ANALISIS KETIMPANGAN PEMBANGUNAN ANTAR KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA BARAT DAN KEBIJAKAN PENANGGULANNYA. Oleh: Bakri, Syafrizal, Hasdi Aimon.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PROVINSI JAMBI Oleh : Mahdi, Hasdi Aimon, Efrizal Syofyan ABSTRACT

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN KERINCI Oleh : Hadi Ismanto, Efrizal Syofyan, Yulhendri ABSTRACT

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI SUMATERA BARAT

ANALISIS KESEMPATAN KERJA SEKTOR FORMAL DI INDONESIA Oleh : Diarora Arjuna Neka, Sri Ulfa Sentosa, Hasdi Aimon. Abstract

NOVI NURUL ALIYAH B

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis akan melaksanakan langkah-langkah sebagai

Analisis pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pembangunan di Wilayah Sumatera

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data time series tahunan Data

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIMPANGAN PENDAPATAN DI SULAWESI (TAHUN )

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I. Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Oleh: HANDY NUGRAHA

PENGARUH PDRB PER KAPITA, INVESTASI DAN IPM TERHADAP KETIMPANGAN PENDAPATAN ANTAR DAERAH DI PROVINSI DIY TAHUN Nita Tri Hartini

PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH DAN INVESTASI TERHADAP KESENJANGAN PENDAPATAN DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

PENGARUH BELANJA LANGSUNG DAN BELANJA TIDAK LANGSUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usahanya untuk mensejahterakan dan memakmurkan

ANALISIS PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA DAN PENDAPATAN PERKAPITA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN PASAMAN JURNAL OLEH : GUSPA YENI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada website Bank Indonesia ( Bank

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 01 Tahun 2016

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

PENGARUH KEUANGAN DAERAH TERHADAP BELANJA MODAL KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG. Royda, S.E., M.Si.

RINGKASAN TESIS OLEH : ANDAIYANI B

KETIMPANGAN PEREKONOMIAN DI PROVINSI BENGKULU DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (TAHUN )

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN EKSPOR KOPI SUMATERA BARAT KE MALAYSIA. Indria Ukrita 1) ABSTRACTS

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Regional Bruto tiap provinsi dan dari segi demografi adalah jumlah penduduk dari

PENGARUH INVESTASI, TENAGA KERJA DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DIJAWA TENGAH TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH BELANJA MODAL DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TERHADAP KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA (Dalam Tahun )

ANALISIS BELANJA MODAL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi Empiris pada Kabupaten dan Kota di Provinsi Jawa Tengah Tahun )

III. METODE PENELITIAN. series dan (2) cross section. Data time series yang digunakan adalah data tahunan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. berbentuk time series selama periode waktu di Sumatera Barat

PENGARUH EFISIENSI DAN KEMANDIRIAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP BELANJA MODAL DI BANGKA BELITUNG

KETIMPANGAN PEREKONOMIAN DI PROVINSI BENGKULU

H 2 : Dana Perimbangan berpengaruh positif terhadap Belanja Modal

Keywords : GDRP, learning distribution, work opportunity

METODE PENELITIAN. tahunan dalam runtun waktu (time series) dari periode 2005: :12 yang

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Series data yang digunakan dari tahun

Abstrak. Abstract. Pendahuluan

Kenaikan Jumlah Penduduk Usia Produktif Berkontribusi Positif terhadap Pengangguran di Kabupaten Banyumas

Mochammad Yuli Arifin et al., Pengaruh Pengeluaran Pemerintah Sektor Kesehatan, Pengeluaran...

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

STUDI FAKTOR PENENTU JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN

BAB III METODOLOGI. berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan kementrian terkait. Data yang

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

PENGARUH IMPOR DAN NILAI TUKAR TERHADAP INVESTASI LANGSUNG ASING DI INDONESIA (Studi pada Bank Indonesia Periode Kuartal I 2006 Kuartal IV 2013)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITAN. Lokasi pada penelitian ini adalah Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur.

BAB III METODE PENELITIAN. yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementrian Keuangan. Data

bawah ini. Untuk lebih membantu penulis dalam melakukan perhitungan yang tercermat dan akurat yang digunakan dengan menggunakan program SPSS versi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau,

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

SKRIPSI PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) TERHADAP BELANJA MODAL DENGAN PERTUMBUHAN EKONOMI SEBAGAI VARIABEL MODERATOR

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik (BPS) diakses dari diakses pada. tanggal 2 Februari 2016 pada jam WIB.

PENGARUH INVESTASI PMA / PMDN DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA SAMARINDA

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data time

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data sekunder tahunan

PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH DAN PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA BAUBAU LOCAL GOVERNMENT EXPENDITURE AND ECONOMIC GROWTH : A CASE OF BAUBAU CITY

BAB III METODE PENELITIAN. (independent variable) adalah sumber-sumber penerimaan daerah yang terdiri dari

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI JAWA BARAT TAHUN Oleh: Lastri Apriani Nurjannah

ANALISIS PENGARUH UPAH DAN PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENCARI KERJA DI INDONESIA

Oleh : PEBI ACHMAD FAUZI NPM

BAB III METODE PENELITIAN. tahun mencakup wilayah kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Timur.

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH TENAGA KERJA, DAN INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI KOTA SURAKARTA TAHUN

ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEMISKINAN, TENAGA KERJA DAN DESENTRALISASI FISKAL TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI EKS-KARESIDENAN SURAKARTA TAHUN

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perbedaan dari varian residual atas observasi. Di dalam model yang baik tidak

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Obyek dari penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah besarnya

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN JUMLAH UANG BEREDAR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI SURAKARTA TAHUN

METODE PENELITIAN. Cipondoh dan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang. Penentuan lokasi sebagai

Andreas M. Pelealu, Pengaruh Dana Alokasi Khusus...

METODE PENELITIAN. Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Kakao di Indonesia. Kegiatan penelitian ini

ANALISIS FAKTOR EKONOMI YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEMISKINAN PADA SAAT KRISIS DI KOTA SURABAYA. Ignatia Martha Hendrati* Hera Aprilianti** ABSTRACT

ANALAISIS PENGARUH PDRB, UMK, DAN PENGELUARAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP JUMLAH PENGANGGURAN TERDIDIK DI D.I YOGYAKARTA. Febriana Nur Rahmawati

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. independen dari listrik adalah satuan kilowatt (kwh), untuk minyak adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara, khususnya dalam

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KOTA SURAKARTA TAHUN

Analisis Pengaruh Cash Turnover, Receivable Turnover,

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan kuantitatif adalah suatu penelitian yang menekankan analisisnya pada

DAMPAK BELANJA DAERAH TERHADAP KETIMPANGAN ANTAR DAERAH DI PROVINSI JAMBI

METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Untuk memperjelas dan memudahkan pemahaman terhadap variabelvariabel

BAB III METODE PENELITIAN. dan pertumbuhan ekonomi adalah laporan keuangan pemerintah daerah

PENGARUH JUMLAH TENAGA KERJA, TINGKAT PENDIDIKAN PEKERJA DAN PENGELUARAN PENDIDIKAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI

ANALISIS DATA PANEL KETIMPANGAN PENDAPATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA TAHUN

ANALISIS DETERMINAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 17 No. 01 Tahun 2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menganalisis data, penulis menggunakan alat bantu komputer seperti paket

DAFTAR ISI Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 15

DESY NURJANAH B

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH PENDUDUK DAN TENAGA KERJA TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA JAWA TENGAH TAHUN 2014

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita diharapkan masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan, dan

semua data, baik variabel dependen maupun variable independen tersebut dihitung

Transkripsi:

ANALISIS KETIMPANGAN PEMBANGUNAN ANTAR KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA BARAT DAN KEBIJAKAN PENANGGULANNYA Oleh: Bakri, Syafrizal, Hasdi Aimon Abstract This study aims to analyze and determine the effect of: (1) economic growth for development inequality between districts / cities in West Sumatra, (2) investment towards development gaps between districts / cities in West Sumatra, (3) labor for development inequality between counties / town in West Sumatra and (4) fund balance to inequality of development between districts / cities in West Sumatra. This type of research is descriptive and associative. While this type of data is data documentary, source of data is secondary data as well as datashaped panel (combined data time series and cross-section). This research use analysis tool with Ordinary Least Squared (OLS). The study concluded that (1) Economic growth significant and positive impact on the inequality of development of West Sumatra province. (2) Investment inequality affects development of West Sumatra province significantly and positively. (3) Workers not significant impact on the inequality of development of West Sumatra province. (4) The fund balance inequality influence the development of West Sumatra province significantly and positively. Based on these results the policies that can be suggested is to increase government spending on productive expenditure such as construction of a strategic business region in order to increase the amount of capital investment as development. Keyword : development inequality, economic growth, invesment, labor, fund balance A. Pendahuluan Ketidakseimbangan dalam pem-bangunan ekonomi suatu daerah biasanya terjadi kalau hanya diserahkan kepada kekuatan-kekuatan mekanisme pasar. Perkembangan ekonomi daerah yang diserahkan pada kekuatan-kekuatan mekanisme pasar cenderung memperbesar ketidakmerataan pembangunan antar wilayah. Sebab dalam kenyataan, kegiatan dan perkembangan ekonomi lebih sering terjadi dan terkonsentrasi pada wilayah-wilayah tertentu saja. Sebaliknya, pada wilayah lain yang nampak terjadi hanyalah semakin ketertinggalan saja.

Pesatnya perkembangan ekonomi suatu wilayah akan kurang menguntungkan untuk wilayah-wilayah lainnya karena terjadi ketertarikan sumberdaya. Realitanya, tenaga kerja, modal, perdagangan akan mengalir pada wilayah-wilayah yang berkembang lebih cepat. Sebagai contoh, tenaga kerja produktif dan profesional akan bermigrasi ke wilayah-wilayah yang kegiatan ekonominya berkembang cepat. Mengalirnya sumberdayasumberdaya pada wilayah yang ekonominya berkembang pesat memperlambat berkembangnya wilayah-wilayah lain yang kehilangan sumberdaya seperti tenaga kerja, sumberdaya alam, dan modal. Salah satu provinsi di Indonesia yang tidak terlepas dari masalah ketimpangan pembangunan ini adalah Provinsi Sumatera Barat. Provinsi Sumatera Barat merupakan provinsi yang sedang melakukan pembangunan diberbagai sektor di dalam perekonomiannya saat ini. Ketimpangan pembangunan di Sumatera Barat dapat dilihat berdasarkan suatu indikator atau suatu indeks ketimpangan pembangunan yang salah satunya adalah indeks Williamson. Tabel 1 menunjukkan perkembangan indeks Williamson di Sumatera Barat dari tahun 2005-2012 serta faktor-faktor yang diduga mempengaruhinya. Berdasarkan Tabel tersebut dapat dilihat bahwa dari tahun 2005 tahun 2009, ketimpangan pembangunan di Sumatera Barat berdasarkan indeks Williamson tersebut turun akan tetapi meningkat dari tahun 2010 tahun 2014. Peningkatan ketimpangan pembangunan di Sumatera Barat ini diduga dikarenakan oleh faktor-faktor yang mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang diduga mempengaruhinya dalam penelitian ini adalah pertumbuhan ekonomi, investasi, tenaga kerja dan dana perimbangan. Peningkatan ketimpangan pembangunan pada tahun 2010-2014 ini diduga oleh kenaikan pertumbuhan ekonomi, investasi, tenaga kerja dan dana perimbangan. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada tahun 2010-2014 pertumbuhan ekonomi, investasi, tenaga kerja dan dana perimbangan memang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.

Dari keterangan di atas dapat dilihat bahwa ketimpangan pembangunan antara kabupaten/kota di Sumatera Barat selama periode penelitian dapat dikatakan secara umum mengalami peningkatan. Ketim-pangan pembangunan yang terjadi ini diduga akibat dari lemahnya atau kurang mampunya strategi yang dilakukan selama ini untuk mengatasi ketimpangan tersebut. Untuk itu perlu strategi yang pas dan cocok untuk mengatasi ketimpangan pembangunan sehingga ketimpangan ini benar-benar bisa dikurangi. Tabel 1 : Perkembangan Indeks Williamson, Pertumbuhan Ekonomi, Investasi dan Dana Perimbangan di Sumatera Barat dari Tahun 2005 2014 Tahun Indeks Williamson Pertumbuhan Ekonomi (%) Investasi (Juta Rupiah) Tenaga Kerja (Orang) Dana Perimbangan (Juta Rupiah) 2005 0,40 5,73 5.388.134 1.717.289 310.059,97 2006 0,39 6,14 5.604.646 1.808.275 536.517,12 2007 0,38 6,34 5.824.273 1.889.406 603.373,00 2008 0,38 6,88 6.131.890 1.956.378 742.743,87 2009 0,38 4,28 6.435.873 1.998.922 786.622,94 2010 0,41 5,93 7.161.096 2.041.454 769.696,97 2011 0,41 6,22 7.935.708 2.070.725 931.882,62 2012 0,41 6,39 8.504.652 2.037.642 1.143.895,85 2013 0,41 6,21 9.141.055 2.005.625 1.928.371,22 2014 0,41 7,63 9.473.812 2.058.492 2.182.912,12 Sumber : Badan Pusat Statistik dan DPKD Sumatera Barat B. Metode Penelitian Ketimpangan pembangunan antar kabupaten / kota di Sumatera Barat pada penelitian ini dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi, investasi, tenaga kerja dan dana perimbangan. Apabila pertumbuhan eko-nomi, investasi, tenaga kerja dan dana perimbangan tidak merata antara satu daerah dengan daerah lain, maka keadaan ini akan mendorong terjadinya kenaikan ketimpangan pembangunan antar kabupaten / kota di Sumatera Barat. Untuk melihat hubungan diantara berbagai variabel di atas, dapat diperlihatkan dalam bentuk kerangka konseptual di bawah ini.

Pertumbuhan Ekonomi (X 1 ) Investasi (X 2 ) Tenaga Kerja (X 3 ) Ketimpangan Pembangunan (Y) Dana Perimbangan (X 4 ) Gambar : Kerangka Konseptual C. Model Analisis Seperti yang dinyatakan dalam kajian teori, bahwa persamaan ketimpangan pembangunan dalam penelitian ini dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi, investasi, tenaga kerja dan dana perimbangan. Dimana bentuk persamaan fungsionalnya adalah sebagai berikut : Y = f (X 1, X 2, X 3, X 4 )... (1) Dalam ekonometrika, bentuk persamaan ketimpangan pembangunan di atas adalah berbentuk persamaan fungsional. Apabila dijadikan dalam bentuk persamaan struktur, bentuk fungsi tersebut menjadi sebagai berikut : Y = β 0 + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + µ... (2) dimana : Y = ketimpangan pembangunan X 1 = pertumbuhan ekonomi X 2 = investasi X 3 = tenaga kerja X 4 = dana perimbangan β 0 = konstanta β 1 = koefisien estimasi pertumbuhan ekonomi

β 2 β 3 β 4 u = koefisien estimasi investasi = koefisien estimasi tenaga kerja = koefisien estimasi dana perimbangan = error term D. Hasil dan Pembahasan 1. Uji Multikolinearitas Dari hasil uji multikolinearitas dengan metode Variance Inflation Factor (VIF), didapatkan nilai VIF seluruh variabel (G, T, Ms dan i) < 5. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pada model ini tidak terjadi persoalan multikolinearitas. Dengan arti kata pada penelitian ini tidak terdapat hubungan antara sesama variabel bebas (independent). 2. Uji Heterokedastisitas Dari hasil uji Heterokedastisitas dengan Uji Park, dapat diketahui seluruh variabel pada penelitian ini memiliki nilai t htiung < t tabel (2.57058). Nilai t tabel dicari pada α = 0,05 : 2 = 0,025 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-4 atau 9-4 = 5. Dengan pengujian 2 sisi (signifikansi = 0,025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2.57058. Oleh karena seluruh variabel pada penelitian ini memiliki nilai t htiung < t tabel, dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini tidak terjadi masalah heterokedastisitas. Dengan demikian seluruh variabel pada penelitian ini memiliki hubungan linear dengan residual (variabel diluar model). 3. Uji Autokorelasi Berdasarkan uji autokorelasi dengan uji Durbin-Watson (DW), nilai DW adalah 2,195764. Sedangkan dari Tabel DW dengan signifkansi 0,05 dan jumlah data (n) = 52, serta k = 4 (k=jumlah variabel bebas) diperoleh nilai dl = 1,38, du = 1,72, 4-dU = 2,28, 4-dL = 2,62. Karena nilai DW adalah 2,195764 berada pada daerah antara du dan 4-dU, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi. Dengan arti kata pada penelitian ini tidak terdapat korelasi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain.

4. Hasil Estimasi Model Regresi Berganda Dari hasil estimasi yang telah dilakukan didapat model persamaan ketimpangan pembangunan antar kabupaten / kota di Sumatera Barat sebagai berikut : Y = 0.216760 + 0.377842 X 1 + 0.436823 X 2 (4.965344) (3.129187) (3.346145) + 0.488053 X 3 + 0.649814 X 4... (3) (1.600067) (3.946193) R 2 = 0.751191 F-statistic = 32.45589 Dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan dan positif terhadap ketimpangan pembangunan Provinsi Sumatera Barat. Hal ini terlihat dengan nilai nilai t hitung pertumbuhan ekonomi terhadap ketim-pangan pembangunan > t tabel (3,129187 > 2,57058). Dengan arti kata bahwa pertumbuhan ekonomi yang meningkat di suatu daerah akan tetapi tidak diikuti oleh peningkatan pertumbuhan ekonomi di daerah lain maka akan menyebabkan ketimpangan pembangunan menjadi semakin tinggi, hal ini terjadi karena pada awal - awal pembangunan pelaku ekonomi suka berinvestasi pada daerah - daerah yang relatif maju sebab infrastruktur lengkap, banyak tenaga kerja yang terlatih, peluang bisnis tersedia sehingga daerah yang tadinya juga sudah maju akan semakin maju dan keadaan ini akan mendorong naiknya pertumbuhan ekonomi daerah maju. Daerah - daerah yang relatif tertinggal akan semakin ketinggalan sebab daerah tersebut memiliki banyak keterbatasan seperti tenaga kerja terdidik dan terlatif tidak tersedia, infrastruktur biasanya tidak memadai sehingga daerah ini akan semakin tertinggal. Oleh sebab itu, ketimpangan pembangunan akan semakin lebar. Jika tidak dibangun berbagai fasilitas dan faktor pendukung perekonomian di daerah tertinggal maka ketimpangan pembangunan akan tidak terhindarkan dan bahkan bisa menjadi semakin melebar.

Investasi mempengaruhi ketimpangan pembangunan Provinsi Sumatera Barat secara signifikan dan positif. Hal ini terlihat dari nilai t hitung investasi terhadap ketim-pangan pembangunan > t tabel (3.346145 > 2,57058). Kondisi ini mengartikan bahwa peningkatan investasi yang tidak merata antar berbagai daerah akan menyebabkan ada daerah yang relatif lebih maju akibat dari kegiatan investasi dan ada daerah yang relatif tidak maju akibat minimnya investasi yang terjadi. Hal ini akan mendorong tidak seimbangnya pembangunan yang terjadi. Apabila hal ini terus dibiarkan maka ketimpangan pembangunan yang terjadi antar daerah terutama pada kabupaten / kota di Sumatera Barat akan semakin melebar. Tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap ketimpangan pembangunan Provinsi Sumatera Barat. Hal ini terlihat dari nilai t hitung tenaga kerja terhadap ketimpangan pembangunan < t tabel (1.600067 < 2,57058). Hal ini menunjukkan bahwa walaupun ada daerah yang tenaga kerjanya relatif lebih banyak dibandingkan dengan daerah lain, keadaan ini tidak akan meningkatkan ketimpangan pembangunan antar daerah di Sumatera Barat. Kondisi ini dikarenakan masih banyaknya tenaga kerja yang belum tercatat seperti tenaga kerja yang bekerja di sektor informal. Sulitnya melacak keberadaan sektor informal sehingga sulit pula untuk menghitung berapa besar tenaga kerja yang diserap oleh sektor ini. Oleh karena itu, keadaan ini tidak mempengaruhi ketimpangan pembangunan antar daerah yang terjadi di Sumatera Barat. Dana perimbangan mempengaruhi ketimpangan pembangunan Provinsi Sumatera Barat secara signifikan dan negatif. Hal ini terlihat dari nilai t hitung dana perimbangan terhadap ketimpangan pem-bangunan > t tabel (3.946193 > 2,57058). Keadaan ini dikarenakan semakin banyak alokasi dana perimbangan untuk suatu daerah dibandingkan dengan daerah lain maka alokasi fiskal pada daerah tersebut akan semakin tinggi sehingga daerah tersebut akan bisa lebih leluasa dalam menggunakan anggarannya untuk berbelanja. Alokasi belanja pemerintah yang cukup ini akan mendorong pertumbuhan pada daerah tersebut melalui peningkatan produksi

barang dan jasa. Dengan demikian, daerah dengan alokasi dana perimbangan yang memadai akan dapat meningkatkan pertumbuhan daerah tersebut sedangkan daerah yang tidak memiliki alokasi dana perimbangan yang memadai akan dapat memperlambat pertumbuhan daerah tersebut sehingga kondisi ini akan dapat meningkatkan ketimpangan pembangunan. E. Penutup Hasil penelitian menyimpulkan bahwa (1) Pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan dan positif terhadap ketimpangan pembangunan Provinsi Sumatera Barat. (2) Investasi mempengaruhi ketimpangan pembangunan Provinsi Sumatera Barat secara signifikan dan positif. (3) Tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap ketimpangan pembangunan Provinsi Sumatera Barat. (4) dana perimbangan mempengaruhi ketimpangan pembangunan Provinsi Sumatera Barat secara signifikan dan positif. Berdasarkan hasil penelitian tersebut kebijakan-kebijakan yang dapat disarankan adalah meningkatkan pengeluaran pemerintah pada pengeluaran produktif seperti pembangunan kawasan usaha yang strategis guna meningkatkan jumlah investasi sebagai modal pembangunan. Dengan kebijakan ini investor akan tertarik menanamkan modalnya di daerah terutama pada daerah-daerah yang masih sedikit tersentuh investasi. Pemerintah daerah terutama pemerintah provinsi berusaha mengundang investor untuk menanamkan modalnya di Sumatera Barat terutama pada kabupaten/kota yang investasinya masih kurang. Adanya trade off antara pertumbuhan ekonomi di Indonesia dengan ketimpangan distribusi pendapatan maka pemerintah diharapkan mampu memfokuskan sasaran kebijakan yang tepat yakni memacu pertumbuhan dengan memperhatikan distribusi pendapatan. Hal ini dapat dilakukan dengan memperluas akses modal dan kesempatan kerja (mendorong meningkatnya sektor riil yang berorientasi masyarakat menengah kebawah seperti UMKM) yang dibarengi dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia seperti memberikan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat.

F. Daftar Pustaka Badan Pusat Statistik. (2002-2013). Sumatera Barat Dalam Angka. Jakarta : BPS. Irawan dan Suparmoko. (2002). Ekonomika Pembangunan, Yogyakarta: BPFE. Jhinghan. (2004). Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Kuncoro, Mudrajad. (2002). Analisis Spasial dan Regional, Studi Aglomerasi dan Kluster Industri Indonesia. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Sjafrizal. (2009). Teknik Praktis Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah. Jakarta : Baduose Media.. (2012). Ekonomi Wilayah dan Perkotaan. Jakarta : PT Raja Grafindo. Subri, Mulyadi. (2003). Ekonomi Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Tarigan, Robinson. (2004). Ekonomi Regional : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Bumi Aksara.. (2004). Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta : Bumi Aksara. Todaro, Michael P dan Stephen C. Smith. (2003). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. (Terjemahan). Jakarta: Erlangga.