BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ketiga akan memaparkan metode dan teknik penelitian yang digunakan dalam

HADITS SUMBER AJARAN ISLAM KEDUA. Oleh Drs. H. Aceng Kosasih, M. Ag

Al-Qur an Al hadist Ijtihad

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Pada bab ini, penulis akan melakukan review buku-buku yang berkaitan dengan

SUMBER AJARAN ISLAM. Erni Kurnianingsih ( ) Nanang Budi Nugroho ( ) Nia Kurniawati ( ) Tarmizi ( )

PERKEMBANGAN HADITS PERIODE KEEMPAT

Al-Hadits Tuntunan Nabi Mengenai Islam. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag.

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

E٤٨٤ J٤٧٧ W F : :

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMIMPIN. 1) Mengetahui atau mengepalai, 2) Memenangkan paling banyak, 3)

Bab 37 Hendaknya Yang Hadir Menyampaikan Ilmu kepada Yang Tidak Hadir Ini adalah perkataan Nabi yang dinukil Ibnu Abbas

Pengertian Hadits. Ada bermacam-macam hadits, seperti yang diuraikan di bawah ini. Hadits yang dilihat dari banyak sedikitnya perawi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

Pengantar Ulumul Quran. (Realitas Al-Quran)

SILABUS PEMBELAJARAN. Alokasi Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Indikator. Sumber Belajar (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan paparan bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan sebagai

SILABUS PEMBELAJARAN: SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Menurut istilah ulama ahli hadis, hadis yaitu apapun yang diriwayatkan dari

KELOMPOK 1 : AHMAD AHMAD FUAD HASAN DEDDY SHOLIHIN

Proposal Ke-11 Permintaan Opini Dewan Pengawas Syariah (DPS) Tentang Pengolahan Daging Qurban Menjadi Sosis atau Kornet

IMAMAH DALAM PANDANGAN POLITIK SUNNI DAN SYI AH

Definisi Khutbah Jumat

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD3013 MUSTHOLAH AL-HADITH (Minggu 4)

BAB I PENDAHULUAN. hal ihwal Nabi Muhammad merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah al-qur an.

KISI-KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) MADRASAH ALIYAH (MA) TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I MARWIYYAT AN NISA GHAIRU ASH-SAHABAH FII MUWATHA MALIK IBN ANAS

Bab 34 Bagaimana Cara Dicabutnya Ilmu

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD3013 MUSTHOLAH AL-HADITH (Minggu 2)

Analisis Hadis Kitab Allah Dan Sunahku

Pendidikan Agama Islam

ULUMUL HADIS ULUMUL HADIS

1. Kewajiban mandi Jumaat atas setiap lelaki dewasa dan keterangan tentang beberapa hal yang dianjurkan

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH IBTIDAIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis.

BAB I PENDAHULUAN. jelas. Diantara sumber ajaran agama Islam adalah Alquran dan alhadits. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Pada proses pembelajaran baca tulis Al-Qur an tersebut adalah dengan

ISTILAH-ISTILAH DALAM ILMU HADITS

Bukti Cinta Kepada Nabi

HUKUM MENGENAKAN SANDAL DI PEKUBURAN

Written by Andi Rahmanto Wednesday, 29 October :49 - Last Updated Wednesday, 29 October :29

KHILAFAH DAN KESATUAN UMAT

MTQ NASIONAL XXV TAHUN 2014 DI KOTA BATAM PROVINSI KEPULAUAN RIAU

SEBAB-SEBAB PARA ULAMA BERBEDA PENDAPAT. (Dirangkum dari kitab Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Raf ul Malaam an Aimatil A laam )

MAKALAH SUMBER HUKUM DAN AJARAN ISLAM

Etimologis: berasal dari jahada mengerahkan segenap kemampuan (satu akar kata dgn jihad)

BAB I PENDAHULUAN. lama sekitar 13 abad, yaitu sejak masa kepemimpinan Rasulullah SAW di

Bab 26 Mengadakan Perjalanan Tentang Masalah Yang Terjadi dan Mengajarkan kepada Keluarganya

Belajar Ilmu Hadis (1) Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Al-Quran sebagai kitab suci umat Islam adalah salah satu dari empat kitab

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD3013 MUSTHOLAH AL-HADITH (Minggu 3)

PENGUMPULAN DAN KODIFIKASI HADIS

BAB IV KUALITAS MUFASIR DAN PENAFSIRAN TABARRUJ. DALAM SURAT al-ahzab AYAT 33

ILMU QIRAAT 1 DIPLOMA PENGAJIAN AL QURAN DAN AL SUNNAH 2014 MINGGU KE-4

Kata Kunci: Ajjaj al-khatib, kitab Ushul al-hadis.

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan tersebut dan

BAB IV MUSNAD AL-SHĀFI Ī DALAM KATEGORISASI KITAB HADIS STANDAR. Ulama hadis dalam menentukan kitab-kitab hadis standar tidak membuat

Membaca Sebagian Al-Quran Dalam Khutbah Jum'at

Oleh: Hafidz Abdurrahman

SOAL UJI COBA HASIL BELAJAR PAI

BAB II PEMBAGIAN HADITS

Imam Hasan, Pelindung Kesucian Islam

I Perdebatan mengenai suatu masalah merupakan hal lumrah yang sering dijumpai dalam setiap perkumpulan. Perdebatan seputar soal duniawi hingga yang

Hukum Berkabung Atas Kematian Raja dan Pemimpin

MENDAMAIKAN PERSAUDARAAN SEIMAN

$! " # %& ' ( ) * &+, -. /0 1 & ! "#$

Prestasi, bukan Prestise

BAB I PENDAHULUAN. juga karena fungsinya sebagai penjelas (bayan) bagi ungkapan-ungkapan al- Qur an yang mujmal, muthlaq, amm dan sebagainya.

MUSHAF UTSMANI Sejarah Ringkas, Metode Penulisan dan Riwayat Hafsh

SEJARAH ISLAM AHMADIN

Rasulullah saw. memotong tangan pencuri dalam (pencurian) sebanyak seperempat dinar ke atas. (Shahih Muslim No.3189)

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB 1. Allah SWT telah memerintahkan kepada kaum muslimin untuk. memperhatikan Al-Qur an dengan membacanya, mentadabburinya, dan

MADZHAB SYAFI I. Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Ilmu Fiqh Dosen: Kurnia Muhajarah,M.S.I

KISI-KISI UJIAN AKHIR MADRASAH BERSTANDAR NASIONAL (UAMBN) TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Edisi 02/ I/ Dzulhijjah/ 1425 H Januari/ 2005 M)

Bab 42 Menghapal Ilmu

Menggapai Ridha Allah dengan Birrul Wâlidain. Oleh: Muhsin Hariyanto

H I S T O R I O G R A F I P E N D I D I K A N S E J A R A H R H O M A D W I A R I A Y U L I A N T R I, M. A C. I D

Pendidikan Agama Islam

Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam

Kitab-Kitab Hadis. Oleh : Heri Ruslan. Pembukuan Hadis bertujuan agar sabda Rasul SAW tersusun dengan baik.

KELOMPOK 6 : NANDYA WANTIKE NUR LAILA PUTRI NABILA SEPTIANI

BAB I PENDAHULUAN. Gbr.1 Peta Jalur Sutra (Silk Road)

Imam Askari as dan Persiapan Periode Ghaibah Imam Mahdi as

Ilmu Qira at. Oleh: Eka Safitri Anasari (C ) Faisal Abdillah (C ) Jurusan Sastra Arab. Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka

Puasa Sunah Asyura: Waktu dan Keutamaannya

Persatuan Islam dalam Perspektif Imam Shadiq

ULANGAN HARIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI

Menggapai Kejayaan Islam

BAB I PENDAHULUAN. berupa perkataan, perbuatan, maupun ketetapan (taqrir). 1. Allah SWT telah mewajibkan untuk menaati hukum-hukum dan

Bab 7 Tentang Al Munawalah Para Ulama untuk Menyebarkan Ilmunya ke Seluruh Negeri

HADIS SAHIH MUTAWATIR

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman Rasulullah SAW, hadis belumlah dibukukan, beliau tidak sempat membimbing para sahabat dalam membukukan hadis. Hal tersebut disebabkan beberapa faktor, yaitu sebagai berikut : 1. Penulisan kitab-kitab hadis dilakukan oleh para penulisnya, jauh setelah Rasulullah wafat 2. adanya kesulitan untuk melaksanakan penulisan terhadap sabda, perbuatan keadaan dan hal ihwal yang berhubungan dengan pribadi beliau secara kronologis dan menyeluruh sepanjang beliau wafat 3. perhatian beliau banyak tercurah kepada usaha untuk memelihara kemurnian Al-Qur an (Ismail, 1994: 69). Para sahabat sangat berhati-hati dalam menerima suatu riwayat, tidak mudah menerima suatu riwayat tanpa adanya syarat-syarat yang diperlukan untuk menerima riwayat tersebut, hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menghindari adanya pemalsuan hadis. Mengingat pentingnya kedudukan hadis dalam syariat islam dan fungsinya terhadap Al Qur an, para sahabat sangat memberikan perhatian terhadap hadis-hadis Nabi dan berusaha keras untuk memperolehnya sebagaimana sikap mereka terhadap Al Qur an (Abu Syuhbah, 1969: 12). Para sahabat berusaha untuk menghafalkan hadis-hadis, memahami makna dan tujuannya. Hadis-hadis yang belum mereka mengerti atau belum dapat dipahami maksudnya, para sahabat langsung menanyakan kepada Nabi. Dilihat dari kesejarahannya, Al-Qur an berbeda dengan As-Sunah, Al-Qur an telah ditulis pada masa pemerintahan Khalifah Utsman bin 1

Affan, sedangkan As-Sunnah mulai dikodifikasi pada masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz (Rosyada, 1992: 36). Inilah salah satu alasan yang membuat penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai Khalifah Umar bin Abdul Aziz, kenapa beliau yang mampu untuk mengkodifikasi hadis, apa yang membedakan beliau dengan para sahabat yang lain? Bagaimana karakteristik kehidupan beliau beliau sehingga beliau tergerak hatinya untuk membukukan hadis?. Pada masa Rasulullah hadis tidaklah dibukukan, bahkan dilarang, hadis cukuplah dihafalkan oleh para sahabat, pencatatan dirasa tidak perlu karena nabi masih hidup (Syahar, 1994: 61). Hal ini disebabkan dua faktor sebagai berikut 1. Para sahabat berpegang pada kekuatan hafalan dan kecerdasan akal mereka, di samping tidak lengkapnya alat-alat tulis yang mereka miliki. 2. Adanya larangan menulis hadis. Muslim dalam sahih-nya, meriwayatkan dari Said al-khudri, bahwa Nabi SAW berkata: Janganlah kamu menulis sesuatu (yang kamu terima) dariku selain Al Qur an. Barangsiapa yang telah menulis sesuatu selain Al Qur an, hendaklah dihapuskan (Abu Syuhbah, 1969: 16). Tetapi bagi mereka yang tidak lagi dikhawatirkan bahwa sunah dengan Al-Qur an akan tercampur aduk, seperti mereka yang pandai bacatulis, atau mereka khawatir akan lupa, maka penulisan hadis diperbolehkan. Catatan mengenai perilaku dan katakata Nabi (hadis) sejak masa awal diriwayatkan tidak hanya secara lisan, tetapi juga melalui tulisan. Meskipun sebagian muslim yang saleh menghawatirkan penulisan hadis karena hal itu berpotensi mengurangi status yang unik dari kitab Al-Qur an, sebagian muslim lain mendorong hal tersebut menjelang masa Umayah, hadis-hadis yang kemudian dimasukkan ke dalam biografi-biografi nabi telah berbentuk tertulis (Hourani, 2004:155). 2

Pada zaman Khulafaur Rasyidin pun sama, hadis belumlah dapat dibukukan, hal itu dikarenakan sikap kehati-hatian dari para Khulafaur Rasyidin dalam mengumpulkan hadis, kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah dikeluarkan oleh Khulafaur Rasyidin terhadap hadis ini dimaksudkan untuk memelihara Al-Qur an. Khalifah Abu Bakar dan Umar menyerukan kepada umat islam untuk lebih berhatihati dalam meriwayatkan hadis, serta meminta kepada para sahabat untuk menyelidiki riwayat (Ismail, 1994: 94). Pada masa Khalifah Utsman dan Ali, keadaannya tidak terlalu berbeda dengan keadaan pada masa Khalifah Abu Bakar dan Umar, tentang sikapnya terhadap periwayatan dan pendewanan hadis. Setelah agama Islam mulai tersebar ke berbagai wilayah Jazirah Arab, para sahabat pun mulai berpencar ke beberapa wilayah. Banyak yang meninggal dunia dan para ulama merasa khawatir dan merasa perlu untuk membukukan hadis, hal inilah yang mendorong khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Bani Umayyah untuk membukukan hadis (Nata, 1996:164-165). Pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz hadis dapat dibukukan, masa ini disebut juga sebagai masa penulisan atau masa pembukuan hadis. Dimulai pada masa pemerintahan Amawiyah. Ia tergerak hatinya dan merasa perlu membukukan hadis. Hal ini disebabkan ia merasa khawatir akan hilang dan lenyapnya hadis-hadis bersama para penghafalnya yang kian hari makin banyak yang meninggal, atau karena ia khawatir akan tercampur baurnya hadis-hadis asli dengan hadis-hadis batil (Abu Syuhbah, 1969: 18). Pada era pemerintahan Bani Umayah untuk pertama kalinya dilakukan upaya pengumpulan ketetapan hukum seiring dengan adanya perubahan struktur pemerintahan dari khalifah menjadi 3

monarki (Phillip, 2005: 65). Umar bin Abdul Aziz adalah khalifah yang mempelopori penulisan (Tadwin) hadis. Beliau memerintahkan kepada Abu Bakar Ibn Muhammad Ibn Amr Ibn Hazm (120H) gubernur Madinah untuk menuliskan hadis yang ada dalam hafalan-hafalan penghafal hadis (Mubarok, 2004: 66). Umar bin Abdul Aziz (680-720), ia dikelilingi oleh para ulama fikih yang mendalam pengetahuannya tentang islam, mengajak mereka bermusyawarah dan melaksanakan pendapat-pendapat mereka yang baik (Amin, 1993: 104). Hal apakah yang menyebabkan beliau sampai tergerak hatinya untuk membukukan hadis? Apakah ada pengaruh dari ulama fikih pada saat itu yang membuat beliau membukukan hadis?. Dengan adanya proses pembukuan hadis, hal tersebut berpengaruh kepada ilmu fiqih atau hukum-hukum islam yang terus berkembang, para ahli hadis pun tidak bisa memberikan hukum bila belum ditemukan hukum tersebut di dalam Alqur an atau hadis. Ulama hadis mengemukakan kepada ahli fiqih dasar-dasar hukum. Kerap kali seorang mufti (seorang ahli fiqih) tidak mau memberikan fatwa atau hukum yang tidak diketemukan nashnya dalam Alqur an dan As Sunnah (Ash-Shiddieqy, 1971: 92). Dengan adanya kodifikasi hadis, bagaimanakah pengaruhnya terhadap para ulama fikih dan juga hukum islam pada saat itu? Berdasarkan hal tersebut, penulis merasa tertarik untuk mengkaji lebih dalam lagi mengenai pembukuan hadis pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz dan dampaknya terhadap hukum islam, maka untuk itu penulis mengambil judul Kodifikasi Hadis Pada Masa 4

Khalifah Umar Bin Abdul Aziz Dan Implikasinya Terhadap Perkembangan Hukum Islam (680-720 M). penulis merasa harus memberikan penjelasan tentang istilah-istilah yang ada pada judul tersebut karena dikhawatirkan terjadinya kesalahpahaman atau gambaran yang kurang jelas tentang maksud dan tujuan judul tersebut. Kodifikasi Hadis Kodifikasi adalah hal penyusunan kitab undang-undang (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2006: 422). Hadis menurut istilah, para ulama berbeda pendapat dalam memberikan pengertian tentang hadis. Ulama hadis umumnya menyatakan, bahwa Hadis ialah segala ucapan Nabi, segala perbuatan beliau, segala taqrir (pengakuan) beliau dan segala keadaan beliau. Termasuk segala keadaan beliau adalah: sejarah hidup beliau yakni: waktu kelahiran beliau, keadaan sebelum dan sesudah beliau dibangkit sebagai Rasul (Ismail, 1994: 2). As-Sunnah Menurut ahli hadis bahwa Sunnah ialah segala yang dinukilkan Nabi SAW baik perkataan, taqrir, pengajaran, sifat, keadaan, maupun perjalanan hidup beliau baik sebelum maupun sesudah beliau diangkat menjadi Rasul. Dalam hal ini arti Sunnah sinonim dengan arti hadis (Ismail, 1994:12). As-Sunnah (hadis Nabi SAW) merupakan penafsiran Al-Qur an dalam praktek atau penerapan ajaran islam secara faktual dan ideal. Hal ini mengingat bahwa pribadi Nabi SAW merupakan perwujudan dari Al-Qur an yang ditafsirkan 5

oleh manusia, serta ajaran islam yang diajabarkan dalam kehidupan sehari-hari (Qardhawi, 1999: 17). Al Qur an adalah dasar pertama dan yang terutama dalam sistem hukum islam, sedangkan sunah adalah dasar yang kedua. Fungsi Al Qur an terhadap sunah adalah sebagai penjelas dan pensyarah; memerinci hal-hal yang disebutkan secara mujmal dalam Al Qur an, memberikan Taqyid (pembatasan) ayat-ayat yang masih mutlaq, mentakhsis (menentukan arti khusus) ayat-ayat yang masih umum, menjelaskan ayat-ayat yang pelik dan menguraikan ayat-ayat atau hal-hal yang dikemukakan secara ringkas (Abu Syuhbah, 1969: 4). Hukum Islam Hukum Islam atau Fiqih adalah ilmu yang membahas keadaan fiqih islami mulai dari masa Rasulullah SAW dan masa-masa sesudahnya, dari segi pertumbuhan hukum, hal-hal yang berpautan dengannya, serta menjelaskan keadaan uqaha,mujtahidien serta usaha-usaha mereka dalam menetapkan hukum ( Ash- Shiddieqy, 1971: 11). Implikasi Impikasi adalah keadaan terlibat, keterlibatan, ikut campur (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2006: 342). Penggunaan istilah implikasi adalah hubungan keterlibatan antara kodifikasi hadis oleh khalifah Umar bin Abdul Aziz dengan perkembangan hukum islam. 6

B. Rumusan Masalah Permasalahan pokok yang ingin diungkapkan dalam skripsi ini adalah Bagaimanakah Kodifikasi Hadis Pada Masa Khalifah Umar Bin Abdul Aziz Dan Implikasinya Terhadap Perkembangan Hukum Islam (680-720 M). Rumusan masalah tersebut dirinci ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana kondisi penulisan hadis sebelum Khalifah Umar bin Abdul Aziz berkuasa? 2. Bagaimanakah proses kodifikasi hadis pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz? 3. Bagaimana dampak instruksi Khalifah Umar bin Abdul Aziz dalam pembukuan hadis terhadap perkembangan hukum islam? C. Tujuan penulisan Tujuan Penulisan skripsi ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai sejarah kodifikasi hadis serta Implikasinya Terhadap Perkembangan Hukum Islam sehingga hadis dapat dibukukan seperti sekarang ini. Adapun tujuan khusus penulisan skripsi ini, yaitu antara lain : 1. Untuk mendeskripsikan kondisi penulisan hadis sebelum Khalifah Umar bin Abdul Aziz berkuasa. 2. Untuk mendeskripsikan proses kodifikasi hadis pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz 7

3. Untuk memaparkan dampak instruksi Khalifah Umar bin Abdul Aziz dalam pembukuan hadis terhadap perkembangan hukum islam D. Teori Teori / Konsep - Konsep yang Digunakan Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan teori teori atau konsep-konsep yang digunakan sebagai berikut : Idjtihad, Idjtihad ialah memberikan daja pikir dan menghabiskan daja kerdja untuk sesuatu perbuatan. Lafadz Idjtihad hanya dipakai dalam menghadapi usaha-usaha jang berat dan pajah ( Ash-Shiddieqy, 1971: 21). Rawi (Periwayatan), Sanad dan Matan Yang dimaksud dengan Rawi ialah Orang yang menyampaikan atau menuliskan dalam suatu kitab apa yang pernah didengar atau diterimanya dari seseorang atau gurunya. Sanad menurut Istilah, sanad hadis berarti jalan yang menyampaikan kita kepada matan hadis (Ismail, 1994:17). Matan hadis, berarti materi berita yang berupa sabda, perbuatan atau Taqrir Nabi SAW yang terletak setelah sanad yang terakhir, dapat diartikan selain sesuatu pembicaraan yang berasa/tentang Nabi, juga berasal tentang Sahabat atau Tabiin (Ismail, 1994:21). 8

Hadis Sahih, Hadis Hasan dan Hadis Shahih menurut Istilah, arti Hadis Sahih adalah Hadis yang bersambung sanadnya, diriwayatkan oleh orang-orang yang adi dan dlabith, serta tidak terdapat didalamnya suatu kejanggalan atau cacat. Arti Dlabith adalah memiliki ingatan atau hafalan yang sempurna (Ismail, 1994:179). Hadis Hasan adalah hadis yang sanadnya bersambung, yang diriwayatkan oleh orang yang adil tetapi kurang sedikit dlabith, tidak terdapat suatu kejanggalan atau cacat (Saefullah, 2004: 74). Hadis Dhaif adalah yang tidak memiliki salah satu syarat atau lebih dari syarat-syarat Hadis Shahih dan Hadis Hasan (Ismail, 1994:183). Hadis Mutawatir dan Hadis Ahad Hadis Mutawatir adalah hadis yang diriwayatkan oleh banyak orang, berdasarkan pancaindera, yang menurut adat, mustahil mereka terlebih dahulu untuk sepakat berdusta (Suparta, 2002: 96). Hadis ahad adalah hadis yang diriwayatkan oleh orang-seorang, atau dua orang atau lebih, akan tetapi belum cukup syarat padanya untuk dimasukkan sampai kepada tingkat yang mutawatir. Dengan kata lain hadis yang jumlah perawinya tidak sampai kepada tingkat jumlah Mutawatir (Suparta, 2002: 108). Selama ini banyak pembahasan yang hanya membahas tentang isi hadis, studi-studi terdahulu jarang membahas tentang latar belakang munculnya hadis, khususnya pembukuan hadis pada masa Khalifah Umar Bin Abdul Aziz. Studi terdahulu sudah ada skripsi yang membahas tentang kodifikasi Al-Qur an, namun 9

belum ada yang membahas tentang kodifikasi hadis. Studi-studi terdahulu kebanyakan membahas tentang pembukuan hadis secara umum, tidak membahas tentang Khalifah Umar Bin Abdul Aziz dalam peranannya dalam kodifikasi hadis, apakah ia berperan langsung ataukah tidak. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada semua pihak, yaitu : 1. Bagi penulis dapat memperoleh pengetahuan baru tentang sejarah kebudayaan islam terutama mengenai sejarah kodifikasi hadis dan peran Khalifah Umar bin Abdul Aziz dalam kodifikasi hadis (680-720 M), memperkaya khazanah pengetahuan tentang sejarah islam. Dengan adanya penelitian ini, penulis semakin tertarik untuk membaca buku-buku yang berkenaan dengan hadis, Khalifah Umar bin Abdul Aziz khususnya dan buku-buku islami umumnya. 2. Bagi pembaca dapat memberikan pengetahuan baru karena pada umumnya buku-buku yang beredar kebanyakan adalah tentang isi hadis sehingga dengan membaca skripsi ini pembaca akan mendapatkan latar belakang kodifikasi hadis. 3. Bagi pendidikan sejarah dan pendidikan islam dapat menambah referensi sejarah kodifikasi hadis dan dampaknya terhadap perkembangan hukum islam. 10

F. Metode Dan Teknik Penulisan 1. Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode historis. Metode ini menggunakan metode sejarah yang lazim disebut dengan metodologi sejarah yaitu suatu proses untuk menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau (Gottschalk, 1965: 32). Terdapat empat tahapan dalam penelitian sejarah, yaitu Heuristik, Kritik, Interpetasi dan Historiografi. 1. Heuristik, yaitu upaya mengumpulkan sumber-sumber yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam hal ini penulis mencari sumber dengan mendatangi perpustakaan-perpustakaan, yaitu perpustakaan yang ada di Universitas Pendidikan Indonesia, Perpustakaan Daerah (PUSDA), Perpustakaan UIN Bandung. Selain itu juga, penulis mencari sumber-sumber dari berbagai situs di internet. 2. Kritik, yaitu dengan melakukan penelitian terhadap sumber-sumber sejarah, baik isi maupun bentuknya (internal dan eksternal). Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah sumber-sumber yang digunakan layak atau relevan dalam penelitian. 3. Interpretasi, penulis memberikan penafsiran terhadap sumber-sumber yang telah dikumpulkan selama penelitian berlangsung. Kegiatan ini penulis berusaha untuk memahami lebih dalam sebuah peristiwa dan berusaha 11

memposisikan diri dalam peristiwa sejarah seolah-olah penulis hidup dalam peristiwa tersebut. 4. Historiografi, merupakan langkah terakhir dalam penulisan ini. Kegiatan ini merupakan kegiatan penulisan dan proses penyusunan hasil penelitian. 2. Teknik Penulisan Dalam pengkajian proposal penelitian Kodifikasi Hadis Pada Masa Khalifah Umar Bin Abdul Aziz Dan Implikasinya Terhadap Perkembangan Hukum Islam (680-720 M) penulis menggunakan aturan penulisan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah di Lingkungan UPI, yaitu menggunakan sistem Harvard. G. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini tersusun berdasarkan sistematika sebagai berikut : Bab I Pendahuluan. Bab ini merupakan bab yang menjelaskan tentang latar belakang penulisan yang menjadi alasan penulis tertarik untuk mengkajinya. Serta menjelaskan tentang masalah penelitian, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan penulisan, Penjelasan judul, Metode Penelitian Sejarah dan Sistematika Penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka. Bab ini menjelaskan studi pustaka mengenai materi-materi yang berhubungan dengan tema permasalahan yang dikaji, yaitu Khalifah Umar Bin Abdul Aziz yang meliputi biografi Umar Bin Abdul Aziz dan 12

sejarah kodifikasi hadis yang meliputi latar belakang, proses serta dampak yang timbul akibat adanya proses pengkodifikasian tersebut. Bab III Metode Penelitian. Bab ini membahas mengenai langkah-langkah yang ditempuh oleh penulis dalam melakukan penelitian sejarah. Dalam hal ini penulis menjelaskan tentang metode dan teknik penelitian yang digunakan penulis dalam penyusunan skripsi. Bab IV Pembahasan. Peranan Khalifah Umar bin Abdul Aziz Dalam Kodifikasi Hadis Dan Implikasinya Terhadap Perkembangan Hukum Islam. Bab ini menjelaskan tentang keadaan Hadis sebelum Khalifah Umar Bin Abdul Aziz berkuasa, yaitu keadaan hadis pada masa Rasulullah SAW, pada masa para sahabat hingga pada masa bani Umayyah yaitu keadaan hadis pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz; peranan khalifah Umar bin Abdul Aziz yang meliputi riwayat hidup, perannya dalam menyusun hadis, dampak yang timbul dari adanya kodifikasi hadis terhadap hukum islam saat itu, meliputi keadaan para ulama dalam menyusun hadis. Bab V Kesimpulan. Bab ini menjelaskan tentang intisari pembahasan secara ringkas dan dapat diperoleh nilai-nilai penting dalam penulisan skripsi. 13