BAB I PENDAHULUAN. mengalami suatu kegagalan dalam memperjuangkan kepentingannya sendiri,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA PENADAHAN DALAM PUTUSAN NO 376/PID.B/2015/PN.SMG

BAB 1 PENDAHULUAN. mengganggu ketenangan pemilik barang. Perbuatan merusak barang milik. sebagai orang yang dirugikan dalam tindak pidana tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya peradaban dunia, semakin memicu potensi. kejahatan manusia di dunia. Seiring dengan berkembanganya ilmu

BAB III. PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SEMARANG No. 376/Pid.B/2015/PN.SMG TENTANG TINDAK PIDANA PENADAHAN. 1. Pembentukan Pengadilan Negeri Semarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan-peraturan hukum yang telah ada di masyarakat wajib

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. terpuruknya sistem kesejahteraan material yang mengabaikan nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masyarakat, karena adanya pelanggaran atas ketentuan-ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. Hidup tenteram, damai, tertib serta berkeadilan merupakan dambaan setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya krisis moral. Krisis moral ini dipicu oleh ketidakmampuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kenyataan sekarang ini di Indonesia banyak ditemukan kasus kecelakaan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA DAN PENADAHAN. dasar dari dapat dipidananya seseorang adalah kesalahan, yang berarti seseorang

Kajian yuridis terhadap putusan hakim dalam tindak pidana pencurian tanaman jenis anthurium (studi kasus di Pengadilan Negeri Karanganyar)

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang dilarang atau diharuskan dan diancam dengan pidana oleh undang-undang,

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILA N NEGERI MEDAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PENGEDARAN MATA UANG PALSU

Penerapan Tindak Pidana Ringan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor 456/Pid.B/2013/PN.Kis)

BAB I PENDAHULUAN. lebih menciptakan rasa aman dalam masyarakat. bermotor dipengaruhi oleh faktor-faktor yang satu sama lain memberikan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan norma serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemeriksaan suatu perkara pidana di dalam suatu proses peradilan pada

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SANKSI PIDANA PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. nyata. Seiring dengan itu pula bentuk-bentuk kejahatan juga senantiasa mengikuti perkembangan

I. PENDAHULUAN. masing-masing wilayah negara, contohnya di Indonesia. Indonesia memiliki Hukum

BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1V ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI MEULABOH DALAM PUTUSAN NO.

PENDAHULUAN. perubahan dalam masyarakat Indonesia yang kemudian dikenal sebagai krisis

BAB I PENDAHULUAN. melanggar hukum perundang-undangan, baik hukum Islam maupun hukum

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruh yang cukup besar dalam membentuk perilaku seorang anak. 1

PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, menegaskan bahwa Negara Indonesia berdasarkan Negara hukum

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan di dalam masyarakat berkembang seiring dengan. tidak akan dapat hilang dengan sendirinya, sebaliknya kasus pidana semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan yang oleh hukum pidana dilarang dan diancam dengan pidana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV. A. Analisis Pertimbangan Hakim Terhadap Tindak Pidana Penipuan yang. Berkedok Lowongan Pekerjaan (Studi Direktori Putusan Pengadilan Negeri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, masyarakat semakin cepat

BAB I PENDAHULUAN. faktor sumber daya manusia yang berpotensi dan sebagai generasi penerus citacita

BAB I PENDAHULUAN. Perbuatan yang dianggap sebagai suatu tindakan melanggar hukum

BAB IV ANALISIS PUTUSAN HUKUM HAKIM DAN FIQIH JINAYAH DALAM PUTUSAN PENGADILAN NEGERI LAMONGAN NO:164/PID.B/ 2013/PN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum sebagaimana diatur

BAB IV ANALISIS HUKUM TENTANG PENELANTARAN ORANG DALAM LINGKUP RUMAH TANGGA DALAM PERSPEKTIF FIQH JINAYAH DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2004.

BAB I PENDAHULUAN. Kejahatan timbul dalam kehidupan masyarakat karena berbagai faktor

BAB IV ANALISIS FIKIH MURAFA AT TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TENTANG PENCURIAN HELM TOD YANG DIKENAKAN PASAL 362

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ATMAJAYA YOGYAKARTA

BAB IV. Perbuatan tindak pidana yang dilakukan oleh terdakwa dipandang. sebagai tindak kejahatan yang melanggar norma hukum.

II. TINJAUAN PUSTAKA. wajib untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. positif Indonesia lazim diartikan sebagai orang yang belum dewasa/

BAB I PENDAHULUAN. Penyelidikan merupakan bagian yang tidak dapat di pisahkan dari. penyidikan, KUHAP dengan tegas membedakan istilah Penyidik dan

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Tercatat 673 kasus terjadi, naik dari tahun 2011, yakni 480 kasus. 1

BAB I PENDAHULUAN. hukum, tidak ada suatu tindak pidana tanpa sifat melanggar hukum. 1

BAB I PENDAHULUAN. atau terjepit maka sangat dimungkinkan niat dan kesempatan yang ada

BAB IV. A. Analisis Pertimbangan Hakim pada Putusan Pengadilan Negeri Jombang No.23/Pid.B/2016/PN.JBG tentang Penggelapan dalam Jabatan

BAB I PENDAHULUAN. Ketentuan Pasal 184 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

yang tersendiri yang terpisah dari Peradilan umum. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PRAPERADILAN SEBAGAI UPAYA KONTROL BAGI PENYIDIK DALAM PERKARA PIDANA

I. PENDAHULUAN. hukum serta Undang-Undang Pidana. Sebagai suatu kenyataan sosial, masalah

BAB I PENDAHULUAN. tercipta pula aturan-aturan baru dalam bidang hukum pidana tersebut. Aturanaturan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Didalam proses perkara pidana terdakwa atau terpidana

BAB I PENDAHULUAN. terjadi kasus pidana anak dibawah umur yang menyebabkan kematian, baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum, maka

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa maupun media elektronik seperti televisi dan radio.

BAB IV ANALISIS TENTANG SANKSI PIDANA ATAS PENGEDARAN MAKANAN TIDAK LAYAK KONSUMSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik di dunia maupun di akhirat. Manifestasi dari tujuan ini adalah

Direktori Putusan Pengadilan Negeri Sibolga pn-sibolga.go.id

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda. Itu sebabnya dalam keseharian kita dapat menangkap berbagai komentar

P U T U S A N NOMOR 747/PID/2014/PT MDN. Pekerjaan : Nelayan. Terdakwa ditahan dalam Rumah Tahanan Negara oleh:

BAB I PENDAHULUAN. dengan itu juga kejahatan banyak bermunculan di negeri ini dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan kepada setiap anggota masyarakat yang terkait dengan. penipuan, dan lain sebagainya yang ditengah masyarakat dipandang

BAB I PENDAHULUAN. negara, yang mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

dikualifikasikan sebagai tindak pidana formil.

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI LAMONGAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PEMERASAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK

I. PENDAHULUAN. Kepolisian dalam mengemban tugasnya sebagai aparat penegak hukum

BAB I PENDAHULUAN. bernegara diatur oleh hukum, termasuk juga didalamnya pengaturan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Kekerasan seksual pada anak, yaitu dalam bentuk pencabulan

BAB IV. Dasar Pertimbangan Hakim Terhadap Putusan Pengadilan Negeri. Pidana Hacker. Negeri Purwokerto No: 133/Pid.B/2012/PN.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Dasar Pertimbangan Hakim dalam Menjatuhkan Pidana. Bagaimanapun baiknya segala peraturan perundang-undangan yang siciptakan

METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah yang digunakan dalam proses pengumpulan dan penyajian

UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG [LN 2007/58, TLN 4720 ]

BAB I PENDAHULUAN. pengadilan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum. pemeriksaan di sidang pengadilan ada pada hakim. Kewenangan-kewenangan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari segi kualitas dan kuantitas. Kualitas kejahatan pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum acara pidana dan hukum pidana merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan. Hukum acara pidana adalah

I. PENDAHULUAN. Perdagangan orang (traficking) terutama terhadap perempuan merupakan pengingkaran terhadap

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

I. PENDAHULUAN. Pembunuhan berencana dalam KUHP diatur dalam pasal 340 adalah Barang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Praperadilan merupakan lembaga baru dalam dunia peradilan di

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan pengguna jalan raya berkeinginan untuk segera sampai. terlambat, saling serobot atau yang lain. 1

BAB I PENDAHULUAN. (rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). Indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

I. PENDAHULUAN. didasarkan atas surat putusan hakim, atau kutipan putusan hakim, atau surat

BAB I PENDAHULUAN. kurang atau tidak memperoleh kasih sayang, asuhan bimbingan dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kejahatan pada dasarnya ditekankan kepada perbuatan menyimpang dari ketentuan-ketentuan umum atau peraturan-peraturan hukum yang berlaku dalam suatu negara. Perbuatan yang menyimpang itu berasal dari perkembangan kepentingan bagi setiap individu, yang dalam rangka usaha untuk memenuhi kepentingannya sendiri, tetapi tidak semua orang atau kelompok dapat menyesuaikan diri dengan peraturan-peraturan hukum yang berlaku dalam suatu negara tersebut. Jika seseorang atau kelompok tersebut mengalami suatu kegagalan dalam memperjuangkan kepentingannya sendiri, maka seseorang atau kelompok tersebut bisa saja melakukan suatu tindakan yang menyimpang dari peraturan-peraturan hukum yang berlaku. Hal tersebut bisa menimbulkan atau mengakibatkan kerugian pada orang lain serta masyarakat umum, maka perbuatan itu dapat dikatakan sebagai suatu tindak kejahatan. Kejahatan dalam bentuk pencurian terhadap harta benda tidak akan tumbuh subur apabila tidak ada yang menampung hasil curian itu, bendabenda curian itu tidak mungkin dimiliki dan disimpan sendiri, maka disinilah 1

2 peranan seorang penadah hasil pencurian terhadap harta benda sangat diperlukan. 1 Adanya penadah sebagai penampung kejahatan pencurian memberikan kemudahan bagi si pelaku untuk mendapatkan keuntungan, sehingga pelaku pencurian tidak harus menjual sendiri hasil curiannya kepada konsumen tetapi dapat disalurkan kepada penadah, permasalahan yang timbul itu, baik berupa pelanggaran terhadap tata karma kehidupan bermasyarakat maupun aturan-aturan hukum untuk menciptakan suatu fenomena yang bertentangan dengan kaidah moral dan kaidah susila serta aturan-aturan hukum. 2 Hukum merupakan salah satu bidang yang keberadaannya sangat esensial sifatnya untuk menjamin kehidupan bermasyarakat dan bernegara, apalagi negara Indonesia adalah negara hukum, yang berarti bahwa setiap perbuatan aparat harus berdasar pada hukum, serta setiap warga negara harus menaati hukum. Salah satu tindak pidana terhadap harta kekayaan yang masih sering menimbulkan kejahatan adalah tindak pidana penadahan yang diatur dalam pasal 480 KUHP. Hal ini dikarenakan salah satu unsur penadahan yang sering dibuktikan oleh Jaksa Penuntut Umum dalam praktik persidangan sehari-hari adalah unsur culpa, yang berarti bahwa si pelaku penadahan dapat dianggap patut harus dapat menyangka asalnya barang dari kejahatan dan jarang dapat dibuktikan bahwa si penadah tahu benar hal itu (asal-usul barang). Dalam hal 1 Lamintang, Delik-Delik Khusus Kejahatan terhadap Harta Kekayaan (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), 130. 2 Ibid., 132.

3 ini, maksud untuk mendapatkan keuntungan merupakan unsur dari semua penadahan. Dalam KUHP sendiri terdapat pasal-pasal yang menjelaskan mengenai tindak pidana yang dimaksud, antara lain berupa tindak pidana kejahatan penadahan yaitu jenis tindak pidana kejahatan yang bertujuan untuk menguntungkan diri sendiri dan merugikan orang lain dengan cara merampas barang milik orang lain, dan diberikan kepada penadah tersebut. Untuk penadah (Pasal 480 KUHP), tindak kejahatan yang ditetapkan selamalamanya 4 (Empat) tahun. Unsur penting pasal ini adalah tersangka atau terdakwa harus mengetahui atau patut dapat menyangka bahwa barang itu berasal dari kejahatan. Di sini terdakwa tidak perlu tahu dengan pasti asal barang itu dari kejahatan apa (pencurian, penggelapan, penipuan, pemerasan, uang palsu, atau lain-lain), akan tetapi sudah cukup apabila ia patut dapat menyangka (mengira, menduga, mencurigai) bahwa barang itu bukan barang legal. Untuk membuktikan unsur ini memang agak sulit, akan tetapi dalam praktek biasanya dapat dilihat dari keadaan atau cara diperolehnya barang itu, misalnya dibeli dengan harga di bawah harga pasaran atau harga normalnya, dibeli pada waktu malam hari atau secara sembunyi-sembunyi yang menurut ukuran di tempat itu memang mencurigakan. Barang asal dari kejahatan misalnya berasal dari pencurian, penggelapan, penipuan, pemalsuan uang, dan lain-lain.

4 Tindak pidana penadahan dapat berdiri sendiri tanpa terlebih dahulu mengungkap tindak pidana asal, untuk dapat tidaknya seseorang disangka melakukan tindak pidana penadahan, maka terlebih dahulu harus jelas tindak pidana asalnya, dari mana barang penadahan itu berasal, jadi penyidik terlebih dahulu harus membuktikan tindak pidana asalnya sebelum menjadikan seseorang sebagai tersangka dalam kasus tindak pidana penadahan. Secara umum kasus tindak pidana penadahan ini sering terjadi di dalam masyarakat, mengetahui bahwa tindakan tersebut merupakan tindak pidana kejahatan, akan tetapi sebagian dari masyarakat cenderung mengabaikannya disebabkan oleh kurangnya kesadaran dan ketaatan hukum masyarakat, sehingga perbuatan tersebut cenderung untuk diabaikan. Dalam hukum pidana Islam terdapat tiga delik jari>mah yaitu, jari>mah hudu>d, jari>mah qishash dan diyat, dan jari>mah ta zi>r adalah semua perbuatan yang berkaitan dengan kepentingan dan kemaslahatan umum. Misalnya, melakukan tindak pidana di muka bumi seperti pencurian, penadahan, penyelundupan, dan lain-lain. 3 Dengan kejahatan tindak pidana penadahan termasuk jarimah ta zi>r, dimana jarimah ta zi>r asas legalitasnya tidak diterapkan begitu teliti dan ketat. Hal ini didasarkan bahwa pada jarimah ta zi>r hakim memiliki kewenangan yang luas untuk menetapkan suatu jarimah dan hukumannya sesuai dengan tuntutan kemaslahatan. Pada jarimah ta zi>r ini, al-qur an dan 3 Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam (Jakarta: Sinar Grafika, 2005), 252.

5 al-hadits tidak menetapkan secara terperinci, baik bentuk jarimah maupun hukumannya. Oleh karena itu, hakim boleh memberikan hukuman terhadap pelaku kejahatan yang belum ada aturannya (jari>mah ta zi>r) jika tuntutan kemaslahatan menghendakinya. 4 Tindak pidana kejahatan ini terjadi ketika terdakwa Manuella putri Widayanti pada hari sabtu tanggal 18 April 2015 sekira pukul 19.00 Wib. bertempat di belakang Kampus Universitas Sebelas Maret Surakarta terdakwa membeli 1(satu) buah Handphone Blackberry Tyepe Dakota 9900 warna putih nomor pin 28176FC nomor IMEI 354279058012271 dari saksi Jodik septiawan (dalam berkas tersendiri) seharga Rp. 800.000,- (delapan ratus ribu rupiah) dan saat terdakwa membeli handphone tersebut tanpa dilengkapi dengan dos bukunya berikut kelengkapan kainnya (hanya unit handphone saja / batangan). Bahwa harga pasaran umum handphone Blackberry type Dakota 9900 tersebut adalah sekitar kurang lebih Rp 1.400.000,- (satu juta empat ratus ribu rupiah) sehingga dengan harga yang jauh dari harga pasaran umum tersebut maka sudah sepatutnya terdakwa ketahui dan menduga bahwa HP Blackberry yang dibelinya tersebut merupakan barang hasil kejahatan namun terdakwa tetap membelinya dan hal tersebut terdakwa lakukan karena terdakwa merasa diuntungkan dengan harga murah bisa memiliki HP yang harganya masih tinggi di pasaran pada umumnya. 4 Enceng Arif Faizal, Kaidah Fiqh Jinayah (Asas-Asas Hukum Pidana Islam), (Bandung: Bani Quraisy, 2004), 48

6 Dalam putusan hakim menyatakan terdakwa Manuella Putri Widayanti tersebut telah terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana penadahan dan menjatuhkan pidana terhadap terdakwa, dengan pidana penjara 4 (empat) bulan yang semula hukumannya 4 (empat) tahun penjara. Melalui latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji permasalahan hokum dengan judul: Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Tindak Pidana Penadahan Barang Elektronik dalam Putusan no.376/pid.b/2015/pn.smg. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah landasan hukum yang digunakan hakim Pengadilan Negeri Semarang dalam menyelesaikan perkara tindak pidana penadahan sesuai dengan hukum pidana Islam dan perundang-undangan yang berlaku, serta tinjauan hukum pidana Islam tentang tindak pidana tersebut. B. Identifikasi dan Batasan Masalah Dari paparan Latar Belakang diatas maka pokok yang akan dikaji dalam pembahasan ini adalah : 1. Tindak pidana penadahan berdasarkan pasal 480 KUHP. 2. Tindak pidana penadahan ditinjau dari hukum pidana Islam. 3. Sanksi yang diterapkan bagi pelanggar Pasal 480 KUHP tentang penadahan. 4. Sanksi yang diterapkan bagi pelanggar Pasal 480 KUHP tentang penadahan dalam hukum pidana Islam.

7 5. Pertimbangan hakim dalam memutus perkara Nomor 376/pid.B/2015/PN SMG. Adapun batasan maslaah dalam pembahasan ini adalah: 1. Pertimbangan hakim dalam memutus perkara Nomor 376/pid.b/2015/pn smg tentang penadahan. 2. Tinjauan hukum pidana Islam terhadap putusan nomor 376/pid.b/2015/pn smg tentang tindak pidana penadahan berdasarkan pasal 480 KUHP. C. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dapat diangkat berdasarkan latar belakang di atas adalah: 1. Bagaimana pertimbangan hukum hakim dalam putusan no. 376/Pid.B/2015/PN.Smg tentang penadahan barang elektronik? 2. Bagaimana tinjauan hukum pidana Islam terhadap pertimbangan hakim dalam putusan no. 376/Pid.B/2015/PN.Smg tentang penadahan barang elektronik? D. Kajian Pustaka Kajian pustaka ini pada dasarnya adalah deskripsi ringkas tentang sebuah kajian atau penelitian yang pernah dilakukan di seputar masalah yang akan diteliti, sehingga terlihat jelas bahwa kajian ini bukan merupakan pengulangan atau duplikasi dari penelitian yang pernah ada. 5 Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan topik yang akan 5 Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam UIN Sunan Ampel Surabaya, Petunjuk Teknis Penulisan Skripsi, Surabaya: 2014, 8.

8 diteliti dengan penelitian sejenis yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Dalam skripsi terdahulu yang berjudul Tindak Pidana Penadahan dengan Sistem Gadai ditinjau dari Fiqh Jinayah: Studi Putusan No. 293/PID.B/2013/PN.MKT yang disusun oleh Arassy Wardani membahas tentang hukum hakim dalam putusan No.293/Pid.B/2013/PN.Mkt tentang tindak pidana penadahan dengan sistem gadai dan ditinjau dari segi fiqh jinayah. 6 Pada skripsi yang berjudul Tinjauan Hukum Pidana terhadap Perkara Penadahan Mobil (Studi Kasus Pengadilan Negeri Surakarta) yang ditulis oleh Eka Sulistya Nugraha Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta 2009. Dari studi kasus yang dilakukan oleh Eka ini, Majelis hakim menetapkan terdakwa dalam putusan Nomor 39/Pid.B/2007/PN.Ska telah melanggar Pasal 480 ayat (1) KUHP yang menjatuhkan putusan dengan pidana penjara 1 (satu) tahun dan 1 (satu) bulan, yang dalam hal ini lebih ringan dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum. Walaupun putusan yang dijatuhkan lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum. 7 Dalam skripsi lain yang berjudul Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Penadahan Kendaraan Bermotor hasil Pencurian dan Upaya Penerapan/Penegakan Hukumnya: Studi Kasus di Kepolisian Resort Kota Medan yang disusun oleh Muhammad Andre Nasution. Dalam skripsi ini 6 Arassy Wardani, Tindak Pidana Penadahan Dengan Sistem Gadai ditinjau dari Fiqh Jinayah: Studi Putusan No. 293/PID.B/2013/PN.MKT (Skripsi-UIN Sunan Ampel, Surabaya, 2014) 7 Eka Sulistya Nugraha, Tinjauan Hukum Pidana Terhadap Perkara Penadahan Mobil: Studi Kasus Pengadilan Negeri Surakarta (Skripsi-Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2009)

9 membahas tentang bagaimana pengaturan tindak pidana pencurian dan penadahan dalam hukum positif di Indonesia dan juga upaya penanggulangan tindak pidana pencurian dan penadahan terhadap kendaraan motor di Medan. 8 Sedangkan dalam penelitian ini, penulis ingin mengkaji bagaimanakah bentuk sanksi pidana, bagi pelaku penadahan yang diatur di dalam Pasal 480 KUHP, yang membedakan skripsi ini berbeda dengan skripsi lainnya adalah Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah landasan hukum yang digunakan hakim Pengadilan Negeri Semarang dalam menyelesaikan perkara tindak pidana penadahan sesuai dengan hukum pidana Islam dan perundang-u ndangan yang berlaku, serta tinjauan hukum pidana Islam tentang tindak pidana tersebut. E. Tujuan Penelitian Setiap penulisan ilmiah tentu memiliki tujuan pokok yang akan dicapai atas pembahasan materi tersebut. Oleh karena itu, penulis merumuskan tujuan penelitian skripsi sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pertimbangan hakim terhadap putusan nomor 376/pid.b/2015/pn smg tentang penadahan pencurian elektronik 2. Untuk mengetahui tinjauan hukum pidana Islam terhadap putusan nomor 376/pid.b/2015/pn smg tentang penadahan pencurian barang elektronik 8 Muhammad Andre Nasution, Tinjauan Yuridis terhadap Tindak Pidana Penadahan Kendaraan Bermotor hasil Pencurian dan Upaya Penerapan/Penegakan Hukumnya :Studi Kasus di Kepolisian Resort Kota Medan (Skripsi- Universitas Sumatera Utara, 2011)

10 F. Kegunaan Hasil Penelitian Adapun kegunaan dari penulisan skripsi ini mencakup kegunaan teoritis dan kegunaan praktis, yaitu: 1. Kegunaan teoritis untuk memberikan sumbangan, pemikiran, dan ilmu pengetahuan hukum pidana guna mendapatkan data secara obyektif melalui metode ilmiah dalam memecahkan setiap masalah yang ada, khususnya masalah yang berkaitan dengan tindak pidana penadahan. 2. Kegunaan praktis untuk menambah wawasan pengetahuan dan bahan tambahan bagi perpustakaan atau bahan informasi kepada seluruh pihak yang berkompeten mengenai analisis pemidanaan tindak penadahan. G. Definisi Operasional Dalam hal ini, penulis akan terlebih dahulu menjelaskan tentang definisi oprasional terkait judul Tinjauan Hukum Pidana Islam terhadap tindak pidana penadahan barang elektronik dalam studi putusan no.376/pid.b/2015/pn.smg 1. Hukum pidana Islam: perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh syarak yang diancam oleh Allah swt dengan hukuman hudud atau ta zir, seperti tindak pidana penadahan dikenakan hukuman jarimah ta zir. 2. Penadahan adalah suatu tindak pidana dimana seseorang dengan maksud menguntungkan dirinya atau orang lain dengan melanggar hukum, menerima hasil dari pencurian dengan maksud menguntungkan dirinya dengan hasil yang jauh dari pasaran.

11 3. Putusan pengadilan negeri Semarang Nomor 376/Pid.B/2015/PN.Smg adalah pernyataan hakim yang diucapkan dalam sidang terbuka yang dapat berupa pemidanaan, kurungan penjara selama 5 (lima) bulan dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan sementara serta menurut cara yang diatur dalam undang-undang. H. Metode Penelitian Penelitian ini dapat digolongkan dalam jenis penelitian kualitatif dengan prosedur penelitian yang akan menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis dari dokumen, Undang-undang dan artikel yang dapat ditelaah. Untuk mendapatkan hasil penelitian akurat dalam menjawab beberapa persoalan yang diangkat dalam penulisan ini, maka penulis menggunakan metode sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian normatif yaitu metode penelitian hukum yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka. Dalam hal ini, penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi tindak pidana penadahan dalam putusan Pengadilan Negeri Semarang nomor 376/pid.B/2015/PN Smg. Metode berfikir yang digunakan adalah metode berfikir deduktif (cara berfikir dalam penarikan kesimpulan yang ditarik dari sesuatu yang sifatnya umum yang sudah dibuktikan bahwa dia benar dan kesimpulan itu ditujukan untuk sesuatu yang sifatnya khusus). Dalam kaitannya dengan penelitian normatif disini akan digunakan beberapa

12 pendekatan, yaitu pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konsep (conceptual approach). 2. Teknik pengumpulan data Jenis penelitian ini adalah library research atau studi kepustakaan. Studi kepustakaan merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari suatu penelitian. Teori-teori yang mendasari masalah dan bidang yang akan diteliti dapat ditemukan dengan melakukan studi kepustakaan. Melalui studi kepustakaan juga dapat diperoleh informasi tentang penelitian sejenis atau yang ada kaitannya dengan penelitian, ataupun penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, sehingga dapat memanfaatkan semua informasi dan pemikiran-pemikiran yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. 3. Data yang dikumpulkan Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research). Penelitian dilakukan terhadap buku-buku rujukan yang membahas tentang tindak pidana kejahatan mengenai penadahan dan data-data tentang proses penadahan, bentuk sanksi pelaku penadahan berdasarkan Pasal 480 KUHP dan bentuk sanksi berdasarkan Hukum pidana Islam. 4. Sumber data Berdasarkan asal sumbernya, data dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.

13 a. Data Primer Data primer merupakan data yang bersifat utama dan penting yang memungkinkan untuk mendapat sejumlah informasi yang diperlukan dan berkaitan dengan penelitian yaitu putusan Pengadilan Negeri Semarang Nomor: 376/Pid.B/2015/Pn.Smg. b. Data sekunder Data sekunder merupakan data yang bersifat membantu atau menunjang dalam melengkapi dan memperkuat serta memberikan penjelasan mengenai sumber data primer, seperti dokumentasi, bukubuku serta apapun yang berkaitan dengan obyek penelitian, diantaranya: 1) Lamintang, Delik-Delik Khusus Kejahatan Terhadap Harta Kekayaan 2) Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam 3) Jaih Mubarok, Enceng Arif Faizal, Kaidah Fiqh Jinayah 4) Zainuddin Ali, Hukum Pidana Islam 5) Rahmat Hakim, Hukum Pidana Islam (Fiqih Jinayah) 5. Teknik Pengumpulan data Sesuai dengan bentuk penelitian yakni kajian pustaka (Library Research), maka penelitian ini dilakukan menggunakan: a. Teknik dkumentasi yaitu tekhnik mencari data dengan cara membaca dan menelaah dokumen, dalam hal ini dokumen putusan Pengadilan Negeri Semarang No. 376/Pid.B/2015/PN. Smg.

14 b. Teknik Kepustakaan yaitu dengan cara mengkaji literature atau buku yang berkaitan dengan objek penelitian. 6. Teknik Pengolahan Data Penulis akan memaparkan dan mendeskripsikan semua data yang penulis dapatkan dengan tahapan sebagai berikut: a. Organizing: Suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan, pencatatan, dan penyajian fakta untuk tujuan penelitian. b. Editing: Kegiatan memperbaiki kualitas data (mentah) serta menghilangkan keraguan akan kebenaran/ ketepatan data tersebut. c. Analyzing: yaitu menganalisis pertimbangan hukum Hakim terhadap tindak pidana penadahan dalam putusan No.376/Pid.B/2015/PN.Smg 7. Teknik Analisis Data Penulisan ini menggunakan teknik deskriptif analisis Verivikatif, yaitu teknik analisa yang menggambarkan data sesuai dengan apa adanya dalam hal ini data tentang dasar dan pertimbangan hukum hakim dalam putusan pengadilan negeri Semarang Nomor No.376/Pid.B/2015/PN.Smg kemudian dianalisa dan diverifikasi dengan teori hukum pidana Islam. I. Sistematika Pembahasan Untuk mengarah tercapainya tujuan pembahasan skripsi, maka penulis membuat sistematika pembahasan skripsi yang terdiri dari lima bab. Masingmasing bab berisi pembahasan sebagai berikut:

15 Bab pertama, penulis mengemukakan latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab kedua, penulis menguraikan tentang Teori Jari>mah ta z>ir yang terdiri dari: Pengertian Jarima>h ta z>ir, Dasar hukum Jarima>h ta z>ir, tujuan sanksi Jarima>h ta z>ir, macam-macam Jarima>h ta z>ir, dan Sanksi perbuatan Jarima>h ta z>ir, dan teori penadahan. Bab ketiga, penulis menguraikan tentang putusan Pengadilan Negeri Semarang yang di mana pada bab ini akan berisi tentang deskripsi perkara 376/Pid.B/2015/PN.SMG, serta pertimbangan hukum yang digunakan hakim dalam memutus perkara 376/Pid.B/2015/PN.SMG tentang penadahan. Bab keempat, pada bab ini penulis ingin menjabarkan tentang analisis terhadap putusan Pengadilan Negeri Semarang tentang sanksi pelaku penadahan, dan analisis hukum pidana Islam terhadap tindak pidana penadahan dalam putusan No.376/Pid.B/2015/PN.Smg. Bab kelima, pada bab ini merupakan bagian terakhir dari penyusunan skripsi yang berisi kesimpulan dan saran.