LAMPIRAN. Nama Ind plot. Lampiran 1. Data Analisis Vegetasi Mangrove. Stasiun I. Semai. Universitas Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 51 TAHUN 2004 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

ph TSS mg/l 100 Sulfida mg/l 1 Amonia mg/l 5 Klor bebas mg/l 1 BOD mg/l 100 COD mg/l 200 Minyak lemak mg/l 15

Lampiran A. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) 1 ml MnSO 4 1 ml KOH KI dikocok didiamkan

Lampiran 1. Gambar Lembar Pengamatan yang digunakan (Mckenzie & Yoshida 2009)

Universitas Sumatera Utara

BAB 2 BAHAN DAN METODA

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Pengukuran Konsentrasi Logam Sebenarnya

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian. Pengambilan Sampel Rhizophora apiculata. Dekstruksi Basah

Lampiran 1. Perhitungan Jumlah Zooplankton yang ditemukan. Jumlah Individu/l St 1 St 2 St 3 St 4 St 5

DO = ml sampel. ml titran x Normalitas thiosulfat x 8 x (ml botol BOD ml reagen terpakai ) ml botol BOD

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 5. Baku Mutu Air laut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor: Tahun 2004

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Lampiran 1. Analisis vegetasi hutan mangrove mulai dari pohon, pancang dan semai berdasarkan

Lampiran 1. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) (Suin, 2002) Sampel Air. Sampel Dengan Endapan Putih/Coklat 1 ml H 2

BAB 2 BAHAN DAN METODA

Lampiran A. Prosedur Analisa Logam Berat Pb dan Cd Dalam Kerang Bulu (Anadara inflata) Diambil daging. Ditambah 25 ml aquades. Ditambah 10 ml HNO 3

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2003 NOMOR : 6 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 6 TAHUN 2005 T E N T A N G

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Penentuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kecamatan Anggrek, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Peta lokasi

BAB 2 BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif, dengan teknik penentuan lokasi

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Spesifikasi Alat dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan secara langsung dengan menggunakan metode eksploratif pada setiap

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. stasiun pengambilan terlampir pada Lampiran 1. Proses identifikasi pada sampel

Lampiran 1. Alat dan Satuan yang Dipergunakan dalam Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan.

3. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Kuisioner Pengunjung Kuisioner penelitian untuk pengunjung Pantai Putra Deli

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB 2 BAHAN DAN METODA

KONDISI EKOLOGI MANGROVE DI PANTAI BALI DESA MESJID LAMA KECAMATAN TALAWI KABUPATEN BATU BARA PROVINSI SUMATERA UTARA

Gambar 3. Peta lokasi penelitian

BAB 2 BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Kep.Men. LH Nomor 51 tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut Untuk Biota Laut

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1.1. Materi Penelitian Bahan

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3. No. 1, Maret 2012: ISSN :

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP, NOMOR : 201 TAHUN 2004 TENTANG KRITERIA BAKU DAN PEDOMAN PENENTUAN KERUSAKAN MANGROVE

BAB III METODE PENELITIAN. Sistematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Agustus sampai September 2011,

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

Lampiran A. Peta Lokasi Penelitian. Gambar 23. Peta Lokasi

STRUKTUR VEGETASI MANGROVE DI PESISIR PERAIRAN SEI JANG KECAMATAN BUKIT BESTARI KOTA TANJUNGPINANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pulau Dudepo merupakan salah satu pulau kecil berpenduduk yang berada

Lampiran 1. Data hasil tangkapan

3. METODE PENELITIAN

STRUKTUR VEGETASI MANGROVE ALAMI DI AREAL TAMAN NASIONAL SEMBILANG BANYUASIN SUMATERA SELATAN

DAFTAR LAMPIRAN. Gambar Stasiun 1 : Cyba Island

ABSTRAK. Kata kunci: Kelimpahan dan Pola sebaran mangrove, Perairan Sungai Ladi

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Stasiun pengambilan data kualitas air pesisir Kabupaten Indramayu

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

Analisis Vegetasi Mangrove di Pulau Dudepo Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara

Lampiran 1. Jenis-jenis Organisme Makanan Ikan Keperas

Struktur Vegetasi Mangrove di Desa Ponelo Kecamatan Ponelo Kepulauan Kabupaten Gorontalo Utara

METODE PENELITIAN. 07 o 20 0,6576 LS 19 o 13 48,4356 BT Kober, Kec. Purwokerto Barat Bantarsoka, Kec. Purwokerto Barat

METODE PENELITIAN di pesisir Desa Jaring Halus Kabupaten Langkat Sumatera Utara. penelitian dalam dilihat pada Gambar 3.

LAMPIRAN A. Alat-alat yang digunakan pada identifikasi jenis dan jumlah koloni bakteri E.Coli. Autoklaf beserta cawan petrinya

ANALISIS VEGETASI MANGROVE DAN PEMANFAATANNYA OLEH MASYARAKAT KAMPUNG ISENEBUAI DISTRIK RUMBERPON KABUPATEN TELUK WONDAMA SKRIPSI YAN FRET AGUS AURI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilaksanakan adalah penelitian survei yaitu menelusuri wilayah (gugus

BAB 2 BAHAN DAN METODA

B III METODE PENELITIAN. ada di di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali di Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Denpasar Bali.

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN

Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi. oleh: Yulfiperius

Teknologi penanaman jenis mangrove dan tumbuhan pantai pada tapak khusus

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini yaitu di industri tahu yang ada di Kecamatan Kota

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

MPIRAN 1. Hasil Pengamatan Mangrove di Pantai Kecamatan Panggungrejo Kota Pasuruan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian. Kabupaten Gorontalo Utara merupakan wilayah administrasi yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem mangrove adalah suatu sistem yang terdiri atas berbagai

Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang. berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Komunitas vegetasi ini

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Gambar 3.1. Lokasi Penelitian (Google Map, 2014)

TINJAUAN PUSTAKA. Mangrove tumbuh terutama pada tanah lumpur, namun berbagai jenis. mangrove juga dapat tumbuh di tanah berpasir atau berkoral yaitu

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kerusakan hutan mangrove di Indonesia, kini semakin merata ke berbagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara keseluruhan daerah tempat penelitian ini didominasi oleh Avicennia

STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI MANGROVE DI DUSUN II DESA PULAU SEMBILAN KECAMATAN PANGKALAN SUSU KABUPATEN LANGKAT SUMATERA UTARA

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN PERAN DOMINASI JENIS MANGROVE DALAM PENJERATAN SEDIMEN TERLARUT DI SEGARA ANAKAN CILACAP

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

1 LAMPIRAN Nama Ind plot K (Ind/h) KR (%) F FR(%) INP Avicenia alba 34 2 85000 38,636 0,66666 33,33333 71,9696969 Avicenia lanata 44 2 110000 50 0,66666 33,33333 83,3333333 Ceriops 10 2 25000 11,36363 0,66666 33,33333 44,6969697 Lampiran 1. Data Analisis Vegetasi Mangrove Stasiun I Semai

2 decandra jumlah 88 6 220000 100 2 100 200 Pacang Nama Ind plot K (Ind/ha) KR (%) F FR(%) INP Avicenia alba 32 3 12800 43,243243 1 25 68,24324324 Avicenia lanata 12 3 4800 16,216216 1 25 41,21621622 Ceriops decandra 25 3 10000 33,783784 1 25 58,78378378 Nypa fruticans 5 3 2000 6,7567568 1 25 31,75675676 jumlah 74 29600 100 4 100 200 Pohon no Nama Ind plot K (Ind/ha) KR (%) F FR(%) D DR INP 1 Avicenia alba 20 3 2000 40 1 25 0,91 12,11718 77,11718 2 Avicenia lanata 14 3 1400 28 1 25 1,2 15,9787 68,9787 3 Ceriops decandra 12 3 1200 24 1 25 3,2 42,60985 91,60985 4 Nypa fruticans 4 3 400 8 1 25 2,2 29,29427 62,29427 jumlah 50 12 5000 100 4 100 7,51 100 300

3 Lampiran 1. Lanjutan Stasiun II Semai No Nama Ind plot K (Ind/) KR (%) F FR(%) INP 1 Avicenia alba 22 3 55000 30,5 1 30 60,555 2 Bruguiera sexangula 12 2 30000 16,6 0,7 20 36,666 3 Ceriops decandra 18 2 45000 25 0,6 20 45 4 Kandelia candel 20 3 50000 27,7 1 30 57,777 jumlah 72 10 180000 100 3,3 100 200 Pancang no Nama Ind plot K (Ind/h) KR (%) F FR(%) INP 1 Avicenia alba 23 3 9200 25 1 20 45 Bruguiera 2 sexangula 21 2 8400 22,826 0,6666 13,333 36,159 Ceriops 3 decandra 16 2 6400 17,391 0,6666 13,333 30,724 Kandelia 4 candel 18 3 7200 19,565 1 20 39,565 Ecanthus 5 iiliafokus 10 3 4000 10,869 1 20 30,869 6 Nypa fruticans 4 2 1600 4,3478 0,6666 13,333 17,681 Jumlah 92 36800 100 5 100 200 Pohon no Nama Ind plot K (Ind/ha) KR (%) F FR(%) D DR INP 1 Avicenia alba 24 3 2400 28,23 1 16,6667 14,53 16,3399 61,2418 2 Bruguiera sexangula 12 3 1200 14,1 1 16,6667 14,937 16,7975 47,5819 3 Ceriops decandra 12 3 1200 14,11 1 16,6667 14,02 15,7663 46,5506 4 Kandelia candel 16 3 1600 18,8235 1 16,6667 15,9 17,8805 53,3707 5 Ecanthus iiliafokus 15 3 1500 17,6471 1 16,6667 15,3667 17,2808 51,5945 6 Nypa fruticans 6 3 600 7,05882 1 16,6667 14,17 15,935 39,6605 jumlah 85 8500 100 6 100 88,9237 100 300

4 Lampiran 1. Lanjutan Stasiun III Semai No. Nama Ind plot K (Ind/ha) KR (%) F FR(%) INP 1 Avicenia alba 13 3 32500 31,70 1 25 56,70 2 Bruguiera sexangula 20 3 5000 4,87 1 25 29,87 3 Ceriops decandra 14 3 35000 34,14 1 25 59,14 4 Kandelia candel 12 3 30000 29,26 1 25 54,26 59 102500 100 4 100 200 Pacang no Nama Ind plot K (Ind/h) KR (%) F FR(%) INP 1 Avicenia alba 30 3 12000 25,210 1 18,75 43,960 2 Bruguiera sexangula 15 2 6000 12,605 0,666 12,5 25,105 3 Ceriops decandra 24 3 9600 20,168 1 18,75 38,918 4 Kandelia candel 34 3 13600 28,571 1 18,75 47,321 5 Ecanthus iiliafokus 10 3 4000 8,4033 1 18,75 27,153 6 Nypa fruticans 6 2 2400 5,0420 0,666 12,5 17,542 119 47600 100 5,333 100 200 Pohon no Nama Ind plot K (Ind/ha) KR (%) F FR(%) D DR INP Avicenia 1 alba 21 3 2100 28,7671 1 18,75 11,7976 19,3814 66,89854678 2 Bruguiera sexangula 12 3 1200 16,4384 1 18,75 11,166 18,3438 53,53216971 3 Ceriops decandra 12 3 1200 16,4384 1 18,75 11,166 18,3438 53,53216971 4 Kandelia candel 4 2 400 5,47945 0,66667 12,5 6,201 10,1872 28,16662632 5 Ecanthus iiliafokus 16 2 1600 21,9178 0,66667 12,5 6,50876 10,6928 45,11057577 6 Nypa fruticans 8 3 800 10,9589 1 18,75 14,0313 23,051 52,75991172 73 7300 100 5,33333 100 60,8707 100 300

5 Lampiran 2. Kepmen LH No. 201 Tahun 2004 Lampiran I Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 201 Tahun 2004 Tanggal: 13 Oktober 2004 KRITERIA BAKU KERUSAKAN MANGROVE Kriteria Penutupan (%) Kerapatan (pohon/ha) Baik Sangat Padat 75 1500 Sedang 50 < 75 1000 < 1500 Rusak Jarang < 50 < 1000 Menteri Negara Lingkungan Hidup, ttd Nabiel Makarim, MPA., MSM. Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Kebijakan dan Kelembagaan Lingkungan Hidup, ttd Hoetomo, MPA.

6 Lampiran 3. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) Sampel Air 1 ml MnSO 4 1 ml KOH-KI Dikocok Didiamkan Sampel Dengan Endapan Putih/Coklat 1 ml H 2 SO 4 Dikocok Didiamkan Diambil sebanyak 100 ml Dititrasi Na 2 S 2 O 3 0,0125 N.. Larutan Sampel Berwarna Coklat Sampel Berwarna Ditambahkan 5 tetes amilum Kuning Pucat Dititrasi dengan Na 2 S 2 O 3 0,0125 N Sampel Berwarna Biru Sampel Bening Dihitung volume Na 2 S 2 O 3 0,0125 N yang terpakai (= nilai DO akhir) Hasil

7 Lampiran 4. Kepmen LH No. 51 Tahun 2004 BAKU MUTU AIR LAUT UNTUK BIOTA LAUT

8 Lampiran 4. Lanjutan Catatan: 1. Nihil adalah tidak terdeteksi dengan batas deteksi alat yang digunakan (sesuai dengan metodeyang digunakan) 2. Metode analisa mengacu pada metode analisa untuk air laut yang telah ada, baik internasionalmaupun nasional. 3. Alami adalah kondisi normal suatu lingkungan, bervariasi setiap saat (siang, malam dan musim). 4. Pengamatan oleh manusia (visual ). 5. Pengamatan oleh manusia (visual ). Lapisan minyak yang diacu adalah lapisan tipis (thin layer )dengan ketebalan 0,01mm 6. Tidak bloom adalah tidak terjadi pertumbuhan yang berlebihan yang dapat menyebabkaneutrofikasi. Pertumbuhan plankton yang berlebihan dipengaruhi oleh nutrien, cahaya, suhu,kecepatan arus, dan kestabilan plankton itu sendiri. 7. TBT adalah zat antifouling yang biasanya terdapat pada cat kapal a. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% kedalaman euphotic b.diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% konsentrasi rata2 musiman c. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <2oC dari suhu alami d. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <0,2 satuan ph e. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <5% salinitas rata-rata musiman f. Berbagai jenis pestisida seperti: DDT, Endrin, Endosulfan dan Heptachlor g. Diperbolehkan terjadi perubahan sampai dengan <10% konsentrasi rata-rata musiman]

9 Lampiran 4. Lanjutan Menteri Negara Lingkungan Hidup, ttd Nabiel Makarim, MPA., MSM. Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Kebijakan dan Kelembagaan Lingkungan Hidup, ttd Hoetomo, MPA.

10 Lampiran 5. Pembagian Selang Kelas Daun Mangrove Avicennia alba Stasiun I No Selang Kelas Fi Fi Kumulatif % Kumulatif 1 0,260-0,295 4 4 11,42857143 2 0,296-0,330 6 10 28,57142857 3 0,331-0,365 8 18 51,42857143 4 0,366-0,400 6 24 68,57142857 5 0,401-0,435 4 28 80 6 0,436-0,470 4 32 91,42857143 7 0,471-0,505 3 35 100 Stasiun II No Selang Kelas Fi Fi Kumulatif % Kumulatif 1 0,3-0,423 19 19 54,28571429 2 0,424-0,472 12 31 88,57142857 3 0,473-0,521 2 33 94,28571429 4 0,532-0,580 1 34 97,14285714 5 0,581-0,629 0 34 97,14285714 5 0,630-0,678 1 35 100 Stasiun III No Selang Kelas Fi Fi Kumulatif % Kumulatif 1 0,23-0,27 2 2 5,714285714 2 0,28-0,323 2 4 11,42857143 3 0,333-0,376 4 8 42,85714286 4 0,377-0,420 7 15 42,85714286 5 0,421-0,464 7 22 62,85714286 6 0,465-0,508 11 33 94,28571429 7 0,509-0,552 2 35 100

11 Lampiran 5. Lanjutan Bruguiera cylindrica Stasiun II No Selang Kelas Fi Fi Kumulatif % Kumulatif 1 0,208-0,224 1 1 2,857142857 2 0,225-0,241 1 3 8,571428571 3 0,242-0,258 5 9 25,71428571 3 0,259-0,275 3 12 34,28571429 5 0,276-0,292 13 25 71,42857143 6 0,293-0,309 5 30 85,71428571 7 0,310-0,326 5 35 100 Stasiun III No Selang Kelas Fi Fi Kumulatif % Kumulatif 0,228 0,208-0,228 1 1 2,857142857 0,249 0,229-0,249 2 3 8,571428571 0,27 0,250-0,270 6 9 25,71428571 0,291 0,271-0,291 10 19 54,28571429 0,312 0,292-0,312 10 29 82,85714286 0,333 0,313-0,333 4 33 94,28571429 0,354 0,333-0,354 2 35 100 Stasiun III No Selang Kelas Fi Fi Kumulatif % Kumulatif 0,199 0,169-0,199 1 1 2,8571429 0,23 0,200-0,230 0 1 2,8571429 0,261 0,231-0,261 2 4 11,428571 0,292 0,262-0,292 4 8 22,857143 0,323 0,293-0,323 7 15 42,857143 0,354 0,324-0,354 12 27 77,142857 0,384 0,354-0,384 8 35 100

12 Achantus ilifikus No Selang Kelas Fi Fi Kumulatif % Kumulatif 0,319 0,282-0,319 3 3 8,57142857 0,347 0,32-0,347 8 11 31,4285714 0,375 0,348-0,375 6 17 48,5714286 0,413 0,376-0,413 7 24 68,5714286 0,441 9,414-0,441 7 31 88,5714286 0,469 0,442-0,469 2 33 94,2857143 0,497 0,470-0,497 2 35 100 Lampiran 5. Lanjutan Avicenia lanata Stasiun II no Selang Kelas Fi Fi Kumulatif % Kumulatif 1 0,260-0,310 5 5 14,2857143 2 0,311-0,361 12 17 48,5714286 3 0,362-0,412 7 24 68,5714286 4 0,413-0,463 7 31 88,5714286 5 0,464-0,514 4 35 100 Ceriops decandra Stasiun I No Selang Kelas Fi Fi Kumulatif % Kumulatif 1 0,263-0,301 6 6 17,14285714 2 0,302-0,340 8 14 40 3 0,341-0,379 4 18 51,42857143 4 0,380-0,418 7 25 71,42857143 5 0,419-0,457 8 33 94,28571429

13 6 0,458-0,496 0 33 94,28571429 7 0,497-0,535 2 35 100 Stasiun II No Selang Kelas Fi Fi Kumulatif % Kumulatif 0,305 0,267-0,305 7 7 20 0,344 0,306-0,344 8 15 42,85714286 0,379 0,345-0,379 4 19 54,28571429 0,418 0,380-0,418 6 25 71,42857143 0,457 0,419-0,457 6 31 88,57142857 0,496 0,458-0,496 1 32 91,42857143 0,535 0,497-0,535 3 35 100 Stasiun III No Selang Kelas Fi Fi Kumulatif % Kumulatif 1 0,290-0,320 7 7 20 2 0,321-0,351 10 17 48,57142857 3 0,352-0,382 7 24 68,57142857 4 0,383-0,413 6 30 85,71428571 5 0,414-0,444 1 31 88,57142857 6 0,445-0,476 2 33 94,28571429 7 0,477-0,507 2 35 100

14 Lampiran 5. Data Pasut Saat Pengambilan Sampel Tanggal 10-16 Maret 2016

15 Lampiran 5. Lanjutan Tanggal 24-30 Maret

16 Lampiran 5. Lanjutan Tanggal 7-13 April 2016

17 Lampiran 6. Alat dan Bahan yang Digunakan Alat Meteran Pipet tetes dan spuit suntik Botol Winkler Kertas milimeter Refraktometer Lakban

18 Lampiran 8. Lanjutan Termometer Parang ph meter Tali rafia Kamera digital Pipa paralon 4 inchi

19 Lampiran 8. Lanjutan Bahan Aquadest Alkohol 70% Amilum H 2 SO 4 KOH-KI

20 Lampiran 8. Lanjutan MnSO 4 Karet gelang Buku identifikasi mangrove

21 Lampiran 7. Jenis Mangrove yang didapat (a) (b) (c) (a) (b) (c) (b) (a) (d) (c) Keterangan : (a) daun; (b) bunga; (c) buah; (d) pohon Sumber: Noor, dkk., (2006) Nama latin Nama lokal Famili : Avicennia alba Bl. : Api-api, mangi-mangi putih. : Avicenniaceae

22 Lampiran 7. Lanjutan Avicennia marina (a) (b) (c) (b)(d) Keterangan : (a) daun; (b) bunga; (c) buah; (d) pohon (a) (c) Sumber: Noor, dkk., (2006) Nama latin Nama lokal Famili : Avicennia marina (Forsk.) Vierh. : Api-api putih, sia-sia. : Avicenniaceae

23 Lampiran 7. Lanjutan (a) (b) (c) (b) Keterangan : (a) daun; (b) bunga; (c) buah/hipokotil (c) (a) Sumber: Noor, dkk., (2006) Nama latin Nama lokal Famili : Bruguiera sexangula (Lour.) Poir. : Mata buaya, tumu. : Rhizophoraceae

24 Lampiran 7. Lanjutan (b) (c) Keterangan : (a) bunga; (b) buah; (c) pohon (c) Sumber: Noor, dkk., (2006) Nama latin Nama lokal Famili : Nypa fruticans Wurmb. : Nipah, tangkal daon : Arecaceae

25 Lampiran 8. Kegiatan Selama Penelitian Pengukuran ph dengan ph meter Mengukur salinitas dengan Refaktometer Pengukuran Suhu dengan termometer Perhitungan DO dengan metode Winkler Mengambilan Sampel substrat Pengambilan Morfometrik daun