BAB I PENDAHULUAN. semakin baiknya kualitas bangsa tersebut. Di Indonesia pendidikan sangat

dokumen-dokumen yang mirip
Penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation

BAB I PENDAHULUAN. problema pendidikan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

I. PENDAHULUAN. SMA Negeri 12 Bandar Lampung terletak di jalan H. Endro Suratmin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektualitas saja, akan tetapi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

PENDAHULUAN. Terjadinya perubahan paradigma dalam metode belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkualitas. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Salah satu tantangan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sosial budaya dimana dia hidup.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dikatakan berjalan baik apabila mampu berperan secara proporsif,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

mengembangkan potensi diri mereka melalui proses pembelajaran.

Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions)

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang ingin cepat maju dan mampu bersaing dengan negara-negara lain

I. PENDAHULUAN. karena pembelajarannya mengandung unsur-unsur ilmiah yang menekankan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, SMK menjadi alternatif untuk melanjutkan pendidikan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan bagian yang sangat penting diera globalisasi

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana yang penting dalam menyiapkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada organisme biologis dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia

Surakarta. Keperluan korespondensi, telp: ,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya setiap orang membutuhkan pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses belajar yang membantu manusia dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara spesifik

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

BAB I PENDAHULUAN. yang demokratis serta bertanggung jawab. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. kehidupan sehingga diperlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. kurang memperhatikan sektor pendidikannya. Pendidikan memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Hal ini dapat terlihat dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aktifitas yang berupaya untuk mengembangkan

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kunci kemajuan, semakin baik kualitas pendidikan yang diselenggarakan oleh suatu bangsa, maka akan diikuti dengan semakin baiknya kualitas bangsa tersebut. Di Indonesia pendidikan sangat diutamakan, karena pendidikan memiliki peranan yang sangat penting terhadap terwujudnya peradaban bangsa yang bermartabat. Begitu pentingnya pendidikan, sehingga tujuan pendidikan telah diatur dengan jelas dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 yang berbunyi : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartarbat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Depdiknas (2003, h.9). Proses pembelajaran hendaknya diselenggarakan secara interaktif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian, dengan menempatkan siswa sebagai subyek pendidikan, mitra dalam proses pembelajaran, dan sebagai umat, anggota keluarga, masyarakat dan warga Negara. Proses pembelajaran sering ditemukan masalah-masalah yang dapat mempengaruhi tercapainya tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Masalah yang 1

sering dijumpai diantaranya adalah ketika proses pembelajaran para siswa kurang mampu memahami materi yang disampaikan oleh guru, sehingga hasil belajar yang diharapkan tidak memenuhi sasaran. Hal ini salah satunya disebabkan oleh karena ketidaksesuaian antara metode yang diterapkan dengan materi yang disajikan. Berbicara tentang materi, seorang guru dituntut untuk berusaha membuat siswa paham dengan apa yang disampaikan guru tersebut, Sehingga terjadi transfer ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, guru harus mampu menyampaikan konsep dari materi yang disampaikan menuju memori jangka panjang siswa. Berbagai metode pembelajaran yang disajikan misalnya metode ceramah, metode diskusi, demonstrasi, dan sebagainya, diharapkan akan memudahkan guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Menurut hasil pengamatan yang dilakukan peneliti melalui observasi kelas dan wawancara dengan guru mata pelajaran ekonomi kelas X 10 di SMA Pasundan 1 Bandung tahun pelajaran 2015/2016 Ibu Dinna, apabila dilihat dari evaluasi hasil belajar, menunjukkan bahwa pencapaian kompetensi belajar siswa khususnya aspek kognitif mata pelajaran ekonomi kurang optimal. Asumsi dasar yang menyebabkan aspek kognitif siswa kurang optimal dapat dilihat dari evaluasi hasil belajar yang kurang baik, karena metode pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dianggap kurang efektif sehingga kurangnya minat belajar siswa. Pada tahun ajaran 2015/2016 SMA Pasundan 1 Bandung mempergunakan Kurikulum KTSP berkarakter, namun pelaksanaannya belum optimal. Metode mengajar guru masih secara konvensional. Proses belajar 2

mengajar ekonomi masih terfokus pada guru dan kurang terfokus pada siswa. Hal ini mengakibatkan kegiatan belajar mengajar (KBM) lebih menekankan pada pengajaran daripada pembelajaran. Metode pembelajaran yang digunakan lebih didominasi oleh siswa-siswa tertentu saja. Peran serta siswa belum menyeluruh sehingga menyebabkan diskriminasi dalam kegiatan pembelajaran Berdasarkan pertimbangan di atas, maka perlu dikembangkan suatu metode pembelajaran yang mampu meningkatkan minat belajar siswa secara menyeluruh sehingga kegiatan belajar mengajar tidak menjadi jenuh dan membosankan yang mengakibatkan siswa menjadi kurang berminat dalam belajar. Selain itu, minat belajar merupakan faktor psikologis yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal itu karena minat terkait erat dengan motivasi. Minat terhadap pelajaran tertentu akan memotivasi siswa lebih tekun mempelajari bidang studi yang diminatinya tersebut, minat belajar tidak saja penting bagi siswa namun juga menjadi masalah penting yang harus dihadapi guru, keberhasilan atau kegagalan guru dalam membangkitkan minat belajar siswa sangat berpengaruh terhadap pencapaian kompetensi hasil belajar yang dikehendaki. Salah satu metode pembelajaran yang melibatkan peran serta siswa adalah metode pembelajaran kooperatif. Dalam metode pembelajaran kooperatif lebih menitikberatkan pada proses belajar pada kelompok dan bukan mengerjakan sesuatu bersama kelompok, proses belajar dalam kelompok akan membantu siswa menemukan dan membangun sendiri pemahaman mereka tentang materi pelajaran yang tidak dapat ditemui pada metode konvensional. 3

Para siswa dalam kelompok kooperatif belajar bersama-sama dan memastikan bahwa setiap anggota kelompok telah benar-benar menguasai konsep yang telah dipelajari, karena keberhasilan mereka sebagai kelompok bergantung dari pemahaman masing-masing anggota. Ada beberapa keuntungan yang bisa diperoleh dari penggunaan metode pembelajaran kooperatif ini, yaitu: siswa dapat mencapai hasil belajar yang bagus, menerima pelajaran dengan senang hati atau sebagai hiburan, karena adanya kontak fisik antara mereka, serta dapat mengembangkan kemampuan siswa. Dengan pembelajaran kooperatif peserta didik akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit, mereka dapat mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya, agar pembelajaran kooperatif dapat terlaksana dengan baik, peserta didik harus bekerja dengan lembar kerja yang berisi pertanyaan dan tugas yang telah direncanakan, selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan guru dan saling membantu sesama teman. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mengkaji penerapan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation (GI) dalam proses pembalajaran. Group Investigation adalah metode pembelajaran yang melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode pembelajaran ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, 4

kemudian menyiapkan dan menyajikan dalam suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan. Pusat dari investigasi kelompok adalah perencanaan kooperatif murid dalam melakukan penyelidikan terhadap topik yang telah diidentifikasikan. Anggota kelompok mengambil peran dalam menentukan apa yang akan mereka selidiki, siapa yang akan mengerjakan dan bagaimana mereka mempresentasikan hasil secara keseluruhan di depan kelas. Kelompok pada pembelajaran berbasis investigasi kelompok ini merupakan kelompok yang heterogen baik dari jenis kelamin maupun kemampuannya. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang, dalam kelompok tersebut, setiap siswa dalam kelompok mengejakan apa yang telah menjadi tugasnya dalam lembar kerja kegiatan secara mandiri yang telah disiapkan dan teman sekelompoknya bertanggungjawab untuk saling memberi kontribusi, saling tukar-menukar dan mengumpulkan ide, setelah itu anggota kelompok merencanakan apa yang akan dilaporkan dan bagaimana membuat presentasinya. Langkah terakhir dalam kegiatan ini, salah satu anggota kelompok mengkoordinasikan rencana yang dipresentasikan di depan kelompok yang lebih besar, teknik presentasi dilakukan di depan kelas dengan berbgai macam bentuk presentasi, sedangkan kelompok yang lain menunggu giliran untuk mempresentasikan. Peran guru dalam GI adalah sebagai sumber dan fasilitator. Di samping itu guru juga memperhatikan dan memeriksa setiap kelompok bahwa mereka mampu mengatur pekerjaannya dan membantu setiap permasalahan yang dihadapi di dalam interaksi kelompok tersebut. Pada akhir kegiatan, guru menyimpulkan dari masing-masing kegiatan kelompok dalam bentuk rangkuman. 5

Mata pelajaran ekonomi bukan mata pelajaran yang sama sekali baru diajarkan pada tingkat sekolah menengah atas (SMA/MA). Siswa kelas X di tingkat SMA/MA sudah memiliki pengalaman belajar ekonomi ketika mereka masih duduk di bangku SMP/MTs.). Berdasarkan wawancara singkat, mayoritas siswa kelas X menganggap bahwa mata pelajaran ekonomi adalah mata pelajaran yang tidak menarik atau biasa-biasa saja. Faktor-faktor yang menjadi penyebab diantaranya adalah mata pelajaran ekonomi dianggap sulit karena banyak menghitung dan menghafal. Selain itu, faktor guru yang kurang mengembangkan metode pembelajaran ekonomi juga dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi minat siswa terhadap mata pelajaran ekonomi. Memperhatikan kondisi tersebut, guru mata pelajaran ekonomi di kelas X harus berupaya sedemikian rupa mengembangkan metode pembelajaran sehingga minat siswa belajar ekonomi tinggi. Tujuan umum pendidikan ekonomi di SMA/MA adalah agar peserta didik dapat merekam peristiwa ekonomi yang terjadi disekitar lingkungannya dan mengambil manfaat untuk kehidupannya yang lebih baik (KTSP 2006).Dengan demikian, karakteristik ilmu ekonomi adalah sangat erat dengan kehidupan seharihari. Atau dapat dikatakan bahwa sebagian besar sumber segala permasalahan di dunia ini adalah masalah ekonomi. Dengan karakteristik ilmu ekonomi yang membumi tersebut, semestinya pelajaran ekonomi adalah pelajaran yang menarik bagi siswa dan minat belajarnya tumbuh. Berdasarkan masalah yang telah diuraikan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE 6

GROUP INVESTIGATION TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X DI SMA PASUNDAN 1 BANDUNG 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. 2. Mata pelajaran ekonomi adalah mata pelajaran yang tidak menarik atau biasabiasa saja 3. Mata pelajaran ekonomi dianggap sulit karena banyak menghitung dan menghafal 4. Pembelajaran masih menggunakan metode konvensional 1.3. Rumusan dan Batasan Masalah 1.3.1 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana minat belajar siswa sebelum metode group investigation diterapkan? 2. Bagaimana minat belajar siswa setelah metode group investigation diterapkan? 3. Apakah ada peningkatan minat belajar siswa setelah metode group investigation diterapkan? 1.3.2 Batasan Masalah 7

Sehubungan dengan luasnya permasalahan yang timbul dari topik kajian maka pembatasan masalah perlu dilakukan guna memperoleh kedalaman kajian untuk menghindari perluasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam hal ini adalah: 1. Fokus penelitian adalah efektifitas penerapan metode group investigation terhadap minat belajar siswa 2. Objek penelitian adalah siswa kelas X.10 SMA Pasundan 1 Bandung 3. Pokok bahasan pada mata pelajaran Ekonomi materi tentang uang 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui Minat belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA Pasundan 1 Bandung 2. Untuk mengetahui efektifitas penerapan model pembelajaran group investigation terhadap Minat belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA Pasundan 1 Bandung 3. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pemnbelajaran dengan menggunkan metode group investigation di SMA Pasundan 1 Bandung 1.5. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan wawasan ilmuilmu pendidikan yang berhubungan dengan peningkatan kompetensi belajar siswa dan peran serta siswa dalam proses pembelajaran. 8

2. Manfaat Praktis 1) Bagi Siswa (a) Siswa dapat belajar meningkatkan pemahaman mata pelajaran ekonomi melalui pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. (b) Siswa dapat saling bertukar pikiran antara sesama anggota kelompok sehingga setiap siswa dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang lebih banyak. (c) Siswa dapat belajar untuk mau mendengarkan dan saling menghargai pendapat orang lain. (d) Dapat meningkatkan minat belajar siswa terutama pada mata pelajaran ekonomi 2) Bagi Guru Inovasi tekhnik proses pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi oleh guru peneliti dan guru lain yang berkeinginan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. 3) Bagi Pihak Sekolah Dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk mengadakan variasi metode pembelajaran guna meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa untuk mencapainya hasil belajar yang baik sesuai yang diharapkan dan mampu memenuhi kompetensi. 4) Bagi Peneliti Selanjutnya Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah wawasan penulis dalam menggunakan metode pembelajaran dalam pengajaran serta lebih jauh 9

mengetahui keunggulan dan kelemahan penggunaan metode pembelajaran Group Investigation. 1.6 Definisi operasional Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa penelitian yang dilaksanakan menggunakan beberapa istilah agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam pemakaian sebuah istilah maka sebaiknya penulis akan mengungkapkan definisi variabel yang akan di teliti. M. Nazir (2005, h.126) dalam bukunya Metode Penelitian, mengungkapkan pengertian definisi operasional sebagai berikut : Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tertentu 1.6.1 Efektifitas Steers M. Richard (1985, h. 87) mengemukakan bahwa: Efektivitas adalah jangkauan usaha suatu program sebagai suatu sistem dengan sumber daya dan sarana tertentu untuk memenuhi tujuan dan sasarannya tanpa melumpuhkan cara dan sumber daya itu serta tanpa memberi tekanan yang tidak wajar terhadap pelaksanaannya. Adapun Martoyo (1998, h. 4) memberikan definisi sebagai berikut: Efektivitas dapat pula diartikan sebagai suatu kondisi atau keadaan, dimana dalam memilih tujuan yang hendak dicapai dan sarana yang digunakan, serta kemampuan yang dimiliki adalah tepat, sehingga tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan hasil yang memuaskan. 1.6.2 Efektifitas pembelajaran Trianto (2010, h.20) menyatakan Keefektifan pembelajaran adalah hasil guna yang diperoleh setelah pelaksanaan proses belajar mengajar.untuk 10

mengetahui keefektifan mengajar, yaitu dengan memberikan tes, sebab hasil tes dapat dipakai untuk mengevaluasi berbagai aspek pengajaran. Pembelajaran dikatakan efektif apabila dalam proses pembelajaran setiap elemen berfungsi secara keseluruhan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan. Selain itu, peserta didik merasa puas, gembira dan memberikan hasil pembelajaran yang membawa kesan dan pesan yang nyata di saat proses belajarmengajar berjalan. Dari beberapa pendapat di atas mengenai efektivitas, dipahami bahwa efektifitas dalam proses suatu program yang tidak dapat mengabaikan target sasaran yang telah ditetapkan agar operasionalisasi untuk mencapai keberhasilan dari program yang dilaksaksanakan dapat tercapai dengan tetap memperhatikan segi kualitas yang diinginkan oleh program. Pengertian efektivitas secara umum menunjukkan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. 1.6.3 Metode Heri Rahyubi (2012, h. 236) mengartikan metode adalah suatu model cara yang dapat dilakukan untuk menggelar aktivitas belajar mengajar agar berjalan dengan baik. Hamid Darmadi (2013, h. 42) berpendapat bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Dari pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa metode adalah suatu cara dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, metode juga dapat dipergunakan oleh seorang pengajar sebagai jalan menuju keberhasilan 11

dalam proses belajar mengajar. Pemilihan metode yang tepat juga akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. 1.6.4 Metode group Investigation Menurut Sharan dalam slavin (2005, h.24) Group investigastion merupakan perencanaan pengaturan kelas yang umum dimana para siswa bekerja sama dalam kelompok kecil menggunakan pertanyaan kooperatif,diskusi kelompok, serta perencanaan dan proyek kooperatif. Suhaida Abdul Kadir (2002, h.67) mengatakan bahwa metode investigasi kelompok adalah perpaduan sosial dan kemahiran berkomunikasi dengan intelektual pembelajaran dalam menganalisis dan mensintesis. Investigasi kelompok tidak dapat diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan yang tidak ada dukungan dialog dari setiap anggota atau mengabaikan dimensi afektifsosial dalam pembelajaran kelas. 1.6.5 Minat Slameto (2013, h 180 ) mengatakan, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin berminat. Sedangkan menurut Muhibbin syah (2009, h.152) mengatakan, minat berarti kecenderungan dan gairah yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. 12

1.6.6 Minat belajar Sukardi (1987, h. 25) mengemukakan bahwa minat belajar adalah suatu kerangka mental yang terdiri dari kombinasi gerak perpaduan dan campuran dari perasaan, prasangka, cemas dan kecenderungan-kecenderungan, lain yang biasa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Menurut Belly (2006, h. 4), minat adalah keinginan yang didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang diinginkannya. Maka yang dimaksud dengan judul penelitian efektifitas penerapan metode group investigation terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi kelas X di SMA Pasundan 1 Bandung adalah bagaimana keefektifan kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan model pembelajaran group investigation dengan tujuan terjadi perubahan dalam diri siswa yang berkaitan dengan minat belajarnya. 13