BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dasar sebagai jenjang pendidikan formal pertama sistem pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding.

I. PENDAHULUAN. Setiap negara menganggap penting pendidikan. Pendidikan berperan penting bagi

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP AKTIVITAS, INTERAKSI, DAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN. kelas, merupakan inti dari setiap lembaga pendidikan formal. Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, pemerintah maupun pihak yang berhubungan langsung dalam proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku, hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, yang tercermindari keberhasilan belajar siswa. Proses

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 1 di

PENERAPAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DISERTAI AUTHENTIC ASSESSMENT

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menentukan kualitas sumber daya manusia di suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. interaksi tersebut diharapkan tidak hanya terjadi komunikasi satu arah dari guru

2013 IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG SIFAT BAHAN DAN KEGUNAANNYA

BAB I PENDAHULUAN. saing yang tinggi untuk menghadapi persaingan di era globalisasi dewasa ini.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tercipta sumber daya manusia yang berkualitas. Seperti yang di ungkapkan

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

BAB I PENDAHULUAN. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempelajari fakta dan informasi saja, namun juga harus mempelajari

Ikmila Mak ruf, Yusuf Kendek, dan Kamaluddin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

2014 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI TULISAN DAN PENGUASAAN KONSEP SISTEM EKSKRESI SISWA KELAS XI

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis,

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, yaitu saling pengaruh antara pendidik dan peserta didik. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, kondisi prestasi belajar siswa SMK Negeri 5 Bandung terus

BAB I PENDAHULUAN. yang diajarkan di Pendidikan Dasar (SD dan SLP) dan Pendidikan Menengah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DALAM UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. manusia. Banyak kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-hari yang tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rischa Novitasari, 2015

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Pengertian Kemampuan Pemahaman Konsep. konsep. Menurut Sudjiono (2013) pemahaman atau comprehension dapat

BAB I PENDAHULUAN. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dilakukan oleh

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan sejalan dengan kemampuan yang dimiliki peserta didik. dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

sebanyak 41 terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 26 siswa perempuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen karena dalam penelitian ini ada

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi Awal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHA PESERTA DIDIK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATA KULIAH PERAWATAN BADAN

sekolah dasar (SD/MI). IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan Pembelajaran IPA sangat berperan dalam proses pendidikan dan juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah, dalam kaitannya dengan pendidikan sebaiknya dijadikan tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bidang yang sangat penting terutama di negara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar merupakan kegiatan utama dalam proses pendidikan di sekolah.

Lasyuri, Peningkatan Hasil Belajar...

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan oleh siswa kelas VII SMPN 1 Bandar Lampung. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis untuk mewujudkan. sumber daya manusia dalam menghadapi perkembangan dan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya tujuan pendidikan yaitu mengembangkan pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran yang sampai saat ini masih dianggap sulit oleh siswa,

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. seorang guru, bukan hanya sekadar mengajar (teaching) tetapi lebih ditekankan

Jurnal Pena Sains Vol. 3, No. 2, Oktober 2016 p-issn: e-issn:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam upaya mengembangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Divisions. Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

BAB V PEMBAHASAN. 1. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams. model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD).

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

PENDAHULUAN. membantu manusia untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusiaannya.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam strategi konvensional berupa metode mengajar ceramah, pengajar memiliki dominasi tinggi di dalam kelas. Dengan metode ini, pengajar memiliki kuasa sepenuhnya dalam memberikan materi dan memastikan agar materi yang diajarkannya tersampaikan dengan baik pada mahasiswa. Namun dalam metode ini, para mahasiswa hanya duduk diam dan mendengarkan apa yang dosen ajarkan. Dalam proses perkuliahan mata kuliah Arsitektur Vernakular, yang menggunakan metode ceramah ditemukan permasalahan bahwa pemahaman mahasiswa hanya mengandalkan apa yang akan diajarkan oleh dosen. Mahasiswa kadang kurang mengerti dengan penjelasan dosen, namun mereka segan untuk bertanya. Mereka juga seringkali tidak fokus pada pembelajaran di kelas. Suasana kelas cenderung pasif dan tidak hidup. Karena hanya mengandalkan penjelasan dari dosen, mahasiswa cenderung memiliki kesadaran yang rendah untuk mencari bahan ajar dan informasi tambahan yang berkaitan dengan mata kuliah. Lebih jauh, pemahaman mahasiswa mengenai konsep Arsitektur Vernakular pun seringkali belum mencapai tingkat yang diharapkan oleh pengajar. Di sisi lain hasil tugas yang diberikan dalam mata kuliah Arsitektur Vernakular, hasil tugas kelompok terlihat lebih baik daripada tugas individual. Tugas ini menuntut mahasiswa untuk aktif mencari bahan dan mempresentasikannya secara berkelompok. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah pendekatan pembelajaran yang memungkinkan kerjasama di antara mahasiswa dapat merangsang mahasiswa untuk lebih aktif belajar sehingga meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar. Sehubungan dengan tersebut diatas, peneliti menerapkan strategi pembelajaran kooperatif pada mata kuliah Arsitektur Vernakular dan

2 melihat hasilnya melalui penelitian tindakan kelas. Peneliti melakukan penelitian dengan judul Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Inquiry - Discovery Learning pada Mata Kuliah Arsitektur Vernakular di Departemen Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK - UPI. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut dapat dijabarkan masalah-masalah pada penelitian ini adalah: a. Pemahaman mahasiswa tentang perkuliahan Arsitektur Vernakular masih rendah, hal ini ditunjukkan dengan banyaknya pertanyaanpertanyaan mendasar tentang arsitektur tidak dipahami padahal mereka sudah mengambil mata kuliah Pengantar Arsitektur. b. Mahasiswa masih kurang memiliki buku-buku sumber yang dapat menunjang pembelajaran Arsitektur Vernakular, sehingga dapat mempengaruhi proses perkuliahan. c. Tidak adanya upaya dari mahasiswa untuk mencari buku-buku sumber yang dapat menunjang perkuliahan, hal ini ditunjukkan dari data kunjungan peminjam buku di perpustakaan jurusan yang bukan dari peserta kuliah Arsitektur Vernakular. d. Kurangnya keberanian mahasiswa untuk bertanya kepada dosen di dalam kelas selama proses perkuliahan, hal ini terlihat dari 18 peserta kuliah hanya 6 mahasiswa yang aktif bertanya. 1.3. Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada: a. Aktivitas belajar mahasiswa yang meliputi partisipasi dalam memecahkan masalah secara berkelompok (riset kecil) yaitu Arsitektur Tradisional Masyarakat Sunda tentang kampung dan rumah panggung.

3 b. Inquiry-Discovery Learning yang meliputi: (1) Keterlibatan mahasiswa dalam setiap proses belajar; (2) Keterlibatan kegiatan mahasiswa secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; (3) Keterlibatan mahasiswa dalam proses pengembangan sikap percaya diri. c. Penelitian ini dilakukan pada kelas Arsitektur Vernakular semester Genap tahun akademik 2014/2015 pada Program Studi Pendidikan Teknik Arsitektur (S1) FPTK UPI. d. Dua domain yang diamati yaitu; (1) Kognitif yang dapat dilihat dari pengetahuan, pemahaman, dan penerapan mahasiswa terhadap perkuliahan Arsitektur Vernakular. (2) Afektif yang dapat dilihat dari keaktifan dan sikap mahasiswa di kelas dan proses kerja kelompok terhadap perkuliahan Arsitektur Vernakular. 1.4. Rumusan Masalah a. Bagaimana keterlibatan mahasiswa, kegiatan mahasiswa serta proses pengembangan sikap percaya diri sebelum diterapkannya strategi pembelajaran kooperatif dengan pendekatan inquiry-discovery learning pada mata kuliah Arsitektur Vernakular? b. Bagaimana keterlibatan mahasiswa, kegiatan mahasiswa, serta proses pengembangan sikap percaya diri setelah diterapkannya strategi pembelajaran kooperatif dengan pendekatan inquiry-discovery learning pada mata kuliah Arsitektur Vernakular? c. Bagaimanakah gambaran domain kognitif dan afektif mahasiswa sebelum dan setelah diterapkannya strategi kooperatif dengan pendekatan inquiry-discovery learning pada mata kuliah Arsitektur Vernakular? 1.5. Tujuan Penelitian a. Mengamati keterlibatan mahasiswa, kegiatan mahasiswa serta proses pengembangan sikap percaya diri sebelum diterapkannya strategi

4 pembelajaran kooperatif dengan pendekatan inquiry-discovery learning pada mata kuliah Arsitektur Vernakular. b. Mengamati keterlibatan mahasiswa, kegiatan mahasiswa, serta proses pengembangan sikap percaya diri setelah diterapkannya strategi pembelajaran kooperatif dengan pendekatan inquiry-discovery learning pada mata kuliah Arsitektur Vernakular. c. Memperoleh gambaran mengenai domain kognitif dan afektif mahasiswa sebelum dan setelah diterapkannya strategi kooperatif dengan pendekatan inquiry-discovery learning pada mata kuliah Arsitektur Vernakular. 1.6. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.6.1. Manfaat Teoritis a. Menambah pengetahuan, pengalaman peneliti dalam bidang penerapan proses pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Inquiry-Discovery Learning pada mata kuliah Arsitektur Vernakular. b. Menambah pengetahuan dalam aktivitas perkuliahan Arsitektur Vernakular. c. Mengetahui penerapan strategi pembelajaran kooperatif dengan pendekatan Inquiry-Discovery Learning. 1.6.2. Manfaat Praktis a. Bagi Dosen, diharapkan sebagai evaluasi, dan peningkatan dalam proses belajar mengajar pada mata kuliah Arsitektur Vernakular dan sebagai pembelajaran alternatif dosen dalam memilih cara mengajar dalam meningkatkan kegiatan belajar yang aktif dalam peningkatan prestasi dan pengetahuan mahasiswa.

5 b. Bagi Mahasiswa, dapat membantu cara aktif dalam proses pembelajaran sehingga dengan sistem pembelajaran yang diterapkan dapat menjadi penyemangat dan mempermudah dalam memahami mata kuliah yang diajarkan. c. Bagi Lembaga, Departemen Pendidikan Teknik Arsitektur, dengan menerapkan strategi pembelajaran tersebut dapat diharapkan sebagai bahan kajian dalam proses pembelajaran pada mata kuliah yang akan diajarkan. 1.7. Penjelasan Istilah Dalam Judul Definisi istilah dimaksudkan untuk menghindari dari berbagai perbedaan pemahaman serta penafsiran yang berkaitan dengan istilah-istilah dalam judul skripsi. Sesuai dengan judul penelitian yaitu Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Inquiry-Discovery Learning pada Mata Kuliah Arsitektur Vernakular di Departemen Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK-UPI, maka definisi istilah yang perlu dijelaskan yaitu: a. Penerapan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008, hlm. 1506) penerapan yaitu proses cara perbuatan menerapkan b. Strategi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008, hlm. 1376-1377) strategi adalah (1) ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai; (2) ilmu dan seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam perang, dalam kondisi yang menguntungkan; (3) rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus; (4) tempat yang baik menurut siasat perang. c. Pembelajaran Kooperatif Dari berbagai referensi yang dibaca pembelajaran kooperatif adalah cara belajar pada peserta didik secara berkelompok untuk mencapai

6 tujuan pembelajaran sehingga peserta didik saling bekerjasama dalam satu tim. d. Pendekatan Inquiry-Discovery Learning Dari berbagai referensi yang dibaca pendekatan inquiry-discovery learning berasal dari kata inquiry yang berarti penyelidikan, discovery yang berarti penemuan, dan learning yang berarti pengetahuan. Inquiry- Discovery Learning merupakan suatu cara pembelajaran dengan cara melibatkan kemampuan peserta didik untuk melakukan penyelidikan dan pencarian dalam kegiatan pembelajaran secara sistematis dan kritis. e. Arsitektur Vernakular Arsitektur Vernakular adalah ilmu pengetahuan dibidang arsitektur yang terdiri dari arsitetur tradisi besar (grand tradition) dan arsitektur tradisi rakkyat (folk tradition), kebudayaan, arsitektur sebagai produk budaya, manusia versus alam (mitis, ontologi, fungsional), kosmologi (studi ruang dan waktu), mitologi dan simbol, sakral dan profan, arsitektur tradisional suku masyarakat yang ada Indonesia. 1.8. Penelitian yang Relevan Gun Gun Gunawan (2007), meneliti tentang Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Terhadap Pemahaman Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bangunan Gedung di SMK Negeri 5 Bandung. Temuan penelitiannya adalah: a. Gambaran tentang pelaksanaan cooperative learning pada kegiatan beajar dan mengajar dikategorikan cukup baik, karena dari hasil uji kecenderungan sekitar 43,24% b. Gambaran tentang tingkat pemahaman belajar siswa di SMK Negeri 5 Bandung dengan penerapan model pembelajaran cooperative learning dikategorikan rendah, karena dari hasil uji kecenderungan sekitar 35,14%

7 c. Gambaran tentang seberapa besar pengaruh penerapan model pembelajaran cooperative learning terhadap pemahaman belajar dan peningkatan kemampuan belajar Ilmu Bangunan Gedung di Kelas X TKB, X TGB2 dan X TGB3 cukup signifikan dan dapat diterima, karena semakin diterapkan model cooperative learning, maka pemahaman siswa semakin bertambah. Tetapi hubungannya dikategorikan rendah sebesar 0,36 yang merupakan hasil dari korelasi, sedangkan kontribusinya dikategorikan rendah, karena hanya menghasilkan sebesar 12,7%. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah dengan penerapan cooperative learning diharapkan pemahaman siswa pada mata pelajaran Ilmu Bangunan Gedung lebih meningkat. Evodius Sapta Putra (2013), meneliti tentang Pengaruh Metode Pembelajaran Demonstrasi Berbasis Cooperative Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Diklat Ilmu Ukur Tanah Dasar Siswa Tingkat I di SMK Negeri 6 Bandung. Temuan penelitiannya adalah: a. Hasil penelitian berdasarkan analisis data N-Gain yang dilakukan menunjukkan rata-rata peningkatan hasil belajar siswa ranah kognitif pada kelas eksperimen dikategorikan memiliki peningkatan rata-rata N- Gain tinggi sedangkan pada kelas kontrol dikategorikan sedang. b. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan metode demonstrasi berbasis cooperative learning lebih baik dibandingkan dengan metode pembelajaran demonstrasi berbasis konvensional. Hal ini dapat dilihat dari perolehan rata-rata peningkatan hasil belajar. Kristoporus Fransiskus Irwanto (2012), meneliti tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Pada Mata Pelajaran Rencana Anggaran Biaya (RAB) di SMK Negeri 1 Cilaku, Kab. Cianjur-Jawa Barat.

8 Temuan penelitiannya adalah: Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa mulai dari siklus ke-1 sampai pada siklus ke-3 mengalami peningkatan, hal ini terlihat dari perolehan nilai rata-rata siswa yang telah mencapai KKM, sesuai dengan yang ditetapkan oleh badan standar nasional pendidikan (BSNP) yaitu sebesar 75. Pada siklus ke-1 siswa yang telah mencapai KKM sebesar 13.64%, siklus ke-2 sebesar 68.18%, serta pada siklus ke-3 sebesar 100% siswa telah mencapai KKM. Dari hasil observasi yang dilakukan pada siswa diperoleh data bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan motivasi dan semangat belajar siswa. Hal ini terlihat dari hasil analisis data observasi cara belajar siswa yang relevan dengan pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus ke-1 sampai pada siklus ke-3 yaitu sebesar 31.41% sedangkan cara belajar siswa yang kurang relevan dengan pembelajaran mengalami penurunan sebesar 24.96%. Dengan demikian, maka model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat digunakan pada mata pelajaran RAB di kelas II TGB 2 SMK Negeri 1 Cilaku, karena mampu meningkatkan prestasi belajar siswa. Dini Andriani (2012), meneliti tentang Penerapan Metode Pembelajaran Tutor Sebaya untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Gambar Utilitas di SMK Negeri 1 Cilaku. Temuan penelitiannya adalah: Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian kualitatif berbentuk penelitian tindakan kelas (PTK). Objek dalam penelitian ini siswa kelas 1 TGB 1 SMK Negeri 1 Cilaku Cianjur tahun ajaran 2011-2012 dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang, dibagi kedalam 6 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang siswa, dimana dalam setiap kelompok terdapat satu orang siswa yang menjadi tutor untuk membantu temannya. Teknik pengumpulan data yaitu dengan cara observasi dan tes. Adapun tahapan penelitian ini berupa siklus yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi, dan dilaksanakan dalam tiga siklus.

9 Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan selama tiga siklus, hasil seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan metode tutor sebaya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas 1 TGB 1 SMK Negeri 1 Cilaku Cianjur pada pelajaran Gambar Utilitas. Blasius Havivianto (2012), meneliti tentang Penerapan Model Contextual Teaching And Learning (CTL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Menggambar Konstruksi Langit-Langit (Penelitian Tindakan Kelas di SMK Negeri 1 Cilaku Kelas 1 TGB 1 Tahun Ajaran 2011/2012 Kecamatan Cilaku Kabupaten Cianjur). Temuan penelitiannya adalah: Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menerapkan model Contextual Teaching and Learning (CTL). Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan proses dan hasil belajar tiap siklusnya. Presentase proses pembelajaran pada siklus pertama 52% (sangat kurang), siklus kedua 78% (cukup) dan siklus ketiga 91,43% (sangat baik). Persentase nilai post test siswa pada siklus pertama 70,83% (cukup), siklus kedua 91,67% (sangat baik) dan siklus ketiga 100% (sangat baik). Persentase hasil gambar siswa pada siklus kedua 25% (sangat kurang) dan siklus ketiga 100% (sangat baik). Berdasarkan peningkatan proses dan hasil belajar siswa, terbukti bahwa model Contextual Teaching and Learnig (CTL) dapat membantu siswa dalam memenuhi KKM sebesar 75 pada mata pelajaran Menggambar Konstruksi Langit-Langit. Dari beberapa penelitian di atas dapat disimpulkan, terdapat relevansi yang dilakukan oleh peneliti sama-sama menerapkan strategi pembelajaran kooperatif dengan penelitian tindakan kelas yang diterapkannya oleh beberapa siklus penelitian yang menggunakan post-test dan pre-test sebagai instrumen penelitian tersebut. Letak perbedaannya yaitu dalam penelitian ini dilakukan dengan penelitian tindakan kelas dengan penerapan strategi pembelajaran kooperatif dengan pendekatan inquiry-

10 diiscovery learning, yang melibatkan mahasiswa kelas Arsitektur Vernakular untuk lebih aktif belajar menemukan dan mencari sendiri sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar serta mengetahui keterlibatan mahasiswa, kegiatan mahasiswa serta proses pengembangan sikap percaya diri dalam perkuliahan Arsitektur Vernakular sehingga penelitian yang akan dilakukan bersifat orisinalitas karena belum ada yang melakukan penelitian ini sebelumnya.