BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa konsep, yaitu:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat di mana penulisnya hadir, tetapi ia juga ikut terlibat dalam pergolakanpergolakan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. karya sastra. Di zaman modern seperti sekarang ini, karya sastra sudah berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Kegelisahan adalah perasaan gelisah; kekhawatiran; kecemasan. Konsep kegelisahan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. bertumpu pada penelaahan kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala. Kaitan tersebut dilakukan oleh peneliti berdasarkan observasinya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. karena kajian pustaka merupakan langkah awal bagi peneliti dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Lotman (dalam Supriyanto, 2009: 1) menyatakan bahwa bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab I Pendahuluan. pengarang yang berada dalam situasi setengah sadar (subconcius). Setelah memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos.

BAB I PENDAHULUAN. pemikiran, perasaan, ide dalam bentuk gambaran kongkrit yang menggunakan alat

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. oleh peneliti terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa atau kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dengan apa yang ingin diutarakan pengarang. Hal-hal tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. dari sastra adalah karya sastra. Hal yang dilakukan manusia biasanya dikenal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

NOVEL ROJAK KARYA FIRA BASUKI : ANALISIS PSIKOSASTRA SKRIPSI OLEH LISSA ERNAWATY NIM

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah karya sastra pada hakikatnya merupakan suatu pengungkapan kehidupan melalui bentuk bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. yang bebas mengungkapkan semua ide dan ktreatifitasnya agar pembaca dapat menangkap

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB II LANDASAN TEORI

Oleh: Tri Wahyuningsih Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah fenomena kemanusiaan yang kompleks, ibarat

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan sebagai luapan emosi pengarang yang diekspresikan melalui kata-kata.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan karya sastra dari zaman dahulu hingga sekarang tentunya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI. Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep

BEBERAPA PENDEKATAN PENGKAJIAN SASTRA. Hartono, M. Hum. PBSI FBS UNY

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

BAB I PENDAHULUAN. pikiran sastrawan tentang kehidupan yang diungkapkan lewat bahasa (Sayuti,

BAB I PENDAHULUAN. untuk diteladani. Berdasarkan isi karya sastra itu, banyak karya sastra yang dipakai

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. penelitian yang ditemukan oleh para peneliti terdahulu yang berhubungan

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai karya seni bersifat kreatif, artinya sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting untuk menghidupkan seorang tokoh. dalam bahasa Inggris character berarti watak atau peran, sedangkan karakterisasi

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. aspek-aspek kemasyarakatannya, baik yang berhubungan denga penciptanya, gambaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni. Sastra juga cabang ilmu

Bab 2. Landasan Teori. Tokoh-tokoh tersebut tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan

Pendekatan-Pendekatan dalam Karya Sastra

Transkripsi:

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa konsep, yaitu: a. psikosastra b. kesepian c. frustasi d. kepribadian a. Psikologi Sastra Psikologi secara sempit dapat diartikan sebagai ilmu tentang jiwa. Selanjutnya kalaulah kita perhatikan definisi-definisi yang dikemukakan oleh para ahli psikologi, ternyata psikologi mendasarkan suatu pendapat tentang adanya hubungan perbuatan dengan jiwa manusia. Jadi, psikologi itu merupakan suatu ilmu yang menyelidiki dan mempelajari tingkah laku manusia itu sebagai manifestasi hidup kejiwaan seseorang. Untuk memahami kehidupan manusia itu diperlukan suatu pemahaman khusus tentang eksistensi manusia tersebut, berarti mengetahui pula aspirasi, perasaan, cita-cita dan gejolak-gejolak jiwa manusia. Psikologi berdasarkan objeknya masih terbagi lagi menjadi psikologi perkembangan, psikologi kepribadian, dan psikologi umum, atau psikologi sosial.

Namun karena pembahasan ini bukan maksudnya mengetengahkan psikologi secara mendalam, maka segenap aspek yang menyangkut psikologi tersebut tidak disinggung lebih jauh. Yang perlu dibahas adalah kaitan psikologi dengan sastra. Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa psikologi akan memperhatikan dan mempelajari pengaruh lingkungan dan proses waktu terhadap pembentukan watak dan tingkah laku manusia. Psikologi dan sastra keduanya berfungsi untuk memperkaya pengalaman manusia dan keduanya juga berusaha menyadarkan manusia untuk dapat mengenal dirinya sendiri. Fenomena Sastra sebagai Cermin Kepribadian Sastra merupakan karya kreatif dari sebuah proses pemikiran untuk menyampaikan ide, pengalaman dan sistem berpikir atau teori. Hal ini sejalan dengan Hardjana (1981:10) bahwa sastra sebagai pengungkapan baku dari apa yang telah disaksikan, dialami, dan dirasakan orang mengenai segi-segi kehidupan. Pada hakikatnya, sastra itu menggambarkan keadaan manusia dalam lingkungan masyarakatnya. Sebuah karya sastra dengan kedalaman pemikiran sang penulis akan mampu menggambarkan tentang karekteristik suatu bangsa di samping cerita yang ditampilkannya. Namun tidak selamanya suatu peristiwa yang terjadi selalu diikuti dengan lahirnya sebuah karya sastra. Ada kalanya suatu karya sastra tidak dapat menggambarkan kehidupan ataupun keadaan psikis masyarakat yang sesuai lagi dengan keadaan masyarakatnya pada saat itu. Kita harusnya ingat bahwa karya sastra adalah dunia di dalam karya sastra yang berarti imajinasi sastrawan sangat berperan dalam menghasilkan karya sastra tersebut.

Dengan demikian jelaslah bahwa sastra merupakan penggabungan antara kenyataan dengan imajinasi. Pengertian Strukturalisme Dalam sebuah novel terdapat pengelompokan-pengelompokan yang didasarkan atas keterkaitan atau hubungan keteraturan urutan-urutan hubungan tersebut menunjukkan bahwa karya sastra itu mempunyai stuktur. Hubungan yang saling terkait itu bersifat tetap, artinya tidak bergantung atas sebuah novel tertentu saja. Menurut Luxemburg (1992), struktur atau strukturalisme adalah sesuatu yang saling terkait dan teratur, kaitan-kaitan itu dilakukan oleh seorang peneliti berdasarkan observasinya. Di dalam keterkaitan dan keterpaduan struktur akan terkandung keseluruhan makna yang ada. Maren-grisebach (dalam Junus, 1981:17) menyatakan bahwa strukturalisme memiliki tiga pengertian. Pertama, saling berhubungan dengan unsur-unsur dalam sebuah karya sastra atau adanya suatu sistem interaksi antara unsur-unsur pembentukannya. Pengertian kedua, strukturalisme yang abstrak menyatukan hal-hal yang berbeda. Biasanya bertujuan untuk mendapatkan suatu hukum universal. Yang ketiga, strukturalisme adalah sesuatu yang tidak mengenal sejarah karena perkara tersebut akan berlaku selama-lamanya.

b. Kesepian Kesepian adalah salah satu perbuatan atau keadaan tertutup yang dapat dilihat dari tingkah laku secara tidak langsung seperti cara berpikir, berkhayal, bermimpi, takut, sedih, dan sebagainya. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia kesepian itu adalah 1. kesunyian; kelengangan. 2. merasa sunyi (lengang); tidak berteman, tidak beruang dan sebagainya. Dari kutipan di atas dapat kita lihat bahwa kesepian itu adalah kesunyian atau seseorang yang merasa kesunyian akibat tidak mempunyai teman, ditinggal oleh orang tua dan keluarga atau ditinggal kekasih yang dicintainya, dan sebagainya. c. Frustasi Setiap orang, dalam mengarungi hidup ini, acap kali menemui berbagai aral, masalah atau rintangan, dan tak selamanya bisa berjalan mulus. Terutama dalam segi finansial, sering dihadapkan pada adanya kompetisi, persaingan yang tak jarang berlari ke arah yang kurang sehat, sampai akhirnya akan muncul sebuah konflik. Pada kenyataan ini, manusia dihadapkan kepada beragam masalah, dan masalah itu sendiri merupakan pertanda adanya suatu kehidupan. Adanya masalah itu merupakan tantangan bagi manusia untuk mempergunakan pikiran, dan hanya orang-orang bodohlah yang tidak mau mempergunakan pikiran, orang-0rang seperti itu lebih ekstrim bisa dikatakan orang gila.

d. Kepribadian Kata kepribadian berasal dari kata personality (bahasa Inggris) yang berasal dari kata persona (bahasa Latin) yang berarti kedok atau topeng yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain sandiwara, yang maksudnya untuk menggambarkan pelaku, watak dan pribadi seseorang. Hal ini dilakukan karena terdapat ciri-ciri yang khas yang dimiliki oleh seseorang baik dalam arti kepribadian yang baik atau pun yang kurang baik. Jadi kepribadian adalah merupakan gambaran total dari diri individu. Kepribadian seseorang tumbuh dan berkembang disebabkan atau dipengaruhi oleh faktor tertentu antara lain : kemampuan, kebudayaan, keluarga, sikap orang tua, dan sebagainya. 2.2 Landasan Teori Dalam sebuah penelitian dibutuhkan landasan teori yang mendasarinya karena landasan teori merupakan kerangka dasar sebuah penelitian. Landasan teori yang digunakan diharapkan mampu menjadi tumpuan seluruh pembahasan. Hubungan yang terjadi antara pengarang, karya sastra, dan masyarakatnya memungkinkan analisis ini bertolak dari dua sisi pendekatan yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik karya sastra tersebut. Dalam membahas sebuah karya sastra ada dua macam pendekatan, yaitu pendekatan intrinsik dan pendekatan ekstrinsik. Pendekatan intrinsik bertolak dari karya itu sendiri. Pendekatan seperti ini disebut pendekatan struktural. Pendekatan yang kedua adalah pendekatan ekstrinsik yaitu pendekatan yang membahas tentang hubungan karya sastra dengan psikologi, sosiologi, antropologi, dan lain-lain. Penelitian ini akan

menerapkan pendekatan intrinsik dengan menggunakan teori struktural dan teori psikologi sastra. Landasan teori yang dipergunakan dalam pembahasan ini adalah pendekatan struktural, yaitu meneliti karya sastra berdasarkan unsur-unsur yang terdapat pada karya itu, misalnya: tema, alur,plot, perwatakan, latar, dan sudut pandang. Pendekatan struktural dapat dijadikan titik tumpu proses penelitian. Selanjutnya pendekatan struktural merupakan penelitian yang menganalisis suatu karya sastra secara keseluruhan, baik unsur-unsur di dalam karya sastra maupun unsur-unsur di luar karya sastra tersebut. A. Teew (1988:154) berpendapat bahwa analisis struktural merupakan langkah awal dalam proses pemberian makna, tetapi tidak boleh dimutlakkan dan juga tidak boleh ditiadakan. Teori dan dan metode dalam penelitian sastra disesuaikan dengan bahan yang ada. Pendekatan struktural itu terdiri atas beberapa macam teori, tetapi dalam hal ini dipergunakan teori menurut A.Teeuw dalam bukunya Sastra dan Ilmu Sastra. Menurut A.Teeuw ( 1984: 135 ), pendekatan struktural mempunyai tujuan yaitu Analisis Struktural bertujuan untuk membongkar dan memaparkan secermat, seteliti, semendetail, dan semendalam mungkin, keterkaitan dan keterjalinan semua anasir dan aspek karya sastra yang bersama-sama menghasilkan makna menyeluruh. Selanjutnya A.Teeuw ( 1984: 137) mengatakan bahwa: Analisis struktur tidak dapat tidak diarahkan oleh ciri khas karya sastra yang hendak dianalisis.

Batasan ini menunjukkan bahwa pendekatan struktural akan tergantung kepada karya sastra yang hendak dianalisis. Lebih lanjut A.Teeuw (1984: 139) mengatakan bahwa pendekatan struktural ini mempunyai kelebihan-kelebihan di samping juga kelemahan-kelemahannya sebagai berikut: Keuntungan pendekatan ini bukan main besarnya: lain dari pada masa sebelumnya, ketika seorang peneliti atau pengkritik sastra dianggap atau diwajibkan mempunyai pengetahuan yang seluas mungkin mengenai latar belakang sejarah, kebudayaan, psikologi, sosiologi dan lain-lain, yang sukar diperoleh oleh pembaca awam, murid sekolah atau mahasiswa, sebaliknya bagi metode close reading hanya satu saja yang perlu : kemampuan bahasa, kepekaan sastra dan minat yang intensif, yang pada prinsipnya dapat dimiliki oleh siapa saja yang perlu; setiap pembaca sanggup dan dapat bersedia mencoba menggali struktur karya sedalamdalamnya, dan sampai pada keterjalinannya yang terhalus dan terumit. Kelebihan pendekatan struktural ini akan menyangkut pada si peneliti. Para peneliti hanya membicarakan karya yang hendak dibahasnya sebagai karya sastra. Peneliti tidak perlu membicarakan riwayat hidup si pengarang, latar belakang sosialnya, atau proses kejiwaannya dalam mencipta karya-karya yang dihasilkannya, dan lain-lain. Selanjutnya A.Teeuw (1984: 61), menyatakan kelemahan pendekatan struktural ini terlihat dalam dua hal, seperti Strukturalisme yang hanya menekankan otonomi karya sastra mempunyai dua pokok: a. melepaskan karya sastra dari rangka sejarah sastra; b. mengasingkan karya sastra dari rangka sosial budayanya. Berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut bukan berarti pendekatan struktural ini tidak perlu. Pendekatan struktural ini sangat perlu untuk menganalisis suatu karya

sastra, sehingga tetap akan terlihat bahwa yang dianalisis adalah karya sastra, bukan sejarah atau sosial atau juga bukan psikologi si pengarang. Selanjutnya penelitian ini diteruskan dengan analisis psikologi sastra. Penulis memilih analisis psikologi sastra karena karya sastra dilihat dari hubungannya dengan kenyataan yang sering terjadi di dalam kehidupan sehari-hari. Kenyataan dalam hal ini mempunyai arti yang sangat luas, yakni segala sesuatu yang berada di luar karya sastra dan yang diacu oleh karya sastra. Pendekatan psikologi identik dengan pendekatan ekspresif, yang menekankan pengekspresian ide-ide ke dalam karya sastra. Objek penelitian pendekatan melalui jiwa pengarangnya dan melalui tokoh-tokoh yang ditampilkan dalam karya sastra itu. Kejiwaan para tokoh dalam karya itu sekaligus merupakan implementasi jiwa pengarangnya dan sekaligus merupakan gejala psikologis sosial dari masyarakatnya. Kejiwaan para tokoh dalam karya sastra itu sekaligus merupakan cerminan jiwa pengarangnya. Melalui pendekatan ekspresif akan tergambar atau tercermin kejiwaan pengarang. Hal ini dapat dilihat melalui seorang tokoh atau lebih ataupun melalui bahasa pengarang. 2.3 Tinjauan Pustaka Novel Rojak karya Fira Basuki ini sebenarnya adalah novel yang sangat menarik untuk diresensi, diteliti,dan untuk di ulas di dalam beberapa forum diskusi. Sepanjang pengetahuan dan pengamatan penulis, novel Rojak ini belum pernah diteliti oleh mahasiswa di Departemen Sastra Indonesia. Sedangkan di lain tempat, novel ini sudah pernah diteliti oleh Dedy dengan judul Penelitian tentang sosiologis Novel Rojak

(www.ilmuonline.com), serta Dewi Sulastri dengan judul Unsur Intrinsik Novel Rojak (www. Dalammihrabcintaabadi.com).