BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan berlangsung seumur hidup manusia, maka sampai masa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Tinjauan tentang Prestasi Belajar Mahasiswa. Pada kenyataannya, belajar merupakan suatu istilah yang sudah populer

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB I PENDAHULUAN. oleh mahasiswa. Prestasi adalah hasil dari usaha mengembangkan bakat secara

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan modal utama pembangunan bangsa karena

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. KERANGKA TEORETIS. menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi, budaya serta nilai-nilai yang positif yang ada dari satu generasi ke

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan menurut udang-undang No 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan tanggung jawab setiap siswa dan kualitas hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi rendahnya prestasi yang diperoleh siswa dapat dipengaruhi oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, di dalam suatu pembelajaran harus ada motivasi belajar, agar

ARTIKEL/JURNAL OLEH ROBIATUL AINI RRA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. mau kalah dari individu atau kelompok lainnnya. Kompetisi atau persaingan. dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan tanggung jawab setiap siswa dan kualitas hasil

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahap seperti prasekolah, sekolah dasar, sekolah menengah, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan

BAB I PENDAHULUAN. yang bagus, dibutuhkan proses pendidikan yang bagus pula. Setiap usaha

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya tujuan pembangunan nasional dibidang pendidikan yaitu. atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal dimana tempat

BAB II KAJIAN TEORI. A. Strategi Pembelajaran Increasing the Capacity to Think (ICT)

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. aktifitas, tanpa ada yang menyuruh.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. bersifat membentuk atau merupakan suatu efek.

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), hlm. 86.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Menurut Soekidjo Notoatmodjo (2003, h. 16), menjelaskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. sebab melalui sektor pendidikan akan dihasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Profil Motivasi Belajar Siswa SMA Kelas XI pada Setiap Indikator Motivasi Belajar

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari melalui sekolah, baik dalam lingkungan, di rumah maupun

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR SEJARAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA SMA SANTO MIKAEL SLEMAN YOGYAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003:

II. TINJAUAN PUSTAKA. tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai kebutuhan sangat dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal Sekolah Menengah Atas (SMA) swasta dengan akreditasi A,

BAB II KERANGKA TEORETIS

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. yang sewaktu baru dilahirkan sedemikian tidak berdayanya seperti bayi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu tujuan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. dicapai demi tercapainya tujuan. Masalah pendidikan telah disebutkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI. A. Siswa. yang belum dapat dikatakan dewasa, ia memerlukan seseorang untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesiapan Kerja. mempraktekkan sesuatu. Pendapat yang hampir sama dikemukakan Kartono dan

II TINJAUAN PUSTAKA. dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan. ketabahan. Sudjana (1989 : 5) menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

OLEH : DELVIZA SURYANI

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang

BAB V PENUTUP. 1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan Minat Belajar terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara di segala bidang. Agar mendapatkan manusia yang

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. arti penting dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari ilmu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. eduaktif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTSN NGEMPLAK BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat terangkat harkat dan derajadnya. pelaksanaan proses pendidikan tersebut diharapkan dapat menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. yang sudah menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang

DINAMIKA MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA MANDIRI DI SMPN 10 BANDA ACEH

HUBUNGAN ANTARA OPTIMISME MASA DEPAN DAN KONFORMITAS TEMAN SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA DI SMK

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai

2015 PENGARUH FASILITAS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEBIASAAN BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Widjaja, 2006). Pegawai memiliki peran yang besar dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk yang paling tinggi derajatnya, makhluk yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang tua ingin anaknya menjadi anak yang mampu. menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam kehidupannya.

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahanperubahan dalam pengelolaan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat dalam setiap aktivitas yang relatif konstan dan berbekas. Namun, tidak semua aktivitas tersebut menjamin adanya proses belajar. Maka dari itu seseorang harus aktif sendiri, melibatkan diri dengan segala pemikiran, kemauan dan perasaan. (Winkel, 2009). Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan tingkah laku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interasksi individu dengan lingkungan yang tidak disadari dalam diri seseorang yang tidak dapat kita saksikan, kita hanya bisa menyaksikan perubahan tersebut dari gejala-gejala perubahan perilaku yang nampak. (Wina, 2008). Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dan penting dalam keseluruhan proses pendidikan. 8

9 Maka dari beberapa pengertian belajar di atas maka dapat disimpulkan Bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku pada individu-individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan penyesuaian diri. Jadi, dapat dikatakan bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga yang menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya. (Faisal, 2013) 2. Teori-Teori Belajar Kalau dilihat dari literature psikologi, banyak sekali pembahasan tentang teori belajar yang akan temukan teori-teori bersumber dari teori atau aliranaliran Psikologi. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapai tujuan pendidikan hanya bergantung kepada bagaimana proses belajar yang di alami oleh pelajar sebagai anak didik. Defenisi teori yang dilihat dari literature psikologi adalah : Cara-cara atau metode yang digunakan untuk mempelajari atau meneliti sesuatu dalam sesuatu proses pembelajaran. Berarti teori belajar adalah cara-cara yang digunakan untuk memahami tingkah laku individu itu sendiri yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. (Dodi, 2009)

10 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar Menurut Ning (2011) Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar. a. Faktor Internal ( faktor dari dalam mahasiswa ) Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu itu sendiri. b. Faktor eksogen/eksternal ( faktor dari luar mahasiswa ) Selain karakteristik siswa faktor-faktor ini juga berasal dari sekeliling individu yang dapat mempengaruhi proses belajar individu itu sendiri. B. Tinjaun Umum Tentang Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar Sering kita melihat kalau orang-orang disekitar kita mengaitkan antara motivasi dengan semangat. Seseorang yang terlihat putus asa atau kurang bersemangat, biasanya sering dikaitkan bahwa orang tersebut kekurangan motivasi. Tidak heran jika terkadang orang lain yang melihat kondisi ini berkata ayo semangat untuk memberikan tambahan motivasi kepada temannya yang tampak putus asa atau kurang semangat. Contoh lainnya lagi adalah mahasiswa yang lambat dalam mengerjakan skripsi biasanya dikatakan bahwa mahasiswa tersebut kurang bersemangat atau kurang termotivasi untuk

11 mengerjakan skripsi. Begitulah kenyataan yang ada bahwa motivasi berkaitan erat dengan semangat. (Yulian, 2012) Motivasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang, sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu, atau Motivasi adalah usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Menurut Dalyono (2009 : 57) berpendapat bahwa Motivasi adalah daya penggerak atau pendorong untuk melakukan suatu pekerjaan, hal ini berarti bahwa suatu pekerjaan yang dilakukan dengan motivasi kuat akan menimbulkan dorongan yang kuat pula. Artinya, pekerjaan tersebut akan dikerjakan dengan penuh antusias, penuh gairah atau semangat. Begitu juga dengan belajar. Dalyono menjelaskan bahwa seseorang yang belajar dengan motivasi kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah atau semangat. Motivasi dapat berasal dari dalam (instrinsik) dan dapat juga berasal dari luar (ekstrinsik). Motivasi yang berasal dari dalam ini umumnya disebabkan karena kesadaran akan pentingnya sesuatu. Sedangkan motivasi yang berasal dari luar umumnya disebabkan karena adanya rasa simpati atau rasa tanggung jawab dari orangtua, teman, ataupun dosen.

12 Hamzah (2009 : 3) berpendapat bahwa Motivasi merupakan dorongan yang terdapat dalam diri seseorang untuk berusaha mengadakan perubahan tingkah laku yang lebih baik dalam memenuhi kebutuhannya. Beliau juga berpendapat bahwa motivasi adalah kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Bagi Hamzah motif (instrinsik) atau motif yang berasal dari dalam diri seseorang jauh lebih kuat dibandingkan dengan motif (ekstrinsik). Kaitannya dengan belajar, lebih lanjut beliau mengutarakan bahwa motivasi memiliki peranan yang besar terhadap keberhasilan seseorang dalam belajar. Sebenarnya banyak hal pembahasan tentang teori-teori motivasi, namun ada beberapa yang cukup menonjol adalah motivasi merupakan dorongan atau daya penggerak yang tercermin dalam kegairahan atau semangat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang tercermin dalam semangat untuk menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap yang relatif konstan dalam hal ini belajar. Motivasi belajar memiliki peranan penting terhadap pencapaian prestasi belajar mahasiswa. Dalam kenyataannya, motivasi ini dapat menimbulkan kegigihan atau semangat kepada mahasiswa untuk mencapai prestasi yang tinggi, sebagaimana diungkapkan oleh Wina (2008 : 22) berpendapat bahwa Anak didik (mahasiswa) yang berprestasi rendah belum tentu disebabkan oleh

13 kemampuannya yang rendah pula, tetapi mungkin disebabkan oleh tidak adanya dorongan atau motivasi. Dari definisi tersebut seolah-olah Wina (2008 : 22) dalam Yulian (2012 : 23) mengatakan bahwa mahasiswa atau orang yang memiliki IQ tinggi belum tentu akan memiliki prestasi belajar yang tinggi pula, hal ini dipengaruhi oleh salah satu faktor yang begitu penting yakni, motivasi. Pada akhirnya Dalyono mengatakan bahwa, kuat lemahnya motivasi seseorang turut mempengaruhi keberhasilannya. 2. Indikator Motivasi Belajar Ada beberapa indikator motivasi belajar yang dikemukakan oleh Hamzah (2009 : 23) Yakni : 1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil 2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan 4. Adanya penghargaan dalam belajar 5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan mahasiswa atau seseorang belajar dengan baik 3. Ciri-Ciri Motivasi Belajar Menurut Sardiman (2009 : 83) menyebutkan motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut : a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai)

14 b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk sukses) d. Lebih senang bekerja mandiri e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurang kreatif) f. Tidak mudah melupakan hal yang sudah diyakini g. Dapat mempertahankan pendapatnya ( kalau sudah yakin akan sesuatu) h. Senang mencari dan memecahkan soal C. Tinjaun Umum Tentang Minat Belajar 1. Pengertian Minat Belajar Minat secara umum dapat diartikan sebagai rasa tertarik yang ditunjukan oleh individu kepada suatu objek, baik objek berupa benda hidup maupun benda yang mati, sedangkan minat belajar dapat diartikan sebagai rasa tertarik yang di tunjunkan oleh peserta didik dalam melakukan aktivitas belajar. Minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang kepada sesuatu, biasanya disertai dengan perasaan senang. Minat timbul tidak secara tiba-tiba melainkan timbul akibat dari partisipasi, pengalaman dan kebiasaan. www.referensimakalah.com Holland dalam Djaali (2007 : 122) berpendapat bahwa Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Lebih lanjut dijabarkan

15 bahwa minat ini tidak timbul dengan sendirinya, melainkan ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya minat dalam diri seseorang seperti adanya rasa butuh terhadap sesuatu, adanya rasa ingin tahu, atau adanya ketertarikan terhadap suatu hal. Contoh : ada seseorang yang bercita-cita menjadi akuntan karena baginya akuntan memiliki penghasilan yang banyak. Menjadi seorang akuntan, tentunya akan membutuhkan ilmu akuntansi oleh sebab itu dia perlu belajar tentang ilmu akuntansi, dari situlah timbul yang dinamakan dengan minat belajar atau minat untuk mempelajari akuntansi. Djaali juga menambahkan bahwa minat memiliki unsur afeksi, kesadaran sampai pilihan nilai, pengerahan perasaan, seleksi, dan kecenderungan hati. Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Selanjutnya Kamus Umum Bahasa Indonesia mendefinisikan minat sebagai keinginan untuk memperhatikan atau melakukan sesuatu. Kesimpulannya, minat merupakan kecenderungan hati yang tinggi dan merasa tertarik terhadap sesuatu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa minat belajar merupakan keinginan yang tinggi atau adanya rasa ketertarikan dari dalam diri seseorang untuk memperoleh suatu ilmu atau perubahan-perubahan keterampilan, nilai dan sikap yang dalam hal ini disebut dengan belajar. Adanya rasa ketertarikan ini (minat) akan memberikan dampak positif bagi mahasiswa yang sedang belajar, seperti : menikmati proses belajar, antusias dalam mengikuti pembelajaran sehingga proses belajarpun menjadi lancar, seperti yang dikatakan oleh Nasution (2000 : 82) dalam Yulian (2012 : 18)

16 bahwa pelajaran akan berjalan lancar apabila ada minat. Adapun Wina (2008 : 29) mengatakan bahwa seseorang mahasiswa akan terdorong untuk belajar manakala mereka memiliki minat untuk belajar. Hal tersebut mengindikasikan bahwa dengan adanya minat belajar, akan menimbulkan kesadaran sendiri bagi mahasiswa tersebut sehingga dengan adanya kesadaran yang memang disadari sendiri akan berdampak bagus terhadap optimalnya prestasi belajar yang diraih. Sama seperti yang dikemukakan oleh Hamalik (2005 : 33) dalam Yulian (2012 : 19) bahwa belajar dengan minat akan mendorong individu lebih baik dari pada belajar tanpa minat. 2. Indikator Minat Belajar Indikator adalah alat (sesuatu) yang dapat dijadikan acuan untuk memberikan petunjuk atau keterangan terhadap suatu hal. Jadi, indikator minat belajar merupakan sesuatu yang dapat dijadikan acuan untuk memberikan kita keterangan tentang minat belajar mahasiswa. Pada dasarnya, seseorang yang memiliki minat terhadap suatu hal cenderung akan mengekspresikan atau menunjukkannya dengan suatu aktivitas yang berkaitan dengan minatnya. Contoh, seseorang yang menaruh minat terhadap sesuatu hal pada umunya tidak ragu untuk memilikinya meskipun harganya sangat mahal. Orang yang hobi dengan hal tersebut maka pada umumnya orang tersebut gemar berusaha mencari informasi-informasi tentang minatnya. Begitu juga dengan belajar, seseorang yang berminat untuk belajar tentu tidak akan ragu, tidak akan plin-plan untuk merealisasikan atau mempelajari

17 sesuatu yang diminatinya bahkan gigih mencari informasi tentang aspekaspek yang dipelajarinya. Kesimpulannya, minat belajar memiliki indikator sebagai berikut : a. Memiliki keinginan yang kuat atau gaira yang tinggi dalam belajar b. Fokus dalam mengikuti proses belajar mengajar c. Merasa butuh terhadap pelajaran d. Aktif, kreatif, dan produktif dalam pembelajaran e. Memperoleh kepuasan dalam belajar f. Merasa senang dalam belajar. (Yulian, 2012) D. Pemahaman Akuntansi Tingkat pemahaman akuntansi dapat diwujudkan pada nilai yang diperoleh peserta didik. Nilai yang diperoleh peserta didik mempunyai fungsi ganda, sebagai ukuran keberhasilan peserta didik dalam mempelajari matakuliah dan sekaligus sebagai alat evaluasi keberhasilan matakuliah itu sendiri. (Sriwardany, 2009). Dalam hal tertentu, nilai yang diperoleh mahasiswa merupakan indikator kesuksesan mahasiswa dalam menempuh kuliah, tetapi mungkin bukan merupakan ukuran keberhasilan pencapaian tujuan atau sasaran pengajaran matakuliah dalam mengubah pengetahuan, perilaku atau kepribadian mahasiswa termasuk penalarannya. Menurut Mardahlena (2007) berpendapat bahwa tingkat pemahaman akuntansi mahasiswa dinyatakan dengan seberapa mengerti seorang mahasiswa

18 terhadap apa yang sudah dipelajari yang dalam konteks ini mengacu pada matakuliah akuntansi dengan melihat nilai yang mereka dapat. Kesalahan dalam pendefinisian akuntansi dapat menyebabkan kesalahan pemahaman arti sebenarnya akuntansi. Akuntansi sering diartikan terlalu sempit sebagai proses pencatatan yang bersifat teknis dan prosedural. Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan yang dimaksud dengan pemahaman akuntansi adalah proses atau cara mahasiswa jurusan akuntansi dalam memahami matakuliah akuntansi. Mahasiswa dapat dikatakan menguasai atau memahami akuntansi apabila ilmu akuntansi yang sudah di perolehnya selama ini dapat diterapkan dalam kehidupannya bermasyarakat atau dengan kata lain dapat dipraktekkan didunia kerja. (Yora, 2013) E. Penelitian Terdahulu Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya sangat penting untuk diungkapkan karena dapat dipakai sebagai sumber informasi dan bahan acuan yang sangat berguna bagi penulis. Penelitian terdahulu mengenai kecerdasan emosional, minat belajar, pengendalian diri, perilaku belajar dan motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini :

19 No Nama Penelitian 1 Anggun (2010) 2 Yulian (2012) 3 Dian (2011) 4 Shive (2011) 5 Aditya (2010) Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu Judul Variabel Penelitian Penelitian Pengaruh kecerdasan Dependen emosional terhadap Tingkat pemahaman tingkat pemahaman akuntansi akuntansi Independen Pengenalan diri, pengendalian diri motivasi, empati, dan ketrampilan sosial Pengaruh minat belajar dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar Pengaruh beberapa faktor terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa akuntansi Pengaruh atribut kecerdasan emosional dan perilaku belajar terhadap tingkat pemahaman akuntansi Pengaruh pengendalian diri, motivasi dan minat belajar terhadap tingkat pemahaman akuntansi Sumber : data sekunder yang diolah, 2013 Dependen Prestasi belajar Independen Minat belajar dan motivasi belajar Dependen Tingkat pemahaman akuntansi Independen Minat, motivasi, kualitas dan potensi dosen pengajar Dependen Tingkat pemahaman akuntansi Independen Pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati, keterampilan sosial, dan perilaku belajar Dependen Tingkat pemahaman akuntansi Independen pengendalian diri, motivasi dan minat belajar Hasil Penelitian Kecerdasan emosional berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi, namun secara parsil pengenalan diri, pengendalian diri, dan motivasi yang berpengaruh signifikan Hasil menunjukan Minat dan motivasi berbeda secara signifikan, khususnya pada aspek minat yang tidak signifikan terhadap prestasi belajar Hasil penelitian menunjukan bahwa Variabel-Variabel tersebut baik secara simultan maupun parsial terdapat pengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi Berdasarkan analisis dari masing-masing atribut bahwa atribut keterampilan sosial dan perilaku belajar tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi Variabel-Variabel pengendalian diri dan motivasi tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi hanya minat yang berpengaruh signifikan

20 F. Kerangka Pemikirian Teoritis dan Pengembangan Hipotesis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini adalah tentang pengaruh motivasi dan minat belajar mahasiswa terhadap tingkat pemahamn akuntansi. Untuk pengembangan hipotesis dan kerangka pemikiran teoritis ini dapat dilihat pada gambar 2.1. Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen dan variabel dependen, maka yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah Motivasi dan Minat. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah Tingkat Pemahaman Akuntansi. Motivasi Tingkat Pemahaman Akuntansi Minat Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran maka hipotesis yang dapat diusulkan adalah :

21 1. Pengaruh motivasi terhadap tingkat pemahaman akuntansi Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang, sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu, motivasi merupakan dorongan atau daya penggerak yang tercermin dalam kegairahan atau semangat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan suatu dorongan yang tercermin dalam semangat untuk menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap yang relatif konstan dalam hal ini disebut dengan belajar, motivasi belajar itu sendiri memiliki peranan penting terhadap pencapaian prestasi belajar mahasiswa. Oleh karena itu, anak didik (mahasiswa) yang berprestasi rendah belum tentu disebabkan oleh kemampuannya yang rendah pula, tetapi mungkin disebabkan oleh tidak adanya dorongan atau motivasi. Hal ini dipengaruhi oleh salah satu faktor yang begitu penting yakni, motivasi. Kuat lemahnya motivasi seseorang turut mempengaruhi keberhasilannya.(dalyono, 2009) H1 : Motivasi berpengaruh positif terhadap tingkat pemahaman akuntansi 2. Pengaruh minat terhadap tingkat pemahaman akuntansi Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi dan merasa tertarik terhadap sesuatu, keinginan yang tinggi atau adanya rasa ketertarikan dari dalam diri seseorang untuk memperoleh suatu ilmu atau perubahan-perubahan keterampilan, nilai dan sikap yang dalam hal ini disebut dengan belajar. Adanya rasa ketertarikan ini (minat) akan memberikan dampak positif bagi

22 mahasiswa yang sedang belajar, seperti : menikmati proses belajar, antusias dalam mengikuti pembelajaran sehingga proses belajarpun menjadi lancar. Minat yang baik dapat di lihat dari, memiliki keinginan yang kuat, fokus dalam mengikuti proses belajar mengajar, merasa butuh terhadap pelajaran, merasa senang dalam belajar. Pelajaran akan berjalan lancar apabila ada minat. Hal tersebut mengindikasikan bahwa dengan adanya minat belajar, akan menimbulkan kesadaran sendiri bagi mahasiswa tersebut sehingga dengan adanya kesadaran yang memang disadari sendiri akan berdampak bagus terhadap optimalnya prestasi belajar yang diraih. Belajar dengan minat akan mendorong individu lebih baik dari pada belajar tanpa minat. (Yulian, 2012). H2 : Minat berpengaruh positif terhadap tingkat pemahaman akuntansi