BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat analgesik antipiretik serta obat anti inflamasi nonsteroid (AINS) merupakan salah satu kelompok obat yang banyak diresepkan dan juga digunakan tanpa resep dokter. Golongan obat ini menghambat kerja dari enzim siklooksigenase dalam pembentukan prostaglandin. Efek samping yang paling sering terjadi adalah induksi tukak lambung atau tukak peptik yang kadang kadang disertai dengan anemia sekunder akibat perdarahan saluran cerna (Wilmana dan Gan, 2007). Asam adalah salah satu obat dari golongan AINS (Anti Inflamasi Non Steroid) yang merupakan turunan dari asam N- phenylanthranilik. Asam digunakan sebagai analgesik dan anti inflamasi. Asam kurang efektif dibandingkan aspirin. Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia, diare, sampai diare berdarah dan gejala iritasi lain terhadap mukosa lambung (Wilmana dan Gan, 2007). Kapsul dapat didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat, dimana satu macam obat atau lebih dan/atau bahan inert lainnya yang dimasukkan ke dalam cangkang atau wadah kecil yang dapat larut dalam air (Ansel, 2005).
Beberapa formulasi telah dikembangkan untuk membuat sediaan untuk obat yang tidak cocok bagi pelepasan di lambung. Salah satunya dengan membuat sediaan delayed release dengan salut enterik. Produk salut enterik dirancang untuk tetap utuh dalam lambung kemudian melepaskan zat aktif pada bagian atas usus halus (Meghal, et al., 2011). Penelitian-penelitian tentang alginat telah dilakukan untuk mengatasi efek samping pada saluran pencernaan dari penggunaan obat-obatan yang dapat mengiritasi lambung. Bangun (2005), telah melakukan penelitian tentang pengujian sifat-sifat ketahanan terhadap asam lambung dan sifat-sifat pengembangan cangkang kapsul alginat dilakukan dalam medium cairan lambung buatan (ph 1,2), cairan usus (ph 4,5 dan 6,8), dan ph berganti. Kapsul ternyata tetap utuh dalam cairan lambung buatan ph 1.2 selama percobaan yang dilakukan selama 8 jam. Hal ini berarti bahwa kalsium guluronat yang merupakan komponen yang mempertahankan keutuhan kapsul tetap utuh dalam medium ph 1,2. Pada penelitian berikutnya diketahui bahwa kapsul alginat dapat mencegah efek iritasi lokal FeSO 4 pada mukosa lambung kelinci (Bangun, dkk., 2007). Selain FeSO 4, kapsul alginat dapat juga mencegah efek iritasi lokal aspirin pada mukosa lambung kelinci (Bangun, dkk., 2007). Di pasaran ada banyak sediaan untuk asam seperti Benostan (Bernofarm), Mefinal (Sanbe), Pondex (Dexa Medica), Ponstan (Pfizer), dan Solasic (Solas), akan tetapi tablet salut ini bukan
merupakan tablet salut enterik, sehingga asam akan tetap larut di dalam lambung. Hal ini dapat menyebabkan iritasi pada mukosa lambung, karena efek samping dari asam yang mengiritasi lambung. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk membuat cangkang kapsul dari natrium alginat 80-120 cp dan natrium alginat 300-400 cp diisi dengan obat asam sebagai sediaan lepas tertunda (delayed release). Pada kesempatan ini penulis mencoba meneliti uji spesifikasi cangkang kapsul, uji kerapuhan, dan uji ketebalan kemudian diuji pelepasan asam dari kapsul alginat. 1.2 Kerangka Pikir Penelitian Secara skematis kerangka pikir penelitian ditunjukkan pada Gambar 1.1 Asam Sediaan lepas tunda Cangkang kapsul alginat 80-120 Cangkang kapsul alginat 300-400 cp Uji Spesifikasi Variabel Bebas Variabel Terikat Kapsul kosong - panjang - diameter Kapsul berisi asam kerapuhan - tebal - berat medium ph 1,2 Uji pelepasan asam Gambar 1.1 Kerangka pikir penelitian medium ph 8 dengan penambahan natrium lauril % kumulatif
1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: a. Apakah pembuatan cangkang kapsul alginat 80-120 cp dan 300-400 cp dapat digunakan untuk sediaan lepas tunda (delayed release) dari asam? b. Apakah ada pengaruh penambahan natrium lauril sulfat ke dalam medium disolusi dapar fosfat ph 8 terhadap laju pelepasan asam dari cangkang kapsul alginat? 1.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut: a. Pembuatan cangkang kapsul alginat 80-120 cp dan 300-400 cp dapat digunakan untuk sediaan lepas tunda (delayed release) dari asam. b. Ada pengaruh penambahan natrium lauril sulfat ke dalam medium disolusi dapar fosfat ph 8 terhadap laju pelepasan asam dari cangkang kapsul alginat. 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah:
a. Meneliti pembuatan cangkang kapsul alginat 80-120 cp dan 300-400 cp untuk sediaan lepas tunda (delayed release) dari asam. b. Meneliti pengaruh penambahan natrium lauril sulfat ke dalam medium disolusi dapar fosfat ph 8 terhadap laju pelepasan asam dari cangkang kapsul alginat. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi tentang pemakaian kapsul alginat sebagai sediaan lepas tunda (delayed release).