BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kriteria pengambilan data yang akan dilakukan. untuk mengumpulkan data-data sekaligus untuk dianalisis lebih

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang kesiapan kepala sekolah dan guru SLB terhadap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. atau sifat-sifat serta hubungan fenomena yang diselidiki. dengan wawancara mendalam (In depth interview).

BAB III METODE PENELITIAN

1. Mengidentifikasi kasus untuk suatu studi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kualitatif dengan metode studi kasus (case study), artinya. melangsungkan pernikahan pada masa studi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rake Sarasin, Yogyakarta, 2000, hal. 6. 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data dan menganalisis data yang diperlukan dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Moleong (2012: 6) mengemukakan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. analisis, yaitu penelitian yang digunakan untuk menggambarkan secara rinci

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pandanan Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten. yaitu bulan Oktober sampai bulan Desember 2012.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam metoda penelitian pada prinsipnya tidak terlepas dari bagaimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian, secara sistematis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah penelitian yang berusaha memahami apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ini digunakan karena adanya realitas sosial mengenai perempuan yang menderita

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. SMP Negeri 13 Kota Magelang yang beralamat di Jln. Pahlawan 167, Potrobangsan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian kualitatif adalah obyek yang alamiah atau natural setting.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini masuk dalam kategori penelitian kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan permasalahan, penelitian ini bertujuan untuk

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research)yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif. Istilah penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. fenomena, gejala, fakta, atau informasi sosial. Penelitian kualitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. motivasi, tindakan dan lain secara holistik. 31 Sedangkan disebut deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti. 1 Pemilihan lokasi atau site selection

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ditinjau dari tempat atau lokasi penelitiannya, penelitian ini termasuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. BERMUTU di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari, sesuai dengan butir-butir

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif dengan metode studi kasus. Studi kasus merupakan strategi yang

BAB III METODE PENELITIAN

Sedangkan Sugiyono (2006) menyatakan bahwa:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. ayam selain itu harapannya juga dapat memperoleh hasil penelitian yang. menyikapi fenomena sabung ayam tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN. individual maupun kelompok (Sukmadinata: 2011: 60).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (Sugiyono, 2015: 9). Menggunakan jenis penelitian lapangan ( feel research )

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Bongomeme yaitu SDN 12 Bongomeme yang sebelumnya bernama. bagi peneliti untuk mengadakan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. prosedur penulisan yang menghasilkan data-data deskriptif. Kata-kata tertulis atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data; (D) Instrumen Penelitian; (E) Data dan Sumber Data; (F) Teknik Analisis Data;

BAB III METODE PENELITIAN. bahasa Inggris sering disebut dengan istilah Classroom Action Research

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian membantu peneliti dalam menjelaskan sistematika mengenai langkah-langkah yang akan diambil beruhubungan dengan tujuan penelitian yang ingin dicapainya. Menurut Sugiyono (2010) metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Menurut Nazir (2005) bahwa: Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang dengan tujuan mendeskripsikan, menggambarkan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai faktafakta, sifat-sifat serta hubunga antar fenomena yang diselidiki. A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif bertujuan untuk tidak menggeneralisasi ke populasi, tetapi untuk mengembangkan eksplorasi mendalam tentang fenomena utama (Creswell, 2008). Penelitian kualitatif digunakan dengan maksud untuk menjelaskan dan mengungkapkan faktafakta, mendeskripsikan, dan menganalisis fenomena atau peristiwa. Peneliti perlu menentukan metode penelitian yang akan digunakan, karena berhubungan erat dengan prosedur, alat, serta desain penelitian. B. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi dalam penelitian ini adalah SLB-B yang berada di Bandung. Alasan pemilihan lokasi penelitian di Bandung ini adalah karena Bandung merupakan kota pertama yang mendirikan sekolah khusus untuk tunarungu pada tahun 1930, yang pada saat itu di kota-kota lain belum ada. Informan sumber data adalah guru dan siswa tunarungu remaja. Pemilihan subjek penelitian menggunakan teknik purposive sampling yaitu berdasarkan kriteria spesifik yang ditetapkan peneliti (Creswell, 2008). Adapun subjek penelitian ini dibatasi pada siswa tunarungu remaja di SLB-B Bandung dan guru yang mengajar di SLB tersebut. Kriteria pengambilan PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG

28 subyek yaitu siswa yang sudah berusia 10-18 tahun, pada kelas SMP dan SMA yang berada di lingkungan SLB-B Kota Bandung. Pertimbangan atau alasan mengapa memilih siswa tunarungu yang sudah remaja adalah di usia remaja anak tersebut mencapai usia kematangan, mampu mengungkapkan pendapatnya dan sudah mampu bersosialisasi dengan lingkungan luar. Subyek siswa tunarungu berjumlah 15 orang siswa, dengan rincian 6 siswa SMA dari SLB B-X, 7 siswa SMP dari SLB B-Y, dan 2 siswa SMP dari SLB B-Z. Memilih guru karena dengan adanya guru yang mampu merasakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa tunarungu remaja. Subyek guru berjumlah 6 orang dari 3 SLB B Kota Bandung, dengan rincian 2 guru SMA dari SLB B-X, 2 guru SMP dari SLB B-Y, dan 2 guru dari SLB B-Z. C. Prosedur Penelitian Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Penelitian ini menggunakan empat tahapan yang setiap tahapan mempunyai tujuan tertentu. Tahap satu, yaitu studi pendahuluan tujuannya untuk mengetahui kondisi objektif di lapangan mengenai bahasa isyarat yang digunakan oleh siswa tunarungu remaja dan melakukan analisis mengenai kondisi objektif yang ada dilapangan mengenai penggunaan bahasa isyarat oleh siswa tunarungu remaja. Tahap kedua, yaitu tahap penggumpulan data melalui teknik observasi dan wawancara untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang terjadi antara guru dan siswa tunarungu remaja selama proses pembelajaran dan upaya-upaya dalam mengatasinya. Tahap ketiga, yaitu merumuskan solusi untuk mengatasi permasalahan melalui Focus GroupDiscussion. Tahap keempat, yaitu analisis data dan pembahasan sehingga dapat menemukan hasil penelitian mengenai penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) dan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO). PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG

29 Studi Literatur Perkembangan bahasa isyarat SIBI dan BISINDO (Buku, Jurnal ilmiah, Karya Tulis Ilmiah) Penggumpulan Data Studi Pendahuluan Kondisi Objektif Penggunaan Bahasa Isyarat SIBI dan BISINDO melalui teknik observasi 1. Kegiatan pembelajaran di kelas. (Siswa tunarungu remaja dan guru) 2. Kegiatan ketika siswa tunarungu remaja berkomunikasi dengan teman sebaya. (Siswa tunarungu remaja) 3. Kegiatan ketika siswa tunarungu remaja berkomunikasi dengan guru. (Siswa tunarungu remaja) 4. Kegiatan ketika guru berkomunikasi dengan siswa tunarungu remaja (guru) 5. Kegiatan komunikasi siswa tunarungu remaja ketika melakukan jual beli (kantin). (Siswa tunarungu remaja) 6. Kegiatan komunikasi siswa tunarungu remaja dengan anak berkebutuhan khusus lainnya. (Siswa tunarungu remaja) Analisis Kajian Konsep dan Kondisi Objektif Melalui Teknik Wawancara dan Dokumentasi 1. Kesulitan dalam penggunaan bahasa isyarat SIBI dan BISINDO. (Siswa tunarungu remaja) 2. Kesulitan guru dalam berkomunikasi dengan siswa tunarungu remaja ketika proses pembelajaran dan upaya untuk mengatasinya. (Guru) 3. Kesulitan siswa tunarungu remaja dalam berkomunikasi saat proses pembelajaran dan upaya untuk mengatasinya. (Siswa tunarungu remaja) FGD (FOCUS GROUP DISCUSSION) Kepala Sekolah, Guru, dan Teman sejawat 1. Komunikasi dalam pembelajaran 2. Kesulitan siswa dalam memahami materi pelajaran 3. Kesalahpahaman 4. Kemampuan siswa yang berbeda-beda 5. Kesulitan dalam penggunaan bahasa isyarat 6. Kesulitan guru ketika menerangkan hal-hal yang bersifat abstrak 7. Komunikasi yang efektif Analisis Data dan Pembahasan HASIL PENELITIAN Bagan 3.1 Prosedur Penelitian PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG

30 1. Tahap I Pendahuluan Tahap pendahuluan di awali dengan melihat kondisi objektif mengenai penggunaan bahasa isyarat oleh siswa tunarungu remaja melalui teknik observasi dengan subjek siswa tunarungu remaja dan guru. Selain itu peneliti juga melakukan studi literatur mengenai bahasa isyarat yang berkembang di Indonesia. Tahap satu ini bertujuan untuk menganalisis mengenai hasil temuan dilapangan, studi literatur, analisis masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa tunarungu remaja dan guru. 2. Tahap II Penggumpulan Data Tahap kedua yaitu penggumpulan data melalui observasi dan wawancara kepada guru dan siswa tunarungu remaja mengenai kesulitan dalam penggunaan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) dan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO), kesulitan guru dalam berkomunikasi dengan siswa tunarungu remaja ketika proses pembelajaran dan kesulitan siswa tunarungu remaja dalam berkomunikasi saat proses pembelajaran serta upaya-upaya untuk mengatasinya. 3. Tahap III Perumusan Solusi melalui Focus Group Discussion Data-data yang terkumpul selama studi pendahuluan dan penelitian menjadi landasan bagi peneliti untuk merumuskan langkah-langkah pemecahan masalah. Dalam merumuskan solusi tersebut melalui Focus Group Discussion yang akan dihadiri oleh guru, kepala sekolah, dan teman sejawat dengan tema penelitian yang sama dan melakukan penelitian di tempat yang sama. 4. Tahap IV Analisis Data dan Pembahasan Tahap terakhir yaitu menganalisis data dari seluruh hasil penelitian dan pembahasan sehingga mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian. D. Teknik Penggumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Penggumpulan Data Teknik penggumpulan data berhubungan erat dengan instrumen penelitian yang akan digunakan dalam sebuah penelitian. Penelitian ini menggunakan PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG

31 beberapa teknik penelitian diantaranya yaitu observasi, wawancara dan Audiovisual atau dokumentasi. a. Observasi merupakan proses pengumpulan, informasi langsung yang terbuka dengan mengamati orang-orang dan tempat-tempat di lokasi penelitian, pengamatan mewakili bentuk yang sering digunakan pengumpulan data, dengan peneliti dapat mengasumsikan peran yang berbeda dalam proses. Spradle (Creswell, 2008, hlm. 220). Observasi dilaksanakan untuk mengamati penggunaan sistem isyarat bahasa indonesia (SIBI) dan bahasa isyarat indonesia (BISINDO) siswa tunarungu remaja ketika berada di kelas dan di luar kelas. Dalam observasi peneliti mengungkap data dari siswa tunarungu remaja dan guru. Data yang diungkap dari siswa tunarungu remaja adalah mengenai kegiatan pembelajaran ketika di kelas, kegiatan ketika siswa tunarungu remaja berkomunikasi dengan teman sebaya, kegiatan ketika siswa tunarungu remaja berkomunikasi dengan guru, kegiatan komunikasi siswa tunarungu remaja ketika melakukan jual beli (kantin) dan kegiatan komunikasi siswa tunarungu remaja dengan anak berkebutuhan khusus lainnya. Sedangkan data yang diungkap dari guru yaitu kegiatan pembelajaran ketika dikelas dan kegiatan ketika guru berkomunikasi dengan siswa tunarungu remaja. b. Wawancara mendalam dilakukan dengan mendalami informasi dari seorang informan dan perlu dilakukan berulang kali dengan informan (Afrizal, 2014, hlm. 136). Wawancara secara mendalam lebih menekankan kepada siswa tunarungu remaja dan guru yang berada di lingkungan SLB-B X, SLB-B Y dan SLB-BC Z. Wawancara ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan data secara mendalam mengenai penggunaan bahasa isyarat oleh siswa tunarungu remaja dan permasalahan serta upaya untuk mengatasi. Wawancara dengan guru bertujuan untuk mengungkap kesulitan-kesulitan yang dialami oleh guru dalam proses pembelajaran dan upaya guru dalam mengatasinya. Sedangkan wawancara dengan siswa tunarungu remaja untuk menggali data mengenai kegiatan komunikasi siswa ketika pembelajaran maupun di luar pembelajaran baik dengan guru, PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG

32 teman sebaya atau dengan orang lain. Setelah mendapatkan hasil wawancara kemudian dilakukan analisis dengan pengkodean data. Pengkodean bertujuan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data penelitian. Adapun kode wawancara pada siswa tunarungu remaja adalah. 1) PMK : Pemilihan Metode Komunikasi 2) MKS : Mengetahui Kamus SIBI 3) PMS : Pernah Mempelajari SIBI 4) TMS : Tempat Mempelajari SIBI 5) PI : Pengajar Isyarat 6) PS : Penggunaan SIBI 7) KPS : Kesulitan Penggunaan SIBI 8) PUG : Penggunaan Ujaran oleh Guru 9) KMMP : Kesulitan Memahami Materi Pelajaran 10) KK : Komunikasi dalam Keluarga Sedangkan kode wawancara pada guru adalah sebagai berikut. 1) CMKP : Cara Mengatasi Kesulitan dalam Pembelajaran 2) KDA : Komunikasi dengan Anak Berkebutuhan Khusus Lain 3) KDP : Komunikasi dalam Pembelajaran 4) KDT : Komunikasi dengan Teman (Sesama Tunarungu) 5) KE : Komunikasi yang Efektif 6) KPI : Kesulitan Penggunaan Isyarat 7) KPS : Kesulitan Penggunaan SIBI 8) KSB : Kemampuan Siswa Berbeda-beda 9) PBB : Pelatihan Bina Bicara 10) PI : Penggunaan Isyarat c. Dokumentasi atau audiovisual yang terdiri dari gambar atau suara yang dikumpulkan oleh peneliti untuk membantu memahami merekam data yang digunakan. Dokumentasi dilaksanakan sebagai upaya untuk menemukan data mengenai semua kegiatan siswa tunarungu remaja ketika PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG

33 berkomunikasi di lingkungan sekolah dan memperkuat hasil analisis serta hasil temuan dari peneliti. PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG

34 2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian TABEL 3.1 KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN UNTUK SISWA TUNARUNGU REMAJA USIA 10-18 TAHUN No. Pertanyaan penelitian Aspek Sub Aspek Teknik Penggumpulan Data 1. Bagaimana kondisi objektif di Kondisi a. Kegiatan pembelajaran ketika a. Observasi lapangan mengenai Objektif di kelas. b. Dokumentasi penggunaan bahsa isyarat b. Kegiatan ketika siswa SIBI dan BISINDO yang tunarungu remaja dipakai oleh siswa tunarungu berkomunikasi dengan teman remaja di SLB-B Kota sebaya. Bandung? c. Kegiatan ketika siswa tunarungu remaja berkomunikasi dengan guru. d. Kegiatan ketika guru berkomunikasi dengan siswa tunarungu remaja. Instrumen Pedoman Observasi Sumber Data a. Siswa Tunarungu Remaja b. Guru Kelas PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG

35 No. Pertanyaan Penelitian Aspek Sub Aspek Teknik Penggumpulan Data e. Kegiatan komunikasi siswa tunarungu remaja dengan anak berkebutuhan khusus lainnya. f. Kegiatan komunikasi siswa tunarungu remaja ketika melakukan jual beli (kantin). 2. Bagaimana kesulitankesulitan Kesulitan a. Kesulitan dalam penggunaan a. Wawancara dalam penggunaan dalam bahasa isyarat SIBI dan b. Dokumentasi metode isyarat SIBI dan penggunaan BISINDO. BISINDO yang dipakai siswa bahasa tunarungu remaja di SLB-B isyarat Kota Bandung? Instrumen Pedoman Wawancara Sumber Data Siswa tunarungu remaja No. Pertanyaan Penelitian Aspek Sub Aspek Teknik Penggumpulan Instrumen Sumber Data PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG

36 Data 3. Bagaimana kesulitan Komunikasi a. Kesulitan guru dalam a. Wawancara Pedoman Guru komunikasi guru terhadap guru berkomunikasi dengan siswa b. Dokumentasi Wawancara siswa tunarungu remaja tunarungu remaja ketika ketika proses pembelajaran proses pembelajaran dan dan upaya mengatasinya? upaya mengatasinya. 4. Bagaimana kesulitan komunikasi siswa tunarungu Komunikasi siswa a. Kesulitan siswa tunarungu remaja dalam a.wawancara b. Dokumentasi Pedoman Wawancara Siswa Remaja Tunarungu remaja terhpada guru ketika tunarungu berkomunikasi dengan guru proses pembelajaran dan remaja saat proses pembelajaran upaya mengatasinya? 5. Bagaimana solusi untuk mengatasi kesulitan-kesulitan komunikasi dalam Solusi a. Solusi mengatasi kesulitan komunikasi a. Focus Group Discussion (FGD) Angket Guru, Kepala sekolah dan teman sejawat pembelajaran yang akan PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG

37 dilakukan guru dan kepala sekolah PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG

38 E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian menggunakan tiga langkah, menurut Milles dan Huberrman yaitu: 1. Reduksi data Langkah awal dalam menganalisis data yaitu dengan melakukan reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting guna memberikan gambaran yang jelas dan tajam tentang hasil pengamatan untuk mempermudah peneliti dalam menggumpulkan data selanjutnya. Proses reduksi data berlangsung secara terus menerus. Tujuan dari reduksi data dalam analisis data yaitu agar memudahkan pemahaman terhadap data yang dikumpulkan. 2. Display Data Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Langkah selanjutnya yaitu membuat rangkuman temuan penelitian berdasarkan pada aspek-aspek yang diteliti. Melalui display data, maka data akan terorganisasi, tersusun dalam pola hubungan, sehingga dapat memudahkan memahami gambaran keseluruan dari aspek-aspek yang diteliti. 3. Verifikasi Data Kegiatan selanjutnya yaitu verifikasi data dengan cara mempelajari kembali data-data yang terkumpul dan menarik kesimpulan sehingga mendapatkan temuan baru. F. Pengujian Kredibilitas Data Pengujian kredibilitas data diperlukan untuk pengecekkan data yang dilaporkan dengan data yang ditemui di lapangan. Dimana data yang ditemukan tidak berbeda dengan data yang dulapokan. Data yang kredibilitas merupakan data yang konsisten dan cenderung valid. Memvalidiasi data berarti peneliti menentukan keakuratan dan kredibilitas data melalui strategi seperti triangulasi atau member check (Creswell, 2012). PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG

39 Adapun uji kredibilitas yang dilakukan peneliti sebagai berikut, 1. Triangulasi data Triangulasi data adalah proses membenarkan bukti dari individu yang berbeda, jenis data, atau metode penggumpulan data dalam deskripsi dan tema dalam penelitian kualitatif (Creswell, 2012). Menurut Denzin (Tohirin, 2012, hlm. 73) triangulasi dalam penelitian kualitatif yaitu: a. Penggunaan sumber. Caranya antara lain : 1) membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara; 2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi; 3) membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu; 4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang berpakaian rendah, menengah dan tinggi, orang berada, dan orang pemerintahan; 5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. b. Triangulasi dengan peneliti. Caranya dengan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluanpengecekan kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu mengurangi kemlencengan dalam pegumpulan data. Cara lainnya yang bisa dilakukan adalah membandingkan hasil pekerjaan seorang analisis dengan analisis lainnya dalam konteks yang berkenaan. 2. Mengadakan member check Member check adalah proses dimana peneliti meminta satu atau lebih peserta dalam penelitian untuk memeriksa keakuratan dari laporan (Creswell, 2012). PENGGUNAAN SISTEM ISYARAT BAHASA INDONESIA (SIBI) DAN BAHASA ISYARAT INDONESIA (BISINDO) OLEH SISWA TUNARUNGU REMAJA DI SLB-B KOTA BANDUNG