Pengaruh Penutupan Pintu Perlintasan Kereta Api Terhadap Tundaan dan Panjang Antrian Kendaraan Di Jalan Braga

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA GELOMBANG KEJUT PADA PERSIMPANGAN BERSINYAL (STUDI KASUS: JL. 17 AGUSTUS JL. BABE PALAR)

ANALISA GELOMBANG KEJUT PADA LENGAN PERSIMPANGAN TERHADAP ALIRAN ARUS LALULINTAS

Model Hubungan Parameter Lalu Lintas Menggunakan Model Greenshields dan Greenberg

ANALISIS PENGARUH PENYEMPITAN JALUR JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN DR.DJUNJUNAN BANDUNG

Jalan Ir. Sutami No. 36A Surakarta Telp:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)

STUDI GELOMBANG KEJUT PADA PERLINTASAN KERETA API DENGAN MENGGUNAKAN EMP ATAS DASAR ANALISIS HEADWAY

STUDI PARAMETER LALU LINTAS DAN KINERJA JALAN TOL RUAS MOHAMMAD TOHA BUAH BATU

BAB IV ANALISA PENELITIAN. Kebon Jeruk - Simprug dan arah Simprug - Kebon Jeruk. Total. rabu dan jum at. Pengambilan waktu dari pukul

Jurnal Sipil Statik Vol.5 No.2 April 2017 (67-82) ISSN:

STUDI PUSTAKA PENGUMPULAN DATA SURVEI WAKTU TEMPUH PENGOLAHAN DATA. Melakukan klasifikasi dalam bentuk tabel dan grafik ANALISIS DATA

Jalan Ir. Sutami No. 36A Surakarta Telp:

Analisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3.

Teknik Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014

BAB II DASAR TEORI. Tipe jalan pada jalan perkotaan adalah sebagai berikut ini.

STUDI PENGARUH PERLINTASAN SEBIDANG JALAN DENGAN REL KERETA API TERHADAP KARAKTERISTIK LALULINTAS

STUDI WAKTU PERJALANAN DAN TUNDAAN PADA RUAS JALAN DR. SETIABUDI

BAB III LANDASAN TEORI. lintas (traffic light) pada persimpangan antara lain: antara kendaraan dari arah yang bertentangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi darat memiliki fungsi sangat mendasar yaitu : 1. membantu pertumbuhan ekonomi nasional,

Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus : Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina

BAB III LANDASAN TEORI

di kota. Persimpangan ini memiliki ketinggian atau elevasi yang sama.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS TERHADAP PERGERAKAN KENDARAAN BERAT (Studi Kasus : Ruas Jalan By Pass Bukittinggi Payakumbuh)

Kajian Kinerja Bagian Jalinan (Studi Kasus : Jl. Niaga 1 Jl. Yos Sudarso, Kota Tarakan)

Irvan Banuya NRP : Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesatnya pembangunan yang berwawasan nasional maka prasarana

STUDI ANALISIS HUBUNGAN, KECEPATAN, VOLUME, DAN KEPADATAN DI JALAN MERDEKA KABUPATEN GARUT DENGAN METODE GREENSHIELDS

STUDI GELOMBANG KEJUT PADA SIMPANG BERSINYAL DENGAN MENGGUNAKAN EMP ATAS DASAR ANALISA HEADWAY

ANALISIS PENGARUH PENYEMPITAN BADAN JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI JALAN GATOT SOEBROTO BANDUNG

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

KARAKTERISTIK LALU LINTAS PADA PERSILANGAN SEBIDANG JALAN DAN JALAN REL TESIS IKA SETIYANINGSIH NIM :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kuantitatif yang menerangkan kondisi operasional fasilitas simpang dan secara

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS : JLN. RAYA KARANGLO JLN. PERUSAHAAN KOTA MALANG)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pemandangan sehari-hari dikota-kota besar di Indonesia. Dalam suatu sistem jaringan

STUDI KINERJA JALAN SATU ARAH DI JALAN KEBON KAWUNG, BANDUNG

TINJAUAN TINGKAT PELAYANAN SIMPANG BERSINYAL DENGAN METODE SHOCKWAVE (STUDI KASUS SP. JAMBO TAPE-BANDA ACEH)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, jalan perkotaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan untuk bepergian menuju arah kebalikan (Rohani, 2010).

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN COKROAMINOTO AKIBAT BANGKITAN PERGERAKAN DI LOKASI SEMENTARA PASAR BADUNG

ANALISIS GAP KRITIS PADA PERSIMPANGAN TIGA JALAN ASIA AFRIKA DAN JALAN BRAGA BANDUNG

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Perundang undangan dibidang LLAJ. pelosok wilayah daratan, untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. penarik (attractive) dan kawasan bangkitan (generation) yang meningkatkan tuntutan lalu lintas (

STUDI VOLUME, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN DR. JUNJUNAN, BANDUNG

ANALISA GELOMBANG KEJUT DAN PENGARUHNYA TERHADAP ARUS LALU LINTAS DI JALAN SARAPUNG MANADO

STUDI VOLUME, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN ABDULRACHMAN SALEH, BANDUNG

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan pengguna jalan dalam berlalu lintas. Menurut peranan pelayanan jasa

WAKTU PERJALANAN DAN TUNDAAN PADA JALAN GUNUNG BATU, BANDUNG

ANALISA PENUTUPAN PINTU PERLINTASAN KERETA API TERHADAP TUNDAAN, NILAI WAKTU, DAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN

BAB III LANDASAN TEORI. kapasitas. Data volume lalu lintas dapat berupa: d. Arus belok (belok kiri atau belok kanan).

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. mengenai rekapitulasi untuk total semua jenis kendaraan, volume lalulintas harian

STUDI KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN TOL RUAS PASTEUR BAROS

Pengaruh Variasi Nilai emp Sepeda Motor Terhadap Kinerja Ruas Jalan Raya Cilember-Raya Cibabat, Cimahi ABSTRAK

ANALISIS HUBUNGAN VOLUME, KECEPATAN DAN KERAPATAN LALU LINTAS PADA JALAN ASIA AFRIKA BANDUNG

PENGARUH PARKIR DI BADAN JALAN TERHADAP LALULINTAS DI RUAS JALAN SLAMET RIYADI SURAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik suatu jalan akan mempengaruhi kinerja jalan tersebut.

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

EVALUASI PENGARUH PASAR MRANGGEN TERHADAP LALU-LINTAS RUAS JALAN RAYA MRANGGEN

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, ruas jalan

KINERJA RUAS JALAN MANADO - BITUNG

KAJIAN TENTANG KAPASITAS, KECEPATAN, DAN TUNDAAN PADA RUAS JALAN PERKOTAAN DENGAN ADANYA BUKAAN MEDIAN

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik arus jalan, dan aktivitas samping jalan.

PERBANDINGAN HUBUNGAN PARAMETER LALU LINTAS PADA RUAS JALAN TOL DALAM KOTA DAN LUAR KOTA

TUNDAAN DAN TINGKAT PELAYANAN PADA PERSIMPANGAN BERSIGNAL TIGA LENGAN KAROMBASAN MANADO

BAB II STUDI PUSTAKA

APLIKASI TEORI GELOMBANG KEJUT DALAM PENENTUAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN PADA LENGAN PERSIMPANGAN BERSINYAL

Djoko Sulistiono 1, Hera widyastuti 2, Catur Arief Prastyanto 2 1 Mahasiswa S 2 Manajemen dan Rekayasa Transportasi Teknik Sipil FTSP ITS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KATA PENGANTAR. penyusunan tugas akhir ini dengan judul Evaluasi Kinerja Simpang Bersinyal

II. TINJAUAN PUSTAKA. kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau mencapai

Bab III Metodologi Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jalan. Ketika berkendara di dalam kota, orang dapat melihat bahwa kebanyakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Jalan. Jalan secara umum adalah suatu lintasan yang menghubungkan lalu lintas

STUDI VOLUME, KECEPATAN, KERAPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN TERUSAN PASIRKOJA, BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang sangat

STUDY EFFECT OF THE PROPORTION OF MOTORCYCLES ON THE ROAD WITH A MEDIAN PERFORMANCE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaatnya (

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. simpang terutama di perkotaan membutuhkan pengaturan. Ada banyak tujuan dilakukannya pengaturan simpang sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS GELOMBANG KEJUT PADA JALAN BEBAS HAMBATAN DAN PERSIMPANGAN BERLAMPU LALU LINTAS ( BUKU I ) TESIS. Oleh : Heru Budi Utomo

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA JALAN R.E. MARTADINATA BANDUNG

Oleh: QOMARUDIN SHOLEH Dosen Pembimbing MACHSUS, ST. MT NIP

KAJIAN KINERJA SIMPANG TAK BERSINYAL DI KAWASAN PASAR TANAH MERAH BANGKALAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN RENCANA SIMPANG TAK SEBIDANG

PENGARUH PERLINTASAN KERETA API TERHADAP KINERJA JALAN RAYA CITAYAM (169T)

PEMILIHAN MODEL HUBUNGAN ANTARA VOLUME, KECEPATAN, DAN KERAPATAN JALAN DALAM KOTA (Studi kasus: Jalan Ahmad Yani, Denpasar)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

STUDI PERENCANAAN TRAFFIC LIGHT SIMPANG JALAN AMBE NONA OPU TO SAPPAILE BATARA, KOTA PALOPO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENUTUPAN PINTU PERLINTASAN KERETA API TERHADAP TUNDAAN DAN PANJANG ANTRIAN KENDARAAN PADA JALAN BUNG TOMO SURABAYA.

Kaji Banding Waktu Tundaan Dua Persimpangan Terkoordinasi Dengan Simulasi Jarak Antar Simpang Menggunakan Program Transyt 12 dan PTV Vissim 6

Transkripsi:

Rekaracana Teknik Sipil Itenas No.x Vol.xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Desember 2015 Pengaruh Penutupan Pintu Perlintasan Kereta Api Terhadap Tundaan dan Panjang Antrian Kendaraan Di Jalan Braga FARUK ZUHDI 1, DWI PRASETYANTO 2. 1 Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional 2 Dosen, Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional E-mail:faruqbachmid24@gmail.com ABSTRAK Pertemuan antara dua jenis prasarana transportasi seperti jalan raya dan jalan rel, merupakan bentuk perlintasan yang menimbulkan masalah. Permasalahan yang terjadi yaitu kemacetan yang pada akhirnya menimbulkan tundaan dan antrian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis panjang antrian dan waktu penormalan yang terjadi akibat variasi lama penutupan pintu perlintasan kereta api. Lokasi penelitian dilakukan di perlintasan kereta api Jalan Braga Bandung. Parameter yang diambil adalah lama penutupan pintu perlintasan kereta api, arus lalu lintas pada saat terganggu dan tidak terganggu, kapasitas jalan dengan menggunakan model arus lalulintas Greenshields. Nilai panjang antrian dan waktu penormalannya dapat diketahui dengan metode gelombang kejut. Hasil analisis terhadap yang diperoleh, didapatkan panjang antrian maksimum terjadi pada penutupan kesepuluh dengan lama penutupan 108 detik yaitu sebesar 198,93 meter, dan waktu penormalan yang dibutuhkan yaitu selama 252,6 detik. Akibat penutupan pintu kereta api tersebut dengan waktu penormalan yang dapat disimpulkan bahwa penutupan mempengaruhi lalulintas di ruas jalan tersebut. Kata kunci:antrian Kendaraan, Gelombang kejut ABSTRACT The crossing between the two types of transport infrastructure such as roads and railways, can lead to aproblem. Problems that occur are congestion, which in turn give rise to delays and queues. This study aimed to analyze the long queues and normalization time that occurs as a result of variations in duration of railway crossings. The location study performed at railroad crossing at Jalan Braga Bandung. Parameters taken is duration of railway crossings closure, traffic flow when disturbed and undisturbed, road capacity by using a model of traffic flow Greenshields. The value of the queue length and normalization time can be determined by the shock wave method. The analysis obtained, the maximum queue length is obtained occurred with 108 seconds duration is equal to 198,93 meters, and the normalization of the time needed is for 252,6 seconds. Due to the closure of the railway crossing with a time of normalization that it can be concluded that the closure affects traffic on these roads Keywords:QueueVehicles, Shock Wave Rekaracana - 1

Faruk Zuhdi, DwiPrasetyanto. 1. PENDAHULUAN Kota Bandung sebagai ibu Kota Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu kota yang pertambahan jumlah penduduknya cukup tinggi. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk tersebut maka aktifitas manusia dan pergerakan penduduk juga meningkat pesat sehingga kebutuhan sarana transportasi darat semakin bertambah. Kondisi seperti ini ternyata telah menimbulkan masalah lalu lintas, terutama di Jalan Braga Kota Bandung yang merupakan jalan yang sering dilalui oleh pengguna kendaraan bermotor, baik pengguna kendaraan bermotor roda 4 maupun kendaraan bermotor roda 2. Jalan Braga yang letaknya dipusat Kota Bandung menjadikan jalan ini sering dilalui oleh pengendara yang mempunyai tujuan untuk bekerja, bersekolah maupun hanya sekedar berlibur. Jalan Braga yang dilintasi oleh jalur kereta berdampak pada kemacetan, kemacetan ini disebabkan oleh penutupan pintu perlintasan kereta api. Masalah ini pada akhirnya akan menimbulkan panjangnya antrian dan berakibat pada waktu tempuh kendaraan, dimana waktu tempuh pada suatu ruas yang seharusnya kecil menjadi bertambah besar 2.1 Volume Lalu Lintas 2. TINJAUAN PUSTAKA Besarnya arus lalu lintas dinyatakan dengan volume (v) atau arus (q) yang keduanya menunjukkan jumlah kendaraan yang melewati satu titik pengamatan pada ruas jalan persatuan waktu, sehingga dapat dinyatakan dalam Rumus 2.1. q = n t dengan : V = Volume lalu lintas (kendaraan/jam) q = Arus lalu lintas (kendaraan/jam) n = Jumlah kendaraan yang melewati titik pengamatan T = Interval waktu pengamatan (jam)... (1) Besarnya nilai emp untuk berbagai jenis kendaraan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1.1 Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang Untuk Jalan Tak-terbagi Emp Arus Lalu lintas MC Tipe jalan: Total 2 arah Lebar Jalur Lalu Jalan Tak Terbagi HV (kend/jam) lintas (m) 6 6 Dua Lajur Tak < 1800 1.3 0.5 0.4 Terbagi (2/2 UD) 1800 1.2 0.35 0.25 Empat Lajur Tak < 3700 1.3 0.4 Terbagi (4/2 UD) 3700 1.2 0.25 Sumber: MKJI, 1997 Rekaracana - 2

Us = Uf (1 - D Dj )... (6) Pengaruh Penutupan Pintu Perlintasan Kereta Api Terhadap Tundaan dan Panjang Antrian Kendaraan Di Jalan Braga 2.2 Kecepatan (u) Kecepatan adalah jarak yang ditempuh kendaraan per satuan waktu satuan yang digunakan adalah km/jam, m/detik, kecepatan dapat berubah-ubah tergantung tempat, waktu, geometrik jalan, kondisi pengemudi, jenis kendaraan, maupun cuaca disekitar jalan tersebut. Rumus 2.2 memperlihatkan besaran kecepatan yang diperoleh berdasarkan pembagian jarak dan waktu tempuh kendaraan. U = x/t... (2) dimana : U = kecepatan (km/jam), (m/det) X = Jarak yang ditempuh (km), (m) t = waktu tempuh kendaraan sepanjang x (detik) Pada penelitian ini kecepatan yang dipakai adalah kecepatan rata-rata ruang yaitu nilai kecepatan rata-rata semua kendaraan yang melintasi suatu segmen yang diamati suatu waktu tertentu, yang merupakan hasil perbandingan antara jarak tempuh dengan waktu rata-rata untuk menempuh panjang jalan tersebut. Kecepatan rata-rata ruang dihitung dengan Rumus 3 dan 4. Us = x t (km/jam) dimana : Us = Kecepatan rata-rata ruang (km/jam), (m/det) x = Panjang jalan yang diamati (m) t = Waktu tempuh rata-rata sepanjang x (detik) ti = Waktu tempuh kendaraan i sepanjang x (detik) n = Jumlah kendaraan yang diamati... (3) t = ti n (detik )... (4) 2.3 Kerapatan (D) Kerapatan adalah jumlah kendaraan yang menempati ruas jalan tertentu atau lajur tertentu persatuan jarak, biasanya dinyatakan dalam kendaraan/km.kerapatan dihitung dengan Rumus 5. D = n x dimana : D = Kerapatan (kendaraan/km) n = Jumlah kendaraan sepanjang jalan yang diamati x = Panjang jalan (km), (m)... (5) 2.4 Model Greenshields Greenshields sebagai peneliti awal dari model regim tunggal menerangkan hubungan antara kecepatan (Us), Kerapatan (D), dan arus lalu lintas (q) dan menyatakan bahwa terdapat hubungan linear antara kecepatan rata-rata ruang (Us) dan kerapatan (D). Rekaracana - 3

Faruk Zuhdi, DwiPrasetyanto. q = Uf (1 - D2 Dj ) D... (7) q = Dj (Us - Us2 Uf dengan : Uf = Kecepatan Arus Bebas Uₒ = Kecepatan yang dicapai ketika kerapatan mencapai nilai Dm Dj = Kerapatan maksimum dengan kecepatan kendaraan 0 km/jam (macet total) Dm = Setengah nilai kerapatan maksimum )... (8) Konsep dasar arus lalu lintas dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini: Gambar. 1. Konsep Dasar Arus Lalu Lintas (Sumber: Prasetyanto, 2003) 2.5 Gelombang Kejut Salah satu bagian dalam studi mengenai fenomena lalu lintas ialah sifat-sifat dari gelombang kejut pada arus lalu lintas. Gelombang kejut didefinisikan sebagai batas kondisi berbasis ruang dan waktu ditandai dengan diskontinuitas antara arus padat dan tak padat (May, 1990). Sedangkan Lighthill dan Whitham seperti dikutip dari Wohl dan Martin (1967) menjelaskan bahwa gelombang kejut terbentuk ketika pada sebuah ruas jalan terdapat arus dengan kerapatan rendah yang diikuti oleh arus dengan kerapatan tinggi, dimana kondisi ini mungkin diakibatkan oleh kecelakaan, pengurangan jumlah lajur. Misalnya saja perilaku lalu lintas pada saat memasuki jalan menyempit, pada simpang bersinyal ketika nyala lampu merah, atau pada perlintasan kereta api. Pada perlintasan kereta api, diskontinuitas terjadi saat kereta melintas (pintu perlintasan ditutup) dan adanya perlambatan sebagai akibat pengurangan kecepatan oleh kendaraan di depannya karena adanya hambatan berupa pengendali kecepatan maupun alur rel (pada saat kondisi perlintasan dibuka). Tiga gelombang kejut mulai pada t_1 digaris henti : ω_ad (gelombang kejut bentukan maju), ω_db (gelombang kejut diam depan), dan ω_ab (gelombang kejut bentukan mundur). Kecepatan dari ketiga gelombang kejut ini dinyatakan pada diagram Gambar 1 dan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 9. Rekaracana - 4

Pengaruh Penutupan Pintu Perlintasan Kereta Api Terhadap Tundaan dan Panjang Antrian Kendaraan Di Jalan Braga ω DA = V D V A D D D A = +µ A ω DB = V D V B D D D B = 0... (8)... (9) ω AB = V A V B = D A D B D B D A... (10) Dengan : ω DA = gelombang kejut dari kondisi titik awal D (V D = 0dan D D = 0) ke titik A (V A, D A ) ω DB = gelombang kejut pada saat pintu perlintasan ditutup selama kendaraan berhenti sehinggav B = 0 dan D B = kerapatan saat macet. ω AB = gelombang kejut saat nilai kerapatan arus pada kondisi volume kendaraan sama dengan volume kebutuhan (V= V A ) berangsur-angsur menjadi kerapatan macet (D B ). Kondisi arus A, B, dan D ini tetap sampai waktu t_2 pada saat pintu perlintasan dibuka. V A Gambar 2.Gelombang Kejut Pada Perlintasan Kereta Api Saat Pintu Ditutup Kondisi arus baru C pada waktu t_2 digaris henti meningkat dari nol sampai arus jenuh. Ini menyebabkan dua gelombang kejut baru, ω_dc (gelombang kejut pemulihan maju) dan ω_bc (gelombang kejut pemulihan mundur), sedangkan gelombang kejut pemulihan akhir adalah ω_db (gelombang kejut diam). Kecepatan dua gelombang kejut baru ini dapat secara grafis dilihat pada gambar 2.2 dan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 11 dan 12. ω DC = V D V C D D D C = +µ C V C... (11) ω BC = V B V C = D B D C D B D C... (12) Rekaracana - 5

Faruk Zuhdi, DwiPrasetyanto. Dengan : ω DC = gelombang kejut pada saat pintu perlintasan dibuka, kondisi ruas didepan pintu perlintasan dari kondisi arus dan kerapatan nol perlahan bergerak searah dengan lalu lintas ke arah hilir sampai pada kondisi titik C (V C = volume maksimum = kapasitas, D C = kerapatan maksimum) ω BC = gelombang kejut dari kendaraan yang mengalami kondisi berhenti saat pintu ditutup mulai bergerak disusul oleh kendaraan di belakangnya sampai kendaraan terakhir yang tidak mengalami antrian tetapi kecepatannya terpengaruh oleh kecepatan arus didepannya. lokasi hilangnya antrian dari garis henti pada waktu t 3 dapat dihitung dengan Rumus 13. X B = r 3600 [ ω BC. ω AB ω BC ω AB ] Dengan r = lamanya waktu penutupan pintu pelintasan = t 2 t 1... (13) Pada saat t 3 gelombang kejut gerak maju baru ω AC terbentuk, dan dua gelombang kejut gerak mundur ω AB dan ω BC berakhir. Gelombang kejut ω AC dapat dihitung dengan Rumus 14. ω AC = V A V C D A D C... (14) Kondisi arus D, C, dan A tetap sampai waktu tertentu sampai pintu perlintasan ditutup kembali, tetapi sebelumnya pada saat waktu t 4, gelombang kejut bentukan maju ω AC memotong garis henti dan arus digaris henti menurun dari arus maksimum V C menjadi V A. periode waktu dari mulai pintu perlintasan dibuka sampai tingkat pelepasan garis henti turun dibawah nilai maksimum (t 2 sampai t 4 ) dapat dihitung dengan Rumus 15. t b = r. ω AB ω BC ω AB [ ω BC ω AC + 1]... (15) 3. METODE PENELITIAN 3.1 Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan untuk menunjang kegiatan study ini meliputi survey lalu lintas, survey waktu tempuh, survey waktu dan lama penutupan pintu perlintasan kereta api. 3.2 Pengolahan Data Pada penelitian ini pengolahan pendahuluan meliputi arus lalu lintas, kecepatan rata-rata ruang dan Kerapatan di lokasi tersebut. 3.3. Analisis Data Analisis data pada penelitian ini yaitu dengan menganalisis kerapatan pada lokasi penelitian menggunakan metode Greenshields dan menganalisis panjang antrian pada lokasi penelitian menggunakan metode Shock Wave Rekaracana - 6

Pengaruh Penutupan Pintu Perlintasan Kereta Api Terhadap Tundaan dan Panjang Antrian Kendaraan Di Jalan Braga 4.1 Hasil Penelitian 4. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Beberapa hasil perhitungan arus Lalu lintas terlampir pada Tabel 2. Interval Waktu Tabel 2.Hasil Perhitungan Arus Lalu Lintas Volume (kend/ 5 menit) Arus (smp/ 5 menit) Arus Arus LV HV MC LV (emp=1) HV (emp=1.3) MC (emp=0.4) (smp/ 5 menit) (smp/jam) 07:00-07:05 58 1 123 58 1.3 49.2 108.5 1302 07:05-07:10 69 2 127 69 2.6 50.8 122.4 1468.8 07:10-07:15 71 1 134 71 1.3 53.6 125.9 1510.8 07:15-07:20 96 3 143 96 3.9 57.2 157.1 1885.2 07:20-07:25 101 1 146 101 1.3 58.4 160.7 1928.4 07:25-07:30 99 1 149 99 1.3 59.6 159.9 1918.8 07:30-07:35 103 1 151 103 1.3 60.4 164.7 1976.4 07:35-07:40 105 1 153 105 1.3 61.2 167.5 2010 4.2 Perhitungan Kecepatan Rata-rata Ruang Pada Ruas Jalan Braga Beberapa hasil perhitungan kecepatan rata-rata ruang di ruas jalan Braga terdapat pada Tabel 3. Tabel 3.Hasil Perhitungan Kecepatan Rata-rata Ruang Interval Waktu t t Us (det) (det) (km/jam) 07:00-07:05 137 13.7 13.14 07:05-07:10 133 13.3 13.53 07:10-07:15 135 13.5 13.33 07:15-07:20 139 13.9 12.95 07:20-07:25 117 11.7 15.38 07:25-07:30 123 12.3 14.63 07:30-07:35 115 11.5 15.65 4.3 Perhitungan Kerapatan Beberapa Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4 berikut: Interval Waktu Tabel 4. Hasil Perhitungan Kerapatan Volume (q) Us D (smp/ jam/ 1 arah) (km/ jam) (smp/ km/ 1 arah) 07:00-07:05 1302 13.14 99.10 07:05-07:10 1468.8 13.53 108.53 07:10-07:15 1510.8 13.33 113.31 07:15-07:20 1885.2 12.95 145.58 07:20-07:25 1928.4 15.38 125.35 07:25-07:30 1918.8 14.63 131.12 Rekaracana - 7

q (smp/jan/ 1 arah) Us (km/jam) Faruk Zuhdi, DwiPrasetyanto. 4.4 Analisis Data dengan Metode Greenshields a. Hubungan Kecepatan (Us) dan Kerapatan (D) 30 25 q = -0.033D + 22.92 20 15 10 5 0 0 100 200 300 400 500 600 700 D (smp/km/ 1 arah 4 lajur) Gambar 4. Grafik Hubungan Us dan D b. Hubungan Antara Arus (q) dan Kerapatan (D) 4500 4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500 0 q = -0.033D 2 + 22.92D 0 100 200 300 400 500 600 700 D (smp/km/ 1 arah 4 lajur) Gambar 5 Grafik Hubungan q dan D c. Hubungan Antara Kecepatan (Us) dan Arus (q) q = 690.482 Us 320.120 Us 2 Gambar 6. Grafik Hubungan Us dan q Rekaracana - 8

Pengaruh Penutupan Pintu Perlintasan Kereta Api Terhadap Tundaan dan Panjang Antrian Kendaraan Di Jalan Braga Hasil dari hubungan arus kecepatan kerapatan diperlihatkan pada Tabel 5. Tabel 5.hubungan Arus (q) kecepatan (U) kerapatan (D) Parameter Persamaan Hubungan Us dan D Us = 22.924 0.0332 D q dan D q = -0.033 D 2 + 22.92 D Us dan q q = 690.482 Us 30.120 Us 2 4.5 Analisis Gelombang Kejut Kurva Gelombang kejut ditunjukkan dalam Gambar 7 berikut ini: Gambar 7 Kurva Gelombang Kejut Hasil perhitungan Gelombang Kejut dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7 Lanjutan berikut ini: Tabel 6. Perhitungan Gelombang Kejut Penutupan ke Jumlah Kendaraan Terhenti Jumlah Kendaraan Terhenti (smp) Total LV (kend) HV (kend) MC (kend) LV (emp=1) HV (emp=1.3) MC (emp=0.4) Lama Penutupan ( r ) 1 47 2 77 47 2.6 30.8 80.4 110 2 55 1 96 55 1.3 38.4 94.7 120 3 63 1 81 63 1.3 32.4 96.7 85 4 71 0 87 71 0 34.8 105.8 112 5 72 2 91 72 2.6 36.4 111 115 6 75 1 87 75 1.3 34.8 111.1 135 7 147 3 199 147 3.9 79.6 230.5 307 8 43 0 78 43 0 31.2 74.2 62 9 81 0 94 81 0 37.6 118.6 120 10 84 5 131 84 6.5 52.4 142.9 108 11 92 1 127 92 1.3 50.8 144.1 159 12 58 2 95 58 2.6 38 98.6 87 13 70 1 89 70 1.3 35.6 106.9 136 14 65 4 88 65 5.2 35.2 105.4 88 15 66 1 99 66 1.3 39.6 106.9 95 smp detik Rekaracana - 9

Faruk Zuhdi, DwiPrasetyanto. Tabel 7. Perhitungan Gelombang Kejut (Lanjutan) Penutupan Arus smp/menit Volume Kendaraan smp/jam DA (km/jam) ωab (km/jam) ωcb (km/jam) ωac (km/jam) ta (detik) tb (detik) Xb (m) 1 43.85 2631.27 143.60 4.73 7.60 71.55 99.60 23.8486 2 47.35 2841.00 155.05 5.21 6.97 92.18 127.69 30.7264 3 68.26 4095.53 223.51 8.60 0.83 214.58 811.98 71.5263 4 56.68 3400.71 185.59 6.61 4.86 137.39 191.07 45.7978 5 57.91 3474.78 189.63 6.81 4.52 150.81 213.51 50.2716 6 49.38 2962.67 161.69 5.50 6.57 114.37 159.44 38.123 7 45.05 2702.93 147.51 4.89 7.39 211.31 315.47 70.4365 8 71.81 4308.39 235.13 9.27 12 0.94 210.32 531.59 70.1056 9 59.30 3558.00 194.18 7.03 4.12 169.98 247.69 56.6585 10 79.39 4763.33 259.96 10.82 6.26 994.67 252.60 198.934 11 54.38 3262.64 178.06 6.25 5.45 172.88 245.13 57.6269 12 68.00 4080.00 222.66 8.55 0.94 215.38 733.67 71.7944 13 47.16 2829.71 154.43 5.19 7.01 103.53 145.39 34.5104 14 71.86 4311.82 235.31 9.28 0.97 300.09 785.78 100.031 15 67.52 4050.95 221.08 8.46 1.16 226.89 665.74 75.6315 Berdasarkan hasil perhitungan, pada saat pintu perlintasan tertutup menyebabkan terjadinya panjang antrian maksimum dan untuk menormalkan kembali kondisi lalu lintas tersebut memerlukan waktu yang disebut waktu penormalan. Pada Tabel 4.5 dapat dilihat besarnyah panjang antrian maksimum yang terjadi dan waktu penormalan yang dibutuhkan, panjang antrian maksimum terjadi pada penutupan ke 10 sebesar 198.934 m dengan waktu penormalan 252.6 detik. Panjang antrian yang terjadi dan besarnyah waktu penormalan yang dibutuhkan sangat dipengaruhi oleh besarnya aliran lalu lintas yang datang dan lama penutupan pintu perlintasan. Semakin besar aliran lalu lintas pada saat mendaki perlintasan sebidang kereta api dan semakin lama pula waktu penutupan pintu perlintasan kereta api maka antrian akan semakin panjang dan waktu penormalan yang dibutuhkan akan semakin lama. 5. KESIMPULAN Dari hasil analisis dan pembahasan penelitian gelombang kejut diruas Jalan Braga Bandung, akibat penutupan pintu perlintasan kereta api dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Volume lalu lintas maksimum yang didapat pada saat pintu perlintasan kereta api tertutup di Jalan Braga Bandung adalah 4200 smp/jam, pada saat tidak terganggu arus yang didapat adalah 2631.27 smp/jam. 2. Dari keseluruhan penutupan didapat panjang antrian terbesar terjadi pada penutupan ke-10 sebesar 198.934 m dengan waktu penormalan 252.60 detik. Rekaracana - 10

Pengaruh Penutupan Pintu Perlintasan Kereta Api Terhadap Tundaan dan Panjang Antrian Kendaraan Di Jalan Braga 3. Kecepatan maksimum yang didapat terjadi pada pukul 11:55-12:00 yaitu sebesar 24 km/jam, sedangkan kerapatan maksimum terjadi pada pukul 08:25-08:30 yaitu sebesar 226.25 smp/ km/ 1 arah. 4. Berdasarkan model Greenshields didapat nilai kapasitas untuk Jalan Braga Bandung adalah 4200 smp/ jam/ 1 arah. DAFTAR RUJUKAN Amal, A. S., (2003). Pengaruh Penutupan Pintu Perlintasan Kereta Api Terhadap Tundaan Dan Panjang Antrian Kendaraan Pada Jalan Raya Malang Surabaya KM.10 Direktoral Jendral Bina Marga, 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Lubis, RA., (2011). Studi Pengaruh Perlintasan Sebidang Jalan Dengan Rel Kereta Api Terhadap Karakteristik Lalulintas. Tugas Akhir. Bidang Studi Transportasi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara-Medan. Prasetyanto, D., (2003). Buku Ajar Rekayasa Lalu Lintas. Jurusan Teknik Sipil. Institut Teknologi Nasional. Setiyaningsih, I., (2007). Karakteristik Lalu Lintas Pada Persilangan Sebidang Jalan Dan Jalan Rel. Tesis. Program Studi Magister Teknik Sipil Pengutamaan Rekayasa Transportasi Fakultas Teknik Sipil Dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung. Sitorus, FP., (2005). Studi Pengaruh Perlintasan Sebidang Jalan Dengan Rel Kereta Api Terhadap Karakteristik Lalu Lintas. Medan. Jurnal Online Universitas Sumatera Utara. [Accessed 3 Desember 2015]. Suwardi. (2005). Pengaruh Lintasan Kereta Api Terhadap Lalu Lintas Jalan Slamet Riyadi Purwosari Surakarta. Jurnal Penelitian Dan Sains Volume 6 Nomor 2. Soedirdjo, TL. (2002). Rekayasa Lalu Lintas. Bandung: Penerbit ITB. Wahyuningsih, T., (2006). Pengaruh Penutupan Pintu Perlintasan Terhadap Penentuan Panjang Antrian Dengan Lengan Persimpangan Dengan Analisis Gelombang Kejut. Surabaya. Jurnal Online Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya. [Accessed 2 Desember 2015]. Widyaningsih, D. PL., (2005). Analisis Gelombang Kejut Akibat Penutupan Pintu Perlintasan Kereta Api Di jalan Sunda Bandung. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Nasional. Rekaracana - 11