BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa dan mewujudkan perkembangan nasional juga

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Pesatnya perkembangan pembangunan di Indonesia di sektor produktif

BAB I PENDAHULUAN. dibidang asuransi. Mulai sejak zaman sebelum masehi yaitu pada masa kekaisaran

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, baik kesejahteraan jasmani maupun kesejahteraan rohani. Namun di dalam

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintah yang baik (good governance) adalah mengenai

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 1964 TENTANG DANA KECELAKAAN LALU-LINTAS JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hakikat sebagai makhluk sosial. Proses interaksi tersebut bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. saat ini mempermudah masyarakat untuk mengalihkan risiko yang kemungkinan. kemudian hari kepada lembaga pengasuransian.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini sudah mengalami perkembangan yang begitu pesat akan

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah kendaraan yang semakin meningkat khususnya kendaraan bermotor,

FAKULTAS HUKUM REGULER MANDIRI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN BUPATI PESISIR SELATAN NOMOR 60 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu kita perlu memahami tentang asuransi. Kebutuhan akan

BAB I PENDAHULUAN. tidak dikelola dengan baik. Disamping itu, perusahaan asuransi juga padat dengan

Tanggung Jawab Pengangkut di Beberapa Moda Transportasi

VICKRY REZA SALLAMANDA NIM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1964 TENTANG DANA PERTANGGUNGAN WAJIB KECELAKAAN PENUMPANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG BESAR SANTUNAN DAN SUMBANGAN WAJIB DANA KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNIVERSITAS TOMPOTIKA LUWUK

BAB I PENDAHULUAN. tempat ketempat lainnya dengan cepat. Hampir tidak ada lagi tempat-tempat yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Data Kepolisian RI 2011, kecelakaan lalu lintas jalan sepanjang

BAB I PENDAHULUAN. pengusaha sedapat mungkin dituntut untuk dapat mengembangkan dan

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Jalan adalah sarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi adalah salah satu bidang kegiatan yang sangat vital dalam

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas jalan yang tidak bertambah dan ketidak disiplinan para penggunanya

APLIKASI PENGOLAHAN DATA DIVISI PELAYANAN KLAIM PT. JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG PALEMBANG MENGGUNAKAN BORLAND DELPHI 2007 DAN SQL SERVER 2008

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG GANTI KERUGIAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PROSEDUR PEMBERIAN SANTUNAN ASURANSI TERHADAP KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO) PERWAKILAN TINGKAT I MEDAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1964 TENTANG DANA PERTANGGUNGAN WAJIB KECELAKAAN PENUMPANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. suatu peristiwa yang tidak terduga semula, misalnya rumahnya terbakar, barangbarangnya

BAB I PENDAHULUAN. atau aktivitas kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari zaman kehidupan

GANTI RUGI DALAM ASURANSI KECELAKAAN PENUMPANG ANGKUTAN UDARA KOMERSIAL

PELAKSANAAN ASURANSI SOSIAL PADA PT JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG MEDAN TERHADAP KORBAN KECELAKAAN PENUMPANG DALAM LALU LINTAS PENGANGKUTAN DARAT

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SP...LINAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kota adalah prasarana transportasi jalan. Transportasi darat merupakan prasarana

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan dirinya dalam perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya penduduk seiring dengan berjalannya waktu, berdampak

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 33 TAHUN 1964 (33/1964) Tanggal: 31 DESEMBER 1964 (JAKARTA)

Perlindungan Hukum Sesuai Dengan Undang-undang No.8 BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran BAB I PENDAHULUAN

Jurnal FASILKOM Vol.3 No.2, 1 Oktober 2005 ANALISA SISTEM INFORMASI PERMOHONAN DANA SANTUNAN. Riya Widayanti

BAB I PENDAHULUAN. hanya satu, yaitu PT. Pos Indonesia (Persero). Menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 38 Tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya tekhnologi transportasi dan telekomunikasi. Perkembangan

SISTEM INFORMASI IURAN WAJIB ASURANSI KENDARAAN UMUM PADA PT. JASA RAHARJA (PERSERO) PALEMBANG MENGGUNAKAN BORLAND DELPHI 2007 DAN SQL SERVER 2008

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hidup pada era modern seperti sekarang ini, mengharuskan manusia

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perekonomian negara. Pada dasarnya bank itu melaksanakan tugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN EVITA KARINA PUTRI JATUHNYA PESAWAT AIR ASIA DENGAN NOMOR PENERBANGAN QZ8501

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini sektor perbankan mendapatkan perhatian yang sangat besar dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menjalankan fungsi dan kewenangan pemerintah daerah

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan meningkatnya transaksi perdagangan luar negeri. Transaksi

BAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dan strategis dalam cakupan upaya pencapaian

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 5.1 Peranan Asuransi Dalam Pengembangan Pengangkutan Udara Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi informasi dalam kegiatan bisnisnya. Penggunaan teknologi informasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. kerja agar mampu mandiri dan bersaing. Diantara salah satu aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamb

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Ojek Online (GO-JEK)

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat. Terbukti dengan semakin banyaknya berdiri asuransi-asuransi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelaksanaan Indonesia Insurance Summit 2005 dan Munas / kongres Asosiasi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam masalah dan tugas tugas yang menuntut perhatian di mana hal ini

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan suatu pekerjaan sering dijumpai kendala-kendala yang

TANGGUNG JAWAB HUKUM PT ASURANSI JASA INDONESIA DALAM MENYELESAIKAN KLAIM ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG DI LAUT

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menggambarkan budaya bangsa. Kalau buruk cara kita berlalu lintas maka

BAB I PENDAHULUAN. kurang cepat atau kurang benar. Penderita cedera berat harus mendapatkan

IMPLEMENTASI TEPAT PELAYANAN SANTUNAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS JALAN DI KANTOR JASA RAHARJA SIDOARJO

2013, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negar

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan moda transportasi massal yang murah, efisien, dan cepat.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian hukum normatif-empiris, yaitu penelitian

WEBSITE SAMSAT DIY PELAYANAN KAMI URUSAN KAMI PERPANJANGAN KBM (5 TAHUN) Kendaraan Mutasi dari Dalam Daerah. Penggantian BPKB Hilang

BAB III TINJAUAN TEORI. 1. Pengertian Asuransi dan Pengaturannya. a. Pengertian Asuransi

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan sarana dan prasarana transportasi itu sendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, melalui pajak tersebut Pemerintah mampu membiayai pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua instansi terkait (stakeholders) bertanggung jawab di bidang jalan;

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini mengenai pertanggungjawaban Pemerintah Kota Bandung

II. TINJAUAN PUSTAKA. KUH Perdata di mana PT KAI sebagai pengangkut menyediakan jasa untuk mengangkut

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan pada khususnya mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Sebagai daerah otonom, maka daerah berhak untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. Mobil Penumpang (emp) adalah faktor yang menunjukkan pengaruh berbagai tipe

BAB I PENDAHULUAN. Izin penyelenggaraan angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian yang telah

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.1186/HK.402/DRJD/2002

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola dasar pembangunan nasional meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan bangsa dan mewujudkan perkembangan nasional juga pembangunan seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan yang dilakukan bangsa Indonesia meliputi berbagai bidang kehidupan diantaranya ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan. Dalam era globalisasi ini, bidang ekonomi telah menempatkan diri dalam perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan pembangunan tersebut dilakukan dengan menggunakan kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. oleh sebab itu perkembangan tersebut mendorong masyarakat baik secara individu atau kelompok untuk senantiasa berkompetisi dalam kaitannya dengan kehidupan khususnya dalam kegiatan perekonomian yang pada akhirnya menuntut tingkat mobilitas yang semakin tinggi. Adanya mobilitas masyarakat yang sangat tinggi berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam pemenuhannya masyarakat sangat menginginkan kemudahan didalam semua aspek, oleh karena itu masyarakat melakukan berbagai upaya didalam memenuhi kebutuhan tersebut, salah satunya dalam penggunaan transportasi. Transportasi merupakan sarana yang sangat membantu masyarakat dalam melakukan kegiatannya sehari-hari. Salah satu alat transportasi adalah transportasi darat yang identik dengan lalu lintas di jalan raya 1

2 perlu senantiasa dikembangkan potensinya dan ditingkatkan peranannya sebagai penghubung wilayah, penunjang, pendorong dan penggerak pembangunan nasional demi kesejahteraan masyarakat. Dengan meningkatnya kebutuhan akan transportasi, jumlah dari kendaraan bermotor juga semakin bertambah, hal ini dapat menjadi pemicu terjadinya peristiwa kecelakaan lalu lintas. didukung dengan fasilitas jalan raya yang tidak bertambah dan kurangnya tingkat kedisiplinan berlalu lintas maka potensi tingkat kecelakaan lalu lintas tersebut semakin bertambah sampai saat ini. Pada peristiwa kecelakaan lalu lintas dapat menyebabkan jatuhnya korban baik luka ringan maupun luka berat bahkan hingga meninggal dunia. Jika peristiwa kecelakaan lalu lintas tersebut terjadi maka akan membutuhkan biaya pengobatan maupun pemakaman. Pada dasarnya, setiap warga negara harus mendapatkan perlindungan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan dari kecelakaan lalu lintas. Pemerintah telah memberikan jaminan sosial melalui Undang-Undang No. 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan wajib kecelakaan penumpang menurut pasal 3 ayat (1) huruf : a. Tiap penumpang yang sah dari kendaraan bermotor umum, kereta api, pesawat terbang, perusahaan penerbangan nasional dan kapal perusahaan perkapalan/pelayaran nasional, wajib membayar iuran melalui pengusaha/pemilik yang bersangkutan untuk menutup akibat keuangan disebabkan kecelakaan penumpang dalam perjalanan.

3 b. Penumpang kendaraan bermotor umum di dalam kota dibebaskan dari pembayaran iuran wajib. c. Iuran wajib tersebut pada sub a di atas digunakan untuk mengganti kerugian berhubung dengan: I. kematian II. III. cacat tetap, akibat dari kecelakaan penumpang, dan Penggantian biaya perawatan biaya rumah sakit bagi korban yang mengalami cidera luka-luka Demikian juga dengan Undang-Undang No. 34 Tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan, pada pasal 2 ayat (1) Pengusaha/pemilik alat angkutan lalu lintas jalan diharuskan memberi sumbangan wajib setiap tahun. Pada ayat (2) berbunyi Jumlah sumbangan wajib tersebut ditentukan berdasarkan Peraturan Pemerintah. Adapun pihak yang mengelola dana tersebut adalah PT. Jasa Raharja (Persero). [Undang Undang Nomor 33 dan 34 Tahun 1964 ] PT. Jasa Raharja (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara yang diamanahkan untuk mengelola program asuransi sosial sesuai dengan undangundang no.33 tahun 1964 Peraturan Pemerintah No.17 tahun 1965 tentang dana pertanggungan wajib kecelakaan penumpang dan Undang Undang No. 34 tahun 1964 dan Peraturan Pemerintah No.18 tahun 1965 tentang dana kecelakaan lalu lintas jalan, senantiasa berupaya meningkatkan kualitas pelayanannya kepada masyarakat agar santunan yang diberikan kepada korban kecelakaan alat angkutan umum dan kecelakaan lalu lintas jalan dirasakan meningkat. Kedua undangundang tersebut mengamanahkan kepada jasa raharja untuk menghimpun dana dari masyarakat untuk membayar santunan melalui dua sumber, yakni pertama

4 pengutipan iuran wajib atau (premi) dari setiap penumpang alat angkutan umum baik di darat, laut,udara, sungai, danau dan penyebrangan yang besarannya sudah di satukan dengan harga tiket. Kedua, pengutipan SWDKLLJ atau Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (premi) dari para pemilik kendaraan bermotor yang di bayarkan oleh pemilik kendaraan pada saat pendaftaran atau perpanjangan STNK setiap tahunnya di kantor SAMSAT seluruh Indonesia. Dalam pemberian dana santunan kepada masyarakat yang mengalami kecelakaan lalu lintas telah dilindungi dalam undang-undang Nomor 34 Tahun 1964, dimana besaran dana santunan ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI No. 36/PMK.010/2008 tentang Besaran Santunan dan Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan Menteri Keuangan Republik Indonesia. [Peraturan Menteri Keuangan Nomor 36 dan 37 Tahun 2008] Namun terjadinya peningkatan laju inflasi perekonomian serta biaya kesehatan membuat besaran dana santunan yang diberikan kepada korban kecelakaan lalu lintas memerlukan penyesuaian kembali. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk menulis laporan tugas akhir dengan judul Analisa Kelayakan Besaran Dana Santunan bagi Korban Kecelakaan Lalu Lintas oleh PT. Jasa Raharja (Persero) Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI No. 36 Dan 37 /PMK.010/2008.

5 B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini mempunyai rumusan masalah apakah besaran dana santunan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan (Peraturan Menteri Keuangan RI No.36 dan 37 /PMK.010/2008) sudah memadai untuk mengurangi beban ekonomi korban kecelakaan lalu lintas yang membantu kelangsungan hidup korban dan ahli waris korban? C. Tujuan dan Manfaat Penilitian a. Tujuan penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besaran dana santunan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan (Peraturan Menteri Keuangan RI No. 36 dan 37 /PMK.010/2008) sudah memadai untuk mengurangi beban ekonomi korban kecelakaan lalu lintas yang membantu kelangsungan hidup korban dan ahli waris korban.` b. Manfaat penelitian a. Bagi peneliti Adapun manfaat dari penelitian adalah : 1. Menambah pengetahuan peneliti dalam bidang yang diteliti baik secara teoritis maupun aplikasi. 2. Menambah pengetahuan penulis tentang Kelayakan Besaran Dana Santunan bagi Korban Kecelakaan Lalu Lintas oleh PT. Jasa Raharja (Persero) Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI No.36 dan 37 /PMK.010/2008.

6 b. Bagi Instansi Sebagai bahan masukan dan pertimbangan kantor bagian pelayanan untuk meningkatkan pelayanan dalam memberikan bantuan santunan kepada setiap korban maupun ahli waris yang mengalami musibah kecelakaan lalu lintas. c. Bagi Peneliti yang akan datang Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang berminat terhadap kajian tersebut. D. Metode Penelitian 1. Lokasi dan Jadwal Kegiatan Penelitian ini dilakukan di PT. Jasa Raharja (Persero) pada Kantor Perwakilan Tk. I Medan, Jl.Bambu 2 NO 96 Medan. Dalam kegiatan survey ini dilakukan pengumpulan data yang berkaitan dengan kelayakan dana santunan. Untuk lebih jelasnya jadwal kegiatan ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut. Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Jadwal kegiatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini No Kegiatan Minggu ke 1 2 3 4 5 6 1 Persiapan 2 Pengumpulan data 3 Penulisan Laporan

7 Dalam kegiatan pengumpulan data, penulis melakukan riset Pada PT. Jasa Raharja Kantor Perwakilan TK. 1 Medan selama beberapa minggu terhitung dari tanggal 03 Maret 11 April 2014. 2. Sumber Data Sumber data yang menjadi pedoman bagi penulis dbagi dalam dua sumber, yaitu : a. Data Primer, yaitu : data yang diperoleh dengan cara mendatangi langsung ke objek penelitian, dimana data yang diperoleh dari lapangan, wawancara dan tanya jawab. b. Data Sekunder, yaitu : data yang diperoleh dari sumber-sumber lain dalam bentuk laporan atau publikasi yang diambil dari perusahaan maupun dari luar perusahaan, seperti : buku-buku, surat kabar dan media lainnya yang relevan dengan masalah yang diteliti. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Penelitian yang dilakukan dengan membaca buku, majalah dan bacaan lainnya yang berhubungan dengan objek yang diteliti. Data yang dikumpulkan peneliti merupakan data sekunder, yaitu data yang paling mendekati pada permasalahan yang diteliti. b. Penelitian Lapangan (Field Research)

8 Penelitian langsung terhadap objek yang diteliti untuk mendapatkan data yang diperlukan. Data ini merupakan data primer yang diperoleh melalui : 1. Wawancara, yaitu : Tanya jawab yag dilakukan oleh peneliti terhadap pihak yang berwenang untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. 2. Dokumentasi, yaitu : Data yang diperoleh dari perusahaan secara langsung. 4. Metode Analisis Data Metode yang digunakan adalah Metode Deskriptif. Metode Deskriptif adalah Metode analisa dengan terlebih dahulu mengumpulkan data, menyusun, menggunakan, mengklarifikasikan, serta menginterpretasikan data sehingga memberikan gambaran jelas bagaimana Kelayakan Besaran Dana Santunan bagi Korban Kecelakaan Lalu Lintas oleh PT. Jasa Raharja (Persero) Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI No. 36 dan 37 /PMK.010/2008. E. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan Laporan Tugas Akhir ini dapat diuraikan sebagai berikut:

9 BAB I. PENDAHULUAN Dalam Bab ini menjelaskan secara ringkas mengenai Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Manfaat dan Tujuan Penelitian, serta memaparkan Metode Penelitian yang terdiri dari Jadwal dan Lokasi Survei, Sumber dan Teknik Pengumpulan data, Metode Analisis Data, dan Sistematika Penulisan. BAB II. PROFIL INSTANSI Dalam Bab ini diuraikan mengenai Sejarah Ringkas, Visi dan Misi, Struktur Organisasi, Job Discription, dan Kegiatan Usaha. BAB III. PEMBAHASAN Dalam Bab ini membahas tentang penelitian yang dilakukan penulis pada Kantor PT. Jasa Raharja (Persero) pada Bagian pelayanan berkaitan dengan kelayakan Besaran Dana Santunan bagi Korban Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI No. 36 dan 37 /PMK.010/2008. BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN Dalam Bab ini menjelaskan kesimpulan menyeluruh sesuai dengan topik penelitian dan kemudian menguraikan saran yang relevan dengan kesimpulan.