TERHADAP UNJUK KERJA MOTOR DIESEL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan Unjuk Kerja Motor Diesel dengan Penambahan Pemanas Solar

Analisis Perbandingan Emisi Gas Buang Mesin Diesel Menggunakan Bahan Bakar Solar dan CNG Berbasis Pada Simulasi

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR PERTALITE TERHADAP UNJUK KERJA DAYA, TORSI DAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR BERTRANSMISI OTOMATIS

Studi Eksperimen Unjuk Kerja Mesin Diesel Menggunakan Sistem Dual Fuel Solar-Gas CNG dengan Variasi Tekanan Injeksi Gas dan Derajat Waktu Injeksi

KAJIAN EKSPERIMENTAL UNJUK KERJA DUAL FUEL ENGINE HASIL MODIFIKASI DARI DIESEL ENGINE

ANALISIS PERBANDINGAN PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR DAN BIODIESEL B20 TERHADAP PERFORMANSI ENGINE VOLVO D9B 380

Nugrah Rekto P 1, Eka Bagus Syahrudin 2 1,2

STUDI KARAKTERISTIK TEKANAN INJEKSI DAN WAKTU INJEKSI PADA TWO STROKE GASOLINE DIRECT INJECTION ENGINE

Abstract. Keywords: Performance, Internal Combustion Engine, Camshaft

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Agustus 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Pustaka. Persiapan Dan Pengesetan Mesin. Kondisi Baik. Persiapan Pengujian. Pemasangan Alat Ukur

Transkripsi:

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS ANDITYA YUDISTIRA 2107100124 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. H D Sungkono K, M.Eng.Sc

Kemajuan Teknologi Populasi manusia meningkat Industri berkembang pesat Kebutuhan akan sarana transportasi Bahan Bakar

Bagaimana pengaruh pemakaian DEX dengan campuran zat aditif terhadap unjuk kerja motor diesel putaran konstan. Pada komposisi berapakah campuran DEX dan zat aditif dapat menghasilkan unjuk kerja terbaik.

Percobaan ini menggunakan mesin diesel empat langkah KAMA KM178FS dengan putaran konstan 1500 rpm yang ada di Lab. TPBB Teknik Mesin ITS. Kondisi mesin diesel tersebut dalam keadaan standart. Dalam analisa tidak membahas mengenai reaksi kimia yang terjadi akibat pemakaian bahan bakar campuran DEX dan zat aditif, dan proses kimia dalam pembuatan zat aditif secara detail. Kondisi temperatur udara sekitar dianggap ideal. Bahan bakar yang digunakan adalah DEX yang ada di pasaran. Komposisi campuran zat aditif yang digunakan adalah 2cc, 4cc, 6cc, 8cc, dan 10cc untuk 1 liter DEX. Analisa yang dilakukan pada unjuk kerja engine dengan indikasi sebagai berikut: Daya yang dihasilkan, Tekanan efektif rata-rata dan Konsumsi bahan bakar.

Mengetahui perubahan unjuk kerja pada motor diesel putaran konstan (daya yang dihasilkan, sfc dan effisiensi thermal) yang dihubungkan dengan pengaruh pencampuran DEX dengan zat aditif dengan komposisi 1 liter DEX untuk 2cc, 4cc, 6cc, 8cc, dan 10cc zat aditif. Mendapatkan komposisi campuran yang mampu menghasilkan unjuk kerja terbaik pada motor diesel.

Memberikan informasi pada masyarakat bagaimana dan seberapa besar pengaruh penggunaan zat aditif pada bahan bakar. Mendukung program pemerintah dalam pengembangan energi alternatif Pengelolaan Energi Nasional (PEN), yaitu mencapai target pemanfaatan solar sebanyak 2% pada tahun 2005-2010 dan meningkat pada setiap tahunnya.

Prinsip kerja : udara hisap dikompresi, kemudian bahan bakar diinjeksikan dengan tekanan tinggi sehingga terbentuk butiran-butiran bahan bakar yang lembut kemudian terbakar.

Daya Efektif Torsi Tekanan Efektif Rata-rata (bmep) Konsumsi BB sfesifik (sfc) Efisiensi Thermal

Di Indonesia, bahan bakar untuk mesin diesel yang diproduksi Pertamina dibagi dalam 3 jenis: Minyak solar Minyak Solar atau High Speed Diesel (HSD) atau Automotive Diesel Oil (ADO) atau Marine Gas Oil (MGO), digunakan untuk jenis mesin diesel putaran tinggi (lebih dari 1.000 rpm). Minyak diesel. Minyak Diesel (Diesel Fuel), biasa juga disebut Industrial Diesel Oil (IDO), digunakan untuk jenis mesin diesel putaran sedang atau lambat dengan kecepatan (300-1.000 rpm), atau dapat juga digunakan sebagai bahan bakar pada pembakaran langsung di dalam dapur (furnace) boiler. Minyak bakar. Minyak Bakar atau Fuel Oil (FO), digunakan untuk jenis mesin diesel putaran rendah dengan kecepatan kurang dari 300 rpm, atau dapat juga digunakan untuk pembakaran pada dapur (furnance) boiler. Minyak bakar lebih kental dan mempunyai titik tuang (pour point) yang lebih tinggi dibandingkan dengan minyak diesel.

DEX adalah bahan bakar engine diesel modern EURO 2, memiliki angka performa tinggi dengan cetane number >53 kandungan sulfur di bawah 300 ppm,

Zat aditif digunakan untuk memberikan peningkatan sifat dasar tertentu yang telah dimiliki bahan bakar. Manfaat: Membersihkan karburator/injektor pada saluran bahan bakar. Mengurangi karbon/endapan senyawa organik pada ruang bakar Menambah tenaga mesin Mencegah korosi. Menghemat BBM dan mengurangi emisi gas buang

Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental untuk mengetahui pengaruh penambahan zat aditif terhadap unjuk kerja engine diesel dengan menggunakan water brake dynamometer. Zat aditif ditambahkan pada 1 liter bahan bakar dengan variasi penambahan sebesar 2cc. 4cc, 6cc, 8cc dan 10cc.

Keterangan : 1. Tangki bahan bakar 2. Filter bahan bakar 3. Gelas ukur 4. Pompa bahan bakar 5. Injector 6. Katup bahan bakar 7. Filter udara 8. Piston 9. Crankshaft 10. Fix Coupling 11. Waterbrake dynamometer 12. Timbangan mekanis 13. Load valve 14. Pompa air 15. Blower 16. Pitot Tube

Persiapan pengujian. Setelah mesin terpasang dengan baik pada dynamometer, maka dilaksanakan persiapan pengujian sebagai berikut : Pengecekan kondisi engine. Pengecekan yang dilakukan antara lain pengecekan kondisi filter udara, oli pelumas dan bahan bakar. Pengecekan alat dan pengkalibrasian alat ukur yang akan digunakan. Pengujian. Setelah engine dan blower dihidupkan, dilakukan pemanasan mesin. Pengujian ini dilakukan 7 tahap pembebanan, dimulai dari tekanan air yang masuk water brake dynamometer menunjukkan maksimum (kondisi katup tertutup) sampai 12 psi di bawahnya dengan penurunan 2 psi tiap tingkat pembebanan. Prosedur pengujian adalah sebagai berikut: Atur katup pengatur pembebanan hingga tekanan air menunjukkan nilai maksimum. Atur putaran motor diesel dengan mengatur tuas pengatur kecepatan (speed control level) hingga diperoleh kecepatan konstan yang diinginkan yaitu 1.500 rpm. Setelah putaran engine konstan, maka pengambilan data beban yang terbaca pada timbangan dan waktu konsumsi 10 ml bahan bakar dilakukan. Jika pengambilan data sudah selesai semua, ulangi langkah a sampai c dengan penurunan tekanan air 2 psi pada tiap tingkat pembebanan sampai tekanan 12 psi dibawah tekanan maksimum. Pada setiap perubahan tekanan pada water brake dynamometer dilakukan pencatatan data sebagai berikut: Torsi Waktu konsumsi 10 ml bahan bakar Akhir Pengujian. Turunkan pembebanan. Turunkan putaran engine perlahan-lahan dengan menarik speed control level kebawah sampai putaran ±800. Mesin dimatikan

Besarnya nilai kalor bahan bakar DEX dengan penambahan aditif cenderung mengalami penurunan. Pada DEX dengan penambahan 10cc aditif penurunan nilainya mencapai 5,57%. Besarnya density bahan bakar DEX yang ditambah zat aditif cenderung meningkat dibanding bahan bakar DEX. Kenaikan density tertinggi adalah pada penambahan 8cc aditif sebesar 0,12%. Besarnya cetane index bahan bakar DEX yang ditambah zat aditif adalah lebih tinggi, kemudian turun ketika dibandingkan bahan bakar DEX. Kenaikan cetane index tertinggi adalah pada penambahan 2cc aditif sebesar 0,88 %, sedangkan penurunannya adalah pada bahan bakar dengan penambahan 10cc aditif sebesar 0,3 %. Besarnya kinematic viscosity, pour point dan flash point bahan bakar DEX dengan penambahan aditif tidak mengalami perubahan bila dibandingkan kinematic viscosity DEX standar.

Besarnya torsi maksimal yang dihasilkan engine adalah dengan menggunakan bahan bakar DEX sebesar 11,43 Nm pada 93,8 % beban. Bahan uji DEX +10cc aditif menghasilkan torsi maksimal sebesar 11,285 Nm atau turun sebesar 1,33 % terhadap DEX dan naik sebesar 2,78 % terhadap biosolar pada 92,5 % beban. Besarnya daya atau bhp maksimal adalah 1,8 kw pada 93,8% beban dengan engine berbahan bakar DEX. Bahan uji DEX +10cc aditif menghasilkan daya maksimal sebesar 1,77 kw pada 92,5 % beban atau turun sebesar 1,33 % terhadap DEX dan naik sebesar 2,78 % terhadap biosolar. Besarnya tekanan efektif rata-rata atau bmep maksimal adalah 485,32 kpa pada 93,8% beban dengan engine berbahan bakar DEX. Bahan uji DEX +10cc aditif menghasilkan daya maksimal sebesar 478,85 kpa pada 92,5 % beban atau turun sebesar 1,33 % terhadap DEX dan naik sebesar 2,78 % terhadap biosolar. Besarnya pemakaian bahan bakar spesifik atau bsfc minimum adalah pada engine yang menggunakan bahan bakar DEX yaitu sebesar 454,359 gr/kw.jam pada 93,8 % beban. Bahan uji DEX +4cc aditif mengalami kenaikan bsfc terbesar yaitu 520,88 gr / kw.jam atau sebesar 12,78 % pada 87,5 % beban terhadap DEX. Sedangkan kenaikan bsfc terkecil terhadap DEX adalah pada bahan uji DEX +10cc aditif yaitu sebesar 471,06 gr / kw.jam atau sebesar 3,55 % pada 87,5 % beban. Kenaikan bsfc maksimal terhadap bahan bakar biosolar adalah pada bahan uji DEX +4cc sebesar 6,01% dan penurunan bsfc terbesar terhadap biosolar adalah pada bahan uji DEX +10cc aditif sebesar 3,94 % pada 87,5 % beban. Besarnya efisiensi thermis maksimum adalah pada engine berbahan bakar DEX yaitu 30,89%. Sedangkan efisiensi thermis tertinggi adalah pada bahan uji DEX +10cc aditif sebesar 30,59 % atau lebih kecil 3,55 % terhadap DEX dan lebih besar 1,15 % terhadap biodiesel. Besarnya kenaikan temperatur exhaust, temperatur engine dan temperatur oli paling tinggi adalah pada engine berbahan bakar DEX +10cc aditif, masing-masing adalah sebesar 116 C, 15 C dan 26 C. Sedangkan untuk kenaikan temperatur exhaust, temperatur engine dan temperatur oli paling rendah adalah pada saat menggunakan bahan bakar biosolar dengan kenaikan masing-masing sebesar 75 C, 11 C dan 19 C.

Perlu adanya variasi pengujian lain, misalnya dengan menggunakan perubahan tekanan injeksi atau perubahan sudut injeksi untuk meneliti besarnya perubahan unjuk kerja.

Proposal Tugas Akhir Latar Belakang Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Manfaat Penelitian Engine Diesel Parameter Unjuk Kerja Bahan Bakar Zat Aditif Metode Penelitian Prosedur Pengujian Hasil Pengujian Kesimpulan Appendix

Sekian dan terima kasih atas perhatiannya

Daya engine (bhp) didefinisikan sebagai kemampuan engine menghasilkan kerja dan besarnya akan berbanding lurus dengan torsi. Untuk menghitung daya digunakan perumusan: bhp = 2. π. P. R. n 60.000 dimana : P = gaya tangensial (N, kg) R = panjang lengan (m, ft) n = putaran mesin (rpm) x = faktor konversi. [ kw ]

Tekanan efektif (bmep) rata-rata didefinisikan sebagai tekanan tetap rata-rata teoritis yang bekerja sepanjang volume langkah piston sehingga menghasilkan daya yang besarnya sama dengan daya efektif. Perumusan bmep adalah : bmep = 60. bhp. z A. L. n. i [ kpa] z = 2 untuk 4 langkah dan 1 untuk 2 langkah A= luas penampang torak (m²) L= panjang langkah torak (m) n= putaran motor (rpm) i = jumlah silinder

Spesific fuel consumption adalah massa bahan bakar yang dikonsumsi mesin untuk menghasilkan daya efektif sebesar 1 hp selama 1 jam. Perumusan sfc adalah : m bhp s sfc = 3600. m bhp. s bb [ kg / kw. jam] = massa bahan bakar (kg) = daya motor (kw) = waktu menghabiskan sejumlah bahan bakar (s)

Effisiensi thermis adalah ukuran besarnya pemanfaatan energi panas dari bahan bakar untuk diubah menjadi daya efektif oleh motor. Perumusan eff thermal adalah : η th = bhp m bb. Q bhp = daya motor (kw) = laju aliran massa bahan bakar (kg/s) Q = nilai kalor bahan bakar (Kkal/kg)

Load Load Load Torsi [ Nm ] bhp [ kw ] Load biosolar DEX DEX +2 DEX +4 DEX +6 DEX +8 DEX +10 biosolar DEX DEX +2 DEX +4 DEX +6 DEX +8 DEX +10 1 4,575 4,575 4,575 4,575 4,575 4,575 4,575 0,718275 0,718275 0,718275 0,718275 0,718275 0,718275 0,718275 2 6,1 6,1 6,1 6,1 6,1 6,1 6,1 0,9577 0,9577 0,9577 0,9577 0,9577 0,9577 0,9577 3 7,625 7,625 7,625 7,625 7,625 7,625 7,625 1,197125 1,197125 1,197125 1,197125 1,197125 1,197125 1,197125 4 9,15 9,15 9,15 9,15 9,15 9,15 9,15 1,43655 1,43655 1,43655 1,43655 1,43655 1,43655 1,43655 5 10,675 10,675 10,675 10,675 10,675 10,675 10,675 1,675975 1,675975 1,675975 1,675975 1,675975 1,675975 1,675975 6 10,98 11,4375 10,8275 10,8275 11,0715 10,98 11,285 1,72386 1,795688 1,699918 1,699918 1,738226 1,72386 1,771745 7 10,8275 10,98 10,675 10,29375 10,37 10,8275 11,1325 1,699918 1,72386 1,675975 1,616119 1,62809 1,699918 1,747803 bmep [ kpa ] bsfc [ gr / kw. hr ] Load biosolar DEX DEX +2 DEX +4 DEX +6 DEX +8 DEX +10 biosolar DEX DEX +2 DEX +4 DEX +6 DEX +8 DEX +10 194,1284 194,1284 194,1284 194,1284 194,1284 194,1284 194,1284 875,6367 767,9129 831,8506 844,6105 832,5086 800,3359 792,3023 258,8378 258,8378 258,8378 258,8378 258,8378 258,8378 258,8378 671,718 651,6489 679,9299 691,083 701,4346 680,8848 653,1051 323,5473 323,5473 323,5473 323,5473 323,5473 323,5473 323,5473 576,878 543,624 593,5335 603,0787 606,2835 580,8872 555,6816 388,2568 388,2568 388,2568 388,2568 388,2568 388,2568 388,2568 511,658 482,3999 529,1016 528,7356 564,7079 561,9769 517,3579 452,9662 452,9662 452,9662 452,9662 452,9662 452,9662 452,9662 495,4149 462,6308 485,1391 520,8794 526,076 508,6147 471,0633 465,9081 485,3209 459,4372 459,4372 469,7907 465,9081 478,85 489,6214 454,359 508,5439 538,9071 515,8638 500,0186 477,8684 459,4372 465,9081 452,9662 436,7889 440,0243 459,4372 472,3791 514,418 491,0289 487,6433 577,4128 555,9031 533,7002 467,8061 ηth [ % ] biosolar DEX DEX +2 DEX +4 DEX +6 DEX +8 DEX +10 23,52349 24,40715 23,7495 23,69626 23,82267 24,17734 24,27039 26,11103 26,08553 25,70445 25,62817 25,47133 25,78736 26,2462 27,9377 28,28837 27,26262 27,17909 27,11471 27,64437 28,21791 29,58685 29,97487 28,75591 28,89154 28,00664 28,06985 29,19704 30,0651 30,61477 30,00245 29,10106 28,96177 29,44109 30,59228 30,24336 30,89905 29,31199 28,62935 29,23816 29,68935 30,37024 29,50859 29,71171 29,92541 27,72045 28,21265 28,76232 30,70085

Parameter biosolar DEX +2 DEX +4 DEX +6 DEX +8 DEX +10 Max Torque 96 94,66667 94,66667 96,8 96 98,66667 Max bhp 96 94,66667 94,66667 96,8 96 98,66667 Max bmep 96 94,66667 94,66667 96,8 96 98,66667 Min bsfc 92,79801 93,65539 87,22921 88,07732 90,8684 96,45391 Max ηth 97,87798 97,09829 94,18109 94,6248 96,08502 99,0072

Parameter DEX DEX +2 DEX +4 DEX +6 DEX +8 DEX +10 Max Torque 104,1667 98,61111 98,61111 100,8333 100 102,7778 Max bhp 104,1667 98,61111 98,61111 100,8333 100 102,7778 Max bmep 104,1667 98,61111 98,61111 100,8333 100 102,7778 Min bsfc 92,79801 100,9239 93,999 94,91293 97,92063 103,9396 Max ηth 102,168 99,20341 96,22296 96,67629 98,16817 101,1537