Study Deskriptif Children Well Being Anak Penderita Leukimia All di Rumah Cinta Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keluarga tapi juga bagi kehidupan secara lebih luas. Pada dasarnya, anakanak

Studi Deskriptif Children Well-Being pada Anak yang Bekerja sebagai Buruh Nelayan di Desa Karangsong Indramayu

Studi Deskriptif Children Well-Being pada Korban Pelecehan Seksual yang Berusia 8-12 Tahun di Sukabumi

Studi Deskriptif Children Well-Being pada Anak Jalanan di Rumah Sanggar Waringin Bandung

Studi Deskriptif Children Well-Being pada Anak Kelas VI Sekolah Dasar Full-Day Darul Ilmi Bandung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak merupakan amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha

Studi Deskriptif Children Well-Being pada Siswa-Siswi Kelas 6 di SD Sains Al-Biruni Bandung

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. anak-anak, seperti halnya evaluasi diri anak-anak terhadap dirinya, sehingga variabelnya menjadi children well being.

Studi Deskriptif Mengenai Children Well-Being pada Anak Jalanan yang Bersekolah Usia 12 Tahun di Rumah Perlindungan Anak (RPA) Yayasan Bahtera Bandung

BAB I PENDAHULUAN. paling banyak terjadi pada wanita (Kemenkes, 2012). seluruh penyebab kematian (Riskesdas, 2013). Estimasi Globocan,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pertumbuhannya, anak memerlukan perlindungan, kasih sayang

Prosiding Psikologi ISSN:

Studi Deskriptif Domain Children Well Being pada Anak Usia 12 Tahun di Kelurahan Cicadas

Studi Mengenai Domain-Domain Children Well Being pada Anak Panti Asuhan Usia 10 Tahun di Yayasan Al-Aisyiyah Kabupaten Cianjur

BAB 1 PENDAHULUAN. kodrati memiliki harkat, martabat dan hak-hak sebagai manusia yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk satu kelompok besar penyakit

BAB I PENDAHULUAN. jalur pantura Provinsi Jawa Barat yang memiliki luas wilayah km.

BAB I PENDAHULUAN. abnormal yang melibatkan kerusakan pada sel-sel DNA (Deoxyribonucleic Acid).

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kanker payudara seperti dapat melakukan sadari (periksa payudara

BAB 1 PENDAHULUAN. dewasa, anak juga memiliki harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut tidak hanya mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. ini laju informasi dan teknologi berjalan dengan sangat cepat. Begitu juga dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang insidennya

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan masalah perkembangan dan memiliki karakteristik dan. kebutuhan yang berbeda dengan anak perkembangan normal lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. Kanker tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi anak-anak juga dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah subjective well-being

BAB I PENDAHULUAN. Angka penderita kanker di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kebijakan publik tentang masalah anak dan rencana anak, isu utama kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2015 ini sejak pergantian Presiden lama kepada Presiden yang

BAB I PENDAHULUAN. (Tim Cancer Helps, 2010). Data di Eropa pada tahun 1988 dan 1997 telah

BAB I PENDAHULUAN. kematian akibat kanker yang sangat tinggi. Berdasarkan laporan World Health

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori subjective well-being

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan asset yang kelak akan menjadi penerus keluarga, menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap kualitas hidup anak, termasuk pada anak dengan Leukemia Limfoblastik

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seorang anak sejak lahir tentu sejatinya membutuhkan kasih sayang yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan penyakit dengan angka kematian tinggi. Data Global

BAB I PENDAHULUAN. Orang tua merupakan sosok yang paling terdekat dengan anak. Baik Ibu

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. dan menurun pada usia 10 tahun (Hoffbrand, 2005). Berdasarkan data tahun 2010 dari American Cancer Society, jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. A Latar Belakang Mahasiswa dipersiapkan untuk menjadi agen perubahan, salah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Angka Beban Tanggungan Menurut Kelompok Usia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penderitanya semakin mengalami peningkatan. Data statistik kanker dunia tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dialaminya. Subjective well-being melibatkan evaluasi pada dua komponen, yaitu

Kesejahteraan Psikologis pada Survivor Kanker di Bandung Cancer Society (BCS)

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, pintar, dan dapat berkembang seperti anak pada umumnya. Namun, tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sifatnya subjektif. Kebahagiaan, kesejahteraan, dan rasa puas terhadap hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang menakutkan karena berpotensi menyebabkan

Subjective Well-Being Pada Istri yang Memiliki Pasangan Tunanetra

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap individu di dalam hidupnya selalu berusaha untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi penderita skizofrenia pada populasi umum berkisar 1%-1,3% (Sadock

Studi Deskriptif Psychological Well Being pada Ibu yang Memiliki Anak Penderita Autism yang Bersekolah Di SLB-C YPLB Bandung

BAB I PENDAHULUAN. karena saluran reproduksi wanita lebih dekat ke anus dan saluran kencing. Bagian

BAB 1 : PENDAHULUAN. Kanker payudara dapat tumbuh di dalam kelenjer susu, saluran susu dan jaringan ikat

BAB I PENDAHULUAN. terkendali. Kanker menyerang semua manusia tanpa mengenal umur, jenis

BAB I PENDAHULUAN. Kanker atau keganasan merupakan pertumbuhan sel-sel yang abnormal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penyakit ini. Sejarah kasus dari penyakit dan serangkaian treatment atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengalami peningkatan, terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Di

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk lansia sebanyak jiwa (BPS, 2010). dengan knowledge, attitude, skills, kesehatan dan lingkungan sekitar.

KOMUNIKASI KELUARGA UNTUK MENUMBUHKAN MOTIVASI SEMBUH PADA ANAK PENDERITA KANKER. Misbah Hayati, Universitas Diponegoro.

BAB 1 PENDAHULUAN. pada usia 6-12 tahun. Dimana anak ketika dalam keadaan sakit akan. masalah maupun kejadian yang bersifat menekan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar belakang. Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN. nomor 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, yang. telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut World Health

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. selalu bergerak di luar sadar manusia. Artinya, manusia tidak sadar akan menderita

BAB 1 PENDAHULIAN. Keperawatan holistik adalah pemberian asuhan keperawatan untuk. kesejahteraan bio-psikososial dan spiritual individu, keluarga dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal, yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol, dan

SKRIPSI. Oleh : EKAN FAOZI J Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. Stroke masih merupakan masalah kesehatan yang utama. Di dunia, stroke

pasien dan pendampingnya. Tidak hanya mewadahi fungsi hunian, Children Cancer Care Service juga mewadahi fungsi oprasional yayasan yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia senantiasa hidup bersama dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Kanker payudara adalah keganasan yang terjadi pada sel-sel yang terdapat

Pengalaman sakit adalah hal yang dapat terjadi pada siapa pun, kapan pun. dan dimana pun, begitu pula dengan anak-anak. Sebagaimana orang dewasa,

BAB I PENDAHULUAN jiwa dan Asia Tenggara sebanyak jiwa. AKI di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kanker payudara terjadi karena perubahan sel-sel kelenjar dan saluran air susu

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP INTERAKSI SOSIAL PADA PENDERITA EPILEPSI DI KECAMATAN MANYARAN DAN KECAMATAN JATIPURNO KABUPATEN WONOGIRI

PENILAIAN TERHADAP STRESOR & SUMBER KOPING PENDERITA KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI. Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan anak sakit dan hospitalisasi dapat menimbulkan krisis

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Menurut Renwick dan Brown (1995), seseorang dikatakan memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Statistik (2013), angka harapan hidup perempuan Indonesia dalam rentang

BAB I PENDAHULUAN. masa hidup manusia yang terakhir. Lanjut usia atau yang lazim disingkat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organisation (WHO) tahun 2003 mendefinisikan sehat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. wanita. WHO (World Health Organization) tahun 2008, menyebut sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jenis kelamin, status ekonomi sosial ataupun usia, semua orang menginginkan

I. PENDAHULUAN. otak (Dipiro et.al, 2005). Epilepsi dapat dialami oleh setiap orang baik laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki hak untuk dapat hidup sehat. Karena kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab kematian urutan ke-3 di negara-negara maju setelah

BAB I PENDAHULUAN. meningkat, bahkan diperkirakan jumlah penderita kanker di dunia naik. kanker dan 25 juta hidup dengan kanker.

Transkripsi:

Prosiding Psikologi ISSN: 2460-6448 Study Deskriptif Children Well Being Anak Penderita Leukimia All di Rumah Cinta Bandung 1 Nunik Mariska Cahyani, 2 Fanni Putri Diantina 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung, Jl. Tamansari No 1 Bandung 40116 e-mail : 1 nunikmariskac@gmail.com, 2 fanni.putri@gmail.com Abstrak. Leukimia tipe ALL adalah salah satu jenis kanker, dan merupakan kanker yang paling sering terjadi pada anak-anak.pada umumnya penderita ini akan mengalami hambatan secara psikologis,fisik dan sosial. Berbeda dengan hasil penelitian yang ada, anak-anak di Rumah Cinta memperlihatkan perilaku yang positif dan pemaknaan yang puas terhadap kehidupannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran children well being pada anak-anak leukimia tipe ALL di Rumah Cinta Bandung. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan juga kuesioner. Metode pengolahan data yang digunakan studi deskriptif dengan presentasi. Subjek penelitian 18 orang terbagi dalam 2 kelompok usia, 8 dan 10 tahun. Berdasarkan hasil pengolahan data terdapat perbedaan gambaran children well being terlihat dari domain yang dominan dimaknakan tinggi yang berbeda-beda. Usia 8 tahun domain yang dominan dimaknakan tinggi adalah domain Satisfaction with health, Home Satsfaction, Satisfaction. with school, Satisfaction with the area living in, dan pada kelompok usia 10 tahun domain yang dominan dimaknakan tinggi adalah home satisfaction, satisfaction with material things, satisfaction with the area living in, satisfaction with health, satisfaction with interpersonal relationship, school satisfaction, dan personal satisfaction. Pada kedua kelompok usia terdapat persamaan hasil children well being dengan domain terendah, yaitu domain satisfaction with time organization. Kata Kunci : Leukimia tipe ALL, Children Well Being, Domain Children Well Being A. Pendahuluan Salah satu penyakit kronis yang cukup mematikan adalah kanker. Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) tahun 2013, insiden kanker meningkat dari 12,7 juta kasus tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012. Sedangkan jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta orang tahun 2008 menjadi 8,2 juta pada tahun 2012. Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di dunia sebesar 13 %. Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan data riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi kanker Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang. Leukemia merupakan jenis kanker yang paling sering dijumpai pada anak. Pada umumnya leukimia pada anak terbagi menjadi leukemia akut yaitu Acute Lymphoblastic Leukemia (ALL) dan Acute Myeloid Leukemia (AML) dimana ALL pada anak 5 kali lebih sering tearjadi dibandingkan AML. Penyembuhan leukemia itu sendiri berupa perawatan dengan kemoterapi (Permono, 2006). Namun, ternyata kemoterapi memiliki efek samping. Kemoterapi menyebabkan pasien mudah mengalami infeksi, mudah mengalami perdarahan, lemah, lesu, rambut rontok, luka di bibir dan mulut, mual, muntah, diare, nafsu makan menurun serta berpengaruh terhadap kesuburan pasien dewasa (National Cancer Institute, 2002). Data dari Yayasan Onkologi Anak Indonesia tahun (2009) menyatakan terdapat sebesar 220 juta penduduk dan diperkirakan terdapat kurang lebih 11.000 kasus kanker pada anak. Sebagian besar berasal dari keluarga kurang mampu. Secara khusus didaerah Bandung Jawa Barat jumlah kasus leukemia anak di RSUP dr. Hasan Sadikin Bandung sejak bulan November 2012- Januari 2013 diperoleh data yaitu 58 kasus anak leukemia yang terdiri dari 21 anak usia 2-5 tahun, 21 orang anak usia 6-9 tahun, dan 16 anak usia 10-13 tahun (penelitian Simanjorang dkk (2010) ). 113

114 Nunik Mariska Cahyani, et al. Pasien leukimia tipe ALL ini berasal dari keluarga yang tingkat ekonominya beragam. Di Jawa Barat, sebagian besar pasien dengan keluarga yang berasal dari tingkat ekonomi menengah kebawah belum memiliki pengetahuan yang banyak dan baik terhadap penyakit kanker leukimia tipe ALL ini. Beberapa hal diantaranya kurang memperhatikan daya tahan tubuh anak yang lemah, kurang memperhatikan kondisi psikologis anak dan juga berkaitan dengan kurang pengetahuan tentang pembiayaan yang dikeluarkan untuk perawatan dan pengobatan penyakit ini. Hal ini mengetuk hati suatu keluarga di Bandung yang berinisiatif mendirikan Rumah Cinta sebagai tempat berkumpul dan bernaungnya pasien dan keluarga pasien kanker anak. Rumah Cinta merupakan sebuah rumah bernaung yang khusus diperuntukkan bagi anak-anak penderita kanker serta keluarga atau ayah dan ibunya, yang sebagian besar berasal dari tingkat ekonomi menengah kebawah. Anak- anak penderita kanker dan keluarganya diperbolehkan tinggal di Rumah Cinta sebelum mendapatkan kamar perawatan untuk kemoterapi. Mereka bisa beristirahat dan tinggal sementara di rumah cinta. Rumah Cinta ini diperuntukkan bagi keluarga dhuafa yang berasal di Bandung atau diluar Bandung, sehingga mereka tidak dibebankan biaya apapun. Tujuannya untuk meringankan beban penderita kanker dan keluarganya. Dampak penyakit kanker pada penderita dapat terjadi pada aspek fisik, psikologis dan sosial. Goldstein (2010) dalam penelitian retrospektif menyatakan dampak fisik bagi anak penderita kanker berbeda-beda antara lain : kelelahan, perubahan nafsu makan, sakit, nyeri, gangguan tidur, sembelit, mual, dan gangguan menstruasi,sedangkan dampak psikologis meliputi : Rasa takut, stress, tretekan, malu, dan khawatir. Terakhir, dampak sosial yaitu sulit membina hubungan intim. Anak berhasil dalam pengobatan karena dukungan keluarga yang tinggi, tenaga kesehatan melalui konseling atau terapi, kelompok pendukung dan spiritualitas. Pada umumnya, leukimia tipe ALL ini menyerang anak usia 15 tahun kebawah (late childhood), atau rata-rata masa usia anak sekolah. Secara umum menurut Havighurst (1980) tugas perkembangan pada masa ini meliputi: Belajar ketangkasan fisik untuk bermain; Pembentukan sikap yang sehat terhadap diri sendiri sebagai organism yang sedang tumbuh; Belajar bergaul yang bersahabat dengan anak-anak sebaya; Belajar peranan jenis kelamin; Mengembangkan dasar-dasar kecakapan membaca, menulis, dan berhitung; Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan guna keperluan kehidupan sehari-hari; Mengembangkan kata hati moralitas dan skala nilai-nilai; Belajar membebaskan ketergantungan diri; Mengembangkan sikap sehat terhadap kelompok dan lembaga-lembaga. Pada anak-anak penderita leukimia ALL ini, bukan hanya harus fokus menjalankan tugas pekembangannya, tetapi juga memiliki beban lebih yaitu menghadapi penyakit yang dideritanya. Dengan dampak fisik, psikologis serta sosial yang terjadi pada anak penderita leukimia tipe ALL, sedikit banyak hal ini pasti akan mempengaruhi anak dalam menjalankan tugas perkembangannya. Berdasarkan wawancara dan observasi, sebagaian besar anak-anak cenderung lebih membuka diri kepada orang-orang yang baru dikenalnya, lebih ramah serta tampak begitu bersemangat. Mereka bisa menyesuaikan diri dan berbaur dengan bermain bersama teman-teman sebayanya tanpa merasa malu dan sungkan, begitupun saat mereka pergi ke sekolah. Anak-anak ini merasa cukup dengan keadaannya sekarang, meskipun keinginan mereka terhadap barang-barang atau mainan jarang sekali terpenuhi. Mereka merasa senang dan juga bersyukur bisa tinggal bersama teman-teman yang memiliki penyakit serupa dengan mereka. Anak-anak ini juga Volume 2, No.1, Tahun 2016

Study Deskriptif Children Well Being Anak Penderita Leukimia All di Rumah Cinta 115 menunjukkan sikap mau untuk mengevaluasi dirinya apabila pandangan yang diberikan orang lain terhadap dirinya benar. Anak-anak mempunyai penerimaan diri terhadap diri mereka sendiri. Mereka juga mampu membangun sikap positif terhadap diri sendiri dengan yakin bahwa mereka akan sembuh dari penyakit yang dideritanya. Perilaku dan perasaan anak-anak dalam mengevaluasi aspek-aspek dalam kehidupannya yang positif ini merupakan gambaran indikasi dari adanya kesejahteraan anak yang berbeda. Menurut Diener (2009) evaluasi serta pemaknaan yang positif dari anak disebut dengan children well-being. Dalam children well-being, ada 8 domain terkait ranah-ranah kehidupan tertentu, yaitu Home satisfaction; Satisfaction with material things; Satisfaction with the area living in; Satisfaction with health; Satisfaction with interpersonal relationship; Satisfaction with time organization; School satisfaction; dan Personal satisfaction. Pada penelitian ini, gambaran tentang children well being dilihat dengan melihat bagaimana pemaknaan anak-anak terhadap kedelapan domain tersebut. Wawancara dilakukan terhadap beberapa anak penderita leukimia tipe ALL mencakup beberapa hal dalam area kehidupannya. Anak-anak merasa nyaman tinggal dirumahnya maupun di rumah cinta. Anakanak ini juga merasa khawatir karena banyak waktu yang dihabiskan untu menjalani pengobatan di rumah sakit dan juga beristirahat di rumah. Sehingga anak-anak ini begitu menghargai waktu yang menurut mereka kurang banyak seperti temantemannya yang lain. Anak-anak nyaris tidak memiliki taman disekitar rumahnya, mereka biasanya bermain di halaman rumah atau dikebun, namun tetap merasa nyaman. Anak-anak selalu bersemngat untuk ke rumah sakit dan bertemu dengan dokter. Dokter yang menanganinya dianggap bersikap menyenangkan sehingga meskipun merasakan sakit, anak-anak tetap merasa tidak ketakutan. Anak-anak juga senang dan merasa nyaman pergi ke sekolah karena guru-guru dan teman-temannya dianggap bersikap baik, meskipun terkadang ada beberapa teman yang nakal. Saat ditanya apa keinginannya, sebagian besar mereka menjawab ingin sehat dan memiliki beberapa keinginan untuk memiliki barang-barang tertentu yang belum dimilikinya. Dalam kehidupan, sangat penting bagi setiap orang untuk memaknai kehidupannya agar bisa hidup dengan lebih bermakna lagi. Dengan memaknai hidup, maka seseorang berarti sudah mensinergiskan dan melibatkan diri sepenuhnya terhadap kehidupannya. Begitupun dengan anak-anak penderita leukimia tipe ALL ini. Dalam ilmu psikologi, teori yang sejalan dengan istilah memaknai hidup adalah subjective well being yang artinya individu meyakini bahwa hidupnya sesuai harapan, menyenangkan dan baik (Diener, 2009). Dalam penelitian ini, subyek penelitian yang diangkat adalah anak-anak, seperti halnya evaluasi diri anak-anak terhadap dirinya, pemaknaan anak-anak tentang kesejahteraan terhadap dirinya tersebut sehingga variabelnya menjadi children well being. Sampai sekarang penelitian-penelitian tentang children well being masih sangat minim, padahal hal ini menjadi sangat penting karena kepribadian atau karakter seseorang dibentuk sejak usia dini, dan saat kita mengetahui bahwa seseorang memaknai hidupnya tidak bahagia saat mereka masih berusia dini, maka tugas orangorang disekitarnya untuk mengantarkan mereka pada pemaknaan yang bahagia dan menyenangkan. Berdasarkan fenomena yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti Studi Deskriptif Children Well Being Pada Anak-Anak Penderita Leukimia Tipe ALL di Rumah Cinta Bandung. Psikologi, Gelombang 1, Tahun Akademik 2015-2016

116 Nunik Mariska Cahyani, et al. Tujuan penenlitian ini adalah untuk memperoleh data empiris mengenai gambaran children well-being sebagai kesejahteraan hidup pada anak anak anak yang menderita leukimia tipe ALL di Rumah Cinta Bandung. B. Landasan Teori Subjective well-being berbicara tentang kesejahteraan hidup. Serta evaluasi terhadap diri. Dalam penelitian ini, subyek penelitian yang diangkat adalah anakanak, seperti halnya evaluasi diri anak-anak terhadap dirinya, pemaknaan anak-anak tentang kesejahteraan terhadap dirinya tersebut sehingga variabelnya menjadi children well being. Menurut Ed Diener (2009) subjective well-being mengacu pada bagaimana individu meyakini bahwa hidupnya sesuai harapan,menyenangkan dan baik. Istilah subjective well-being didefinisikan sebagai evaluasi kognitif dan afektif seseorang tentang hidupnya. Evaluasi ini meliputi penilaian emosional terhadap berbagai kejadian yang dialami yang sejalan dengan penilaian kognitif terhadap kepuasan dan pemenuhan hidup (Diener, Lucas, & Oishi, 2005). Secara umum, well being dibagi menjadi 2 bagian besar, salah satunya adalah hedonic. Hedonic dibagi menjadi afektif dan kognitif. Kognitif memunculkan life satisfacion dan akhirnya memunculkan domain. Sehingga children well being dapat dilihat dengan melihat bagaimana pemaknaan anak-anak tehdapa delapan domain, yaitu : Home satisfaction; Satisfaction with material things; Satisfaction with the area living in; Satisfaction with health; Satisfaction with interpersonal relationship; Satisfaction with time organization; School satisfaction; dan Personal satisfaction. C. Hasil dan Pembahasan Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dari ISCweb UNICEF yang diturunkan dari konsep teori Dienner. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik deskriptif yang berbentuk presentase, yaitu untuk memperoleh gambaran domain yang dominan dimaknai tinggi sampai dengan domain yang dominan dimaknai rendah oleh setiap anak pada usia 8 10 tahun. Pembahasan akan dimulai dari pengukuran children well being keseluruhan pada semua tingkatan usia, yaitu 8 dan 10 tahun dengan melihat domain yang dominan tinggi dan domain yang dominan rendah pada masing-masing kelompok usia. Pada bab ini peneliti akan menyajikan data dan pembahasan berdasarkan hasil perhitungan presentase.berikut ini hasil pengolahan data. Tabel 3.1 Rekapitulasi Domain Dominan Tinggi dan Rendah Pada Usia 8 Tahun No Domain Kriteria Tinggi Kriteria Rendah Jumlah Persentase Jumlah Persentase 1 Home Satsfaction 12 100 % 0 0 % 2 Sat. with material things 9 75 % 3 25 % 3 Sat. with interpersonal relationship 4 Sat. with the area living in 8 12 66,7% 4 33.3 % 100 % 0 0 % 5 Sat. with school 12 100% 0 0 % 6 Sat. with time organization 0 0 % 12 100% 7 Sat. with health 12 100% 0 0 % 8 Personal satisfaction 9 75% 3 25 % Volume 2, No.1, Tahun 2016

Study Deskriptif Children Well Being Anak Penderita Leukimia All di Rumah Cinta 117 Nilai presentase 100 % menunjukkan bahwa anak-anak pada subyek penelitian ini memiliki pemaknaan puas pada domain terkait. Anak-anak memaknakan kepuasan yang dominan pada domain satisfaction with health, home satisfaction, satisfaction with school, satisfaction with the area living in. Anak-anak merasa puas dan nyaman pada situasi dirumahnya, pada tenaga medis yang merawat sehingga menumbuhkan rasa nyaman saat menjalani pengobatan, pada situasi sekolah berkaitan dengan teman dan guru dan pada situasi tempat disekitar anak-anak tinggal yang memperlakukan mereka dengan baik. Namun anak-anak memaknakan kepuasan yang rendah pada domain satisfaction with time organization, anak-anak dengan leukimia ini harus menjalani pengobatan yang intensif dan lama, sehingga banyak waktu yang mereka habiskan untuk menjalani pengobatan di rumah sakit dan istirahat dirumah, sehingga anak-anak merasawaktu untu bermain menikmati kehidupannya berkurang dibandingkan teman-temannya yang lain. Tabel 3.2 Rekapitulasi Domain Dominan Tinggi dan Rendah Pada Usia 10 Tahun No Domain Kriteria Tinggi Kriteria Rendah Jumlah Persentase Jumlah Persentase 1 Home Satsfaction 6 100 % 0 0 % 2 Sat. with material 6 100 % 0 0 % things 3 Sat. with 6 100 % 0 0 % interpersonal relationship 4 Sat. with the area 6 100 % 0 0 % living in 5 Sat. with school 6 100 % 0 0 % 6 Sat. with time 1 16,7% 5 83,3 % organization 7 Sat. with health 6 100 % 0 0 % 8 Personal satisfaction 6 100 % 0 0 % Nilai presentase 100 % menunjukkan bahwa anak-anak pada subyek penelitian ini memiliki pemaknaan puas pada domain terkait. Anak-anak memaknakan kepuasan yang dominan pada domain home satisfaction, satisfaction with material things, satisfaction with the area living in, satisfaction with health, satisfaction with interpersonal relationship, school satisfaction, dan personal satisfaction. Anak-anak merasa puas dan nyaman pada situasi dirumahnya, merasa bersyukur dan cukup puas dengan benda-benda yang dimilikinya, pada tenaga medis yang merawat sehingga menumbuhkan rasa nyaman saat menjalani pengobatan, pada hubungan dan relasi dengan teman-teman sebayanya, pada situasi sekolah berkaitan dengan teman, guru dan pada situasi tempat disekitar anak-anak tinggal yang memperlakukan mereka dengan baik dan anak-anak memiliki semangat yang kuat dalam dirinya untuk sembuh. Namun anak-anak memaknakan kepuasan yang rendah pada domain satisfaction with time organization, anak-anak dengan leukimia ini harus menjalani pengobatan yang intensif dan lama, sehingga banyak waktu yang mereka habiskan untuk menjalani pengobatan di rumah sakit dan istirahat dirumah, sehingga anak-anak merasawaktu untu bermain menikmati kehidupannya berkurang dibandingkan teman-temannya yang lain. Psikologi, Gelombang 1, Tahun Akademik 2015-2016

118 Nunik Mariska Cahyani, et al. D. Kesimpulan Pada anak-anak usia 8 tahun, domain yang dimaknakan puas adalah satisfaction with health, home satisfaction, satisfaction with school, satisfaction with the area living in. Pada anak-anak usia 10 tahun, domain yang dimaknakan puas adalah home satisfaction, satisfaction with material things, satisfaction with the area living in, satisfaction with health, satisfaction with interpersonal relationship, school satisfaction, dan personal satisfaction. Terdapat persamaan domain terendah pada dua kelompok usia penderita leukimia tipe ALL di Rumah Cinta Bandung, yaitu pada Satisfaction with Time Organization. Daftar Pustaka Compton. W.C. (2005) An Introduction To Positive Psychology. California. Thomson Wadsworth Eid,M. & Larsen R.J. (2008). The Science of Subjective Well-Being. London : The Guilford Pers Yusuf LN, Syamsu, H., Dr., M.pd. (2006). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Mengenal Kanker. Diunduh tanggal 5 Mei 2015 dari http://www.mediasehat.com/utama07.php Profil Rumah Cinta Anak Kanker Bandung. Diunduh pada 2 Mei 2015 dari https://rumahcintakanker.files.wordpress.com Volume 2, No.1, Tahun 2016