MARDIANA LADAYNA TAWALANI M.K.

dokumen-dokumen yang mirip
Ditemukan pertama kali oleh Daniel Gabriel Fahrenheit pada tahun 1744

Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten),

KALOR. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan

- - KALOR - - Kode tujuh3kalor - Kalor 7109 Fisika. Les Privat dirumah bimbelaqila.com - Download Format Word di belajar.bimbelaqila.

pendahuluan Materi ppt modul LKS evaluasi

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer

KALOR. Keterangan Q : kalor yang diperlukan atau dilepaskan (J) m : massa benda (kg) c : kalor jenis benda (J/kg 0 C) t : kenaikan suhu

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD

BAB XII KALOR DAN PERUBAHAN WUJUD

LAMPIRAN I. Tes Hasil Belajar Observasi Awal

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

9/17/ KALOR 1

KALOR. Peristiwa yang melibatkan kalor sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur.

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALatihan Soal 9.3

KATA PENGANTAR. Tangerang, 24 September Penulis

Lampiran 1 Nilai awal siswa No Nama Nilai Keterangan 1 Siswa 1 35 TIDAK TUNTAS 2 Siswa 2 44 TIDAK TUNTAS 3 Siswa 3 32 TIDAK TUNTAS 4 Siswa 4 36 TIDAK

KALOR DAN KALOR REAKSI

Anda dapat menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat, menganalisis cara perpindahan kalor, dan menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah.

BAB 6 KALOR. Energi Kalor. Kompetensi Dasar: Standar Kompetensi:

BAB 10 KALOR DAN PERPINDAHAN KALOR

KEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR

Secara matematis faktor-faktor di atas dirumuskan menjadi: H= Q / t = (k x A x T) / l

KALOR SEBAGAI ENERGI B A B B A B

Suhu dan kalor 1 SUHU DAN KALOR

MODUL MATA PELAJARAN IPA

Soal Dan Pembahasan Suhu Dan Kalor

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB

LAMPIRAN I (TBL. 01) Hasil Belajar Siswa pada Observasi Awal

LEMBAR KERJA SISWA PERPINDAHAN KALOR

PEMBUATAN ALAT UKUR KONDUKTIVITAS PANAS BAHAN PADAT UNTUK MEDIA PRAKTEK PEMBELAJARAN KEILMUAN FISIKA

KALOR. hogasaragih.wordpress.com

Fisika Dasar I (FI-321)

KALOR. system yang lain; ini merupakan dasar kalorimetri, yang merupakan pengukuran kuantitatif pertukaran kalor.

SUHU DAN KALOR. = skala fahrenheit. 1 skala Celcius = skala Reamur. = skala Reamur

LEMBAR KERJA (LAPORAN ) PRAKTIKUM IPA SD PDGK 4107 MODUL 5. KALOR PERUBAHAN WUJUD ZAT dan PERPINDAHANNYA PADA SUATU ZAT

Fisika Umum (MA101) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa

KALOR (HEAT) Kalor. padat KALOR PERPINDAHAN KALOR

7. Menerapkan konsep suhu dan kalor. 8. Menerapkan konsep fluida. 9. Menerapkan hukum Termodinamika. 10. Menerapkan getaran, gelombang, dan bunyi

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALATIHAN SOAL BAB 9

FISIKA TERMAL Bagian I

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit. Laju (m/s)

KALOR. Peta Konsep KALOR. Pengaruh Kalor. Perubahan. Wujud Zat. Kalor yang Dibutuhkan untuk Perubahan Wujud

3. Pernyataan yang benar untuk jumlah kalor yang diserap menyebabkan perubahan suhu suatu benda adalah... a. b. c. d.

Bab IV Kalor dan Konservasi Energi

HIDROMETEOROLOGI Tatap Muka Kelima (SUHU UDARA)

EKSPERIMEN 1 FISIKA SIFAT TERMAL ZAT OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2006 Waktu 1,5 jam

Fisika Umum (MA101) Topik hari ini (minggu 6) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa

HEAT TRANSFER METODE PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

3. besarnya gaya yang bekerja pada benda untuk tiap satuan luas, disebut... A. Elastis D. Gaya tekan B. Tegangan E. Gaya C.

FISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto

1 By The Nest We do you. Question Sheet Physics Suhu Kalor dan Perpindahannya

Termometri dan Kalorimetri

Kalor dan Suhu. Sumber:Pembakaran dan Peleburan, Mandira Jaya Abadi Semarang

BAB II KALOR Pembelajaran ini bertujuan agar Anda dapat :

C. H = K x L x atau H = K x L x. E. H = Q x A x atau H = Q x A x

BAB II KAJIAN PUSTAKA

12/3/2013 FISIKA THERMAL I

I. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mempelajari cara kerja kalorimeter 2. Menentukan kalor lebur es 3. Menentukan kalor jenis berbagai logam

KALORIMETRI A. Pendahuluan

MATERI, ENERGI DAN GELOMBANG. Konsep Dasar IPA

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Suhu dan kalor NAMA: ARIEF NURRAHMAN KELAS X5

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini. Kalor dan Hukum Termodinamika

Xpedia Fisika. Kapita Selekta Set Energi kinetik rata-rata dari molekul dalam sauatu bahan paling dekat berhubungan dengan

Berbagai Bentuk Energi dan Penggunaannya

Jika benda A dan B secara terpisah berada dalam kesetimbangan termal dengan benda ketiga C, maka A dan B dalam kesetimbangan termal satu sama lain

PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

BAB SUHU DAN KALOR. 7.1 Suhu dan Termometer

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA. Laju (m/s)

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

KALOR. Kelas 7 SMP. Nama : NIS : PILIHAN GANDA. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!

Kalor. Pengertian kalor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Xpedia Fisika. Soal Zat dan Kalor

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 4. Kalor dan PerpindahannyaLatihan Soal 4.3

steady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu

ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP (UAS) TAHUN PELAJARAN Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Program : X Hari / Tanggal : Jumat / 1 Juni 2012

KALOR Kalor 1 kalori 1 kalori = 4.18 joule 1 joule = 0.24 kalori Q = H. Dt Q = m. c. Dt H = m. c Q = m. L

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini. Suhu dan Kalor

KAJIAN JURNAL : PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL BATA MERAH PEJAL

Kalor. B a b 7. A. Pengertian Temperatur B. Pemuaian Zat C. Pengertian Kalor D. Perpindahan. Kalor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan tentang aplikasi sistem pengabutan air di iklim kering

MATERI POKOK. 1. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor 2. Kalorimeter 3. Kalor Serap dan Kalor Lepas 4. Asas Black TUJUAN PEMBELAJARAN

SUHU DAN PERUBAHAN. A. Bagaimana Mengetahui Suhu Suatu Benda?

BAB I PENDAHULUAN C = (1) Panas jenis adalah kapasitas panas bahan tiap satuan massanya, yaitu : c = (2)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

Benda dan Sifatnya. Peta Konsep. Benda. Berdasarkan sifat daya hantar panasnya. Penggunaan benda yang bersifat konduktor dan isolator

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

TEMPERATUR MAKALAH FISIKA DASAR 2

ENERGI TERMAL. benda padat, sehingga berbentuk padat. Parikel-partikel tersebut bergerak maju dan. Gambar 1.

LAPORAN PRAKTIKUM KONVEKSI PADA ZAT CAIR

SUHU DAN KALOR. STANDART KOMPETENSI Menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi

PERPINDAHAN KALOR J.P. HOLMAN. BAB I PENDAHULUAN Perpindahan kalor merupakan ilmu yang berguna untuk memprediksi laju perpindahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. 1 Belajar adalah suatu proses

Transkripsi:

KALOR Dosen : Syafa at Ariful Huda, M.Pd MAKALAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat pemenuhan nilai tugas OLEH : MARDIANA 20148300573 LADAYNA TAWALANI M.K. 20148300575 Program Studi Pendidikan Matematika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan KUSUMA NEGARA Bintara 2014/2015

1. Konsep Kalor A. Pengertian Kalor Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor 1. Massa zat 2. Jenis zat (kalor jenis) 3. Perubahan suhu Sehingga secara matematis dapat dirumuskan : Q = m.c.(t2 t1) Keterangan : Q adalah kalor yang dibutuhkan (J) m adalah massa benda (kg) c adalah kalor jenis (J/kgC) (t2-t1) adalah perubahan suhu (C) Kalor dapat dibagi menjadi 2 jenis : 1. Kalor yang digunakan untuk menaikkan suhu 2. Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud (kalor laten), persamaan yang digunakan dalam kalor laten ada dua macam : Q = m.u dan Q = m.l. Dengan U adalah kalor uap (J/kg) dan L adalah kalor lebur (J/kg) Dalam pembahasan kalor ada dua kosep yang hampir sama tetapi berbeda yaitu kapasitas kalor (H) dan kalor jenis (c). Kapasitas kalor adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda sebesar 1 derajat celcius. H = Q/(t2-t1)

Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1 derajat celcius. Alat yang digunakan untuk menentukan besar kalor jenis adalah kalorimeter. c = Q/m.(t2-t1) Bila kedua persamaan tersebut dihubungkan maka terbentuk persamaan baru : H = m.c Analisis grafik perubahan wujud pada es yang dipanaskan sampai menjadi uap. Dalam grafik ini dapat dilihat semua persamaan kalor digunakan. Keterangan : Pada Q1 es mendapat kalor dan digunakan menaikkan suhu es, setelah suhu sampai pada 0 C kalor yang diterima digunakan untuk melebur (Q2), setelah semua menjadi air barulah terjadi kenaikan suhu air (Q3), setelah suhunya mencapai suhu 100 C maka kalor yang diterima digunakan untuk berubah wujud menjadi uap (Q4), kemudian setelah berubah menjadi uap semua maka akan kembali terjadi kenaikan suhu kembali (Q5).

B. Hubungan antara kalor dengan energi listrik Kalor merupakan bentuk energi maka dapat berubah dari satu bentuk kebentuk yang lain. Berdasarkan Hukum Kekekalan Energi maka energi listrik dapat berubah menjadi energi kalor dan juga sebaliknya energi kalor dapat berubah menjadi energi listrik. Dalam pembahasan ini hanya akan diulas tentang hubungan energi listrik dengan energi kalor. Alat yang digunakan mengubah energi listrik menjadi energi kalor adalah ketel listrik, pemanas listrik, dll. Besarnya energi listrik yang diubah atau diserap sama dengan besar kalor yang dihasilkan. Sehingga secara matematis dapat dirumuskan. W = Q berikut : Untuk menghitung energi listrik digunakan persamaan sebagai W = P.t Keterangan : W adalah energi listrik (J) P adalah daya listrik (W) t adalah waktu yang diperlukan (s) Bila rumus kalor yang digunakan adalah Q = m.c.(t2 t1) maka diperoleh persamaan ; P.t = m.c.(t2 t1) Yang perlu diperhatikan adalah rumus Q disini dapat berubah-ubah sesuai dengan soal.

C. Asas Black Menurut asas Black apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi keseimbangan termal (suhu kedua benda sama). Secara matematis dapat dirumuskan : Q lepas = Q terima Yang melepas kalor adalah benda yang suhunya tinggi dan yang menerima kalor adalah benda yang bersuhu rendah. Bila persamaan tersebut dijabarkan maka akan diperoleh : Q lepas = Q terima m1.c1.(t1 ta) = m2.c2.(ta-t2) Catatan yang harus selalu diingat jika menggunakan asasa Black adalah pada benda yang bersuhu tinggi digunakan (t1 ta) dan untuk benda yang bersuhu rendah digunakan (ta -t2). Dan rumus kalor yang digunakan tidak selalu yang ada diatas bergantung pada soal yang dikerjakan. 2. Kuantitas Kalor Satuan kalor Q biasanya didefinisikan secara kuantitati dalam perubahan tertentu yang dihasilkan di dalam sebuah benda selama proses tertentu. Jadi, jika temperatur dari 1 kilogram air dinaikkan dar 14,5 sampai 15,5 o Celcius dengan memanaskan air tersebut, maka kita katakan bahwa 1 kilokalori (Kcal) kalor telah ditambahkan pada sistem tersebut. Kalori (10-3 Kcal) digunakan juga sebagai satuan kalor. (Sambil lalu perlu kita ketahui, bahwa kalori yang digunakan untuk mengukur kandungan tenaga dari bahan makanan adalah sesungguhnya satu kilokalori). Didalam sistem tehnik maka satuan kalor adalah satuan termal Inggris (British Thermal Unit) (BTU), yang didefinisikan sebaga kalor yang perlu untuk menaikkan temperatur satu pon air dari 63 ke 64 o F.

Temperatur-temperatur referensi dinyatakan karena, didekat temperatur kamar, terdapat sedikit variasi kalor yang diperlukan untuk kenaikan satu derajat dengan interval temperatur yang dipilih. Kita akan mengabaikan variasi ini untuk kebanyakan tujuan praktis. Satuan-satuan kalor dihubungkan sebagai berikut : 1,000 Kcal = 1000 Cal = 3,968 BTU Zat-zat berbeda terhadap satu sama lain didalam kuantitas kalor yang diperlukan untuk menghasilkan suatu kenaikan temperatur yang di berikan didalam sebuah massa yang diberikan. Perbandingan banyaknya tenaga kalor Q yang dibekalkan kepada sebuah benda untuk menaikkan temperaturnya sebanyak T dinamakan kapasitas kalor C (heat capacity C) dari benda tersebut, yakni : C = Kapasitas Kalor = Perkataan kapasitas dapat memberikan pengertian yang menyesatkan (mis leading) karena perkataan tersebut menyar ankan pernyataan banyaknya kalor yang dapat di pegang oleh sebuah benda yang merupakan pernnyataan yang pada pokoknya tidak berarti, sedangkan yang diartikan sebenarnya dengan perkataan tersebut hanyalah tenaga yang harus ditambahkan sebagai kalor untuk menaikkan temperatur benda sebanyak satu derajat. Kapasitas kalor per satuan massa sebuah benda, yang dinamakan kalor jenis (specific heat), adalah ciri (karakteristik) dari bahan yang membentuk benda tersebut : C = = 3. Kalor Jenis Kalor jenis (c) adalah banyaknya kalor (Q) yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu (T) satu satuan massa (m) benda sebesar satu derajat. Rumus kalor jenis : =

Satuan Internasional kalor jenis adalah J/Kg K. Kalor jenis benda berubah terhadap suhu. Jika perubahan suhu tidak terlalu besar maka kalor jenis dapat dianggap tetap. Berikut ini kalor jenis beberapa benda pada tekanan 1 atm dan suhu 20 o C (diperoleh melalui percobaan). Kalor jenis suatu benda menyatakan kemampuan suatu benda untuk menyerap kalor atau melepaskan kalor. Semakin besar kalor jenis suatu benda, semakin kecil kemampuan benda tersebut menyerap atau melepaskan kalor. Semakin kecil kalor jenis benda, semakin baik kemampuan benda tersebut menyerap atau melepaskan kalor. Emas mempunyai kalor jenis lebih kecil sehingga emas lebih cepat menyerap atau melepaskan kalor. Sebaliknya air mempunyai kalor jenis besar sehingga air lebih lambat menyerap atau melepaskan kalor. Tidak semua materi mempunyai kemampuan yang sama dalam menyerap kalor. Hal ini terjadi karena setiap zat mempunyai kalor jenis yang berbeda. Bandingkan air, besi, dan raksa! Jika air, besi, dan raksa mempunyai massa dan suhu awal yang sama, kemudian diberi kalor hingga mengalami kenaikan suhu yang sama juga, setiap zat akan menyerap jumlah kalor yang berbeda, bergantung pada jenis zat.

Untuk setiap kenaikan suhu air 1 0 C dari air bermassa 1 gram diperlukan kalor sebesar 1 kalor jenis air adalah 1 kal/(g 0 C). Sebenarnya, satuan kalor disesuaikan dengan sifat air. Dapat dikatakan satuan kalori ditetapkan oleh sifat air, jumlah kalor yang diperlukan 1 gram air untuk naik 1 0 C. Untuk setiap kenaikan suhu besi 1 0 C diperlukan kalor sebesar 0,11 kalori karena kalor jenisnya 0,11 kal/(g 0 C). Untuk setiap kenaikan suhu raksa 1 0 C diperlukan kalor sebesar 0,033 kalori karena kalor jenisnya adalah 0,033 kal/(g 0 C). Dengan demikian kalor jenis menggambar kemampuan suatu zat untuk menyerap kalor. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kalor jenis adalah jumlah kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu setiap 1 kilogram zat dan setiap 1 0 C. Zat yang memiliki kalor jenis terbesar tentunya akan membutuhkan kalor yang lebih banyak untuk menaikkan suhunya. Air banyak dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari karena memiliki kalor jenis yang besar. Sebagai contoh, pada siang hari kita akan merasa segar jika minum air dingin. Hal ini disebabkan kalor jenis air lebih besar daripada kalor jenis udara. Air tidak mudah naik suhunya walaupun suhu udara cukup tinggi. Selain itu, air dapat pula digunakan sebagai pendingin mesin mobil karena kenaikan suhu air lebih lambat dibandingkan suhu mesil mobil. Hal ini disebabkan kalor jenis air lebih kecil daripada kalor jenis logam penyusun mesin mobil. 4. Perpindahan Kalor Kalor berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah. Ada tiga cara perpindahan kalor: A. Konduksi (Hantaran) Proses perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa diikuti perpindahan bagian-bagian zat itu disebut konduksi atau hantaran. Misalnya, salah satu ujung batang besi kita panaskan. Akibatnya, ujung besi yang lain akan terasa panas.

Coba perhatikan gambar berikut: Pada batang besi yang dipanaskan, kalor berpindah dari bagian yang panas ke bagian yang dingin. Jadi, syarat terjadinya konduksi kalor pada suatu zat adalah adanya perbedaan suhu. Berdasarkan kemampuan menghantarkan kalor, zat dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu konduktor dan isolator. Konduktor adalah zat yang mudah menghantarkan kalor (penghantar yang baik). Isolator adalah zat yang sulit menghantarkan kalor (penghantar yang buruk). Konduksi dapat terjadi pada zat padat, zat cair, dan zat gas. Ada dua macam proses konduksi, yaitu konduksi logam dan konduksi non logam. Dalam zat non logam, partikel-partikel yang dipanaskan bergetar lebih cepat hingga energi kinetik patikel-partikel itu makin besar. Partikelpartikel ini kemudian memberikan sebagian energi kinetiknya ke partikelpartikel terdekatnya melalui tumbukan. Demikian seterusnya hingga kalor mencapai bagian ujung benda yang dingin (tidak dipanasi). Proses konduksi seperti ini berlangsung lambat karena untk memindahkan lebih banyak kalor diperlukan beda suhu yang tinggi di antara kedua ujung. Dalam zat logam, kalor dipindahkan melalui elektron-elektron bebas yang terdapat dalam struktur atom logam. Di tempat yang dipanaskan, energi elektron-elektron bertambah besar. Oleh karena elektron bebas mudah berpindah, maka pertambahan energi ini dengan cepat diberikan ke elektron-elektron lain yang letaknya lebih jauh melalui tumbukan. Dengan cara ini, kalor berpindah lebih cepat.

Zat yang mudah menghantarkan kalor disebut konduktor,contohnya logam. Zat yang sulit menghantarkan kalor disebut isolator, contohnya kayu dan plastik. Laju kalor konduksi. Laju perpindahan kalor secara konduksi Q/t (J s -1 = W) adalah sebanding dengan luas permukaan A (m 2 ), sebanding dengan beda suhu antara kedua ujung T(K atau o C), dan berbanding terbalik dengan ketebalan dinding d (m). Secara matematis ditulis: m -1 K -1 ). Dimana T = T1 - T2, dan k adalah konduktivitas termal suatu zat (W B. Konveksi (Aliran) Proses perpindahan kalor melalui suatu zat yang disertai dengan perpindahan bagian-bagian yang dilaluinya disebut konveksi atau aliran. Konveksi dapat terjadi pada zat cair dan gas. a. Konveksi pada Zat Cair Syarat terjadinya konveksi pada zat cair adalah adanya pemanasan. Hal ini disebabkan partikel-partikel zat cair ikut berpindah tempat. b. Konveksi pada Gas Konveksi terjadi pula pada gas, misalnya udara. Seperti halnya pada air, rambatan (aliran) kalor dalam gas (udara) terjadi dengan cara konveksi. Beberapa peristiwa yang terjadi akibat adanya konveksi udara adalah sebagai berikut : 1) Adanya angin laut. Angin laut terjadi pada siang hari. Pada siang hari, daratan lebih cepat menjadi panas daripada lautan sehingga udara di daratan naik dan digantikan oleh udara dari lautan. 2) Adanya angin darat, Angin darat terjadi pada malam hari. Pada malam hari, daratan lebih cepat menjadi dingin

daripada lautan. Dengan demikian, udara di atas lautan naik dan digantikan oleh udara dari daratan. 3) Adanya sirkulasi udara pada ruang kamar di rurnah 4) Adanya cerobong asap pabrik. Konveksi hanya terjadi pada zat yang mengalir (fluida), yaitu zat cair dan zat gas. Laju kalor konveksi. Laju perpindahan kalor secara konveksi, Q/t (J s -1 =W) adalah sebanding dengan luas permukaan A (m 2 ) yang bersentuhan dengan fluida, dan beda suhu T(K) antara benda dan fluida. Secara matematis ditulis: Dengan h adalah koefisien konveksi (W m -2 K -1 ), yang diperoleh secara percobaan, misalnya tubuh manusia memiliki h = 7,1 Wm -2 K -1. C. Radiasi (Pancaran). Radiasi atau pancaran adalah perpindahan kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Karena kalor dibawa dalam bentuk gelombang elektromagnetik, maka radiasi tidak memerlukan medium. Dengan kata lain, radiasi kalor dapat melalui ruang hampa (va kum). Sebagai contoh, radiasi kalor dari Matahari melalui ruang hampa hingga sampai ke Bumi. Makin baik suatu benda menyerap radiasi kalor, makin baik pula benda itu memancarkan radiasi kalor. Penyerap radiasi sempurna disebut benda hitam. Permukaan yang hitam kusam adalah penyerap dan pemancar radiasi kalor yang sangat baik, sedangkan

permukaan putih mengkilat adalah penyerap dan pemancar kalor yang sangat buruk. Laju kalor radiasi. Laju kalor radiasi Q/t (J s -1 =W), yang dipancarkan oleh suatu benda yang suhu mutlaknya lebih besar dari 0 K, adalah sebanding dengan luas permukaannya A(m 2 ), dan sebanding dengan pangkat empat suhu mutlaknya T 4. Secara matematis ditulis: Kalor diradiasikan dalam bentuk gelombang elektromagnetik, gelombang radio, atau gelombang cahaya. Misalnya, radiasi panas dari api Apabila kita berdiam di dekat api unggun, kita merasa hangat. Kemudian, jika kita memasang selembar tirai di antara api dan kita, radiasi kalor akan lerhalang oleh tirai itu. Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa : Kalor dari api unggun atau matahari dapat dihalangi oleh tabir sehingga kalor tidak dapat merambat. Ada beberapa benda yang dapat menyerap radiasi kalor atau menghalanginya. Alat yang digunakan untuk mengetahui atau menyelidiki adanya radiasi disebut termoskop, seperti yang tampak pada gambar berikut: Dari hasil penyelidikan dengan menggunakan termoskop, kita dapat mengetahui bahwa:

1) Permukaan yang hitam dan kusam adalah penyerap atau permancar radiasi kalor yang baik. 2) Permukaan yang putih dan mengkilap adalah penyerap atau pemancar radiasi yang buruk. 5. Mencegah Perpindahan Energi Kalor Energi kalor dapat dicegah untuk berpindah dengan mengisolasi ruang tersebut. Misalnya, pada penerapan beberapa peralatan rumah tangga, seperti termos dan setrika listrik. a. Termos Mengapa permukaan di dalam botol termos mengilap? Dindinnya berlapis dua ruang di antara kedua dinding itu dihampakan. Dengan demikian, zat cair yang ada di dalamnya tetap panas untuk waktu yang relatif lama. Termos dapat mencegah perpindahan kalor, baik secara konduksi, konveksi, maupun radiasi. b. Setrika Listrik Mengapa pakaian yang disetrika menjadi halus atau tidak kusut? Di dalam setrika listrik terdapat filamen dari bahan nikelin yang berbentuk kumparan. Kumparan nikelin ini ditempatkan pada dudukan besi. Ketika

listrik mengalir, filamen setrika listrik menjadi panas. Panas ini dikonduksikan pada dudukan besi dan akhirnya dikonduksikan pada pakaian yang disetrika. Dengan demikian, setrika mengkonduksi kalor pada pakaian yang disetrika.

DAFTAR PUSTAKA http://fisikanesia.blogspot.com/2013/03/kalor-pengertian-kalor-jenis.html http://gurumuda.net/kalor-jenis.htm http://joyful-physics.blogspot.com/p/perpindahan-kalor.html