BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
Bab 9 Teori Rasio Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERTEMUAN 6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Alat analisis laporan keuangan H A S B I A N A D A L I M U N T H E S E., M. A K

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS KEUANGAN. o o

Analisis Laporan Keuangan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 4 Analisis Ratio

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

III. METODOLOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

ANALISIS RASIO KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

BAB II LANDASAN TEORI

MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Manajemen Keuangan ANALISIS RASIO KEUANGAN : PT. HOLCIM tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 11 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

TIME SERIES ANALYSIS DARI LAPORAN KEUANGAN PT. UNILEVER INDONESIA Tbk. TRIWULAN REKRUTMEN FINANCIAL ASSISTANT COMMUNITY

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II URAIAN TEORITIS

Dalam menganalisa laporan keuangan terdapat beberapa metode yang bisa dijadikan tolak ukur untuk menilai posisi keuangan perusahaan antara lain:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata "to manage" yang dapat diterjemahkan dalam

ANALISIS KEUANGAN. 1) faktor kritis dalam analisis rasio keuangan, 2) mempelajari bagaimana analisis rasio keuangan tersebut dipergunakan dan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Analisa Laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini berjudul Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Employee

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KOMPARATIF RASIO KEUANGAN ANTARA PT HM SAMPOERNA,TBK & PT GUDANG GARAM,TBK. Erbina Meliana Purba 1 Lisa Marlina 2 ABSTRACT

RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS PADA PT. KALBE FARMA BEKASI

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

Bab 3 Analisis Rasio Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

Analisa Rasio Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

MEET 05 FOR E LEARNING ANALISA RASIO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB IV. Analisis dan Pembahasan. dan 2012 terdapat analisis keuangan sebagai berikut :

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. PT. Kimia Farma Tbk merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tiga laporan utama, (1) Neraca, (2) Laporan laba rugi, dan (3) Laporan arus kas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2008:7). Laporan keuangan perusahaan bertujuan untuk meringkaskan hasil kegiatan untuk jangka waktu tertentu. Laporan keuangan menjadi sangat penting karena memberikan input (informasi) yang bisa dipakai dalam pengambilan keputusan. Ada tiga jenis laporan keuangan (Brealay 2008: 56) yaitu: 1. Neraca. Neraca dalah Laporan keuangan yang memperlihatkan kekayaan perusahaan pada titik waktu tertentu.. Neraca disusun berdasarkan persamaan: Asset = Kewajiban + Modal Saham. Sisi kiri laporan neraca meringkaskan asset yang dimiliki oleh perusahaan sementara sisi kanan dari laporan neraca meringkaskan kewajiban perusahaan, yang merupakan sumber dana yang dipakai untuk membeli aset tersebut 2. Laporan laba rugi. Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang memperlihatkan pendapatan operasional, beban operasional, dan laba atau rugi yang diperoleh perusahaan sepanjang suatu periode waktu. 3. Laporan Arus kas. Laporan arus kas meringkas aliran kas masuk dan keluar perusahaan untuk jangka waktu tertentu. dan laporan keuangan yang menjelaskan perubahan pada kas atau setara kas pada periode tertentu (Stice, 2005 : 285) Ada tiga bagian besar dari laporan arus kas yaitu: aliran kas dari kegiatan operasional, aliran kas dari kegiatan innvestasi dan aliran kas dari kegiatan pendanaan.

2.1.2 Analisis Rasio Keuangan 2.1.2.1 Pengertian Rasio Keuangan Laporan keuangan umumnya menyediakan data mentah, dan membutuhkan manajer keuangan untuk mengolahnya sehingga dapat menjadi sebuah informasi yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan. Analisis Laporan keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan rasiorasio keuangan. Rasio Keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya (Van Horne, 2005: 202). Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi dan kinerja perusahaan. Dari rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan. Hasil rasio keuangan ini juga digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam satu periode, apakah sudah mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya. Rasio keuangan dapat juga menilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif. Menurut Kasmir (2008 : 105) analisis keuangan suatu perusahaan, dengan menggunakan rasio keuangan dapat digolongkan sebagai analisis: 1. Rasio neraca: yaitu rasio yang membandingkan angka-angka yang hanya bersumber dari neraca 2. Rasio laporan laba rugi: yaitu rasio yang membandingkan angkaangka yang hanya bersumber dari laporan laba rugi 3. Rasio antarlaporan: yaitu rasio yang membandingkan angka-angka dari dua sumber (data campuran) baik yang ada di neraca, maupun yang ada di laporan laba rugi

2.1.2.2. Bentuk-bentuk Rasio Keuangan Teknik analisis keuangan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan sangat umum dilakukan oleh perusahaan, untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan saat ini. Setiap rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan, dan arti tertentu. Banyak peneliti membagi rasio keuangan dalam berbagai jenis rasio. Bentuk- bentuk rasio keuangan menurut beberapa ahli adalah: yaitu: Menurut J. Fred Wetson (2004 :202), rasio keuangan ada tiga jenis 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio), terdiri dari: a) Rasio lancar (Current Ratio) b) Rasio perputaran kas c) Rasio utang terhadap kekayaan bersih 2. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio), yang terdiri dari: a) Rasio laba bersih b) Tingkat laba atas penjualan c) Tingkat laba atas akuntansi 3. Rasio Efisiensi ( Activity Ratio),Terdiri dari: a) Waktu pengumpulan piutang b) Perputaran persediaan ( Inventory Turn Over) c) Rasio aktiva terhadap nilai bersih (Total Asset Turn Over) d) Rasio Perputaran investasi keuangan yaitu: James C Van Horne (2005:204) Mengemukakan empat bentuk rasio 1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) terdiri dari: a) Rasio lancar (Current Ratio) b) Rasio sangat lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio) c) Rasio Perputaran Kas 2. Rasio Leverage a) Total utang dibandingkan dengan total aktiva atau rasio utang (Debt Ratio) b) Jumlah kali perolehan bunga (Times Interest Earned) c) Lingkup arus kas (Cash Flow Coverage) 3. Rasio Aktivitas (Activity Ratio) a) Perputaran sediaan (Inventory Asset Turn Over) b) Rata-rata jangka waktu penagihan/ perputaran piutang (Avarage Collection Period) c) Perputaran total aktiva (Total Asset Turn Over)

4. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio) a) Margin laba bersih b) Pengembalian investasi c) Pengembalian ekuitas 1. Rasio Likuiditas Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek (Van Horne, 2005:205). Artinya, apabila hutang perusahaan ditagih oleh kreditur, maka perusahaan akan mampu memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo. Rasio Likuiditas berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada pihak di luar perusahaan maupun di dalam perusahaan. Jenis-jenis rasio likuiditas (Van Horne, 2005:207) adalah: a. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio lancar atau current ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia utnuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Penghitungan rasio lancar dilakukan dengan membandingkan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar.

Aktiva lancar (current asset) merupakan harta perusahaan yang dapat dijadikan uang dalam waktu singkat (maksimal satu tahun). Komponen aktiva lancar meliputi kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persediaan, biaya dibayar di muka, pendapatan yang masih harus diterima, pinjaman yang diberikan, dan aktiva lancar lainnya. Utang lancar (current liabilities) merupakan kewajiban perusahaan jangka pendek (maksimal satu tahun). Artinya utang ini segera harus dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun. Komponen utang lancar terdiri dari utang dagang, utang bank yang akan jatuh tempo dalam 1 tahun, utang wesel, utang gaji, utang pajak, utang dividen, biaya diterima dimuka, utang jangka panjang yang sudah hampir jatuh tempo, serta utang jangka pendek lainnya. Rasio Lancar dapat dirumuskan sebagai berikut: Rasio Lancar = Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun bila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan sedang baik, hal ini dapat terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin. b. Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio) Rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat lancar atau acid test ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva

lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory). Artinya nilai sediaan kita abaikan dengan cara dikurangi dari nilai total aktiva lancar. Hal ini dilakukan karena sediaan dianggap memerlukan waktu relatif lama untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya. Rasio Cepat dapat dirumuskan sebagai berikut: Rasio Cepat = Jika rasio cepat suatu perusahaan rendah, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan itu harus menjual persediaannya untuk melunasi hutang jangka pendek, dan sulit untuk menjual persediaan dengan cepat dan dengan harga normal, sehingg perusahaan harus menjualnya dibawah harga pasar yang akan mengakibatkan kerugian. 2. Rasio Leverage Rasio leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. Rasio yang berkaitan dengan utang adalah rasio solvabilitas, yang merupakan kebalikan dari rasio leverage. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajiban baik jangka pendek, maupun jangka panajang, bila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Apabila rasio leverage suatu perusahaan tinggi, hal ini akan berdampak timbulnya risiko kerugian lebih besar, tetapi juga dapat berdampak akan laba yang besar. Disisi lain, jika rasio leverage perusahaan rendah, maka risiko kerugian

juga rendah pada saat perekonomian menurun, dan penurunan imbal hasil (return) pada saat perekonomian tinggi. Beberapa jenis rasio leverage yang sering digunakan perusahaan antara lain: a. Debt to Asset Ratio (Debt Ratio) Debt Rasio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Rasio ini dapat diperoleh dari: Debt to Asset Ratio = Apabila rasio tinggi, artinya pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Jika rasionya rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai dengan utang. b. Debt to Equity Ratio Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Rasio ini dapat di peroleh dari:

Rasio Debt to Equity Ratio = Bagi kreditor, semakin besar rasio ini akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. c. Times Interest Earned Times Interest Earned merupakan rasio untuk mencari jumlah kali perolehan bunga (Weston 2008 : 160). Menurut James C.Van Horne (2008 : 160), Times Interest Earned adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar biaya bunga, sama seperti coverage ratio. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Rasio Times Interest Earned = Apabila perusahaan tidak mampu membayar biaya bunga, dalam jangka panjang menghilangkan kepercayaan kreditor. Bahkan ketidakmampuan menutup biaya, tidak menutup kemungkinan akan mengakibatkan adanya tuntutan hukum dari kreditor, dan kemungkinan perusahaan Pailit semakin besar. Semakin tinggi rasio, semakin besar kemungkinan perusahaan dapat membayar bunga pinjaman dan dapat menjadi ukuran untuk memperoleh tambahan pinjaman dari kreditor. Demikian pula sebaliknya apabila rasionya rendah, semakin rendah pula kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan biaya lainnya.

3. Rasio Aktivitas Rasio aktivas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya, juga dapat digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektivitas) pemanfaatan sumber daya perusahaan. Rasio aktivitas juga digukan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Rasio ini digunakan untuk mengukur hari rata-rata sediaan tersimpan digudang, perputara modal kerja, perputara aktiva tetap dalam satu periode. Rasio aktivitas diperoleh dengan cara membandingkan antara tingkat penjualan dengan investasi dalam aktiva untuk satu periode Secara umum, rasio aktivitas yang ada digunakan, akan mampu memperlihatkan efektivitas perusahaan secara maksimal. Adapun jenis-jenis rasio aktivitas (Van Horne 2005:211) yaitu: a. Perputaran Sediaan Perputaran sediaan merupakan rasio Yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam sediaan (inventory) ini berputar dalam satu periode. Rasio ini dikenal dengan nama rasio perputaran sediaan (inventory turn over). Dapat diartikan pula bahwa perputaran sediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa kali jumlah barang sediaan diganti dalam satu tahun. Semakin kecil rasio ini, semakin jelek demikian pula sebaliknya. Untuk menghitung rasio perputaran sediaan dilakukan dengan dua yaitu: pertama, membandingkan antara harga pokok barang yang dijual dengan nilai

sediaan, dan kedua, membandingkan antara penjualan dan nilai sediaan Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Rasio Perputaran sediaan = Apabila rasio perputaran sediaan suatu perusahaan tinggi, ini menunjukkan perusahaan bekerja secara efisien dan likuid persediaan semakin baik. Demikian pula apabila perputaran sediaan rendah berarti perusahaan bekerja secara tidak efisien atau tidak produktif dan banyak barang sediaan yang menumpuk. Hal ini mengakibatkan investasi dalam pengembalian yang rendah b. Total Assets Turn Over Total Asset Turn Over merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah aktiva. Rasio total assets turn over diperoleh dengan cara membandingkan penjualan dengan total aktiva.rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Rasio Total Asset Turn over = Bila rasio total asset turn over suatu perusahaan rendah hal ini berarti perusahaan belum mampu memaksimalkan aktiva yang dimiliki. Dalam hal ini perusahaan diharapkan untuk meningkatkan lagi pejnualannya dan mengurangi sebagian aktiva yang kurang produktif.

4. Rasio Profitabilitas Tujuan utama dari perusahaan adalah Laba. Perusahaan selalu berusaha meningkatkan laba dari waktu ke waktu. Perusahaan telah menetapkan standar laba yang ditargetkan untuk satu periode. Standar laba atau tingkat keuntungan tersebut dapat dinyatakan dalam rasio, yang dikenal sebagai rasio keuntungan atau rasio profitabilitas, disebut juga dengan rasio rentabilitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manjemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi. Rasio ini dapat dijadikan alat evaluasi kenerja manajemen selama ini, apakah telah berkinerja secara efektif atau tidak. Oleh karena itu rasio ini sering disebut sebagai salah satu alat ukur kinerja manajemen. Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, terdapat beberapa jenis rasio profitabilitas yang dapat digunakan. Masing-masing jenis rasio profitabilitas digunakan untuk menilai serta mengukur posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu atau beberapa periode. Jenis-jenis rasio Profitabilitas (Van Horne,2005:222) yaitu: a. Profit Margin on Sales Profit Margin on Sales atau Profit Margin Ratio atau margin laba atas penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan membandingkan

laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Margin Laba Bersih Margin laba bersih merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan. b. Hasil Pengembalian Investasi (Return on Investment/ ROI) Hasil pengambalian investasi atau lebih dikenal dengan nama Ruturn on Investment (ROI) atau retun on total assets merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan dalam perusahaan. ROI juga merupakan suatu ukuran efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. ROI menunjukkan profitabilitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: ROI = Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Rendahnya rasio ini dapat disebabkan rendahnya margin laba karena rendahnya perputaran aktiva.

c. Hasil Pengembalian Ekuitas (Retur on Equity/ ROE) Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Untuk memperoleh rasio ROE kita membadingkan pendapatan perusahaan setelah pajak dengan total ekuitasnya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: ROE = Semakin tinggi rasio ini, semakin tinggi rasio ini semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya. d. Laba Per Lembar Saham Biasa (Earning per Share of Common Stock) Rasio laba per lembar saham merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi para pemegang saham. Keuntungan bagi pemegang saham adalah jumlah keuntungan setelah dipotong pajak. Keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham biasa adalah jumlah keuntungan dikurangi pajak, dan dikurangi hak-hak pemegang saham prioritas. Rasio ini diperoleh dengan membandingkan laba saham biasa dengan jumlah saham biasa yang beredar. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut: EPS = Rasio EPS yang rendah berarti manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan rasio yang tinggi,

kesejahterahan pemegang saham meningkat. Dengan kata lain tingkat pengembalian perusahaan tinggi 2.1.3. Metode Analisis Rasio Keuangan Ada tiga jenis analisis rasio keuangan (Sjahrial, 2007 : 37) yaitu: 1. Cross Sectional Analysis Adalah metode analisis rasio keuangan dengan cara membandingkan rasio keuangan dua atau lebih perusahaan sejenis pada waktu yang sama 2. Time Series Analysis Adalah metode analisis rasio keuangan satu perusahaan dengan cara deret berkala, atau membandingkan rasio keuangan perusahaan dari waktu ke waktu selama tahun penelitian yang sudah ditetapkan. 3. Combined Analysis Adalah metode analisis rasio keuangan gabungan,yakni dengan melakukan metode Cross sectional analysis dan Time series analysis). Dalam hal ini, dianalisis dua atau lebih perusahaaan sejenis, dalam waktu ke waktu, sesuai dengan jumlah tahun yang telah ditentukan.

2.2. Kerangka Konseptual Kerangka konseptual adalah model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu (Kuncoro, 2009: 45). Rasio Keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (Harahap, 2008 : 297). Rasio keuangan terdiri dari Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas. Keempat Rasio ini adalah rasio yang mampu mengukur kinerja suatu perusahaan apakah memiliki kinerja yang baik atau tidak. Rasio keuangan juga digunakan untuk mengevaluasi kondisi dan kinerja perusahaan. Dari rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan. Rasio keuangan dapat menjelaskan Informasi yang dapat digunakan sebagai alat pertimbangan, dan informasi tambahan dalam pengambilan keputusan dimasa sekarang dan yang akan datang. Hasil analisis rasio keuangan digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode, apakah mencapai target yang telah ditetapkan sebelumnya, dan menilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif ( Kasmir, 2008 : 105). Penelitian ini membandingkan Rasio Keuangan Antara dua perusahaan rokok yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) yaitu P.T. H.M. Sampoerna,Tbk dan P.T. Gudang Garam. Perbandingan dari rasio tersebut akan menunjukkan perusahaan rokok yang memiliki kinerja yang paling baik diantara

keduanya Berdasarkan teori yang telah dijelaskan, maka digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut: P.T. H.M. Sampoerna P.T. Gudang Garam Rasio- rasio keuangan : Rasio Likuiditas Rasio Leverage Rasio Aktivitas Rasio Profitabilitas Rasio- rasio keuangan : Rasio Likuiditas Rasio Leverage Rasio Aktivitas Rasio Profitabilitas Perbedaan Kinerja Perbandingan Kinerja Analisis Hasil Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.3. Tinjauan Penelitian Terdahulu Pada dasarnya, penelitian mengenai analisis rasio keuangan bukanlah penelitian yang pertama kali dilakukan. Penelitian ini dilakukan karena terinspirasi oleh peneliti sebelumnya, namun dengan tehnik analisis yang berbeda. Beberapa peneliti terdahulu meneliti tentang analisis pengaruh antara rasio keuangan dengan laba, kinerja, dan beberapa variabel lain. Namun penelitian ini memiliki konsep yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode analisis komparatif rasio dari dua perusahaan yang berbeda, namun memiliki karakteristik yang sama. Peneliti terdahulu yang yang telah membahas tentang analisis rasio, dan analisis perbandingan rasio antara lain: Eko (2011) melakukan penelitian dengan judul Analisis Perbandingan Kinerja Antara Bank Syariah Mandiri Dan Bank Muammalat Indonesia Dengan Rasio CAMELS. Penelitian ini dilaukan untuk mengetahui rasio capital, kualitas aktiva produktif, earning, dan likuiditas Bank Syariah Mandiri dan Bank Muammalat Indonesia selama periode 2007-2009 dan perbandingan kinerja keduanya. Alat Analisis menggunakan analisis rasio keuangan yaitu combined analysis dengan kriteria yang ditetapkan bank Indonesia sebagai acuan. Pengolahan data dilakukan secara manual. Hasil penelitian menunjukkan: 1. Kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri pada tahun 2007-2009 ditunjukkan oleh rasio modal, rasio asset menujukkan hasil yang sangat baik dan selalu mencapai peringkat pertama sedangkan pengelolaan aktiva produktifnya

mengalami penurunan, namun masih dapat dikategorikan baik. Rasio probabilitasnya dan likuiditasnya sangat baik sehingga BSM merupakan bank yang profitable dan likuid. 2. Kinerja Bank Muammalat Indonesia pada tahun2007-2009 menduduki peringkat kedua, dengan rasio modal dan kualitas aktiva yang baik, namun terjadi penurunan kualitas menjadi cukup baik. Likuiditas dan proofitabilitasnya rendah. 3. Perbandingan kinerjanya sebagai berikut: Rasio Modal Bank Syariah Mandiri lebih besar daripada Bank Muammalat Rasio Aseet Bank Syariah Mandiri lebih besar daripada Bank Muammalat Rasio Likuiditas Bank Syariah Mandiri lebih besar daripada Bank Muammalat Rentabilitas Bank Syariah Mandiri lebih besar daripada Bank Muammalat Miftakhul Jannah (2011) melakukan penelitian dengan judul Eksplorasi Kinerja Keuangan Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Penelitian ini dilakukan ntuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan Food and Beverage melalui penggunaan analisa laporan keuangan menggunakan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio pasar Teknik yang digunakan untuk menentukan sampel pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode sensus yaitu peneliti dapat meneliti seluruh elemen populasi dengan mengambil seluruh sampel perusahaan Food and Beverage di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2000 2009. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Likuiditas yang diukur oleh Rasio Lancar dan rasio Cepat, menunjukkan bahwa Quik Ratio menurun, mengindikasikan bahwa hal ini disebabkan 95,2% perusahaan mempunyai kemampuan lebih rendah untuk membayar kewajibannya. Current ratio menunjukkan tren menurun dari tahun ke tahun, namun kebutuhan likuiditas diatas 5% mampu dipenuhi oleh perusahaan. 2. Rasio aktivitas diukur dengan menggunakan empat indikator, yaitu Inventory turnover, Total asset turnover, Perputaran piutang, Fixed asset turnover. Dari rasio aktivitas yang diukur dengan Inventory Turnover dan Perputaran piutang mempunyai kondisi tren yang menurun. Inventory Turnover diindikasikan bahwa meningkatnya jumlah persediaan untuk mencapai penjualan tertentu. Dari 165 sampel hanya 13,3 % perusahaan yang berada di atas rata-rata industri. Total asset turnover dan Fixed asset turnover mempunyai kondisi tren yang meningkat. Berarti perusahaan mampu memaksimalkan aktiva yang dimiliki 3. Rasio profitabilitas/rentabilitas diukur dengan menggunakan empat indikator yaitu Return on Asset (ROA), Return on equity (ROE), Net profit margin Gross profit margin. Return on Asset (ROA) mempunyai tren menurun. hasil pengembalian investasi berkurang dan hal ini menunjukkan ketidakmampuan perusahaan untuk memperoleh Return on assets/invesment. Rendahnya rasio ini disebabkan rendahnya margin laba karena rendahnya perputaran aktiva 4. Rasio Pasar diukur dengan menggunakan dua indikator yaitu EPS (Earning per Share) dan PER (Price Earning ratio). EPS (Earning per Share) menunjukkan tren yang meningkat. EPS yang tinggi, kesejahteraan pemegam saham meningkat. Sehingga tingkat pengembalian juga tinggi.