BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia terus melakukan komunikasi yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian secara teratur dan sistematis, mulai dari tahap perencanaan,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan era globalisasi serta tumbuh dan berkembangnya berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. atau menghasilkan kembali sesuatu yang telah kita pelajari. Secara sederhana,

BAB I PENDAHULUAN. data dari JLPT (Japannese Language Proficiency Test) yang menyatakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nia Kurniawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang dapat disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, khususnya bahasa asing akan mempermudah komunikasi serta. memperlancar hubungan kerjasama dengan bangsa lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Proses pemerolehan bahasa dialami manusia sejak lahir. Seorang bayi

BAB I PENDAHULUAN. lain. Untuk menjalin hubungan tersebut diperlukan suatu alat komunikasi. Alat

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikembangkan keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi lisan

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai macam informasi yang diterima dari seseorang kepada orang lain. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raysha Amanda, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cukup meningkat. Hal ini, didasarkan akan kebutuhan masyarakat akan. pentingnya bahasa asing itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. maupun tulisan. Menurut Haviland (dalam Fahrin, 2012), bahasa adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ridha Wulan Kartika, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fadhillatunisa Salsabilla, 2013

BAB l PENDAHULUAN. Dalam mempelajari bahasa ada 4 kemampuan yang harus dikuasai yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Keempat keterampilan tersebut berkaitan satu sama lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Terampil berbahasa sangat penting dikuasai.

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembelajaran diartikan sebagai suatu sistem yang di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan sikap (Dimyanti dan Mudjiono, 1999:157). Dari pengertian tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia,

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

BAB I PENDAHULUAN. eksternal diantaranya adalah keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. penting karena melalui bahasa manusia dapat berinteraksi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia berperan dalam. menumbuhkembangkan kemampuan berfikir kritis dan logis pada peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran yang baik akan terlaksana jika pembelajaran mengacu

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk berkomunikasi antar manusia. Bahasa sebagai alat. mempunyai kemampuan berbahasa yang baik.

Bab 1. Pendahuluan. tersebut dituangkan melalui bahasa. (Sutedi, 2003: 2). pada masyarakat untuk belajar bahasa Jepang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arin Rukniyati Anas, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara merupakan aktivitas kehidupan manusia normal yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa lain atau bahasa kedua yang dikenal sebagai pengetahuan yang baru.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana untuk berkomunikasi antarmanusia. Bahasa sebagai alat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya berlangsung dalam suatu proses yang mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. siswa memperoleh keahlian praktis untuk berkomunikasi, yakni membaca, menulis,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah satu alat komunikasi yang disampaikan seseorang ke orang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jihan Ade Daties, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sarana interaksi sosial karena memiliki peran sentral dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipungkiri, karena pembelajaran tidak akan berhasil tanpa adanya bahasa

dengan konteks komunikasi yang harus dikuasai oleh pemakai bahasa Standar kompetensi berbicara kelas X semester 2 Sekolah Menengah Atas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hesti Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. ide, gagasan, pikiran dan perasaan seseorang. Bahasa juga digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. ke jenjang menengah itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan

2014 PENERAPAN METODE MENULIS BERANTAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan berbahasa tidak terlepas dari empat komponen keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum bahasa Jepang dengan bahasa Indonesia memiliki perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi. Dengan berkomunikasi segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu bahasa yang wajib di kuasai. Terbukti dengan

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan keterampilan berbahasa siswa. Keterampilan berbahasa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. termasuk juga dalam berkomunikasi. Tarigan (1993:2) menyebutkan. membuat kalimat dan berkomunikasi. Begitu pula sebaliknya, semakin

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32).

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. murid (Sagala, 2012:61). Pembelajaran juga merupakan sebuah upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. skills) yaitu: keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan ini, manusia tidak pernah telepas dari kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. keterampilan hidup (life skills) yang harus dikuasai. Bahasa sebagai alat untuk dapat berinteraksi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuli Yuliani Disfana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terjalin komunikasi antar manusia. Disamping itu manusia

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Fungsi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia berdasarkan Kurikulum

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang berlangsung tanpa kehadiran bahasa. Bahasa sangat diperlukan dalam

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia terus melakukan komunikasi yang dimaksudkan untuk menyampaikan maksud atau sesuatu hal yang diinginkan. Komunikasi yang selama ini dilakukan bisa secara lisan atau pun tulisan. Dalam berkomunikasi pun membutuhkan keterampilan berbahasa yang baik agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penyampaian pesan dan juga dapat dipahami oleh lawan bicara. Seseorang dikatakan memiliki kemampuan berbahasa yang baik jika ia telah menguasai dan memahami dengan baik empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu menulis, membaca dan menyimak, dan berbicara, sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Widdowson (1978) Orang dipandang mampu berbahasa jika ia telah menguasai empat keterampilan berbahasa. Di dunia pendidikan pun sudah banyak yang memasukan materi/ pelajaran bahasa dalam kurikulumnya terlepas dari entah itu sekolah bahasa, sekolah umum atau sekolah dengan kelas jurusan tertentu, mengingat banyak aspek atau kegiatan yang membutuhkan penggunaan bahasa yang baik dan benar. Terlebih di era globalisasi seperti sekarang ini, dengan banyaknya pihak asing yang menanamkan modal atau juga kegiatan mulai dari pendidikan, lapangan pekerjaan, bisnis dan lain halnya, dibutuhkan pula kepandaian dalam berbahasa asing agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penyampaiannya. Interaksi di luar (lapangan) akan lebih banyak dilakukan dan akan lebih mengutamakan kemampuan berkomunikasi secara langsung.

2 Akan tetapi, melihat kenyataan yang terjadi, empat keterampilan berbahasa yang telah dipelajari atau diajarkan, terkadang kurang diterapkan secara maksimal oleh si pembelajar bahasa asing. Salah satunya adalah pembelajar bahasa asing di SMK (Sekolah Menengah Kejuruan). Banyak siswa-siswi di SMK yang menganggap pembelajaran bahasa bukan merupakan hal yang terpenting karena mereka lebih terfokus pada jurusan yang diambil dalam sekolah kejuruan tersebut. Terlebih materi dari pembelajaran bahasa asing di SMA atau SMK lebih berbentuk materi yang secara keseluruhan, dibanding dengan tingkat perkuliahan atau universitas, yang masing-masing keterampilan berbahasa tersebut memiliki spesifikasinya masing-masing yang memang harus dipelajari, dan juga waktu pembelajaran bahasa di SMA atau SMK yang sedikit sehingga membutuhkan usaha yang ekstra agar materi mudah untuk ditangkap. Sementara pada kenyataannya, mengingat SMK merupakan sekolah yang menjadikan muridnya sebagai siswa yang siap terjun dan akan banyaknya bidang pekerjaan atau juga perusahaanperusahaan asing yang membutuhkan jasa mereka, sangat disayangkan jika kemampuan bahasa mereka hanya terbatas pada membaca dan menulis. Hal itulah yang nantinya bisa menjadi kendala dan hambatan mereka dalam bekerja. Terlebih disaat kemampuan berkomunikasi itu nantinya dibutuhkan. Banyak media pembelajaran juga yang dipakai agar kemampuan dan keterampilan berbicara semakin sering dilakukan. Tentunya harus menarik sehingga memacu minat untuk terus melatih keterampilan berbicara. Salah satunya dengan media visual atau gambar. Warningsih (2004:144) menjelaskan bahwa sebuah media visual mempunyai fungsi beragam yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Fungsi dari media visual antara lain gambar sebagai bahan atau media untuk menerangkan ilustrasi (identifikasi kata, identifikasi grammatikal,

3 media menggambarkan gesture, mimik dan juga situasi), gambar sebagai stimulus untuk berbicara (bisa juga untuk mengungkapkan pendapat), gambar sebagai media untuk membantu mengingat. Story Pictures atau cerita bergambar biasa digunakan sebagai media pembelajaran. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Aan Kusdiana berjudul Dramatisasi Cerita Bergambar Untuk Mengembangkan Kompetensi Dasar Berekspresi Sastra di Sekolah Dasar (2006), disimpulkan bahwa pembelajaran dramatisasi cerita bergambar membantu siswa dalam mengekspresikan sastra. Kemampuan siswa mengekspresikan cerita, intonasi percakapan, gerak tubuh dan kelancaran pemeranan tokoh semakin terasah dengan cerita bergambar. Siswa mudah untuk menangkap materi dan lebih tertarik untuk memahami pembelajaran. Cerita bergambar yang memiliki gambar sebagai ilustrasi, alur cerita, gambaran mimik, situasi dan lainnya sangat membantu dalam menangkap materi pembelajaran. Cerita bergambar yang memiliki alur cerita dan juga gambar yang menarik, pun bisa memacu motivasi dari pembelajar untuk menceritakan isi dari alur cerita gambar, dengan kata lain pembelajaran terpacu untuk mengungkapkan cerita dan belajar berkomunikasi. Dan dengan alasan itulah diharapkan membantu kesulitan dari pembelajaran bahasa dalam berkomunikasi. Maka hal ini pula yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian dengan judul Penggunaan Media Story Pictures dalam Pembelajaran Kaiwa (Penelitian terhadap Anggota Nihon Kurabu SMKN I Cimahi). B. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan, maka rumusan penelitian ini yaitu:

4 1. Bagaimana merencanakan pembelajaran keterampilan berbicara (kaiwa) dengan menggunakan media story pictures? 2. Apakah penggunaan story pictures berpengaruh pada peningkatan keterampilan berbicara (kaiwa) dalam bahasa Jepang? 3. Bagaimana tanggapan siswa terhadap pengajaran keterampilan berbicara (kaiwa) dengan menggunakan media story pictures? Agar permasalahan yang diteliti lebih jelas dan tidak meluas, maka dalam penelitian ini penulis membatasi masalah sebagai berikut : 1. Peneliti hanya akan meneliti perencanaan pembelajaran keterampilan berbicara (kaiwa) dengan menggunakan media story pictures. 2. Peneliti hanya akan meneliti pengaruh penggunaan story pictures dalam meningkatkan keterampilan berbicara dalam bahasa Jepang. 3. Peneliti hanya akan meneliti tanggapan siswa terhadap pengajaran keterampilan berbicara (kaiwa) dengan menggunakan media story pictures. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini penulis memiliki dua kelompok tujuan, yakni tujuan umum dan khusus. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui data empiris tentang penggunaan media story pictures sebagai teknik pembelajaran berbicara. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran keterampilan berbicara (kaiwa) dengan menggunakan media story pictures. 2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan story pictures dalam meningkatkan keterampilan berbicara dalam bahasa Jepang.

5 3. Untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pengajaran keterampilan berbicara (kaiwa) dengan menggunakan media story pictures. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak. Adapun manfaaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara umum : Dapat digunakan untuk membantu permasalahan yang sama dalam proses berbicara dalam suatu bahasa terlebih untuk melatih kemampuan berbicara, mencari kefektifan. 2. Bagi peneliti : melihat dan menemukan sebuah solusi dalam kesulitan untuk pengajaran keterampilan berbicara (kaiwa) sehingga membantu dalam proses pengajarannya. Dan juga sebagai sumbangan atau bahan rujukan bagi pengajar. 3. Bagi pengajar : dapat memanfaatkan media sebagai media ajar agar pemahaman atau juga maksud dari diadakan penelitian (dalam hal ini keterampilan berbicara atau kaiwa) tersampaikan. 4. Bagi siswa : memudahkan untuk pemahaman dan juga keterampilan dalam berbicara (kaiwa) sehingga memiliki kemampuan berbahasa yang baik sesuai dengan penilaian/ tolak ukur seseorang menguasai suatu bahasa D. Anggapan Dasar Anggapan dasar adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya perlu dibuktikan lagi (Surakhmad, 1989:67) Anggapan dasar dari penelitian ini adalah media story pictures merupakan salah satu media yang digunakan untuk membantu siswa dalam penerimaan pemahaman materi dalam pembelajaran keterampilan berbicara (kaiwa).

6 E. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan dalam menginterpretasikan makna dari kata-kata atau istilah yang digunakan dalam penelitian ini penulis mencoba mendefinisikan istilah sebagai berikut : 1. Story Pictures Story Pictures atau cerita bergambar menurut Marcell Boneff mengikuti istilah cerpen (cerita pendek) yang sudah terlebih dahulu digunakan. Tetapi menilik kembali pada kelahiran komik yang memiliki pengertian susunan gambar dan kata-kata untuk menceritakan sesuatu atau mendramatisasi suatu ide, cerita bergambar tak lagi harus bergantung kepada cerita tertulis. 2. Pembelajaran Menurut Gagne, Briggs (Krisna: 2009) pengertian pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. 3. Berbicara (kaiwa) Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan (Tarigan,1981:6). F. Hipotesis Hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya harus di uji secara empiris (Nazir, 1988:182). Dari pengertian tersebut, maka penulis memiliki hipotesis sebagai berikut,

7 HK : adanya perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan berbicara siswa dengan mengunakan media story pictures dalam pembelajaran kaiwa. G. Metode Penelitian 1. Jenis Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen sebenarnya atau true experiment. Eksperimen adalah observasi di bawah kondisi buatan (artifial condition), dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur si peneliti (Nazir, 1988:74). Dengan demikian, penelitian eksperimental dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol. Dalam metode eksperimen sebenarnya, terdapat kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang diberikan perlakuan khusus dengan menggunakan media story pictures dalam pembelajaran sedangkan kelas kontrol digunakan sebagai kelas perbandingan yang tidak menggunakan media story pictures dalam pembelajaran. 2. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi merupakan kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan atau dengan kata lain jumlah keseluruhan dari objek penelitian. Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Nihon Kurabu SMKN I Cimahi. Sampel merupakan perwakilan atau bagian dari populasi. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik random atau dipilih secara acak yang akan dilakukan pada siswa siswi anggota Nihon Kurabu (NK) SMKN I Cimahi

8 3. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006:160). Adapun instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut : a. Tes Tes diberikan hanya satu kali, yaitu kepada kelas eksperimen yang dilakukan setelah siswa mendapatkan perlakuan dengan menggunakan media story pictures dan kepada kelas yang kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan. Tes ini dilakukan untuk melihat perbedaan antara kelas yang mendapat perlakuan dan kelas yang tidak mendapat perlakuan. b. Angket Angket dilakukan dengan tujuan untuk mendapat informasi dengan kesulitan kesulitan dalam mempelajari kaiwa dengan story pictures dan juga berbagai aspek lain yang menunjang dalam penelitian ini. H. Variabel penelitian 1. Variabel X dimana variable ini merupakan hasil belajar dari penggunaan media story pictures dalam pembelajaran. 2. Variabel Y dimana ini merupakan hasil belajar tanpa menggunakan media story pictures dalam pembelajaran. I. Sistematika Pembahasan BAB I PENDAHULUAN

9 Dalam Bab ini diuraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Perumusan Masalah dan Batasnya, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Anggapan Dasar dan Hipotesis, Metode Penelitian, serta Sistematika Pembahasan BAB II LANDASAN TEORITIS Dalam Bab ini penulis menguraikan berbagai landasan teoritis yang mencakup teori-teori yang menunjang dan menjadi dasar dari pemakaian media story pictures dalam pembelajaran. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada Bab ini diuraikan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Pengolahan Data BAB IV ANALISIS DATA Bab ini menguraikan tentang Hasil pengolahan Data Tes dan Angket. BAB V KESIMPULAN Dalam Bab ini merupakan simpulan mengenai gambaran umum hasil penelitian dan saran-saran.