STUDI HISTOPATOLOGI HATI TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) yang diberi EKSTRAK ETANOL DAUN KEDONDONG (Spondias dulcis G.Forst) SECARA ORAL ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
Kajian Ekstrak Daun Kedondong (Spondias dulcis G.Forst.) Diberikan Secara Oral Pada Tikus Putih Ditinjau Dari Histopatologi Ginjal

ABSTRAK. Kata kunci: Hepar, Parasetamol, Propolis

Histopatologi Ginjal Tikus Putih Akibat Pemberian Ekstrak Pegagan (Centella asiatica) Peroral

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dengan rancangan eksperimental dengan (Post Test Only

BAB V PEMBAHASAN. post test only control group design. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Perubahan Histopatologi Hati Mencit (Mus musculus) yang Diberikan Ekstrak Daun Ashitaba (Angelica keiskei)

BAB I PENDAHULUAN. imunologi sel. Sel hati (hepatosit) mempunyai kemampuan regenerasi yang cepat,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1 Universitas Kristen Maranatha

UJI TOKSISITAS SUB KRONIS DARI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK (Annona muricata.l) TERHADAP HATI DAN GINJAL PADA MENCIT PUTIH

DAFTAR TABEL. 1. Data Rerata gambaran histopatologi adanya penyebaran sel yang mengalami nekrosis, degenerasi dan infiltrasi sel radang

BAB I PENDAHULUAN. untuk menelitinya lebih jauh adalah Coriolus versicolor.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan pewarna saat ini memang sudah tidak bisa dipisahkan dari

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN LEMBAYUNG (Vigna unguiculata) TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS DIABETES MELLITUS DENGAN INDUKSI ALOKSAN

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2 Rataan bobot badan ayam (gram) yang diberikan ekstrak tanaman obat dari minggu ke-1 sampai dengan minggu ke-4

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. ditambahkan dengan sengaja ke dalam makanan dalam jumlah kecil, dengan

UJI ANTIDIABETES KOMBINASI EKSTRAK BUAH DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DAN EKSTRAK DAUN SALAM (Eugenia polyantha)

DIURETIC EFFECT OF MULBERRY LEAF INFUSION (Morus alba L.) TOWARD POTASSIUM AND SODIUM CONCENTRATION IN URINE ON THE WHITE MALE RATS WISTAR

Kata kunci: perlemakan hati, rosela, bengkak keruh, steatosis, inflamasi lobular, degenerasi balon, fibrosis

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH

EFEK TOKSISITAS SUBKRONIK EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG SINTOK PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR* Intisari

Waktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Metode Penelitian Pembuatan Tikus Diabetes Mellitus Persiapan Hewan Coba

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menguji antioksidan dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale Rosc.)

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga RINGKASAN. Dwi Aprilia Anggraini. Gambaran Mikroskopis Sel Astrosit dan Sel

EFEK PROTEKSI KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BIJI KEDELAI

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi sasaran utama toksikasi (Diaz, 2006). Hati merupakan organ

GAMBARAN HISTOPATOLOGI GINJAL TIKUS PUTIH (Rattus novergicus) YANG DIBERI DEKSAMETASON DAN VITAMIN E SKRIPSI

UJI TOKSISITAS SUBKRONIK PRODUK HERBAL X SECARA IN VIVO SKRIPSI

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH

ABSTRAK. Pembimbing I : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes Pembimbing II : Hartini Tiono, dr., M.Kes

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1 Universitas Kristen Maranatha

RINGKASAN. (Centella asiatica [L.] Urban) Terhadap Jumlah Sel Cerebrum Yang. Mengalami Apoptosis Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus).

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, terlebih dengan adanya isu back to nature serta krisis berkepanjangan

Uji Toksisitas Akut Ekstrak Buah Bruguiera gymnorrhiza pada Tikus (Rattus norvegicus)

OLEH: VEROS ALVARIS YUSTAKI FAKULTAS FARMASI UNIKA WIDYA MANDALA SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan

PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. beberapa jenis makan yang kita konsumsi, boraks sering digunakan dalam campuran

BAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan karena bahan ini paling ekonomis, mudah diperoleh dipasaran.

STRUKTUR MIKROSKOPIS HATI TIKUS PUTIH (Rattus novergicus) AKIBAT PEMBERIAN EKSTRAK TANAMAN Tristaniopsis whiteana Griff.

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI KETAPANG (TERMINALIA CATAPPA L.) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN TIKUS PUTIH MATHILDA KAMILA

ABSTRAK. UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL SAMBILOTO (Andrographis panicdata Nees) PADA MENCIT

UJI TOKSISITAS AKUT PEMBERIAN KOMBINASI EKSTRAK ETANOL BIJI KEDELAI DETAM 1 DAN DAUN JATI BELANDA PADA MENCIT SWISS WEBSTER

BAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.

PENGARUH PENAMBAHAN YEAST PADA PEMBERIAN LAMTORO MERAH (Acacia villosa) TERHADAP HISTOPATOLOGI HATI TIKUS RATNA WULANDARI

BAB III METODE PENELITIAN

EFEK TOKSISITAS SUBKRONIK EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG SINTOK PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR. Intisari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba setelah pemberian polisakarida krestin (PSK) dari jamur Coriolus versicolor

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum

BAB III. METODE PENELITIAN

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) DALAM MENURUNKAN KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN

STRUKTUR HISTOLOGIS ORGAN HEPAR DAN REN MENCIT (Mus musculus L) JANTAN SETELAH PERLAKUAN DENGAN EKSTRAK KAYU SECANG (Caesalpinia sappan L)

BAB I PENDAHULUAN. Warna merupakan salah satu sifat yang penting dari makanan, di samping juga

Prosedur Ekstraksi Meniran Pelarut Etanol

1 Universitas Kristen Maranatha

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Fadhila Assagaf, Adeanne Wullur, Adithya Yudistira Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, ABSTRACT

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Departemen Farmasi FMIPA UI dari Januari 2008 hingga Mei 2008.

UJI HEPATOTOKSISITAS SENYAWA O-(4-NITROBENZOIL)PARASETAMOL PADA TIKUS (RATTUS NORVEGICUS)

UJI TOKSISITAS AKUT MONOCROTOPHOS DOSIS BERTINGKAT PER ORAL DILIHAT DARI GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR MENCIT BALB/C

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap

Buletin Veteriner Udayana Vol. 4 No.2: ISSN : Agustus 2012

BAB III METODE PENELITIAN. terkontrol. Menggunakan 25 ekor tikus putih ( Rattus norvegicus) jantan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun sirsak (Annona

STUDI HEMATOLOGIS DAN HISTOPATOLOGIS ORGAN PADA TIKUS YANG DIINDUKSI KUININ SEBAGAI UJI POTENSI METABOLIK ANGKAK HANIFAH RAHMI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Agus Suprijono^, Chodidjah #, Shaher Banun # ^ Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung Semarang #

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan manfaatnya (Sudewo, 2004; Tjokronegoro, 1992). zingiberaceae, yaitu Curcuma mangga (Temu Mangga). Senyawa fenolik pada

BAB IV METODE PENELITIAN

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagai persyaratan Mencapai derajat sarjana kedokteran. Diajukan Oleh : IWAN KURNIAWAN J FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN. Deksametason merupakan salah satu obat golongan glukokortikoid sintetik

4.1 Hasil Pembahasan BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA... 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang meliputi persentase hepatosit normal, pembengkakan hepatosit, hidropik,

PENGARUH EKSTRAK DAUN Apium graviolens TERHADAP PERUBAHAN SGOT/SGPT TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIPAPAR KARBON TETRAKLORIDA

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN ALPUKAT

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik yang menggunakan

UJI TOKSISITAS AKUT EKSTRAK ETANOL DAUN DANDANG GENDIS (Clinacanthus nutans (Burm.f.) Lindau) PADA MENCIT SKRIPSI OLEH: DEWI IRA PUSPITA NIM

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, pengujian dan pengembangan serta penemuan obat-obatan

BAB I PENDAHULUAN. Setelah streptomisin ditemukan pada tahun 1943, ditemukan pula antibiotik lain

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

EDWARD WYENANTEA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

KAJIAN PATOLOGI HATI KELINCI HIPERLIPIDEMIA : DENGAN DAN TANPA PEMBERIAN ANTIHIPERLIPIDEMIA LILIAN DEVANITA

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kunyit untuk warna kuning. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya

BAB III METODE PENELITIAN. Kesehatan Jiwa, dan Patologi Anatomi. ini akan dilaksanakan dari bulan Februari-April tahun 2016.

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Penelitian Kandang Hewan Coba Laboratorium Histopatologi

Transkripsi:

STUDI HISTOPATOLOGI HATI TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) yang diberi EKSTRAK ETANOL DAUN KEDONDONG (Spondias dulcis G.Forst) SECARA ORAL (HISTOPATHOLOGYHEARTSTUDYINRATS(Rattus norvegicus) LEAFEXTRACTETHANOLKEDONDONG (Spondias dulcisg.forst) IN ORAL) I Putu Arya Adikara 1 Ida Bagus Oka Winaya, 2, I Wayan Sudira 3 Mahasiswa FKH Unud 1), Laboratorium Patologi 2), Laboratorium Farmakologi 3) Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana E-mail :iputuaryaadikara@yahoo.com ABSTRAK Tanaman kedondong sering dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat alternatif untuk mengobati berbagai macam penyakit. Sedangkan penelitian tentang toksisitas daun kedondong pada hati belum pernah dilakukan. Dalam penelitian ini tikus putih ( Rattus norvegicus) dibagi secara acak menjadi lima kelompok, masing-masing kelompok berjumlah 5 ekor. Kelompok A sebagai kontrol (placebo) yang diberi aquades peroral; kelompok B diberikan ekstrak daun kedondong 100 mg/kg bb (0,2 ml/ekor); kelompok C diberikan ekstrak daun kedondong 200 mg/kg bb (0,4 ml/ekor); kelompok D diberikan ekstrak daun kedondong 300 mg/kg bb (0,6 ml/ekor); kelompok E diberikan ekstrak daun kedondong 400 mg/kg bb (0,8 ml/ekor). Pemberian ekstrak daun kedondong dilakukan secara oral. Dilanjutkan dengan nekropsi pada hari ke-15 untuk pengambilan organ hati yang nantinya akan dibuat preparat hitopatologi.hasil pemeriksaan histopatologi pada hati tikus putih(rattus norvegicus) yang diberikan ekstrak etanol daun kedondong, tidak ditemukan adanya perubahan seperti adanya infiltrasi sel radang, degenerasi melemak, degenerasi hidrofik dan nekrosis pada kelompok perlakuan K1, K2, K3, tetapididapatkan hasil peradangan ringan pada kelompok perlakuan K4 dan K5 pada 1 ekor tikus putih (Rattus norvegicus) dari 5 ekor yang diberi perlakuan pada tikus putih (Rattus norvegicus). Kata kunci :ekstrak daun kedondong, tikus putih, histopatologi hati. ABSTRACT Kedondong plants frequently used by the public as an alternative medicine to treat various diseases.while research on the toxicity of the leaves kedondong the liver has not been done. In this study, a white rat (Rattus norvegicus) were divided randomly into five groups, each group consist of 5 individuals. Group A as control (placebo) were given distille d water orally; groups B given leaf extract kedondong 100 mg / kg bw (0.2 ml / each), group C was given leaf extract kedondong 200 mg / kg bw (0.4 ml / each ), group D given leaf extractkedondong 300 mg / kg bw (0.6 ml / each), group E given leaf extractkedondong 400 mg / kg bw (0.8 ml / each). Leaf extract kedondong done orally. Followed by a necropsy on day 15 for liver organs preparations will be made hitopatologi.histopathological examination of the liver of white rats (Rattus norvegicus) were given ethanol leaf extract kedondong, there were no such changes in inflammatory cell infiltration, melemakdegeneration, hidrofik degeneration and necrosis in the treated group K1, K2, K3, but the obtained results mild inflammation K4 and K5 treatment group at 1 white rats (Rattus norvegicus) from 5 tails treated white rats (Rattus norvegicus). Keywords: kedondongleaf extract, rats, liverhistopathology. 107

Arya, dkk PENDAHULUAN Obat tradisional adalah obat jadi atau ramuan bahan alam yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, atau campuran bahan-bahan tersebut yang secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.pada kenyataannya bahan obat alam yang berasal dari tumbuhan porsinya lebih besar dibandingkan yang berasal dari hewan atau mineral, sehingga sebutan obat tradisional (OT) hampir selalu identik dengan tanaman obat (TO) (Yuliani, 2001). Salah satu jenis tanaman yang sudah dimanfaatkan masyarakat sebagaiobat tradisional adalah tanaman kedondong (Spondias dulcis G.Forst).Kedondong merupakan tanaman buah yang berasal dari famili Anacardiaceae. Dalam 100 gram dari daun kedondong mengandung 60-85 gram air, 0,5-0,8 gram protein, 0,3-1,8 gram lemak, 8-10,5 gram sukrosa, 0,85-3,60 gram serat. Kandungan dari daun kedondong (Spondias dulcis G.Forst)yang mempunyai efek terapeutika adalah saponin, flavonoid, dan tannin (Dinas Kesehatan Tingkat I Propinsi Bali, 2000). Perlu disadari pula bahwa memang ada bahan ramuan OT yang baru diketahui berbahaya, setelah melewati beragam penelitian, demikian juga adanya ramuan bahan-bahan yang bersifat keras dan jarang digunakan selain untuk penyakit-penyakit tertentu dengan cara-cara tertentu pula.walaupun demikian efek samping TO/OT tentu tidak bisa disamakan dengan efek samping obat modern.salah satu jenis tanaman yang sudah dimanfaatkan masyarakat sebagaiobat tradisional adalah tanaman kedondong (Spondias dulcis G.Forst).Kedondong merupakan tanaman buah yang berasal dari famili Anacardiaceae. Dalam 100 gram dari daun kedondong mengandung 60-85 gram air, 0,5-0,8 gram protein, 0,3-1,8 gram lemak, 8-10,5 gram sukrosa, 0,85-3,60 gram serat. Kandungan dari daun kedondong (Spondias dulcis G.Forst)yang mempunyai efek terapeutika adalah saponin, flavonoid, dan tannin (Dinas Kesehatan Tingkat I Propinsi Bali, 2000). Di Indonesia kajiantentang hepatotoksik dari tanaman obat yang terkait dengan studi histopatologi hati belum banyak dilakukan, oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk dapat mengetahui pengaruh pemberian ekstrak etanol daun kedondong dengan berbagai dosis terhadap struktur histopatologi hati tikus putih (Rattus norvegicus). 108

METODE PENELITIAN Penyiapan ekstrak etanol daun kedondong Daun kedondong dikeringkan selama 2 minggu dimana proses pengeringannya tidak langsung terkena sinar matahari, kemudian daun yang sudah kering diblander sampai berbentuk serbuk kering. Daun kedondong yang telah berbentuk serbuk direndam dengan etanol 90% dengan perbandingan 1 : 3 selama 3 hari, kemudian dilakukan penyaringan untuk mendapatkan cairan dari hasil perendaman, selanjutnya ampasnya direndam kembali dengan etanol 90% selama 3 hari dengan perbandingan yang sama dan disaring kembali. Hasil penyaringan diuapkan dengan evaporator untuk mendapatkan ekstrak etanol daun kedondong.ekstrak yang telah didapat selanjutnya disimpan pada suhu -20ºC sebelum dipakai. Perlakuan Pada Hewan Coba Dalam penelitian ini tikus yang digunakan sebanyak 25 ekor yang sebelumnya sudah diadaptasikan selama 2 minggu.selanjutnya tikus dibagi menjadi 5 kelompok yang setiap kelompok terdiri dari 5 ekor tikus putih. Masing-masing kelompok nantinya akan diberikan perlakuan ekstrak etanol daun kedondong secara oral dengan dosis bertingkat. Kelompok A sebagai kontrol yang diberikan perlakuan berupa aquades peroral (placebo); kelompok B diberikan ekstrak etanol daun kedondong dengan dosis 100 mg/kg bb (0,2 ml); kelompok C diberikan ekstrak etanol daun kedondong dosis 200 mg/kg bb (0,4 ml); kelompok D diberikan ekstrak etanol daun kedondong dosis 300 mg/kg bb (0,6 ml); dan kelompok E diberikan ekstrak etanol daun kedondong dosis 400 mg/kg bb (0,8 ml). Setelah hari ke -14 dilakukan nekropsi untuk pengambilan organ hati yang nantinya dilakukan pengamatan secara histopatologi guna mengetahui kemungkinan adanya hepatotoksik. Analisis Data Data hasil pemeriksaan ditabulasi dan dianalisis secara deskriptif kualitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hasil pemeriksaan histopatologi hati tikus putih ( Rattus norvegicus) setelah diberikan ekstrak daun kedondong ( Spondias dulcis G.Forst) dengan dosis 100 mg/kg bb (0,2 ml), 200 mg/kg bb (0,4 ml), 300 mg/kg bb (0,6 ml), 400 mg/kg bb (0,8 ml) dalam waktu 14 hari, dapat dilihat pada gambar4.1a, 4.1b, 4.1c, 4.1d, dan 4.1e. Pemeriksaan histopatologi hati masing-masing dilakukan 109

Arya, dkk padalima lapang pandang mikroskopisdi daerah interlobularis organ hati tikus putih (Rattus norvegicus). Pemeriksaan di bawah mikroskop dilakukan pada pembesaran 400x. Perubahan histopatologi pada hati yang diamati meliputi adanya infiltrasi sel radang, degenerasi melemak, degenerasi hidrofik dan nekrosis. Hasil pemeriksaan histopatologi pada organ hati tikus putih(rattus norvegicus) yang diberikan ekstrak etanol daun kedondong, tidak ditemukan adanya perubahan seperti adanya infiltrasi sel radang, degenerasi melemak, degenerasi hidrofik dan nekrosis pada kelompok perlakuan K1, K2, K3, tetapididapatkan hasil peradangan ringan pada kelompok perlakuan K4 dan K5 pada 1 ekor dari 5 ekor perlakuan pada tikus putih (Rattus norvegicus) (data terlampir). Gambar.4.1b Struktur histopatologi hati pewarnaan HE ( K2). Vena sentralis (tanda panah) pembesaran 400x. Gambar.4.1c Struktur histopatologi hati pewarnaan HE ( K3). Sel hepatosit (tanda panah) pembesaran 400x. Gambar.4.1a Struktur histopatologi hati pewarnaan HE ( kontrol). Vena sentralis (tanda panah) pembesaran 400x. Gambar.4.1d Struktur histopatologi hati pewarnaan HE ( K4). Infiltrasi sel radang (tanda panah) pembesaran 400x. 110

Gambar.4.1d Struktur histopatologi hati pewarnaan HE ( K5). Sel nekrosis (tanda panah) pembesaran 400x. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan histopatologi hati tikus putih (Rattus norvegicus), diperoleh hasil bahwa tidak terdapat perbedaan antara kelompok kontrol (K1) dengan kelompok yang diberikan perlakuan (K2, K 3, K4, dan K5) (gambar : 4.1a, 4.1b, 4.1c, 4.1d, dan 4.1e). Secara umum struktur jaringan hati yang diberikan ekstrak etanol daun kedondong dalam keadaan normal.semua kelompok perlakuan menunjukkan bahwa pemberian ekstrak etanol daun kedondong ( Spondias dulcis G.Forst) dari dosis terkecil 100 mg/kg bb sampai dosis terbesar 400 mg/kg bb masih aman (tidak menyebabkan toksik) jika diberikan secara oral.pada kelompok perlakuan K4 dan K5 ditemukan nekrosis dan infiltrasi sel radang yang ringan pada dosis 300 mg/kg bb, 400 mg/kg bb pada 1 ekor tikus putih dari 5 ekor perlakuan. Kemungkin tikus sebelum diberi perlakuan telah menderita infeksi atau gangguan yang lain seperti infestasi parasit (Katzung,2001; Guyton,1997). Obat herbal yang masuk ke dalam tubuh akan mengalami prosesabsorbsi,distribusi,metabolisme dan ekskresi. Hati merupakan organ utamametabolisme yang sering mengalami kerusakan karena obat itu sendiri ataupenimbunan metabolit. Obat-obatan akan mengalami metabolisme di hepar danakan terjadi perubahan struktur kimia yang dikatalisis oleh enzim yang dihasilkanoleh mikrosom sel hepatosit yang disebut biotransformasi. Obat-obatan akandiubah menjadi metabolit yang biasanya kurang aktif dari obat asalnya atau bisajuga inaktif. Proses metabolisme obat tidak selalu merupakan proses detoksikasiobat atau eliminasi persenyawaan tersebut, kadang-kadang terjadi transformasiobat menjadi senyawa intermediet yang reaktif dan toksik terhadap hepar.cedera hati akut akan menyebabkan perubahan metabolisme yang kemudian akanmengakibatkan perubahan struktur dan perubahan fungsi (LPK, 2006). Di dalam hati terjadi proses-proses penting, yaitu proses penyimpanan energi, pembentukan protein, pengaturan metabolisme kolesterol, dan penetralan racun/obat yang masuk dalam tubuh kita, 111

Arya, dkk sehingga dapat kita bayangkan akibat yang akan timbul apabila terjadi kerusakan pada hati (LPK, 2006). Apabila bahan-bahan mengandung toksin atau racun, hati akan bekerja sangat keras untuk menetralisasinya. Cara kerja ini menyebabkan hati mudah terkena racun, sehingga hati gampang rusak.kerusakan hati dapat meliputi kerusakan struktur maupun gangguan fungsi hati (Susanto, 2006). Nekrosis ringan ditemukan pada dosis pemberian 300 mg/kg bb dab 400 mg/kg bb pada 1 ekor sampel dari 5 ekor sampel. Kemungkinan tikus sebelum diberi perlakuan telah menderita infeksi atau gangguan yang lain. Masuknya suatu substansi toksik dalam waktu yang lama akan menyebabkan nekrosis padalobulusnya.nekrosis diawali dengan perubahan morfologi inti sel yaitu piknosis.tahap berikutnya inti pecah (karioheksis) dan inti menghilang (kar iolisis). Piknosis dapat terjadi karena adanya kerusakan di dalam sel antara lain kerusakan membran yang diikuti oleh kerusakan mitokondria dan aparatus golgi sehingga sel tidak mampu mengeliminasi air dan trigliserida sehingga tertimbun dalam sitoplasma sel(robbins, 1992). Infiltrasi sel radang tidak ditemukan pada pemberian dosis 100 mg/kg bb-200 mg/kg bb tetapi ditemukan infiltrasi sel radang ringan pada pemberian dosis 300 mg/kg bb dan dosis 400 mg/kg bb pada 1 ekor sampel dari 5 ekor sampel. Kemungkinan tikus sebelum diberi perlakuan telah menderita infeksi atau gangguan yang lain.inflamasi atau reaksi peradangan merupakan mekanisme penting yang diperlukan tubuh untuk mempertahankan diri dari berbagai bahaya yang mengganggu keseimbangan juga memperbaiki struktur serta gangguan fungsi jaringan yang ditimbulkan bahaya tersebut (Baratawijaya,2002). Pada pemberian ekstrak etanol daun kedondong dosis 100 mg/kg bb - 400 mg/kg bb tidak ditemukan degenerasi melemak dan degenerasi hidrofik. Degenerasi melemak ditandai dengan adanya vakuola yang besarnya bervariasi dan pada kasus berat mendesak nukleus ke tepi.lemak dalam sitoplasma sel dapat mendesak inti sel ke pinggir yang tampak pada pemeriksaan mikroskopis.degenerasi hidrofik merupakan jejas sel yang reversibel dengan penimbunan intraselular yang lebih parah jika dengan degenerasi albumin.etiologinya sama dengan pembengkakan sel hanya intensitas rangsangan patologik lebih berat danjangka waktu terpapar rangsangan patologik lebih lama.secara mikroskopik organ yang mengalami degenerasi hidrofik menjadilebih 112

besar dan lebih berat daripada normal dan juga nampak lebih pucat.nampak juga vakuola-vakuola kecil sampai besar dalam sitoplasma (Susanto, 2006). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pemberian ekstrak daun kedondong (Spondias dulcis G.Forst) dengan rentang dosis 100 mg/kg bb sampai dengan dosis 400 mg/kg bb selama 14 hari, tidak menyebabkan gangguan histopatologis pada hati tikus putih (Rattus novegicus). Saran Untuk mengetahui efeklebih lanjut dan lebih luas dari ekstrak etanol daun kedondong terhadap perubahan struktur histopatologi, perlu dilakukan penelitian dengan dosis 400 mg/kg bb dan waktu pemberian lebih dari 14 hari. DAFTAR PUSTAKA Baratawidjaya, K.G. 2002. Imunologi Dasar. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran UI. Dinas Kesehatan Tingkat I Propinsi Bali.2000. Tanaman Obat Dalam lontar Husada.Denpasar : Dinas Kesehatan Propinsi Tingkat I. Guyton AC, Hall JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: PenerbitBuku Kedokteran: EGC. Katzung BG. 2001. Farmakologi dasar dan klinik.vol 1. Jakarta: Salemba Medika. Robbins, S. L dan Kumar V.1992.Buku ajar patologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.p.1-27. Susanto. 2006. Kesehatan. http://www.seniornews.co.id/kesehata n/gizi/0207. Diakses 1 Mei 2006 Yuliani, S., 2001. Prospek Pengembangan Obat Tradisional Menjadi Obat Fitofarmaka, Jurnal Litbang Pertanian, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof.Dr. Drh. I Made Damriyasa,MS selaku Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. 113